Anda di halaman 1dari 7

Kecemasan Mahasiswa Kedokteran Gigi Saat

Menghadapi Objective Structured Clinical


Examination (OSCE)

Ainun Ayu Yuniar


P1337425319015

PRODI TERAPIS GIGI DAN MULUT


MAGISTER SARJANA TERAPAN KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang

Mahasiswa merasa OSCE sebagai peristiwa yang penuh tekanan (stresful). Selain itu
OSCE juga menginduksi kecemasan lebih tinggi dibanding jenis ujian lainnya. Ada
kekhawatiran kecemasan akan berdampak baik pada mahasiswa karena dapat
mempertahankan perilaku mereka yang berorientasi pada tugas (task oriented). Namun dilain
pihak, kekhawatiran yang berlebihan akan sangat melemahkan dan mengganggu mereka
dalam menghadapi ujian jika tidak dikelola dengan benar. Penelitian ini bertujuan untuk
menggali masalah kecemasan tersebut, apa saja faktor-faktor penyebabnya, dan bagaimana
mekanisme coping mahasiswa dalam menghadapinya khususnya pada mahasiswa Program
Studi Kedokteran Gigi.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana kecemasan timbul pada mahasiswa kedokteran saat menghadapi


Objective Structured Clinical Examination (OSCE)?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menggali masalah kecemasan yang timbul pada mahasiswa Kedokteran
Gigi saat menghadapi Objective Structured Clinical Examination (OSCE).

2. Tujuan Khusus

a. Menggali apa saja penyebab timbulnya kecemasan pada mahasiswa


Kedokteran Gigi saat menghadapi Objective Structured Clinical Examination
(OSCE).
b. Menggali bagaimana mekanisme coping mahasiswa Kedokteran Gigi
terhadap timbulnya kecemasan saat menghadapi Objective Structured
Clinical Examination (OSCE)
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bukti empiris dan tambahan informasi tentang kecemasan pada
mahasiswa Kedokteran Gigi saat menghadapi Objective Structured Clinical
Examination (OSCE).
2. Manfaat Praktis
Memberikan sumbangan pemikiran bagi institusi, dosen, mahasiswa, dan orang tua
mahasiswa mengenai kecemasan pada mahasiswa saat menghadapi Objective
Structured Clinical Examination (OSCE) sehingga dapat dilakukan pengendalian
kejadian kecemasan pada mahasiswa yang menghadapi ujian OSCE
BAB III
Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang ingin


menggambarkan tentang suatu fenomena yang terjadi pada objek penelitian. Titik berat dari
penelitian yang dilakukan yaitu pada permasalahan kecemasan yang terjadi pada mahasiswa
kedokteran saat menghadapi Objective Structured Clinical Examination (OSCE), apa saja
faktor-faktor yang penyebabnya, dan bagaimana mekanisme coping mahasiswa saat
menghadapinya. Dari hasil penelitian terhadap fenomena tersebut dapat diperoleh gambaran
sesungguhnya tentang hal yang terjadi pada objek penelitian.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Gigi pada Maret 2020.

C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi sampel pada penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Kedokteran
Kedokteran Gigi. Sebelum pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria inklusi maupun
kriteria eksklusi agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya. Dalam
penelitian ini dipilih sampel yang memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu:
1) Bersedia menjadi partisipan dan telah menyetujui informed consent.
2) Mahasiswa Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Gigi angkatan 2016,
2017, 2018, dan 2019.
3) Telah mengikuti ujian OSCE.
4) Partisipan dipilih berdasarkan hasil nilai rata-rata ujian OSCE-nya, yaitu tertinggi,
rata-rata, dan terendah.
b. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu :
1) Terdapat riwayat penyakit psikosis.
2) Mempunyai riwayat penyakit kronis
3) Dalam kondisi trauma akibat kematian orang dekat, perceraian orang tua, dan
kecelakaan dalam tiga bulan terakhir.
4) Subjek tidak kompeten untuk mengikuti wawancara.
5) Diduga menggunakan obat-obatan dan mengonsumsi alkohol yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian. Obat-obatan yang peneliti maksud disini ialah obat
yang baik secara langsung maupun tak langsung (efek samping) dapat menimbulkan
kecemasan atau memperburuk keadaan kecemasan tersebut, seperti amfetamin (zat
lir-amfetamin), kanabis, kokain, halusinogen, inhalan, fenisiklidin atau yang
sejenisnya, sedatif, hipnotik, ansiolitik (Sadock dan Sadock, 2007). Alkohol, kafein,
dan nikotin juga dapat menyebabkan atau memperburuk suatu kecemasan (Mayo
Foundation for Medical Education and Research, 2012).
D. Metode Pengumpulan Data
1. Focus Group Discussion (FGD)
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang bertujuan
untuk menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Pada
FGD ini, penieliti akan mengambil 32 dari total 36 partisipan yang terdiri dari delapan
orang untuk masing-masing angkatan. Nantinya 32 orang ini akan dibagi menjadi empat
kelompok FGD. Satu kelompok FGD akan terdiri dari partisipan yang berasal dari satu
angkatan yang sama.
2. Wawancara
Format wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi
terstruktur, yaitu kombinasi antara wawancara bebas dengan wawancara terpimpin.
Teknisnya adalah pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar
tentang hal-hal yang akan ditanyakan. Dengan kata lain peneliti dilengkapi pedoman
wawancara umum namun tanpa bentuk pertanyaan yang konkrit (Poerwandari, 2009).

E. Instrumen Penelitian
Peneliti merupakan alat (instrumen) pengumpul data utama dalam penelitian ini.
Dalam pelaksanaan FGD dan wawancara, peneliti akan dibantu dengan pedoman diskusi dan
wawancara. Lebih lanjut pedoman diskusi dan wawancara tersebut terlampir di lampiran.

F. Definisi Operasional
1. OSCE
Definisi: penilaian keterampilan klinis yang sering digunakan dalam ilmu
kesehatan untuk menguji kinerja keterampilan klinis dan gambaran dari kompetensi rata-
rata yang dimiliki tenaga kesehatan dalam keterampilan seperti komunikasi, pemeriksaan
klinis, prosedur medis, menulis resep, teknik pemeriksaan, dan interpretasi hasil
pemeriksaan.
2. Kecemasan
Definisi: ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul sebagai
respon akan terjadinya sesuatu yang tidak menyenangkan atau mengancam.

3. Mekanisme Coping
Definisi: merupakan usaha seseorang dalam menanggulangi keadaan yang penuh
dengan tekanan.

G. Prosedur Penelitian

1. Perizinan penelitian kepada Kaprodi Kedokteran


2. Ethical Clearance
3. Pengambilan data ke Tim Skills Lab FKG
4. Focus Group Discussion (FGD)
5. Wawancara
6. Triangulasi dan analisis data dari hasil FGD dan wawancara

H. Cara Kerja

Pada tahap awal peneliti menyiapkan keterangan daftar mahasiswa beserta nilai hasil
ujian OSCE dari Prodi Kedokteran seluruh angkatan 2016, 2017, 2018, dan 2019 kepada tim
Skills Lab FKG. Daftar ini didapat dengan terlebih dahulu menyiapkan surat izin penelitian
dari Program Studi beserta ethical clearence penelitian.
Penentuan dan pemilihan partisipan dilakukan dengan cara purposive sampling
dengan tipe maximum variation sampling yang didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi
penelitian. Akan diambil masing-masing sembilan orang untuk tiap angkatan sehingga total
sampel berjumlah 36 orang. Setelah sebelumnya menggali informasi untuk mendapatkan data
terkait nilai dan tingkat kelulusan OSCE dari tim Skills Lab FKG, peneliti melakukan
pengelompokan partisipan sesuai nilai OSCE-nya. Sembilan orang dari tiap-tiap angkatan
akan mewakili peserta ujian OSCE dengan kategori hasil nilai tinggi (tiga orang), rata-rata
(tiga orang), dan rendah (tiga orang). Diharapkan dengan pemilihan pencuplikan ini, hasil
penelitian akan dapat mewakili komponen populasi mahasiswa dengan keberagaman prestasi
akademik.
Setelah semua partisipan terpilih sesuai dengan kriteria, selanjutnya peneliti akan
mengumpulkan seluruh partisipan untuk menjelaskan mengenai maksud dan tujuan
penelitian, pengisian informed consent, dan juga penentuan jadwal pengambilan data. Peneliti
kemudian membagi partisipan menjadi empat kelompok FGD sesuai angkatannya masing-
masing (total 32 orang dengan rincian masing-masing delapan orang tiap kelompok) dan satu
kelompok wawancara (total empat orang). Hasil FGD dan wawancara tersebut selanjutnya
dibuat kedalam bentuk transkrip penelitian untuk kemudian dianalisis dengan cara deskriptif
isi (content analysis). Pada tahap akhir peneliti melakukan triangulasi/pengecekan informasi
yang diterima antara FGD dengan wawancara agar informasi tersebut bersifat objektif sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.

I. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara deskriptif isi (content
analysis). Aktivitas yang dilakukan peneliti dalam analisis data tersebut yaitu dengan
melakukan tiga alur kegiatan: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi.
Berikut ini merupakan konsep analisis yang digunakan pada penelitian untuk
memeriksa validitas dan reliabilitas data : FGD 1 Wawancara 1 Analisis FGD 2
Wawancara 2 Analisis FGD 3 Wawancara 3 Analisis FGD 4 Wawancara 4
Analisis Saturasi Data Penulisan Hasil

Anda mungkin juga menyukai