Abstract
The OSCE (Objective Structured Clinical Examination) is a test stage that is a must for every student who is
educated in the medical faculty. Especially in the medical faculty of UKRIDA, there is also an OSCE exam
divided into 3 stages, namely; First at the end of semester IV, second at the end of the first semester VII, and
the third at the end of the committee. In my research that I want to be thorough is whether there is an
increase in stress that occurs in a student when it will be about to face this OSCE exam for the first time. The
process and unpreparedness experienced by students for the first time, making students vulnerable to
experiencing stress. Stress is an individual's condition when there is a deep pressure from the threat of a
claim that is deemed to exceed the individual capacity in its handling and is deeply linked to the condition
and physical reaction of the individual. This research aims to determine the number of students experiencing
stress in the face of the OSCE exam for the first time.
Abstrak
OSCE (Objective Structured Clinical Examination) merupakan tahapan ujian yang menjadi suatu keharusan
bagi setiap mahasiswa yang menjalani pendidikan di fakultas kedokteran. Khususnya pada fakultas
kedokteran UKRIDA, ada pun ujian OSCE dibagi menjadi 3 tahap yaitu; pertama pada masa akhir semester
IV, kedua pada masa akhir semester VII, dan yang ketiga pada masa akhir kepanitraan. Dalam penelitian
saya ini yang ingin saya teliti adalah apakah ada terjadinya peningkatan stres yang terjadi dalam diri seorang
mahasiswa saat akan hendak menghadapi ujian osce ini untuk pertama kalinya. Proses serta ketidaksiapan
yang dialami mahasiswa untuk pertama kalinya tersebut, membuat mahasiswa rentan untuk mengalami stres.
Stres merupakan keadaan individu ketika merasakan adanya tekanan dari dalam diri karena ancaman dari
tuntutan yang dianggap melebihi kapasitas individu dalam penanganannya dan sangat terkait sekali dengan
kondisi dan reaksi fisik bagi individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah mahasiswa yang
mengalami stres dalam menghadapi ujian OSCE untuk pertama kalinya.
menggunakan jenis penilitian deskriptif frekuensi harapan 5,6 dan perempuan sebanyak
kuantitatif. Jenis analisis atau sifat data pada 14 responden dengan frekuensi harapan 15,4.
penelitian ini adalah kategorik. Jenis analisis Dan yang terakhir adalah tingkat stres berat
yang digunakan pada penelitian ini adalah didapati sebanyak 3 responden saja dengan
analisis univariat dan bivariat.18 Tujuan dari presentase 1,8%, semuanya dibagi menjadi laki-
analisis univariat adalah untuk menjelaskan laki sebanyak 1 responden dengan frekuensi
distribusi jenis kelamin, dan tingkat stres. harapan .8 dan perempuan sebanyak 2 responden
frekuensi harapan 5,2.
HASIL Adapun hasil uji tingkat stres mahasiswa
Penelitian yang dilaksanakan di kampus II yang mengikuti ujian OSCE untuk pertama
UKRIDA ini mendapatkan hasil bahwa sebaran kalinya terhadap jenis kelamin responden ini
berdasarkan jenis kelamin responden lebih dengan menggunakan rumus chi-square
dominan pada perempuan yaitu sebanyak 121 dipaparkan dalam tabel berikut :
(73,3%) dan yang berjenis laki-laki berjumlah
44 (26,7%). Tabel 5. Hasil Chi-Squarer Tests
Value Df Asymp. Sig.
Nominal Tingkat Stres (2-sided)
Dari hasil didapatkan bahwa gambaran a
Person Chi- .641 3 .887
tingkat stres responden dalam penelitian ini Square
adalah 27 (16,4%) responden mengalami stres Likelihood Ratio .617 3 .893
ringan dan 21 (12,7%) responden mengalami Linear by Linear .515 1 .473
stres sedang. Responden yang mengalami stres Association
berat hanya ditemukan sebanyak 3 (1,8%), dan N of Valid Cases 165 -
114 (69,1%) responden lainnya berada dalam Sumber : Hasil Penelitian, 2018
kondisi yang normal. Bisa dilihat bahwa
responden lebih banyak dalam kondisi yang Dari hasil uji data menggunakan rumus
normal saja dalam menghadapi ujian OSCE formula Chi-Square diatas, didapatkan hasil
untuk pertama kalinya. bahwa tidak ada sel pada tabel yang mempunyai
nilai harapan lebih kecil dari 1 dan juga tidak ada
Nominal Tingkat Stres terhadap Jenis sel pada tabel yang mempunyai nilai harapan
Kelamin lebih kecil dari 5 dengan persentase yang lebih
Didapatkan hasil analisis perbedaan tingkat dari 20%. Berdasarkan pada teori, sebuah data
stres mahasiswa yang mengikuti ujian OSCE diharapankan mempunyai nilai level of
untuk pertama kalinya terhadap jenis kelamin confidence yaitu berkisar 95% dengan nilai
responden. Berdasarkan hasil penelitian tingkat ketentuan standar alfa atau error berkisar 5%
stres untuk jenis kelamin laki-laki maupun (0,05), pada pengaplikasiannya dengan hasil data
perempuan didominasi oleh tingkat stres yang yang didapatkan nilai P value asym.sig tabel
normal saja sekitar 114 responden dengan diatas adalah .887. Dimana .887 > 0.05 ,
presentase 69,1% , semuanya dibagi menjadi sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa Ho
laki-laki sebanyak 29 responden dengan benar dan diterima. Ho disini adalah tidak
frekuensi harapan 30,4 dan perempuan terdapat hubungan antara jenis kelamin dan
sebanyak 85 responden dengan frekuensi nominal stres, sementara Ha adalah terdapat
harapan 80,6. Kemudian untuk tingkat stres hubungan antara jenis kelamin dan nominal stres.
ringan didapati sekitar 27 responden dengan
presentase 16,4%, semuanya dibagi menjadi PEMBAHASAN
laki-laki sebanyak 7 responden dengan Intepretasi dan hasil diskusi dari penelitian
frekuensi harapan 7,2 dan perempuan 20 membahas mengenai karakteristik responden dan
responden dengan frekuensi harapan 19,8. gambaran tingkat stres mahasiswa yang
Diikuti lagi dengan tingkat stres sedang mengikuti ujian OSCE untuk pertama kalinya
didapati sekitar 21 responden dengan terhadap karakteristik responden.
presentase 12,7%, semuanya dibagi menjadi Berdasarkan teori yang menemukan bahwa
laki-laki sebanyak 7 responden dengan tingkat stres pada perempuan lebih tinggi
daripada laki-laki, hal tersebut karena menghadapi masalah dan kesulitan-kesulitan
perempuan lebih sering menggunakan semasa pendidikannya
mekanimse koping yang berorientasi terhadap 3. Peningkatan kurikulum pendidikan semasa
tugas, sehingga remaja perempuan lebih mudah sekolah menengah atas (SMA) yang lebih
diidentifikasi jika mengalami kondisi stres. menyiapkan seorang siswa ke jenjang
Sedangkan laki-laki cenderung menggunakan perguruan tinggi.
mekanisme koping yang berorientasi terhadap
ego, sehingga laki-laki lebih santai dalam Hal ini juga sama seperti hasil studi
menghadapi stresor tersebut. Hal ini juga penelitian yang berkaitan tentang status stres
dikarenakan struktur anatomi otak wanita yang mahasiswa fakultas kedokteran Sam Ratulangi,
berbeda dengan pria. Secara fisiologis, otak bahwa tidak ada perbedaan antara beban stres
wanita lebih kecil daripada otak pria. Meski mahasiswa laki-laki dan perempuan dalam
lebih kecil, otak wanita berkerja 7-8 kali lebih penelitiannya terhadap mahasiswa yang sedang
keras dibandingkan pria pada saat menghadapi mempersiapkan diri menghadapi ujian OSCE.
sebuah masalah. Tidak adanya perbedaan tingkat stres
Disamping itu, ada sebuah jembatan antara berdasarkan gender ini dapat disebabkan oleh
otak kanan dan otak kiri, jembatan ini disebut keadaan pembelajaran dan situasi yang
corpus callosum. Jembatan pada pria lebih tipis mendukung proses belajar dan mengajar. Adanya
dan jarang, sedangkan pada wanita jembatan interaksi yang baik antara dosen yang
ini lebih tebal dan lebih banyak 30%. Jembatan memberikan pelatihan sebelumnya dengan
yang lebih tebal ini memungkinkan wanita mahasiswa, menyebabkan mahasiswa-mahasiswa
memandang sebuah persoalan lebih lebar dan itu sendiri menghadapi ujian OSCE dengan lebih
menghubungkannya antara satu hal dengan hal menyenangkan. Teman-teman yang bisa diajak
lainnya. Ini membuat sebuah permasalahan berdiskusi semakin menambah semangat mereka
menjadi lebih kompleks. dalam proses belajar berkelompok. Mahasiswa
Beberapa hal yang membuat perempuan tidak lagi dikelompokkan berdasarkan gender
lebih mudah mengalami stres adalah faktor untuk menilai beban stresnya. Laki-laki dikenal
biologis yaitu perempuan sangat mudah lebih rasional, lebih memegang prinsipnya, cepat
mengalami stres ketika terjadi perubahan mengambil keputusan dan lebih menguasai,
sistem hormonal pada tubuh. Akan tetapi, hal sementara perempuan cenderung kurang rasional
ini berbanding terbalik dengan hasil dan lebih mudah memahami perasaan orang lain
perhitungan data yang didapatkan dimana ternyata dalam proses mempersiapkan diri untuk
jumlah wanita didalam data lebih banyak ujian OSCE tidak menemukan perbedaan yang
daripada pria seharusnya, dengan jumlah berarti. Hal ini bisa saja dikarenakan adanya
tersebut dapat menunjukan dan membenarkan komunikasi yang baik antara sesama mahasiswa
sesuai dengan teori diatas. Nyatanya dengan dan juga antara mahasiswa dengan dosen.
jumlah wanita yang lebih banyak dibandingkan Beberapa studi empiris menunjukkan bahwa
pria menunjukan hasil yang sebaliknya. Hal ini wanita memiliki lebih banyak tendensi yang
dapat terjadi karena hal-hal seperti berikut : didasarkan pada penghargaan diri sendiri dalam
1. Responden yang diharapkan untuk mengisi hubungan sosial, hal ini kelihatannya beralasan
kuisioner dengan baik dan benar tidak untuk mengharapkan bahwa wanita akan
dengan serius mengerjakannya sehingga menemukan konflik interpersonal lebih berat
dapat menyebabkan hasil data kuisioner dibandingkan pria. Dalam hal persiapan
menjadi bias dan error yang bisa saja menghadapi ujian OSCE, tidak ditemui adanya
menunjukan hasil sesuai dengan teori diatas perbedaan beban stress, yang dapat disebabkan
hanya saja karena pengisian kuisioner yang oleh konflik interpersonal yang tidak lebih berat
tidak benar sehingga data tingkatan stres di antara mahasiswa laki-laki dan wanita. Juga
berdasarkan jenis kelamin menjadi tidak pada era masa kini adanya banyak kemudahan
begitu signifikan dari sisi teknologi dan ketersediaan sarana yang
2. Peningkatan kesiapan pada diri responden memudahkan mahasiswa bisa belajar dimana saja
yang mana adalah mahasiswa fakultas menyebabkan berkurangnya konflik penyebab
kedokteran sudah tentu lebih terlatih dalam beban stres yang berlebihan pada penelitian.
David Christian, Pengaruh Objective Structured Clinical…..