2, Oktober 2023
Ajeng Nita Rostiana1, Nunung Ainur Rahmah2, Aan Royhan3, Firman Arifandi4
1Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, Jakarta Indonesia
2BagianPatologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, Jakarta Indonesia
3Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, Jakarta Indonesia
4Bagian Agama Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi, Jakarta Indonesia
Koresponden: Nunung.ainur@yarsi.ac.id
152
Junior Medical Journal, Volume 2, No. 2, Oktober 2023
153
Junior Medical Journal, Volume 2, No. 2, Oktober 2023
154
Junior Medical Journal, Volume 2, No. 2, Oktober 2023
Jenis Kelamin
Laki-Laki 58 25,9%
Perempuan 166 74,1%
Tahun Pendidikan
2019 118 52,7%
2020 106 47,3%
Burnout Syndrome
Variabel Total
Berat Ringan Sedang
0 30 29
Tidak Padat 59 (26,3%)
(0,0%) (13,4%) (12,9%)
6 54 104 164
Kepadatan Padat (2,7%) (24,1%) (46,4%) (73,2%)
Jadwal
0 0 1 1
Sangat Padat (0,0%) (0,0%) (0,4%) (0,4%)
155
Junior Medical Journal, Volume 2, No. 2, Oktober 2023
1 14 16 31
Rendah (0,4%) (6,3%) (7,1%) (13,8%)
Variabel Chi-square df p
Kepadatan Jadwal dengan 8,034 4 0,090
Burnout Syndrome
Uji Chi-square
156
Junior Medical Journal, Volume 2, No. 2, Oktober 2023
yang harus dipahami namun hanya perawat di RS AHM (tahun 2016) yang
sedikit waktu yang dimiliki (Leiter & melaporkan bahwa terdapat hubungan
Maslach, 2009). antara jenis kelamin dengan burnout
Hasil penelitian ini sejalan syndrome, dari hasil tabulasi silang
dengan penelitian oleh Dhestirati menunjukkan komposisi perawat
Endang Anggraeni dkk 2021 yang perempuan lebih banyak mengalami
menyatakan bahwa beban kerja berat burnout syndrome daripada perawat
tidak memiliki hubungan dengan laki-laki (Ramdan & Fadly, 2016). Hal
terjadinya burnout karena tidak ada ini dapat disebabkan karena pada jenis
satupun responden yang mengalami kelamin perempuan lebih rentan
burnout berat pada perawat RSUD kota mengalami frustasi daripada laki-laki
Bandung. Hal ini dapat disebabkan (Sari, 2015). Ada 3 faktor yang
karena koping yang dimiliki oleh menyebabkan gender perempuan
perawat mampu beradaptasi dengan cenderung lebih mudah mengalami
stresor ditempat kerja (Anggraeni et al., frustasi daripada gender laki-laki, yaitu
2021). Hasil penelitian ini tidak sejalan perempuan kurang asertif dan
dengan penelitian oleh Marwa Yahya cenderung sulit dalam hal mengambil
dkk (2021) pada mahasiswa kedokteran keputusan dalam suatu kepemimpinan
di Universitas Kerbala yang dibandingkan dengan laki-laki,
melaporkan bahwa terdapat perempuan juga lebih cenderung
keterkaitan antara terjadinya burnout memikirkan suatu masalah yang
syndrome dengan jumlah hari belajar dialami sedangkan laki-laki
per ≤ 2 minggu. Pada penelitian mengalihkannya pada beberapa
tersebut ditemukan faktor yang aktivitas fisik, serta pada gender
memengaruhi burnout syndrome yaitu perempuan kurang dominan dalam
jenis kelamin perempuan, asupan obat, berinteraksi dengan kelompoknya
dan riwayat gangguan jiwa dalam (Darmayanti, 2006). Hasil ini berbeda
keluarga (Yahya et al., 2021). Penelitian dengan penelitian Fyana dan Rozali
serupa yang dilakukan oleh Dewi dan (tahun 2018) yang melaporkan bahwa
Gathut 2022 pada perawat unit inap RS tidak ada perbedaan burnout antara
Islam Orpeha Tulungagung, yang jenis kelamin laki-laki dan perempuan
melaporkan bahwa tingginya beban pada karyawan Bank ABC. Hal ini
kerja yang didapat oleh perawat saat dapat dikarenakan tidak ada
bekerja akan menyebabkan kelelahan perbedaan perlakuan pada pekerja
secara fisik maupun emosional, perempuan maupun laki-laki, beban
menurunnya konsentrasi serta kerja yang diterima oleh keduanya
kejenuhan yang dirasakan oleh para relatif sama (Fyana & Rozali, 2018).
perawat (Zuniawati & Pringgotomo, Pada penelitian ini
2022). menunjukkan bahwa distribusi burnout
Hasil penelitian ini syndrome menurut usia pada kategori
menunjukkan bahwa perempuan lebih burnout sedang terbanyak dialami oleh
banyak mengalami burnout syndrome mahasiswa, baik pada angkatan 2019
daripada laki-laki pada Angkatan 2020. maupun 2020 yaitu 61,1% dan 56,0%,
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil dengan rentang usia 20−21 tahun dan
penelitian yang dilakukan sebelumnya berbeda bermakna pada angkatan 2020.
oleh Iwan Ramdan dan Fadly pada Hasil penelitian ini sejalan dengan
157
Junior Medical Journal, Volume 2, No. 2, Oktober 2023
158
Junior Medical Journal, Volume 2, No. 2, Oktober 2023
159
Junior Medical Journal, Volume 2, No. 2, Oktober 2023
Fyana, L., & Rozali, Y. A. (2018). Perbedaan Yuwono, S. (2010). Mengelola Stres Dalam
Burnout Ditinjau Dari Jenis Kelamin Perspektif Islam Dan Psikologi.
Pada Karyawan Bank ABC. Jurnal Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Psikologi, 1–8. No.2, 15–26.
https://core.ac.uk/download/pdf/2
Khatami, R. A. (2018). Hubungan Stres
34097814.pdf
Terhadap Burnout Pada Mahasiswa
Preklinik Fakultas Kedokteran Uin Syarif Zuniawati, D., & Pringgotomo, G. (2022).
Hidayatullah Jakarta. Pengaruh Beban Kerja Terhadap
Faktor Burnout Syndrome Pada
Maslach, C., & Leiter, M. P. (2016).
Perawat Unit Rawat Inap Rumah Sakit
Understanding the burnout
Islam Orpeha Tulungagung. Jurnal
experience: Recent research and its
Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan
implications for psychiatry. World
Perawat Nasional Indonesia, 10(3), 571–
Psychiatry, 15(2), 103–111.
578.
https://doi.org/10.1002/wps.20311
160