Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH UJIAN OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL

EXAMINATION (OSCE) SEMESTER IV TERHADAP TINGKAT


STRES MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
ANGKATAN 2014 PERIODE TAHUN 2016

THE EFFECT OF OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL


EXAMINATION (OSCE) SEMESTER IV OF THE STRES LEVEL OF
MEDICAL FACULTY OF STUDENTS IN UKRIDA FORCE 2014
PERIOD YEAR 2016

David Christian Ronaldtho


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat Telp. (021) 56942061 Fax. (021) 5631731
Email Korespondensi : drdavidchristian@gmail.com

Abstract
The OSCE (Objective Structured Clinical Examination) is a test stage that is a must for every student who is
educated in the medical faculty. Especially in the medical faculty of UKRIDA, there is also an OSCE exam
divided into 3 stages, namely; First at the end of semester IV, second at the end of the first semester VII, and
the third at the end of the committee. In my research that I want to be thorough is whether there is an
increase in stress that occurs in a student when it will be about to face this OSCE exam for the first time. The
process and unpreparedness experienced by students for the first time, making students vulnerable to
experiencing stress. Stress is an individual's condition when there is a deep pressure from the threat of a
claim that is deemed to exceed the individual capacity in its handling and is deeply linked to the condition
and physical reaction of the individual. This research aims to determine the number of students experiencing
stress in the face of the OSCE exam for the first time.

Keywords: OSCE, Stress, Stress Levels

Abstrak
OSCE (Objective Structured Clinical Examination) merupakan tahapan ujian yang menjadi suatu keharusan
bagi setiap mahasiswa yang menjalani pendidikan di fakultas kedokteran. Khususnya pada fakultas
kedokteran UKRIDA, ada pun ujian OSCE dibagi menjadi 3 tahap yaitu; pertama pada masa akhir semester
IV, kedua pada masa akhir semester VII, dan yang ketiga pada masa akhir kepanitraan. Dalam penelitian
saya ini yang ingin saya teliti adalah apakah ada terjadinya peningkatan stres yang terjadi dalam diri seorang
mahasiswa saat akan hendak menghadapi ujian osce ini untuk pertama kalinya. Proses serta ketidaksiapan
yang dialami mahasiswa untuk pertama kalinya tersebut, membuat mahasiswa rentan untuk mengalami stres.
Stres merupakan keadaan individu ketika merasakan adanya tekanan dari dalam diri karena ancaman dari
tuntutan yang dianggap melebihi kapasitas individu dalam penanganannya dan sangat terkait sekali dengan
kondisi dan reaksi fisik bagi individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah mahasiswa yang
mengalami stres dalam menghadapi ujian OSCE untuk pertama kalinya.

Kata Kunci: OSCE, Stres, Tingkat Stres

PENDAHULUAN American Physcological Association menyatakan


Stres tidak dapat dipisahkan dari aspek bahwa mahasiswa dalam kegiatannya juga tidak
kehidupan. Stres dapat dialami oleh siapa saja terlepas dari stres. Stresor atau penyebab stres
dan memiliki implikasi negatif jika pada mahasiswa dapat bersumber dari kehidupan
berakumulasi dalam kehidupan individu tanpa akademiknya, terutama dari tuntutan eksternal
solusi yang tepat. Akumulasi stres merupakan dan tuntutan dari harapannya sendiri. Tuntutan
akibat dari ketidakmampuan individu mengatasi eksternal dapat bersumber dari tugas-tugas kuliah,
dan mengendalikan stresnya (Sriati, 2007). beban pelajaran, tuntutan orang tua untuk berhasil
David Christian, Pengaruh Objective Structured Clinical…..

di kuliahnya dan penyesuaian sosial di METODE PENELITIAN


lingkungan kampusnya. Tuntutan ini juga Metode penelitian yang digunakan dalam
termasuk kompetensi perkuliahan dan penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan
meningkatnya kompleksitas materi perkuliahan menggunakan pendekatan cross sectional
yang semakin lama semakin sulit. Tuntutan dari (potong lintang) dengan menggunakan metode
harapan mahasiswa dapat bersumber dari simple random sampling karena penelitian ini
kemampuan mahasiswa dalam mengikuti bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat
pelajaran. stres pada mahasiswa FK UKRIDA yang akan
Stres yang tidak mampu dikendalikan dan pertama kali mengikuti ujian OSCE. Dengan
diatasi oleh individu akan memunculkan tempat penelitian di Fakultas Kedokteran
dampak negatif. Pada mahasiswa, dampak Universitas Kristen Krida Wacana pada bulan
negatif secara kognitif antara lain sulit Juli sampai Agustus 2016.
berkonsentrasi, sulit mengingat pelajaran dan Populasi target dalam penelitian ini adalah
sulit memahami pelajaran. Dampak negatif mahasiswa FK UKRIDA yang mengikuti ujian
secara fisiologis antara lain gangguan OSCE, sedangkan populasi terjangkaunya adalah
kesehatan, daya tahan tubuh yang menurun mahasiswa FK UKRIDA angkatan 2014 yang
terhadap penyakit, sering pusing, badan terasa mengikuti ujian OSCE untuk pertama kalinya di
lesu, lemah dan susah tidur. Dampak perilaku semester IV. Pemilihan sampel dilakukan dengan
yang muncul antara lain menunda-nunda simple random sampling dengan jumlah sampel
penyelesaian tugas kuliah, malas kuliah, terlibat berdasarkan rumus sampling oleh Notoadmojo
dalam kegiatan mencari kesenangan yang (2005) dimana dengan jumlah populasi sebanyak
berlebih-lebihan serta berisiko tinggi (Benoit, 289 mahasiswa, diperoleh jumlah sampel yakni
2001). sebesar 165 orang mahasiswa.
Penelitian tentang prevalensi stres pada Bahan penelitian diperoleh dari kuisioner
mahasiswa kedokteran sudah pernah dilakukan yang dibagikan kepada responden dengan
sebelumnya. Dalam penelitian Cohen et al., menggunakan kuisioner DASS-42. Depression
(1983) di negara Malaysia dengan 396 Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) adalah media
partisipan, prevalensi stres mahasiswa fakultas kuesioner untuk mengukur tingkat kecemasan
kedokteran adalah 41,9%. Penelitian serupa pada individu. DASS 42 terdiri dari 42
juga pernah dilakukan pada salah satu pertanyaan, yang mencakup tiga subvariabel
universitas di Indonesia oleh DASS pada tahun diantaranya : fisik, emosi / psikologis, dan
2010. Penelitian dilakukan dengan sampel 90 perilaku. DASS 42 terdiri dari tiga skala yang
mahasiswa kedokteran dan didapatkan didesain untuk mengukur 3 jenis keadaan
gambaran tingkat stres pada mahasiswa emosional, yaitu depresi, kecemasan, dan stres
kedokteran sebesar 71%. secara keseluruhan pada seseorang (Lovibond, 1995). Setiap skala
prevalensi stres pada mahasiswa fakultas terdiri dari 14 pertanyaan.
kedokteran masih cukup tinggi,yaitu berkisar
30-70%. Dari beberapa penelitian tersebut, Tabel 1. Blueprint Kuesioner Depression Anxiety
penulis tertarik untuk melakukan penelitian Stress Scale 42 (DASS 42) Skala Depresi
mengenai pengaruh antara ujian OSCE semester Skala Indikator Pertanyaan Item
Tidak ada perasaan positif 3
IV dengan tingkat stres yang dialami oleh
Tidak bisa melakukan sesuatu 5
mahasiswa fakultas kedokteran UKRIDA
Tidak ada harapan 10,37
angkatan 2014 periode tahun 2016.
Sedih dan tertekan 13
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk Kehilangan minat 16
mengetahui apakah ada pengaruh ujian OSCE Merasa tidak berharga 17,34
semester IV terhadap tingkat stres mahasiswa Depresi
Merasa hidup tidak 21,38
fakultas kedokteran UKRIDA angkatan 2014 bermanfaat
periode tahun 2016 dan untuk mengetahui Tidak mendapat kesenangan 24
apakah faktor jenis kelamin mempengaruhi Merasa putus asa 26
tingkat stres mahasiswa fakultas kedokteran Tidak merasa antusias 31
UKRIDA angkatan 2014 periode tahun 2016 Sulit berinisiatif 42
dalam menghadapi OSCE semester IV. Sumber : Lovibond, 1995
Tabel 2. Blueprint Kuesioner Depression Berdasarkan tinjauan literatur dan blueprint
Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) Skala DASS-42, disusunlah kerangka konsep
Kecemasan penelitian ini sebagai berikut :
Skala Indikator Pertanyaan Item
Mulut kering 2
Sesak nafas 4
Sering gemetar 7,41
Berada di situasi cemas 9
Pusing 15
Berkeringat tanpa sebab 19
Kecemasan
Ketakutan 20,36
Sulit menelan 23
Sadar akan aksi gerak 25
jantung
Dekat dengan kepanikan 28,40
Tidak berdaya 30
Sumber : Lovibond, 1995
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 3. Blueprint Kuesioner Depression
Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) Skala Stres Hasil dari pengukuran skala kecemasan
Skala Indikator Pertanyaan Item DASS 42 yaitu skor 0-7 kecemasan normal, 8-9
Marah karena hal sepele 1 kecemasan ringan, 10-14 kecemasan sedang, dan
Bereaksi berlebihan terhadap 6 15-19 kecemasan yang berat, dan nilai lebih dari
situasi 20 menunjukkan kecemasan yang sangat berat.
Sulit untuk beristirahat 8,22 Depression Anxiety Scale 42 DASS 42 sudah
Mudah merasa kesal 11 teruji validitas secara internasional. Menurut
Menghabiskan banyak energi 12
Lovibond (1995) DASS mempunyai tingkatan
karena cemas
Discriminant Validity. Kuesioner DASS 42
Stres Tidak sabaran 14
Mudah tersinggung 18
mempunyai nilai reliabilitas sebesar 0,91 yang
Mudah marah 27 diolah berdasarkan penilaian Alpha Cronbach’s.
Sulit tenang saat merasa kesal 29 Kriteria inklusi yang harus dipenuhi oleh
Sulit untuk sabar 32 sampel penelitian adalah berstatus sebagai
Merasa gelisah 33 mahasiswa aktif angkatan 2014 Fakultas
Sulit mentolerir gangguan 35 Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Mudah gelisah 39 yang akan mengikuti ujian OSCE semester IV
Sumber : Lovibond, 1995 periode tahun 2016, sedangkan kriteria
eksklusinya sampel penelitian adalah mahasiswa
Skor dari depresi, kecemasan, dan stres Fakultas Kedokteran Ukrida yang tidak
dihitung dengan menjumlahkan skor untuk item mengikuti ujian OSCE dan mahasiswa aktif
yang relevan. Subjek menjawab setiap angkatan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas
pertanyaan yang ada. Setelah menjawab seluruh Kristen Krida Wacana yang mengikuti ujian
pertanyaan, skor dari skala diakumulasikan OSCE semester IV periode tahun 2016 tetapi
sehingga mendapat total skor untuk skala menolak untuk menjadi responden. Variabel
depresi, kecemasan, dan stres seperti di bawah terikat dalam penelitian ini adalah tingkatan stres
ini : dan variabel bebas yang digunakan adalah jenis
kelamin.
Tabel 4. Skor Depression Anxiety Stress Scale Teknik pengumpulan data dalam penelitian
Depression Anxiety Stress ini menggunakan data primer. Data primer yang
Normal 0-9 0-7 0-14 dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi
Mild 10-13 8-9 15-18 kuesioner yang dibagikan kepada responden.
Moderate 14-20 10-14 19-25 Data yang sudah terkumpul akan dianalisi
Severe 21-27 15-19 26-33
statistik dengan menggunakan uji Chi-Square
Extremely 28+ 20+ 34+
Sumber : Lovibond, 1995
Test dikarenakan pada kasus ini peneliti
David Christian, Pengaruh Objective Structured Clinical…..

menggunakan jenis penilitian deskriptif frekuensi harapan 5,6 dan perempuan sebanyak
kuantitatif. Jenis analisis atau sifat data pada 14 responden dengan frekuensi harapan 15,4.
penelitian ini adalah kategorik. Jenis analisis Dan yang terakhir adalah tingkat stres berat
yang digunakan pada penelitian ini adalah didapati sebanyak 3 responden saja dengan
analisis univariat dan bivariat.18 Tujuan dari presentase 1,8%, semuanya dibagi menjadi laki-
analisis univariat adalah untuk menjelaskan laki sebanyak 1 responden dengan frekuensi
distribusi jenis kelamin, dan tingkat stres. harapan .8 dan perempuan sebanyak 2 responden
frekuensi harapan 5,2.
HASIL Adapun hasil uji tingkat stres mahasiswa
Penelitian yang dilaksanakan di kampus II yang mengikuti ujian OSCE untuk pertama
UKRIDA ini mendapatkan hasil bahwa sebaran kalinya terhadap jenis kelamin responden ini
berdasarkan jenis kelamin responden lebih dengan menggunakan rumus chi-square
dominan pada perempuan yaitu sebanyak 121 dipaparkan dalam tabel berikut :
(73,3%) dan yang berjenis laki-laki berjumlah
44 (26,7%). Tabel 5. Hasil Chi-Squarer Tests
Value Df Asymp. Sig.
Nominal Tingkat Stres (2-sided)
Dari hasil didapatkan bahwa gambaran a
Person Chi- .641 3 .887
tingkat stres responden dalam penelitian ini Square
adalah 27 (16,4%) responden mengalami stres Likelihood Ratio .617 3 .893
ringan dan 21 (12,7%) responden mengalami Linear by Linear .515 1 .473
stres sedang. Responden yang mengalami stres Association
berat hanya ditemukan sebanyak 3 (1,8%), dan N of Valid Cases 165 -
114 (69,1%) responden lainnya berada dalam Sumber : Hasil Penelitian, 2018
kondisi yang normal. Bisa dilihat bahwa
responden lebih banyak dalam kondisi yang Dari hasil uji data menggunakan rumus
normal saja dalam menghadapi ujian OSCE formula Chi-Square diatas, didapatkan hasil
untuk pertama kalinya. bahwa tidak ada sel pada tabel yang mempunyai
nilai harapan lebih kecil dari 1 dan juga tidak ada
Nominal Tingkat Stres terhadap Jenis sel pada tabel yang mempunyai nilai harapan
Kelamin lebih kecil dari 5 dengan persentase yang lebih
Didapatkan hasil analisis perbedaan tingkat dari 20%. Berdasarkan pada teori, sebuah data
stres mahasiswa yang mengikuti ujian OSCE diharapankan mempunyai nilai level of
untuk pertama kalinya terhadap jenis kelamin confidence yaitu berkisar 95% dengan nilai
responden. Berdasarkan hasil penelitian tingkat ketentuan standar alfa atau error berkisar 5%
stres untuk jenis kelamin laki-laki maupun (0,05), pada pengaplikasiannya dengan hasil data
perempuan didominasi oleh tingkat stres yang yang didapatkan nilai P value asym.sig tabel
normal saja sekitar 114 responden dengan diatas adalah .887. Dimana .887 > 0.05 ,
presentase 69,1% , semuanya dibagi menjadi sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa Ho
laki-laki sebanyak 29 responden dengan benar dan diterima. Ho disini adalah tidak
frekuensi harapan 30,4 dan perempuan terdapat hubungan antara jenis kelamin dan
sebanyak 85 responden dengan frekuensi nominal stres, sementara Ha adalah terdapat
harapan 80,6. Kemudian untuk tingkat stres hubungan antara jenis kelamin dan nominal stres.
ringan didapati sekitar 27 responden dengan
presentase 16,4%, semuanya dibagi menjadi PEMBAHASAN
laki-laki sebanyak 7 responden dengan Intepretasi dan hasil diskusi dari penelitian
frekuensi harapan 7,2 dan perempuan 20 membahas mengenai karakteristik responden dan
responden dengan frekuensi harapan 19,8. gambaran tingkat stres mahasiswa yang
Diikuti lagi dengan tingkat stres sedang mengikuti ujian OSCE untuk pertama kalinya
didapati sekitar 21 responden dengan terhadap karakteristik responden.
presentase 12,7%, semuanya dibagi menjadi Berdasarkan teori yang menemukan bahwa
laki-laki sebanyak 7 responden dengan tingkat stres pada perempuan lebih tinggi
daripada laki-laki, hal tersebut karena menghadapi masalah dan kesulitan-kesulitan
perempuan lebih sering menggunakan semasa pendidikannya
mekanimse koping yang berorientasi terhadap 3. Peningkatan kurikulum pendidikan semasa
tugas, sehingga remaja perempuan lebih mudah sekolah menengah atas (SMA) yang lebih
diidentifikasi jika mengalami kondisi stres. menyiapkan seorang siswa ke jenjang
Sedangkan laki-laki cenderung menggunakan perguruan tinggi.
mekanisme koping yang berorientasi terhadap
ego, sehingga laki-laki lebih santai dalam Hal ini juga sama seperti hasil studi
menghadapi stresor tersebut. Hal ini juga penelitian yang berkaitan tentang status stres
dikarenakan struktur anatomi otak wanita yang mahasiswa fakultas kedokteran Sam Ratulangi,
berbeda dengan pria. Secara fisiologis, otak bahwa tidak ada perbedaan antara beban stres
wanita lebih kecil daripada otak pria. Meski mahasiswa laki-laki dan perempuan dalam
lebih kecil, otak wanita berkerja 7-8 kali lebih penelitiannya terhadap mahasiswa yang sedang
keras dibandingkan pria pada saat menghadapi mempersiapkan diri menghadapi ujian OSCE.
sebuah masalah. Tidak adanya perbedaan tingkat stres
Disamping itu, ada sebuah jembatan antara berdasarkan gender ini dapat disebabkan oleh
otak kanan dan otak kiri, jembatan ini disebut keadaan pembelajaran dan situasi yang
corpus callosum. Jembatan pada pria lebih tipis mendukung proses belajar dan mengajar. Adanya
dan jarang, sedangkan pada wanita jembatan interaksi yang baik antara dosen yang
ini lebih tebal dan lebih banyak 30%. Jembatan memberikan pelatihan sebelumnya dengan
yang lebih tebal ini memungkinkan wanita mahasiswa, menyebabkan mahasiswa-mahasiswa
memandang sebuah persoalan lebih lebar dan itu sendiri menghadapi ujian OSCE dengan lebih
menghubungkannya antara satu hal dengan hal menyenangkan. Teman-teman yang bisa diajak
lainnya. Ini membuat sebuah permasalahan berdiskusi semakin menambah semangat mereka
menjadi lebih kompleks. dalam proses belajar berkelompok. Mahasiswa
Beberapa hal yang membuat perempuan tidak lagi dikelompokkan berdasarkan gender
lebih mudah mengalami stres adalah faktor untuk menilai beban stresnya. Laki-laki dikenal
biologis yaitu perempuan sangat mudah lebih rasional, lebih memegang prinsipnya, cepat
mengalami stres ketika terjadi perubahan mengambil keputusan dan lebih menguasai,
sistem hormonal pada tubuh. Akan tetapi, hal sementara perempuan cenderung kurang rasional
ini berbanding terbalik dengan hasil dan lebih mudah memahami perasaan orang lain
perhitungan data yang didapatkan dimana ternyata dalam proses mempersiapkan diri untuk
jumlah wanita didalam data lebih banyak ujian OSCE tidak menemukan perbedaan yang
daripada pria seharusnya, dengan jumlah berarti. Hal ini bisa saja dikarenakan adanya
tersebut dapat menunjukan dan membenarkan komunikasi yang baik antara sesama mahasiswa
sesuai dengan teori diatas. Nyatanya dengan dan juga antara mahasiswa dengan dosen.
jumlah wanita yang lebih banyak dibandingkan Beberapa studi empiris menunjukkan bahwa
pria menunjukan hasil yang sebaliknya. Hal ini wanita memiliki lebih banyak tendensi yang
dapat terjadi karena hal-hal seperti berikut : didasarkan pada penghargaan diri sendiri dalam
1. Responden yang diharapkan untuk mengisi hubungan sosial, hal ini kelihatannya beralasan
kuisioner dengan baik dan benar tidak untuk mengharapkan bahwa wanita akan
dengan serius mengerjakannya sehingga menemukan konflik interpersonal lebih berat
dapat menyebabkan hasil data kuisioner dibandingkan pria. Dalam hal persiapan
menjadi bias dan error yang bisa saja menghadapi ujian OSCE, tidak ditemui adanya
menunjukan hasil sesuai dengan teori diatas perbedaan beban stress, yang dapat disebabkan
hanya saja karena pengisian kuisioner yang oleh konflik interpersonal yang tidak lebih berat
tidak benar sehingga data tingkatan stres di antara mahasiswa laki-laki dan wanita. Juga
berdasarkan jenis kelamin menjadi tidak pada era masa kini adanya banyak kemudahan
begitu signifikan dari sisi teknologi dan ketersediaan sarana yang
2. Peningkatan kesiapan pada diri responden memudahkan mahasiswa bisa belajar dimana saja
yang mana adalah mahasiswa fakultas menyebabkan berkurangnya konflik penyebab
kedokteran sudah tentu lebih terlatih dalam beban stres yang berlebihan pada penelitian.
David Christian, Pengaruh Objective Structured Clinical…..

SIMPULAN immunoglobulin. A. Lancet: 25.


Tingkat stres pada mahasiswa yang Johansson, Laakso, Peder and Karonen, 1988.
mengikuti ujian OSCE untuk pertama kalinya Examination Stres Decreases Plasma Level
sebagian besar teridentifikasi dalam rentang of Luteinizing Hormone in Male Students.
terbanyak yaitu tingkat stres normal, yang Psychosomatic Medicine 50:286-294.
kedua ditempati oleh tingkat stres ringan dan Julie K.Stegman, 2005. Stedman’s Medical
yang ketiga ditempati oleh tingkat stres sedang. Dictionary. Fourth edition. United States,
Adapun yang keempat ditempati oleh tingkat America: Lippincott William & Wilkins.
stres berat akan tetapi tidak begitu signifikan. Lawson R.Wulsin and Arthur J, BarskyVictor
Karakteristik responden rata-rata didominasi RG, Kaplan NM, 2007. Systemic
oleh jenis kelamin perempuan. Tingkat stres hypertension: mechanisms and diagnosis.
terhadap karakteristik responden berdasarkan In: Libby P, Bonow RO, Mann DL, Zipes
pada hasil uji statistik dapat diliat tidak terdapat DP, eds.,. Braunwald's Heart Disease: A
perbedaan yang bermakna antara tingkat stress Textbook of Cardiovascular Medicine. 8th
pada laki-laki dan perempuan pada mahasiswa ed. Philadelphia, Pa; Saunders Elsevier:
yang mengikuti ujian OSCE untuk pertama chap 86.
kalinya di semester IV. Jadi dapat diambil Lovibond SH and Lovibond PF (1995). Manual
kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan for the Depression Anxiety Stres Scales.
antara jenis kelamin dan nominal stres. The Psychology Foundation of Australia
Inc.
DAFTAR PUSTAKA Lovibond and Lovibond. 1995. DASS 42.
American Physcological Association (APA). Available online at:
Stres: The different kind of stres. http://www.swim.edu.au/victims/resources/
[Adapted from The Stres Solution by assersment/affect/DASS 42.html [diakses
Lyle H. Miller, Ph.D., and Alma Dell 21 Maret 2016].
Smith, Ph.D.]. Available online at : Maes M,Van der Planken M, Van Gastel A,
http://www.apa.org/helpcenter/stres- Bruyland K, Van Hunsel F, Neels H,
kinds.aspx [diakses 21 Maret 2016]. Hendriks D, Wauters A, Demedts P, Janca
Benoit, Esa, Ralph, 2001. The driving test as a A, Scharpé S, 1998. Influence of academic
stres model: Effects on blood picture, stres on hematological measurements in
serum cortisol and the production of subjectively healthy volunteers. Psychiatry
interleukins in man. Life Sci: Res 80: 201-212.
68(14):1641-7 Mastura M, Fadilah Z, Nor Akmar N, 2007.
Cohen S, Kamarck T, & Mermelstein R, 1983. Analisis faktor penyebab stres di kalangan
A global measure of perceived stres. pelajar. Jurnal Kemanusiaan bil.9.
Journal of Health and Social Behavior, Nasution IK 2007. Stres Remaja. Available online
24, 385-396. at: http://library.usu.ac.id [diakses 21 Maret
Depression Anxiety Stres Scales (DASS), 2010. 2016].
DASS FAQ (Frequently Asked Notoadmojo S, 2005. Metodologi Penelitian
Questions). Available online at : Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 68-
http://www2.psy.unsw.edu.au/groups/das 140.
s/DASSFAQ.htm#_14.What_does_the_ Olav V, Ragnhild H, Nils N, 1986. Hormonal
stres scale_mea [diakses 21 Maret 2016]. And Psychological Effects Of Examination
Hamza, 2008. Stres and depression among Stress. Scandinavian Journal Of
medical students: A cross sectional study Physiology: Volume 28, Issue 1; 75-82.
at a medical college in Saudi Arabia. Pak Pramanik T, Ghosh A, Chapagain G, 2005. Effect
J Med Sci Vol. 24 No. 1: 12-17. of examination stres on the alteration of
Jemmott JB, Borysenko JZ, Borysenko M, blood pressure in young normotensives.
McClelland DC, Chapman R, Meyer D, Blood Press Monit;10(3):149-50.
Benson H, 1983. Academic stres, power Qureshi F, Alam J, Masood Ahmad Khan And
motivation, and decrease in secretion Sheraz G; Department of Physiology,
rate of salivary secretory Women Medical College, Abbottabad,
2002. Effect Of Examination Stres On Walker J. 2002. Teens in Distress Series
Blood Cell Parameters Of Students In A Adolescent Stress and Depression.
Pakistani Medical College. J Ayub Med Available online at:
Coll Abbottabad: 14(1) pp 20-22. http://www.extension.umm.edu/distribution
Simon R.Knowles, Elizabeth A. Nelson and /youthdevelopment/DA3083.html. (diakses
Enzo A. Palombo, 2008. Investigating the 21 Maret 2016).Smith L, Kenneth E.
role of perceived stres on bacterial flora Sinclair. Stres And Learning In The Higher
activity and salivary cortisol secretion: A School Certificate, Faculty of Nursing,
possible mechanism underlying University of Sydney
susceptibility to illness. Biological Yoga P.D Kountul, dkk 2015. Analisis dan
Psychology, Volume 77, Issue 2: 132- Perbedaan Beban Stres Pada Mahasiswa
137 Laki-laki dan Perempuan yang Sedang
Smith L, Kenneth E. Sinclair. Stres And Menghadapi Ujian OSCE pada Fakultas
Learning In The Higher School Kedokteran Sam Ratulangi (UNSRAT)
Certificate, Faculty of Nursing, Manado.
University of Sydney.
Sriati A, 2007. Tinjauan Tentang Stres.
Available online at :
http://resources.unpad.ac.id/unpadcontent
/uploads/publikasi_dosen/TINJAUAN%2
0TENTANG%20STRES.pdf [diakses 21
Maret 2016].

Anda mungkin juga menyukai