ABSTRAK
How to cite (APA)
Widya, W., Badriah, D. L., Latar Belakang: Menurut WHO penderita dispepsia di dunia mencapai
Wahyuniar, L., & Mamlukah, M. 15 – 30% setiap tahun. Prevalensi di Asia sekitar 8-30%. Di Indonesia
(2023). Faktor-faktor yang sebesar 11,3% dari keselurahan penduduk. Provinsi Jawa Barat
berhubungan dengan kejadian sebesar 4,95%. Berdasarkan Laporan Kunjungan P3K tahun 2020, 2021
dispepsia pada pekerja di PT. dan 2022 penyakit dispepsia merupakan penyakit tertinggi pada
Hamsina Jaya MPGG Cirebon pekerja di PT. Hamsina Jaya MPPG Cirebon yaitu sebanyak 369 kasus,
2023. Jurnal Ilmu Kesehatan 401 kasus dan 417 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk
Bhakti Husada: Health Sciences menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
Journal, 14(02), 361-369. dispepsia pada pekerja di PT. Hamsina Jaya MPPG Cirebon 2023.
https://doi.org/10.34305/jikbh.v1 Metode: Jenis penelitian adalah analitik deskriptif dengan desain Cross
4i02.924 Sectional. Populasi berjumlah 879 orang dan sampel berjumlah 275
orang dengan menggunakan teknik Purpossive Sampling. Instrumen
History penelitian adalah lembar kuesioner tertutup. Sumber data adalah data
Received: 16 Oktober 2023 primer dan sekunder. Analisis data meliputi univariat, bivariat dengan
Accepted: 4 November 2023 uji Chi Square dan analisis multivariat dengan uji Regresi Logistik.
Published: 1 Desember 2023 Hasil: Penelitian ini menunjukan ada hubungan yang signifikan antara
pola makan (p = 0,000), riwayat penyakit lambung (p = 0,000),
Coresponding Author kebiasaan merokok (p = 0,027), konsumsi NSAID (p = 0,002) dan
Widya, Prodi Magister Kesehatan tingkat stress (p = 0,001) dengan kejadian dispepsia pada pekerja.
Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesimpulan: Variabel paling dominan yang berhubungan dengan
Kesehatan Kuningan; kejadian dispepsia pada pekerja di PT. Hamsina Jaya MPPG Cirebon
kukusnack@gmail.com 2023 yaitu variabel tingkat stress dengan nilai p = 0,000 dan OR = 8,905
(95% CI 3,193 – 24,835).
Kata Kunci : Dispepsia, pola makan, riwayat lambung, merokok NSAID,
stress, pekerja
This work is licensed under a
Creative Commons Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0
International License.
361
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
VOL 14 No 2 (2023)
E-ISSN: 2623-1204 P-ISSN: 2252-9462
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku
362
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
VOL 14 No 2 (2023)
E-ISSN: 2623-1204 P-ISSN: 2252-9462
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku
Hasil
Tabel 1. Hasil analisis univariat
No Variabel Frekuensi Persentase
1. Usia
18 – 30 tahun 173 62,9
31 – 40 tahun 84 30,5
41 - 50 tahun 18 6,5
2. Jenis Kelamin
Laki-laki 113 41,1
Perempuan 162 58,9
3. Lama Bekerja
< 1 tahun 17 6,2
1 – 3 tahun 203 73,8
> 3 tahun 55 20,0
4. Pola Makan
Tidak Teratur 138 50,2
Teratur 137 49,8
5. Riwayat Penyakit Lambung
Ada Riwayat 128 46,5
Tidak Ada Riwayat 147 53,5
6. Kebiasaan Merokok
Ya 113 41,1
Tidak 162 58,9
7. Konsumsi Obat Pereda Nyeri (NSAID)
Ya 91 33,1
Tidak 184 66,9
8. Tingkat Stress
Berat 17 6,2
Sedang 112 40,7
Ringan 146 53,1
9. Kejadian Dispepsia
Ya 122 44,4
Tidak 153 55,6
Jumlah 275 100
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui 203 orang (73,8%). Setengah dari responden
bahwa usia responden sebagian besar memiliki pola makan yang tidak teratur yaitu
berusia 18 – 30 tahun yaitu sebanyak 173 sebanyak 138 orang (50,2%). Sebagian besar
orang (62,9%). Sebagian besar berjenis responden tidak memiliki riwayat penyakit
kelamin Perempuan yaitu sebanyak 184 lambung yaitu sebanyak 147 orang (53,5%).
orang (66,9%). Sebagian besar lama bekerja Sebagian besar responden tidak memiliki
responden adalah 1–3 tahun yaitu sebanyak kebiasaan merokok yaitu sebanyak 162
363
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
VOL 14 No 2 (2023)
E-ISSN: 2623-1204 P-ISSN: 2252-9462
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku
orang (58,9%). Sebagian besar responden tingkat stress ringan yaitu sebanyak 146
tidak memiliki kebiasaan mengonsusmi obat orang (53,1%). Sebagian besar responden
pereda nyeri yaitu sebanyak 184 orang mengalami dispepsia yaitu sebanyak 153
(66,9%). Sebagian besar responden memiliki orang (55,6%).
364
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
VOL 14 No 2 (2023)
E-ISSN: 2623-1204 P-ISSN: 2252-9462
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku
365
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
VOL 14 No 2 (2023)
E-ISSN: 2623-1204 P-ISSN: 2252-9462
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku
teratur, kebiasaan makan yang tergesa-gesa, merupakan faktor protektif yang dapat
jadwal yang tidak teratur dan kepemilikan mengurangi terjadinya penyakit dispepsia.
riwayat penyakit lambung dapat Kebiasaan merokok dapat
menyebabkan dispepsia (Djojoningrat, meningkatkan resiko munculnya gejala
2009). dispepsia. Pengaruh asap rokok memberikan
Adanya riwayat penyakit lambung suasana yang sangat asam di dalam lambung
seperti gastritis, gerd dan lain-lain dapat membunuh organisme patogen yang
dikarenakan penyimpangan kebiasaan tertelan bersama asap rokok (Susanti, 2014).
makan serta konsumsi jenis makanan yang Asap rokok yang bersifat iritatif jika
tidak sehat dapat menyebabkan dispepsia, tertelan dapat secara khusus sangat
faktor penyimpangan makanan merupakan merusak sawar mukosa pelindung lambung
titik awal yang mempengaruhi terjadinya yaitu terhadap kelenjar mukus dan terhadap
perubahan dinding lambung (Deviani et al., taut epitel yang rapat diantara sel pelapis
2021). lambung. Hal ini akan menyebabkan
Hasil penelitian ini sejalan dengan terjadinya dispepsia (Purnamasari &
penelitian Khotimah yang menjelaskan Ruhyana, 2017).
bahwa terdapat hubungan yang bermakna Penelitian ini sejalan dengan hasil
antara riwayat penyakit lambung dengan penelitian Abdullah yang menyatakan
sindroma dispepsia (Khotimah & Ariani, bahwa Individu dengan konsumsi kafein
2014). berlebihan, minum minuman beralkohol,
Hasil penelitian ini juga sejalan memiliki kebiasaan merokok, konsumsi
dengan penelitian yang dilakukan oleh steroid dan non steroidal anti-inflammatory
Susanti pada pekerja Pabrik X di Karawang drugs (NSAID), serta berdomisili di daerah
yang ditemukan adanya hubungan yang dengan prevalensi bakteri Helicobacter
signifikan antara riwayat penyakit atau pylori tinggi akan lebih beresiko mengalami
gangguan lambung dengan kejadian dispepsia (Abdullah & Gunawan, 2022).
dispepsia. Pekerja yang memiliki riwayat Hasil penelitian memperlihatkan
gangguan lambung (gastritis atau tukak hipomotilitas antrum pilori pada 25-50 %
peptic) sebelumnya lebih beresiko pasien DNU, dan pengosongan lambung
mengalami dispepsia dibandingkan dengan yang terlambat. Selain itu, reaksi inflamasi
yang tidak memiliki riwayat penyakit gastritis diperkirakan mengaktivasi reseptor ambang
(Susanti, 2014). rangsang, sehingga stimulus fisiologis yang
Penelitian ini tidak sejalan dengan normal menimbulkan rasa tidak nyaman
penelitian yang dilakukan oleh Irfan tahun (Sutanto, 2019).
2019 yang melakukan penelitian pada Hasil penelitian ini tidak sejalan
mahasiswa preklinik di UIN Syarif dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hidayatullah Jakarta untuk dispepsia. Hasil Purnamasari tentang kejadian dispepsia
penelitian tersebut menyatakan tidak pada ibu rumah tangga sebagai perokok
didapatkan hubungan antara penyakit pasif di dusun modinan dengan nilai
lambung dengan dispepsia (Irfan, 2019). signifikansi pada hasil menunjukkan p =
3. Hubungan antara kebiasaan merokok 0,100 > 0,05 (Purnamasari & Ruhyana, 2017)
dengan kejadian dispepsia 4. Hubungan antara Konsumsi Obat Pereda
Berdasarkan hasil penelitian Nyeri (NSAID) dengan kejadian dispepsia
menunjukan bahwa terdapat hubungan Berdasarkan hasil penelitian
antara kebiasaan merokok dengan kejadian menunjukan bahwa terdapat hubungan
dispepsia pada pekerja di PT. Hamsina Jaya antara konsumsi obat pereda nyeri (NSAID)
MPPG Cirebon 2023. Nilai Odds Ratio dengan kejadian dispepsia pada pekerja di
sebesar 0,569 (0,348 – 0,931) (belum PT. Hamsina Jaya MPPG Cirebon 2023. Nilai
mencapai angka 1), hal ini berarti bahwa Odds Ratio sebesar 4,100 (2,403 – 6,994)
faktor kebiasaan merokok belum tentu menunjukan bahwa responden yang
366
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
VOL 14 No 2 (2023)
E-ISSN: 2623-1204 P-ISSN: 2252-9462
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku
367
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
VOL 14 No 2 (2023)
E-ISSN: 2623-1204 P-ISSN: 2252-9462
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku
368
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
VOL 14 No 2 (2023)
E-ISSN: 2623-1204 P-ISSN: 2252-9462
Journal Homepage: https://ejournal.stikku.ac.id/index.php/stikku
369