Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL SKRIPSI

PROGRAM SARJANA KEDOKTERAN FK UKRIDA

UNTUK KEPERLUAN
SEKRETARIAT

1
Mahasiswa/i

Nama : Evalusty Karunia Paulus Lopa NIM : 102014093

2 Pembimbing Tim pembimbing skripsi tidak boleh melebihi dua orang

Nama : dr. Dan Hidayat Gelar : Sp.KJ

Nama : dr. Elly Tania Gelar : Sp.KJ

3 Judul Skripsi Harus informatif dan singkat jangan. melebihi 20 kata

Gambaran Tingkat Depresi Mahasiswa yang Tinggal dengan Orangtua dan Tinggal Sendiri pada
Mahasiswa Angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Ukrida

4 Kata Kunci 3-5 kata kunci (key words)

Depresi Mahasiswa

Oang tua

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


5 Persetujuan Pembimbing

Nama Tanda Tangan Tanggal

dr. Dan Hidayat Sp.Kj

Nama Tanda Tangan Tanggal

dr. Elly Tania Sp.Kj

6 Persetujuan Penilai Proposal

Nama Penilai & Gelar Institusi

Tanggal dan Tanda tangan Penilaian (mohon diberi tanda  )

 Diterima tanpa perbaikan


 Diterima dengan perbaikan
( mohon diberikan komentar)
 Tidak diterima
(mohon diberikan komentar)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


7 Komentar Penilai (apabila tidak mencukupi dapat dituliskan di lembar tambahan)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


8 Latar Belakang Jangan melebihi 2 halaman yang disediakan. Gunakan spasi tunggal (12 pts Font )

Sebagai akibat modernisasi dan perkembangan dunia pada masa ini, masalah yang dihadapi
masyarakat semakin beragam. Diantaranya adalah masalah lingkungan sosial dan tuntutan lingkungan.
Seiring harapan untuk meningkatkan pencapaian diri, ketidaksanggupan pribadi untuk memenuhi tuntutan
tersebut dapat menimbulkan stres dalam diri seseorang. Stres adalah respon tubuh tidak spesifik terhadap
kebutuhan tubuh yang terganggu. Stres merupakan suatu fenomena universal yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari dan akan dialami oleh setiap orang. Stres memberikan
dampak secara total pada individu seperti dampak: fisik, sosial, intelektual, psikologis, dan spiritual.
Stress yang tidak kunjung redah dapat memicu terjadinya depresi. 1
1. Pathmanatan V.V, Husada M.S, 2013. Overview of stress level among the students in Medical
Faculty of North Sumatra Universitas. E-journal FK USU Vol. 1 No. 1

Depresi merupakan problem kesehatan masyarakat yang cukup serius. World Health Organization
(WHO) menyatakan bahwa depresi berada pada urutan ke-empat penyakit didunia. Sekitar 20% wanita
dan 12% pria, pada suatu waktu dalam kehidupan pernah mengalami depresi.

Depresi bukanlah gangguan yang homogen, tetapi merupakan fenomena yang kompleks.
Bentuknya sangat bervariasi sehingga kita mengenal depresi dengan gejala yang ringan, sedang, berat,
dengan atau tanpa gejala psikotik. Penyebab depresi, secara pasti belum diketahui. Faktor-faktor yang
diduga berperan dalam terjadinya depresi yaitu peristiwa-peristiwa kehidupan yang bersifat stresor
(problem keuangan, pekerjaan, akademik, jauh dari orang tua, dll), faktor kepribadian, genetik dan
biologik lain seperti gangguan hormon, keseimbangan neurotransmiter biogenik amin dan imunologik.
Depresi ditandai dengan adanya perasaan sedih, murung, dan iritbilitas. Pasien mengalami distorsi
kognitif seperti mengkritik diri sendiri, timbul rasa bersalah, perasaan tidak berharga, kepercayaan diri
turun, pesimis dan putus asa. Terdapat rasa malas, tidak bertenaga, retardasi psikomotor, dan menarik diri
dari hubungan sosial.

2. Qonitatin N, Widyawati S, Asih Y.G. pengaruh kataris dalam menulis ekspresif sebagai
interverensi depresi ringan pada mahasiswa. Jurnal psikolog undip. Vol. 9. No. 1, April 2011
3. Safitri Y, Hidayati E. Hubungan antara pola asuh orang tua dengan tingkat depresi remaja SMK 10
November Semarang. Vol 1. No. 1, Mei 2013 ; 11-17

Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan prevalensi gangguan
mental emosional di Indonesia seperti ansietas dan depresi sebesar 6% dari populasi umum sedangkan
di Yogyakarta prevalensinya mencapai 8,1%. Provinsi dengan prevalensi ganguan mental emosional
tertinggi adalah Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Nusa Tenggara
Timur.

4. Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian RI. Jakarta ; 2013

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Beberapa penelitian yang mengemukakan bahwa prevalensi depresi yang terjadi pada mahasiswa
lebih tinggi dibandingkan populasi pada umumnya. Mahasiswa paling banyak mengalami gejala depresi
sejak awal kuliah dengan berbagai penyebab, seperti masalah akademik, kesendirian, masalah ekonomi
dan sulit membangun hubungan. Stresor psikososial dapat berupa perpisahan dengan orang tua, perpisahan
dengan sahabat, perpindahan tempat tinggal, perubahan sistem pendidikan, dan pertentangan sistem nilai.
Tidak semua orang mampu melakukan adaptasi dan mengatasi stresor psikososial sehingga timbul keluhan
berupa stres, cemas dan depresi. Kurangnya perhatian dan dukungan keluarga juga menjadi penyebab
depresi pada mahasiswa.

5. Amelia M A F. Perbandingan tingkat depresi antara mahasiswa yang tinggal dengan orang tua dan
tinggal sendiri pada mahasiswa Program Ilmu Keperawatan. Periode April 2016 [skripsi]
Yogyakarta. Pendidikan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UMY. Yogyakarta
2016.

Berdasarkan penelitian yang sebelumnya di lakukan ( Kumalatus Sadea, dkk 2015) dari
distribusi frekuensi yang ada, mahasiswa yang tinggal dikos memiliki jumlah terbanyak yang
termasuk klasifikasi depresi sebanyak 67 responden (77,9%), yang tidak mengalami depresi (normal)
8 responden (9,3%), 7 responden (8,1%) mengalami depresi ringan, 4 responden (4,7%) mengalami
depresi berat. Sedangkan yang tinggal dengan orang tua yang termasuk klasifikasi depresi, 1
responden (7,1%) mengalami depresi ringan, 1 responden (7,1%) mengalami depresi sedang, 1
responden (7,1%) mengalami depresi berat.

6. Sadea K, Pratiti B. Perbedaan tingkat depresi mahasiswa yang tinggal di pondokan (kos) dan yang
tinggal dengan orangtua pada mahasiswa semester VI Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah. Yogyakarta. Periode September 2015 [skripsi]
Yogyakarta : Pendidikan Kedokteran UMY. Yogyakarta 2015

Menurut ( Amelia , 2016) dari 117 mahasiwa yang menjadi responden sebanyak 54, yang
termasuk kategori tidak depresi paling banyak yaitu mahasiswa yang tinggal dengan orang tua
sebanyak 20 responden (74,1%), sedangkan depresi ringan 13 responden (48,1%) dan depresi sedang
9 responden (33,3%), paling banyak pada mahasiswa yang tinggal sendiri.

Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi, dkk (2016) pada mahasiswa Kedokteran peneliti
menemukan 75 dari 216 subjek (34,7%) mengalami gejala depresi.

7. Pratiwi PS, Lesmana CBJ. Hubungan antara cemas dan depresi mahasiswa Kedokteran
Universitas Udayana dengan keinginan dan harapan dari karir Kedokteran. Vol 5(5) : E-jurnal
Medika: Mei 2016

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui
perbandingan tingkat depsresi antara mahasiswa yang tinggal dengan orang tua dan tinggal sendiri.
Alasan dilakukan penelitian di Fakultas Kedokteran UKRIDA angkatan 2016 karena belum ada yang
melakukan penelitian tersebut di kampus UKRIDA.

9 Permasalahan Cantumkan juga hipotesis (bila ada) atau pertanyaan penelitian.


5

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Masalah:
Berdasarkan latar belakang penelitian, dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :
- Apakah terdapat perbandingan tingkat depresi antara mahasiswa yang tinggal dengan orang tua
dan tinggal sendiri pada mahasiswa angkatan 2016 yang merupakan tingkat pertama di Fakultas
Kedokteran UKRIDA pada tahun 2017 ?

Hipotesis:
- Terdapat perbandingan tingkat depresi antara mahasiswa yang tinggal dengan orang tua dan
tinggal sendiri pada mahasiswa angkatan 2016 yang merupakan tingkat pertama di Fakultas
Kedokteran UKRIDA pada tahun 2017

10 Tujuan Penelitian Uraikan tujuan khusus dan makna penelitian harus diuraikan dengan jelas.

Tujuan Umum:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya depresi pada mahasiswa yang tinggal dengan orang tua
dan tinggal sendiri, serta untuk mengetahui perbandingan tingkat depresi antara mahasiswa yang tinggal
dengan orang tua dan tinggal sendiri pada mahasiswa tingkat pertama di Fakultas Kedokteran UKRIDA

Tujuan Khusus:
 Mengetahui tingkat depresi mahasiswa dari segi jenis kelamin, asal daerah, pengalaman tinggal
sebelumnya dan jumlah uang bulanan mahasiswa yang tinggal dengan orang tua pada mahasiswa
angkatan 2016 Fakultas Kedokteran UKRIDA
 Mengetahui tingkat depresi mahasiswa dari segi jenis kelamin, asal daerah, pengalaman tinggal
sebelumnya dan jumlah uang bulanan mahasiswa yang tinggal sendiri pada mahasiswa angkatan
2016 Fakultas Kedokteran UKRIDA
 Mengetahui perbandingan tingkat depresi mahasiswa yang tinggal dengan orang tua dan tinggal
sendiri / kos pada mahasiswa angkatan 2016 Fakulras Kedokteran UKRIDA

Manfaat Penelitian :
 Manfaat bagi peneliti :
- Mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah dipelajari dan didapat pada saat kuliah untuk merumuskan
dan memecahkan suatu masalah yang ada.
- Menjadi pengalaman baru dalam melakukan penelitian tentang perbandingan tingkat depresi
antara mahasiswa yang tinggal dengan orang tua dan tinggal sendiri pada mahasiswa angkatan
2016 Fakultas Kedokteran UKRIDA.
6

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


 Manfaat bagi mahasiswa
- Informasi dan pembelajaran kepada mahasiswa tentang tingkat depresi, dan pentingnya peranan
dan dukungan dari orang tua / keluarga sebagai satu cara untuk mengatasi depresi agar tidak
mempengaruhi minat, kemampuan berfikir dan prestasi belajar mahasiswa.
 Manfaat bagi Fakultas
- Sebagai sarana atau acuan referensi untuk penelitian selanjutya di Fakultas Kedokteran Ukrida.

11 Tinjauan Pustaka

1. Mahasiswa
Mahasiswa adalah sebutan yang diberikan kepada individu yang sedang menuntut ilmu
diperguruan tinggi. Mahasiswa adalah individu yang berada pada masa usia perkembangan
dewasa awal, yang merupakan periode penuh dengan tantangan, penghargaan, dan krisis.

8. Paususeke LJ, Bidjuni H, Lolong JJS. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Stres pada Mahasiswa dalam Penyususnan Skripsi di Fakultas Kedikteran Program Studi Ilmu
Keperwatan UNSART Manado. Ejurnal Keperawatan. Vol. 3, No.2, Mei 2015.
Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin banyak tugas dan tanggungjawab
yang perlu dilaksanakan oleh seorang mahasiswa. Hal itulah yang membuat mahasiswa merasa
sangat tertekan dan menyebabkan mudah depresi.

9. Hidayah DN. Persepsi Mahasiswa Tentang Harapan Orang Tua Terhadap Pendidikan dan
Ketakutan Akan Kegagalan. Educational Psychology Journal Tahun 2012,

1.1 Mahasiswa Kedokteran


Setiap tahun jurusan kedoteran peminatnya selalu di atas dari jurusan lainnya. Hal tersebut
juga berlaku di Universitas Kristen Krida Wacana. Fakultas Kedokteran menerapkan sistem
pendidikan yang berbasis kompetensi dalam mendidik mahasiswa menjadi seorang dokter yang
kompeten. Lama studi dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah 5 tahun atau 10
semester. Masa studi itu terdiri dari tujuh semester untuk meraih Sarjana Kedokteran (S.Ked) dan
tiga semester untuk program Profesi Kedokteran. Total SKS yang ditempuh adalah 160 SKS
(S.Ked) dan 40 SKS (Profesi). Dalam program profesi mahasiswa akan menjalani kepaniteraan
klinik di salah satu rumah sakit jejaring.

Sejak Tahun Akademik 2006/2007, Fakultas Kedokteran menggunakan kurikulum berbasis


kompetensi (standar Internasional). Kurikulum semacam ini juga diterapkan di Maastricht Faculty
Of Medicine (Belanda), Brown Faculty Of Medicine (USA). Program ini terdiri dari blok atau
sistem, di mana setiap blok/sistem berlangsung sekitar 4-5 minggu.

Metode belajar-mengajar yang diterapkan adalah Belajar Mandiri Terarah (Seven Jumps -
Problem based Learning), Kuliah Pakar, Latihan Keterampilan Medik (Skill laboratory Practice),

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Pengalaman Belajar Lapangan, dan Praktikum terintegrasi. Semester Pendek, yang dalam sistem
KBK disebut Blok pendek atau short block/mini block, diselenggarakan pada setiap akhir
semester genap. Lama penyelenggaraannya sekitar 4-5 minggu. Oleh karena itu mahasiswa dapat
mengalami tekanan-tekanan dan tuntutan-tunutan, dan juga jika ada masalah lainnya di luar
kampus, sehingga tidak menutup kemungkinan memicu terjadinya depresi pada mahasiswa.

10. Web ukrida

Beberapa aspek dari proses pendidikan ini memiliki konsekuensi negatif terhadap
kesehatan mahasiswa. Studi menyebutkan mahasiswa kedokteran mengalami insiden yang lebih
tinggi pada personal distress, yang berimplikasi kepada performa akademik, kompetensi,
profesionalitas dan kesehatan. Tujuan pendidikan kedokteran salah satunya adalah mendidik
lulusan yang turut mempromosikan kesehatan, namun beberapa studi menemukan bahwa
kesehatan mental mahasiswa memburuk selama proses pendidikan.

11. Dyrbye, L., Thomas, M. and Shanafelt, T. 2005. Medical Student Distress: Causes, Consequences,
and Proposed Solutions. Mayo Clin Proc, 80(12), pp.1614-1615.

Keputusan untuk berkarir di bidang kedokteran bisa dipengaruhi oleh banyak faktor. Selain faktor
eksternal, faktor personal seperti pengaruh orangtua, pendapatan yang menarik dan prestise, faktor
seperti keinginan untuk menolong orang lain, ketertarikan mendasar pada kedokteran atau
keinginan untuk menjadi terampil dalam bidang kedokteran juga menjadi dasar seseorang memilih
untuk berkarir di kedokteran.

12. Sulistiani W, Mustami’ah D, Christyanti D. Hubungan antara Penyesuaian Diri terhadap Tuntutan
Akademik dengan Kecenderungan Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hang
Tuah Surabaya. Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah. Vol 12. No 03. Desember 2010

Mahasiswa kedokteran dibagi menjadi dua kelompok, yaitu mahasiswa yang menempuh
program sarjana dan mahasiswa yang menempuh profesi kedokteran. Untuk menempuh jenjang
profesi,mahasiswa harus menyelesaikan program sarjana terlebih dahulu. Dengan demikian,
mahasiswa dituntut belajar.
1.2 Defenisi Belajar
Belajar merupakan

Menurut Muhibbin Syah (1995), faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi 3 macam:
1) Faktor internal
a) Aspek fisiologis
Kondisi umum jasmani dan torus (tegangan otot) yang menandai tingkat
hubungan organ-organ tubuh dan sendisendinya dapat mempengaruhi semangat
dan intensitas belajar.
b) Aspek psikologis
Banyak faktor psikologis yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas
belajar. Namun faktor-faktor yang esensial adalah tingkat kecerdasan, sikap, bakat,
minat, dan motivasi.
2) Faktor eksternal
a) Lingkungan sosial
8

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Lingkungan sosial mahasiswa contohnya dosen, staf administrasi, teman-
teman kuliah, masyarakat, tetangga, serta teman-teman di kost. Lingkungan sosial
yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dari
mahasiswa.
b) Lingkungan non-sosial
Contoh lingkungan non-sosial adalah gedung tempat belajar dan letaknya,
rumah tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, serta keadaan cuaca dan waktu belajar
yang digunakan.
13. Widosari Y.W. Perbedaan derajat kecemasan dan depresi mahasiswa kedokteran preklinik dank o-
asisten di FK UNS Surakarta. Mei 2010 [skripsi]. Surakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta, 2010

1.2 Penyebab Depresi Mahasiswa


Banyaknya tuntutan untuk mengatasi masalah dan konflik serta penyesuaian diri terhadap
lingkungan membuat mahasiswa merasa semakin tertekan. Rata-rata mahasiswa semester awal
sampai dengan semester akhir mengalami masalah yang mengakibatkan kondisi stress pada diri
mereka yang dapat berubah menjadi depresi. Permasalahan, konflik, tugas akademik dan non
akademik yang dihadapi mahasiswa merupakan tanggung jawab yang harus dijalani. Hal tersebut
menjadi beban dan tekanan bagi seorang mahasisiwa sehingga membuat dirinya mengalami
kelelahan secara fisik maupun psikologis yang dapat menimbulkan depresi.

Menurut Amelia (2012), tingkat depresi mahasiswa yang tinggal sendiri lebih tinggi
dibandingkan dengan mahasiswa yang tinggal dengan orang tua. Peneliti berpendapat bahwa hal
ini dapat disebabkan karena adanya dukungan dari keluarga seperti dukungan dari orang tua yang
dapat berupa kasih sayang, motivasi, perhatian, pendampingan, bantuan dan lain-lain, sehingga
mahasiswa yang tinggal dengan orang tua tidak merasa tertekan ataupun mengalami gejala
depresi. Dan bagi mahasiswa yang depresi mungkin disebabkan karena mahasiswa merasa
kesulitan untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan hal yang baru di perkuliahan, seperti
proses pembelajaran, perkuliahan, lingkungan maupun teman baru walaupun sudah mendapat
dukungan dari keluarga.

Amelia M A F. Perbandingan tingkat depresi antara mahasiswa yang tinggal dengan orang tua dan
tinggal sendiri pada mahasiswa Program Ilmu Keperawatan. Periode April 2016 [skripsi]
Yogyakarta. Pendidikan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UMY. Yogyakarta
2016.

2. Depresi
2.1 Defenisi Depresi

Depresi merupakan gangguan afek dan emosi. Afek ialah “nada” perasaan, menyenangkan
atau tidak (seperti kebanggaan, kekecewaan, kasih sayang), yang menyertai suatu pikiran dan
biasanya berlangsung lama serta kurang disertai oleh komponen fisiologis. Sedangkan emosi
merupakan manifestasi afek keluar dan disertai oleh banyak komponen fisiologis, biasanya
berlangsung relatif tidak lama (misalnya ketakutan, kecemasan, depresi dan kegembiraan). Afek
dan emosi dengan aspek-aspek yang lain seorang manusia (umpama proses berpikir, psikomotor,
persepsi, ingatan) saling mempengaruhi dan menentukan tingkat fungsi dari manusia itu pada
suatu waktu.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


14. Maramis, W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University ; h. 38, 107,
252-254.

Depresi merupakan bentuk interaksi dengan lingkungan yang dinilai individu sebagai
sesuatu yang membebani atau melampaui kemampuan yang dimiliki, serta mengancam
kesejahteraan. Sistem pendidikan yang diterapkan di Fakultas Kedokteran yaitu KBK (Kurikulum
Berbasis Kompetensi), dimana mahasiswa dituntut untuk berperan lebih aktif. Tidak sedikit dari
mahasiswa kedokteran yang mengeluh kurang istirahat karena menghabiskan waktu untuk
mengerjakan tugas-tugas kuliah. Selain menempuh mata kuliah yang dianggap cukup sulit dan
membutuhkan konsentrasi tinggi. Banyak hal yang dapat memicu terjadinya depresi pada
mahasiswa Kedokteran seperti jadwal kalender akademik yang tidak bersifat paten, SPP yang
relative mahal, mengikuti kegiatan lainnya seperti BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan UKM
(Unit Kegiatan Mahasiswa), jarak dari fakultas yang relative jauh, dan tidak sedikit mahasiswa
Kedokteran yang berasal dari luar Pulau, sehingga memungkinkan mahasiswa untuk kos/kontrak
dan berjauhan dengan orang tua.

15. Lumonga, N. Depresi tinjauan psikologis. Kencana : Jakarta; 2009

Kondisi tersebut mendorong terjadinya perubahan perilaku pada mahasiswa seperti


penurunan minat dan efektivitas, penurunan energi, putus asa serta melemahkan tanggung jawab.
Kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi dapat menentukan
mahasiswa tersebut depresi atau tidak depresi. Penyesuaian diri merupakan suatu proses yang
mencakup respon-respon mental dan tingkah laku yang merupakan usaha individu untuk bereaksi
terhadap tuntutan dalam diri maupun situasi eksternal yang dihadapinya.

Sulistiani W, Mustami’ah D, Christyanti D. Hubungan antara Penyesuaian Diri terhadap Tuntutan


Akademik dengan Kecenderungan Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hang
Tuah Surabaya. Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah. Vol 12. No 03. Desember 2010

2.2 Faktor Penyebab Depresi

2.2.1 Faktor biologis


Meskipun penyebab depresi secara pasti tidak dapat ditentukan, pada masa pubertas, hormon
seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic
hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu: 1) Follicle-Stimulating Hormone (FSH) dan
2) Luteinizing Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang
pertumbuhan estrogen dan progesterone: dua jenis hormon kewanitaan.
Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating
Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormon-
hormon tersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat
menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga
perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan
dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormontestosterone. Bentuk
fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awalpubertas dan akan membawa mereka pada dunia
remaja.

2.2.2 Faktor sosial

10

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Dilaporkan bahwa orangtua dengan gangguan afektif cenderung akan selalu menganiaya atau
menelantarkan anaknya dan tidak mengetahui bahwa anaknya menderita depresi sehingga tidak
berusaha untuk mengobatinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status perkawinan orangtua,
jumlah sanak saudara, status social keluarga, perpisahan orangtua, perceraian, fungsi perkawinan, atau
struktur keluarga banyak berperan dalam terjadinya gangguan depresi pada anak. Ibu yang menderita
depresi lebih besar pengaruhnya terhadap kemungkinan gangguan psikologi anak dibandingkan ayah
yang mengalami depresi. Levitan et all (1998) dan weiss et all (1999) melaporkan adanya hubungan
yang signifikan antara riwayat penganiayaan fisik atu seksual dengan depresi, tetapi mekanismenya
belum diketahui secara pasti. Faktor non-genetik seperti fisik maupun lingkungan merupakan pencetus
kemungkinan terjadinya depresi pada anak dengan riwayat genetik.

2.2.3 Faktor neurotransmitter


Dua hipotesis yang menonjol mengenai mekanisme gangguan alam perasaan terfokus pada;
terganggunya regulator sistem monoamin neurotransmiter, termasuk neropinefrin dan serotonin (5-
hidroxytriptamine). Hipotesis lain menyatakan bahwa depresi yang terjadi erat hubungannya dengan
perubahan keseimbangan adrenergik-asetilkolin yang ditandai dengan meningkatnya kolnergik,
sementara dopamine secara fungsional menurun.

Sadea K, Pratiti B. Perbedaan tingkat depresi mahasiswa yang tinggal di pondokan (kos) dan yang
tinggal dengan orangtua pada mahasiswa semester VI Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah. Yogyakarta. Periode September 2015 [skripsi]
Yogyakarta : Pendidikan Kedokteran UMY. Yogyakarta 2015

2.3 Gejala Depresi


Menurut Keltner, dkk (1988) dalam Maulida (2012) beberapa gejala yang mungkin terjadi
pada seorang yang mengalami depresi antara lain :
 Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, hampir setiap hari (ditandai
oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain);
 Kehilangan berat badan yang signifikan saat melakukan diet atau bertambahnya
berat badan secara signifikan (misalnya: perubahan berat badan lebih dari 5% berat
badan sebelumnya dalam waktu satu bulan);
 Insomnia atau hypersomnia hampir setiap hari;
 Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh
orang lain, bukan hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat);
 Perasaan lelah atau kehilangan kekuatan hampir setiap hari;
 Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar
(bias merupakan delusi) hampir setiap hari;
 Berkurangnya kemampuan untuk berfikir atau konsentrasi, sulit membuat
keputusan, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan
orang lain);
 Berulang kali muncul pikiran akan kematian (bukan hanya takut mati), berulang
kali muncul pikiran untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh
diri atau rencana spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri.

16. Maulida A. Gambaran tingkat depresi pada mahasiswa program sarjana yang melakukan
konseling di badan konseling mahasiswa Universitas Indonesia. Periode April – Mei 2012
[skripsi]
Depok. Fakultas Ilmu Keperawatan. Depok 2012

11

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Menurut Setyonegoro (1991) dalam Widosari (2010), gejala klinis depresi terdiri dari:
o Simptom psikologi:
a. Berpikir: kehilangan konsentrasi, lambat dan kacau dalam berpikir, pengendalian
diri, ragu-ragu, harga diri rendah.
b. Motivasi: kurang minat bekerja dan lalai, menghindari kegiatan kerja dan sosial,
ingin melarikan diri.
c. Perilaku: lambat, mondar-mandir, menangis, mengeluh.
o Simptom biologi:
a. Hilang nafsu makan atau bertambah nafsu makan.
b. Hilang libido.
c. Tidur terganggu.
d. Lambat atau gelisah.
Widosari Y.W. Perbedaan derajat kecemasan dan depresi mahasiswa kedokteran preklinik dank o-asisten
di FK UNS Surakarta. Mei 2010 [skripsi]. Surakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 2010

2.4 Tingkat Depresi


Adapun tingkat depresi menurut PPDGJ-III berdasarkan gejala-gejalanya, yaitu :

2.4.1 Depresi ringan


 Kehilangan minat dan kegembiraan
 Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah
yang nyata sesudah bekerja sedikit saja), dan menurunnya aktivitas.
 Konsntrasi dan perhatian yang kurang
 Harga diri dan kepercayaan diri yang kurang
 Lamanya gejala tersebut berlangsung sekurang-kurangnya dua minggu
 Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan social yang bisa dikerjakan

2.4.2 Depresi sedang


 Kehilangan minat dan kegembiraan
 Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan
menurunnya aktivitas.
 Harga diri dan kepercayaan diri yang kurang
 Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
 Tidur terganggu dan nafsu makan berkurang
 Lamanya gejala tersebut berlangsung minimum dua minggu
 Mengadaptsi kesulitan untuk meneruskan kegiatan social, pekerjaan, dan usrusan
rumah tangga

2.4.3 Depresi berat


 Mood depresif
 Kehilangan minat dan kegembiraan
 Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan
menurunnya aktivitas
 Konsentrasi dan perhatian yang kurang

12

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


 Harga diri dan kepercayaan diri yang kurang
 Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
 Perbuatan membahayakan dirinya sendiri atau bunuh diri
 Tidur terganngu dan nafsu makan berkurang
 Muncul waham dan halusinasi (depresi berat dengan gejala psikotik)
 Lamanya gejala tersebut berlangsung lebih dari dua minggu

17. Maslim R. Diagnosa Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Jakarta: PT. Nuh Jaya. 2011

Menurut Kaplain & Sadock’s 2009 penggolongan depresi menurut gejalanya adalah sebagai
berikut:
a. Depresi neurotik
Depresi neurotik biasanya terjadi setelah mengalami peristiwa yang menyedihkan
tetapi yang jauh lebih berat daripada biasanya. Penderitanya seringkali dipenuhi trauma
emosional yang mendahului penyakit misalnya kehilangan orang yang dicintai, pekerjaan,
milik berharga, atau seorang kekasih. Orang yang menderita depresi neurotik bisa merasa
gelisah, cemas dan sekaligus merasa depresi. Mereka menderita hipokondria atau
ketakutan yang abnormal seperti agrofobia tetapi mereka tidak menderita delusi atau
halusinasi.
b. Depresi psikotik
Secara tegas istilah “psikotik” harus dipakai untuk penyakit depresi berat yang
mencerminkan penyakit yang parah dan merupakan indikator prognostik yang buruk.
c. Psikosis depresi manik
Depresi manik biasanya merupakan penyakit yang kambuh kembali disertai gangguan
suasana hati yang berat. Orang yang mengalami gangguan ini menunjukkan gabungan
depresi dan rasa cemas tetapi kadang-kadang hal ini dapat diganti dengan perasaan
gembira, gairah, dan aktivitas secara berlebihan gambaran ini disebut “mania”.

18. Sadock BJ. and Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry.
Lippincott Williams & Wilkins. 2009 pp: 1047-1049

2.5 Diagnosis Depresi


Sadock and Sadock (2007) mengemukakan menurut Diagnostic and Statistic Manual of
Mental Disorders IV (DSM-IV) untuk episode depresi berat sebagai berikut:

1. Lima atau lebih gejala berikut selama periode 2 minggu dan mengalami perubahan dari
fungsi sebelumnya, minimal satu dari berikut: (1) mood depresi (2) kehilangan minat atau
kesenangan.
a. Mood depresi hampir tiap hari.
b. Kehilangan minat dan kesenangan pada semua atau hampir semua pada aktivitas
harian.
c. Kehilangan berat badan bila tidak mau makan atau kenaikan berat badan (perubahan
berat badan lebih dari 5% setiap bulan), atau kehilangan nafsu makan hampir setiap
hari.
d. Insomnia dan hiperinsomnia hampir setiap hari.
e. Agitasi psikomotor atau retardasi hampir setiap hari.
f. Fatigue atau hampir kehilangan energi setiap hari.
13

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


g. Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah tidak sesuai atau berlebihan (mungkin
waham) hampir setiap hari.
h. Kehilangan kemampuan berpikir atau konsentrasi atau ketidakyakinan hampir setiap
hari.
i. Pikiran berulang akan kematian (tidak hanya takut mati), ide bunuh diri berulang tanpa
rencana, percobaan bunuh diri.
2. Gejala tidak memenuhi episode campuran.
3. Gejala menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan dan area penting
lainnya.
4. Gejala tidak terkait dengan efek psikologik penyalahgunaan (misalnya obat) atau karena
kondisi medik umum (missal : hipotiroid).
5. Gejala sebaiknya tidak dihitung bila akibat kehilangan, misalnya kehilangan yang dicintai,
gejala yang bertahan lebih dari 2 bulan atau dikarakterisasi dengan gangguan fungsional,
preokupasi dengan perasaan tidak berharga, ide bunuh diri, gejala psikotik atau retardasi
psikomotor.

19. Sadock, B.J. and Sadock, V. A. 2007. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry: Behavioral
Sciences / Clinical Psychiatry. Ed. 10. Lippincott Williams & Wilkins. Penerjemah: Kusuma, W.
pp: 528-529

3. Stressor Psikososial
Stress merupakan kondisi fisik yang tidak menyenangkan di mana manusia melihat adanya
tuntutan dalam suatu situasi sebagai beban atau di luar batas kemampuan seseorang untuk
memenuhi tuntutan tersebut. Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan yang mengakibatkan
terjadinya respon stress. Stressor dapat berasal dari kondisi fisik, psikologis maupun sosial.
Stressor dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu :
 Stressor mayor, berupa major live events yang meliputi peristiwa kematian orang yang
disayangi, pertama kali masuk sekolah, dan perpisahan.
 Stressor minor, berawal dari stimulus tentang masalah kehidupan sehari-hari, misalnya ketidak
seimbangan emosional terhadap hal-hal tertentu.

20. Nasir A. Muhith A. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar dan Teori. Jakarta: Salema Medika.
2011

Kemampuan menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi


dapat menentukan seseorang depresi atau tidak depresi. Penyesuaian diri merupakan suatu proses
yang mencakup respon-respon mental dan tingkah laku yang merupakan usaha individu untuk
bereaksi terhadap tuntutan dalam diri maupun situasi eksternal yang dihadapinya. (lumonga)
Para ahli memberikan contoh dari sekian banyak stressor psikososial yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu:

 Masalah hubungan interpersonal


Hubungan antar sesama yang tidak baik dapat menimbulkan stress. Dapat berupa hubunga
dengan teman atau sahabat yang mengalami konflik, konflik dengan kekasih atau konflik
anatara senior atau junior, atasan atau bawahan.

14

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


 Masalah dengan pekerjaan
Pekerjaan yang menumpuk, pekerjaan yang tidak cocok, pensiun, kenaikan pangkat, dan
bahkan kehilangan pekerjaan

 Masalah lingkungan hidup


Kondisi lingkungan atau tempat tinggal yang buruk akan mempengaruhi kesehatan
seseorang. Misalnya: masalah perumahan, pindah tempat tinggal yang membuat tidak nyaman
karena belum beradaptasi, hidup di lingkungan yang rawan kriminalitasi, yang akhirnya akan
mengakibatkan rasa tidak nyaman dan tercekan, yang dapat mengganggu ketenangan dan
ketentraman hidup sehingga membuat orang merasakan kecemasan bahkan depresi.

 Masalah perkawinan
Berupa pertengkaran karena perbedaan pendapat, perceraian, ketidaksetiaan/selingkuh, dan
kematian pasangan hidup.

 Masalah keuangan
Kondisi sosial-ekonomi yang kurang baik dapat memicu terjadinya depresi. Misalnya:
pendapatan lebih rendah dari pengeluaran, mempunyai hutang yang tidak sedikit, serta
kebangkrutan.

 Masalah hukum
Keterlibatan seseorang dalam masalah hokum dapat menimbulkan terjadinya stress,
misalnya: tuntutan hukum, pengadilan penjara.

 Masalah perkembangan
Masalah perkembangan fisik dan mental seseorang sangat berpengaruh misalnya:
perubahan dari masa remaja, dewasa, menopause dan usia lanjut. Kondisi disetiap fase tersebut
pada beberapa orang dapat menyebabkan kecemasan dan depresi.
 Masalah penyakit fisik
Adanya penyakit fisik yang kronis atau cidera yang mengakibatkan ketidakmampuan dapat
menyebabkan stress dan depresi pada seseorang. Contohnya: penyakit jantung, stroke, kecelakaan
yang menyebabkan gagal fungsi organ misalnya lumpuh.

 Masalah keluarga
Adanya masalah dalam keluarga dapat menyebabkan stress, cemas bahkan depresi.
Misalnya: anak yang orang tuanya cerai, kekerasan dalam rumah tangga, konflik dengan saudara,
anak yang kurang perhatian dari orang tuanya, dan sebagainya.

4. Penanganan Depresi

Seseorang yang mengalami depresi harus mendapatkan penanganan yang tepat karena bila
berlanjut dapat memicu perilaku bunuh diri. Salah satu penanganan depresi ialah konseling.
Konseling merupakan bantuan dalam penyelesaian masalah, bersifat terbuka dengan bertemu
muka dan muka yang diberikan oleh tenaga professional. Konseling dilakukan dengan pendekatan
konsep holistik yang mencangkup enam kesejahteraan, yaitu kesejahteraan akademik, emosional,
sosial, fisik, spiritual dan okupasional. Salah satu pendekatan pada konseling adalah pendekatan
tingkah laku kognitif. Pendekatan konseling yang bersifat kognitif memfokuskan pada proses
mental dan pengaruhnya pada kesehatan mental dan tingkah laku. Pendekatan ini menggunakan
15

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


premis bahwa pikiran seseorang menentukan bagaimana perasaan klien dan bagaimana cara klien
akan bertingkah laku.

21. Wanda D, Mustikasari, Murtiwi, dkk. Buku pedoman bimbingan dan konseling Mahasiswa.
Depok: FIK UI; 2008.
Menurut (Nevid et al, 2003) dalam Budiyoko (2010) ada beberapa pendekatan kontemporer untuk
mengatasi depresi, antara lain:
a. Pendekatan Psikodinamika
Psikoanalisis tradisional bertujuan membantu orang yang depresi untuk memahami
perasaan mereka yang ambivalen terhadap orang-orang (objek) penting dalam hidup
mereka yang telah hilang atau yang terancam akan hilang. Model psikoterapi untuk depresi
yang lebih baru telah muncul dari aliran interpersonal atas terapi psikodinamika,
contohnya adalah psikoterapi interpersonal (interpersonal psychoteraphy/ IPT). IPT adalah
suatu bentuk singkat dari terapi (biasanya tidak lebih dari 9-12 bulan) yang berfokus pada
hubungan interpersonal klien di saat ini. Perintis IPT percaya bahwa depresi terjadi dalam
suatu konteks interpersonal dan bahwa isi hubungan perlu untuk ditekankan dalam
penanganan.

b. Pendekatan Behavioral
Pendekatan penanganan behavioral beranggapan bahwa perilaku depresi dipelajari
dan dapat dihilangkan (unlearned). Terapis perilaku bertujuan untuk secara langsung
memodifikasi perilaku dan bukan untuk menumbuhkan kesadaran terhadap kemungkinan
penyebab yang tidak disadari dari perilaku-perilaku ini. Terapi perilaku telah terbukti
menghasilkan keuntungan yang cukup berarti dalam menangani depresi untuk orang
dewasa dan juga remaja.

c. Pendekatan Kognitif
Berfokus pada membantu orang dengan depresi belajar untuk menyadari dan
mengubah pola berpikir mereka yang disfungsional. Terapis menggunakan suatu
kombinasi dari teknik-teknik behavioral dan kognitif untuk menbantu klien
mengidentifikasi dan mengubah pikiran-pikiran yang disfungsional serta mengembangkan
perilaku yang lebih adaptif.
d. Pendekatan Biologis
Pendekatan-pendekatan biologis yang paling umum untuk menangani gangguan
mood melibatkan penggunaan obat-obatan antidepresan dan terapi elektrokonvulsif untuk
depresi serta litium karbonat untuk gangguan bipolar. Obat-obatan yang digunakan untuk
menangani depresi mencakup beberapa kelas dari antidepresan: tricyclic antidepressants
(TCAs), monoamine oxidase (MAO) inhibitors, dan selective serotonin-reuptake
inhibitors (SSRIs).
22. Budiyoko I. Perbedaan tingkat depresi antara murid putra SMA kelas X Islamic Boarding School
(IBS) MTA Surakarta yang pernah dan belum pernah tinggal di Pondok Pesantren. Periode
November 2010 [skripi]
Surakarta . Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah. Surakarta 2010.

5. Dukungan Orangtua/Keluarga
5.1 Pengertian Orangtua/Keluarga
Pengertian orangtua menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah terdiri dari ayah dan
ibu kandung.
16

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Keluarga merupakan dua orang atau lebih yang mengidentifikasi diri sebagai bagian dari
keluarga, memiliki kedekatan emosional dan kebersamaan. Keluarga terdiri dari suami, istri, anak,
kakak dan adik yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi yang hidup bersama dan jika
terpisah tepat saling memperhatikan satu sama lain.

5.2 Peran Orangtua


Banyak buku dan media massa yang mengatakan bahwa yang paling berperan terhadap
keberhasilan anak adalah orang tua. Banyak orang tua menganggap, pendidikan anak adalah
tanggung jawab sekolah. Sekolah adalah sebagai media dalam pemberi pendidikan dan pengajaran
anak, tetapi semua tetap kembali kepada orang tua.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi remaja dalam membuat keputusan memilih karir
adalah faktor internal yang dipengaruhi oleh inteligensi, bakat dan minat, sifat-sifat kepribadian,
keadaan fisik, nilai-nilai kehidupan, serta pengetahuan. Kemudian dari faktor eksternal
dipengaruhi oleh status social ekonomi keluarga, pengaruh dari keluarga khususnya orangtua,
karena peran serta dukungan orangtua sangat membantu remaja guna menghadapi tugas
perkembangan karir remaja sehingga remaja dapat menentukan karirnya dengan baik.

5.3 Dukungan Orangtua/Keluarga


Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, dan penerimaan keluaraga terhadap anggota
keluarga. Keluarga memiliki fungsi sebagai pendukung bagi anggota keluarga. Anggota keluarga
beranggapan bahwa orang yang bersifat mendukung, selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan
jika diperlukan. Dukungan keluarga bisa didapatkan dari anggota keluarga mana saja, baik secara
internal maupun eksternal. Dukungan sosial keluarga internal, seperti suami, istri, ayah, ibu, anak, dan
dukungan sosial keluarga eksternal yaitu dukungan dari keluarga besar ataupun jaringan kerja sosial.

Bentuk dukungan keluarga berupa dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informasi dan
dukungan jaringan.
a. Adapun dukungan orangtua secara emosional (emotional support) meliputi empati,
kepedulian, serta perhatian orangtua terhadap anaknya menimbulkan rasa aman,
tentram, nyaman dan merasa dicintai dalam keadaan tertekan.
b. Dukungan penghargaan (esteem support), peran orangtua yaitu dapat menghargai
kemampuan serta kualitas diri yang dimiliki anak. Dukungan penghargaan dapat
membantu anak dalam mebangun harga diri dan kompetensinya.
c. Dukungan instrumental (tangible or instrumental support), dukungan ini berguna
untuk melihat sejauh mana orangtua memberikan materi, fasilitas pendidikan dan lain
sebagainya yang berhubungan dengan biaya pendidikan dan biaya kebutuhan sehari-
hari seorang anak.
d. Dukungan informasi (informational support), yaitu sejauh mana orangtua memberikan
informasi, nasehat, saran dan arahan atau umpan balik mengenai apa yang dilakukan
oleh anak.
e. Dukungan jaringan (network support), menghasilkan perasaan sebagai anggota dalam
suatu kelompok yang saling berbagi minat dan kegiatan sosial.

23. Marlia R, Dewi FI, Suyasa PT. Persepsi terhadap dukungan orangtua dan pembuatan keputusan
karir remaja. Jurnal Provite. Vol 1 (1). Desember 2004.
Fakultas Psikologi Universitas Taruma Negara Jakarta.

17

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


24. Fibrianti ID. Hubungan antara dukungan orangtua dengan prokrastinasi akademik dalam
menyelesaikan skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Desember
2009 [skripsi]
Semarang. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Semarang 2009

5.4 Manfaat Dukungan Keluarga

Bagi pasien gangguan jiwa keluarga merupakan sistem pendukung sosial yang paling utama,
karena dapat memberikan dukungan, pengertian, perhatian, komunikasi yang baik, kepedulian dan
selalu berusaha meningkatkan derajat kesehatan keluarga yang sakit. Dukungan keluarga sangat
penting bagi penurunan depresi pada mahasiswa, karena keluarga dapat meningkatkan harga diri dan
kepercayaan diri serta menghilangkan perasaan negatif yang di rasakan mahasiswa.

Amelia M A F. Perbandingan tingkat depresi antara mahasiswa yang tinggal dengan orang tua dan
tinggal sendiri pada mahasiswa Program Ilmu Keperawatan. Periode April 2016 [skripsi]
Yogyakarta. Pendidikan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UMY. Yogyakarta 2016

Kerangka teori

Mahasiswa
Mahasiswa kedokteran

Defenisi belajar

Penyebab depresi mahasiswa

Depresi
Pengertian depresi Diagnosis
depresi
Faktor penyebab
depresi Penanganan
depresi
Gejala depresi
Stressor
Tingkat depresi psikososial

Orangtua Pengertian
orangtua/keluarga

Peran orangtua
18

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Dukungan orang
tua

Manfaat dukungan keluarga

Kerangka konsep

Mahasiswa FK Ukrida
angkatan 2016 yang tinggal Tidak depresi
dengan orang tua

Mahasiswa FK Ukrida Depresi


angkatan 2016 yang tinggal
sendiri (kos)

Tingkat depresi:
1. Tidak depresi
2. Depresi ringan
3. Depresi sedang
4. Depresi berat

19

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


12 Metodologi Penelitian Uraikan dengan jelas tetapi ringkas strategi umum dari penelitian yang
diusulkan serta pendekatan khusus dan metode yang akan digunakan. Apabila diperlukan fasilitas
di institusi lain, tunjukan bahwa lembaga yang bersangkutan telah dihubungi dan memberikan
persetujuan. Jangan melebihi 3 halaman spasi tunggal (12 pts Font)

6.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional,
dimana pengumpulan data untuk variabel dilakukan secara bersamaan melalui instrument kuisioner.

6.2 Tempat dan Waktu penelitian


Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana pada bulan Juli 2017

6.3 Subjek Penelitian


Subjek penelitian adalah mahasiswa angkatan 2016 di Fakultas Kedokteran Ukrida Jakarta Barat
yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa angkatan 2016 di Fakultas Kedokteran Ukrida yang masih aktif mengikuti kegiatan
pembelajaran
2. Mahasiswa yang tinggal dengan orang tua
3. Mahasiswa yang tinggal sendiri
4. Mahasiswa yang bersedia menjadi responden

Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa yang tinggal dengan keluarga (saudara/paman/bibi/kakek/nenek)


2. Mahasiswa yang mempunyai penyakit kronik (misal: penyakit jantung, paru-paru, )
3. Mahasiswa yang tidak hadir saat pengambilan data

6.4 Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampling. Teknik sampling yang digunakan yaitu
random sampling, karena peneliti telah mendapatkan daftar nama mahasiswa angkatan 2106. Masing-
masing subjek atau unit memiliki peluang yang sama dan independen untuk terpilih ke dalam sampel.
Besar atau banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan rumus :

20

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Keterangan:
n : jumlah sample minimal
p : proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari
q : 1-p
Zα : nilai untuk statistic zα pada kurva normal standar pada tingkat kemaknaan (1,96)
d : presisi yang dikehendaki pada kedua sisi proporsi populasi (0,1)

Berdasarkan tabel di bawah, variabel yang digunakan untuk perhitungan sampling jumlah
pengalaman tinggal sebelumnya. Variabel tersebut digunakan karena menghasilkan sampling dengan
jumlah terbesar. Berikut adalah perhitungannya:
1,962. 0,704. (1-0,704)
n = + 10% = 88 orang
0, 12
Banyaknya sampel minimal yang diperlukan adalah 88 orang. Sampel diambil dari populasi yang
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dengan rincian 44 orang mahasiswa tinggal bersama orang tua dan 44
orang mahasiswa tinggal sendiri (kos).

Tabel 6.1 Penggunaan Rumus Sampling

No Varibel Peneliti Judul (tahun) P Jumlah sampel


1 Jenis kelamin Widosari Y.W. Perbedaan derajat kecemasan 0,3167 38,53 dibulatkan
dan depresi mahasiswa
menjadi 39 orang
kedokteran preklinik dan ko-
asisten di FK UNS
Surakarta. (Mei 2010 )
2 Asal daerah Amelia M A F Perbandingan tingkat depresi 0,963 13,6 dibulatkan menjadi
antara mahasiswa yang 14 orang
tinggal dengan orang tua dan
tinggal sendiri pada
mahasiswa Program Ilmu
Keperawatan. (April 2016)
3 Pengalaman Amelia M A F Perbandingan tingkat 0,704 80,05 dibulatkan
tinggal depresi antara mahasiswa menjadi 80 orang

21

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


sebelumnya yang tinggal dengan orang
tua dan tinggal sendiri
pada mahasiswa Program
Ilmu Keperawatan. (April
2016)
4 Jumlah uang Amelia M A F Perbandingan tingkat depresi 0,667 75,84 dibulatkan
bulanan antara mahasiswa yang menjadi 76 orang
tinggal dengan orang tua dan
tinggal sendiri pada
mahasiswa Program Ilmu
Keperawatan. (April 2016)
5 Tinggal Sadea K, Perbedaan tingkat depresi 0,093 32,40 dibulatkan
bersama Pratiti B mahasiswa yang tinggal di menjadi 32 orang
orangtua/tidak pondokan (kos) dan yang
tinggal dengan orangtua pada
mahasiswa semester VI
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah.
Yogyakarta. (September
2015)

6.5 Alat dan Bahan Penelitian

Peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner data demografi responden


dan kusioner untuk mengetahui kejadian depresi responden.
1. Kuesioner data diri ini berisi tentang data responden yang meliputi usia, jenis kelamin, asal
daerah, pengalaman pernah tinggal sebelumnya, tempat tinggal responden saat ini, dan jumlah
uang bulanan. Kuesioner tersebut digunakan untuk mengetahui data tentang saat ini responden
tinggal dengan orang tua atau tinggal sendiri.

2. Kuesioner Beck Depression Inventory (BDI) merupakan instrumen dari Dr. Aaron T. Beck
yang diterbitkan pada tahun 1961 dan dimodifikasi pada tahun 1996. Instrumen ini paling
banyak digunakan untuk mengukur tingkat keparahan depresi dan dirancang untuk individu
yang berusia 13 tahun atau lebih (Beck, 2006).

Instrumen BDI II terdiri dari 21 item pernyataan yang akan mengidentifikasi tingkat
keparahan depresi. Item pernyataan modifikasi tersebut meliputi: perasaan sedih, perasaan
pesimis, perasaan gagal, kehilangan kesenangan, perasaan bersalah, perasaan dihukum, membenci
22

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


diri sendiri, kritikan terhadap diri, keinginan bunuh diri, mudah menangis, gelisah, kehilangan
ketertarikan, sulit mengambil keputusan, perasaan tidak berharga, kehilangan energi, perubahan
pola tidur, sensitifitas (kemarahan), perubahan pola makan, sulit berkonsentrasi, kelelahan dan
kehilangan ketertarikan tehadap seks.

Kuesioner ini menggunakan skala Likert, dengan ketentuan jawaban:


a = 0 : tidak ada gejala (tidak pernah)
b = 1 : ada gejala ringan (kadang-kadang)
c = 2 : ada gejala sedang (cukup sering)
d = 3 : ada gejala berat (selalu)

Menurut American Psychiatri Association dari 21 pernyataan kuesioner tersebut dapat


disimpulkan:
1) Skor 0-9 = tidak depresi
2) Skor 10-16 = menunjukkan adanya depresi ringan
3) Skor 17-29 = menunjukkan adanya depresi sedang
4) Skor 30-63 = menunjukkan adanya depresi berat

6.6 Cara pengumpulan data

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan instrumen
pengumpulan data kuesioner. Dalam proses pengumpulan data peneliti melakukan proses sebagai
berikut:
1. Dilakukan random sampling untuk memperoleh sampling tiap kelompok sebanyak 44
orang/responden.

2. Memberitahukan kepada responden waktu dan tempat akan dilakukan penelitian. Bagi
responden yang bersedia untuk dilakukan penelitian, setelah akhir perkuliahan selesai
dimohon untuk ke ruangan yang telah ditentukan peneliti. Tidak ada paksaan dalam
mengikuti penelitian ini.

3. Setelah mendapat Informed Concent, peneliti langsung melakukan penelitian yang


dibantu oleh asisten penelitian yang sebelumnya sudah menyamakan persepsi. Peneliti
memberikan penjelasan maksud dan tujuan sebelum mengisi kuesioner Beck
Depression Inventory (BDI) kepada responden. Peneliti juga menyamakan persepsi
antara peneliti dan responden mengenai isi dari kuesioner. Peneliti memberitahukan
kepada responden yang belum mengerti untuk mengangkat tangan.

4. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh
pengisian kuesioner yang telah dibagikan. Responden yang memenuhi syarat dan
menyatakan bersedia diberi lembar kuesioner kemudian ditunggu beberapa saat,
setelah selesai dikumpulkan kembali kepada peneliti. Kemudian diteliti kembali
apakah kuesioner telah terisi dengan baik.

5. Dan terakhir, hasil kesioner kemudian dikumpulkan dan peneliti akan melakukan uji
statistik.

23

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


6.7 Parameter yang diperiksa :
Parameter yang diperiksa adalah tingkat depresi dalam kategori ringan, sedang dan berat
berdasarkan skor yang telah ditetapkan dalam kusioner.

6.8 Variabel penelitian

 Variabel terikat: Variable independen Variable dependen


 Variabel bebas:
Tempat tinggal Depresi

1. Jenis kelamin
2. Asal daerah
3. Pengalaman tinggal
sebelumnya
4. Jumlah uang bulanan
5. Tinggal bersama orang
tua/tidak

6.9 Dana Penelitian


Perkiraan dana penelitian
Pembuatan proposal = Rp. 100.000
Fotokopi lembar kuesioner = Rp. 150.000
Alat tulis = Rp. 50.000
Transportasi = Rp. 50.000
Total = Rp. 350.000

6.10 Analisis Data


Analisa data menggunakan SPSS. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi analisis univariat dan bivariat.

6.10.1. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan karakeristik setiap


variabel penelitian. Dalam analisis ini nantinya akan dihasilkan distribusi frekuensi masing-
masing variable. Data yang diperoleh nantinya akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi. Data numerik akan disajikan dalam bentuk mean, median, dan standar deviasi,
sedangkan data kategorik akan disajikan dalam bentuk persentase dan frekuensi.

6.10.2. Analisa Bivariat

24

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Setelah analisis univariat selesai dilakukan analisis bivariat, analisis ini diperlukan untuk
melihat perbandingan kejadian depresi antara mahasiswa yang tinggal dengan orang tua dan
tinggal sendiri. Uji ststistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji x2 (Chi-Square).

6.11 Definisi Operasional:

Tabel 6.2 Defenisi Operasional

No Variabel Definisi operasional Alat ukur Skala Hasil Ukur


1. Jenis Kelamin Ciri seksual responden yang Kuesioner Nominal
dibedakan atas laki-laki dan data diri 1. Laki-laki
perempuan 2. Perempuan

Etnis (daerah) Golongan orang-orang Kuesioner Nominal


2. (keluarga) yang seturunan data diri 1. Jawa
sesuai dengan identitas 2. Luar Jawa
kebudayaan
Pengalaman Pengalaman responden Kuesioner Nominal
3. pernah tinggal apakah sebelummnya data diri 1. Tinggal
sebelumnya tinggal bersama orang tua dengan orang
atau pernah tinggal sendiri tua
seperti kost/asrama 2. Tinggal
sendiri (kos)

Jumlah uang Uang yang diterima Kuesioner Nominal


4. bulanan mahasiswa sebagai uang data diri 1. < 500.000
saku bulanan dari orang tua 2. 500.000-
1.000.000
3. > 1.000.000

Tinggal Saat ini mahasiswa Kuesioner Nominal 1 = Ya


5. bersama bertempat tinggal bersama data diri 2 = Tidak
orang tua orang tua (ayah dan ibu)
6. Depresi pada Perasaan yang dialamai oleh Kuesioner Ordinal
mahasiswa mahasiswa seperti; Beck 1. Tidak
hilangnya minat atau Depression Depresi: 0-9
kesenangan dalam aktivitas- Inventory
aktivitas yang biasa (BDI) 2. Depresi
dilakukan sehari-hari, Ringan: 10-16
perasaan tertekan, perasaan
sedih, terganggunya fungsi 3. Depresi
normal tubuh, yang disertai Sedang:
dengan terganggunya pola 19-29
tidur, nafsu makan,
psikomotor, konsentrasi, 4. Depresi
kelelahan, tidak dapat Berat: 30-63
menikmati kesenangan,
25

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


tidak berdaya, rasa putus
asa, kehilangan minat seks
dan juga ide bunuh diri.

26

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Tabel 6.3 Lama Penelitian dan Rincian Jadwal secara Skematis

Bulan (Tahun 2017)


No Kegiatan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agu Sept Okt Nov
1 Studi pustaka
Persiapan alat
dan bahan
2 penelitian
3 Penelitian
4 Penulisan

27

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


14 Persyaratan Etik Bagian dibawah ini harus diisi apabila penelitian yang diusulkan berkaitan
dengan eksperimentasi pada manusia dan hewan. Metode yang digunakan harus memenuhi
ketentuan etik penelitian pada manusia dan hewan (Human and Animal Ethics). Persyaratan ini
dianut oleh semua jurnal ilmiah berbobot.

Implikasi Etik Eksperimental pada Manusia Berikan pernyataan singkat mengenai permasalahn etik
yang dapat timbul dari eksprimentasi, dan jelaskan bagaimana permasalahan tersebut dapat diatasi.
Permasalahan etik termasuk (a) bahaya dan komplikasi perlakuan, (b) kerahasiaan data (confidentiality),
(c) Informed consent, dan sebagainya.

28

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


15 Daftar Pustaka Harus relevan dengan usulan.

1. Pathmanatan V.V, Husada M.S, 2013. Overview of stress level among the students in Medical
Faculty of North Sumatra Universitas. E-journal FK USU Vol. 1 No. 1
2. Safitri Y, Hidayati E. Hubungan antara pola asuh orang tua dengan tingkat depresi remaja SMK 10
November
3. Qonitatin N, Widyawati S, Asih Y.G. pengaruh kataris dalam menulis ekspresif sebagai
interverensi depresi ringan pada mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. Vol. 9. No.
1, April 2011
4. Cynthia T, Zulkaidah A, 2009. Kecenderungan depresi pada mahasiswa dan pebedaan berdasarkan
jenis kelamin. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Vol 3. A67.
5. Rezki E, Murtani H, Ilyas M. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat depresi terhadap pasien
lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Gowa. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol 5. No. 1. 2014.
6. Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian RI. Jakarta ; 2013
7. Amelia M A F. Perbandingan tingkat depresi antara mahasiswa yang tinggal dengan orang tua dan
tinggal sendiri pada mahasiswa Program Ilmu Keperawatan. Periode April 2016 [skripsi]
Yogyakarta. Pendidikan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UMY. Yogyakarta
2016.
8. Sadea K, Pratiti B. Perbedaan tingkat depresi mahasiswa yang tinggal di pondokan (kos) dan yang
tinggal dengan orangtua pada mahasiswa semester VI Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah. Yogyakarta. Periode September 2015 [skripsi]
Yogyakarta: Pendidikan Kedokteran UMY. Yogyakarta 2015
9. Pratiwi PS, Lesmana CBJ. Hubungan antara cemas dan depresi mahasiswa Kedokteran
Universitas Udayana dengan keinginan dan harapan dari karir Kedokteran. Vol 5(5) : E-jurnal
Medika: Mei 2016
10. Paususeke LJ, Bidjuni H, Lolong JJS. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Stres pada Mahasiswa dalam Penyususnan Skripsi di Fakultas Kedikteran Program Studi Ilmu
Keperwatan UNSART Manado. Ejurnal Keperawatan. Vol. 3, No.2, Mei 2015.
11. Hidayah DN. Persepsi Mahasiswa Tentang Harapan Orang Tua Terhadap Pendidikan dan
Ketakutan Akan Kegagalan. Educational Psychology Journal Tahun 2012,
12. Web ukrida

13. Dyrbye L, Thomas M, Shanafelt T. Medical Student Distress: Causes, Consequences, and
Proposed Solutions. Mayo Clin Proc 2005; 80(12), pp.1614-1615.
14. Susilowati GT, Hasanat UN. Pengaruh Terapi Menulis Pengalaman Emosional Terhadap
Penurunan Depresi pada Mahasiswa Tahun Pertama. Jurnal Psikologi. Vol. 38(1), Juni 2011
15. Anggraini DI. Hubungan Depresi dengan Status Gizi. Jurnal Medula. Vol. 2 (2); Februari 2014.
16. Atkinson R. L. Pengantar psikologi. Jakarta: Airlangga; h 43-45.
17. Cunningham S, Gunn T, Alladin A, Cawthorpe D. Anxiety, Depression, and Hopelessness in
Adolescents: A Structural Equation Model 2008; 17(3): 137-144.
18. Schoevers RA, Beekman ATF, W Van Tilburg , Deeg DJH, Jonker C, Geerlings, MI, Penninx
BWJH. Association of Depression and Gender with Mortality in Old Age. The British Journal of
Psychiatry 2000; 177: 336-342.

29

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


19. Maramis, W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Universitas Airlangga ; h. 38, 107,
252-254.
20. Lumonga, N. Depresi tinjauan psikologis. Kencana : Jakarta; 2009
21. Sulistiani W, Mustami’ah D, Christyanti D. Hubungan antara Penyesuaian Diri terhadap Tuntutan
Akademik dengan Kecenderungan Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hang
Tuah Surabaya. Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah. Vol 12(3). Desember 2010
22. Sadock BJ. and Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry.
Lippincott Williams & Wilkins. 2009 pp: 1047-1049
23. Maulida A. Gambaran tingkat depresi pada mahasiswa program sarjana yang melakukan
konseling di badan konseling mahasiswa Universitas Indonesia. Periode April – Mei 2012
[skripsi]
Depok. Fakultas Ilmu Keperawatan. Depok 2012
24. Maslim R. Diagnosa Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Jakarta: PT. Nuh Jaya. 2011
25. Sadock BJ, Sadock VA.. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences /
Clinical Psychiatry. Ed10; 2007. Lippincott Williams & Wilkins. Penerjemah: Kusuma W. pp:
528-529
26. Nasir A, Muhith A. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar dan Teori. Jakarta: Salema Medika.
2011
27. Wanda D, Mustikasari, Murtiwi, dkk. Buku pedoman bimbingan dan konseling Mahasiswa.
Depok: FIK UI; 2008.
28. Budiyoko I. Perbedaan tingkat depresi antara murid putra SMA kelas X Islamic Boarding School
(IBS) MTA Surakarta yang pernah dan belum pernah tinggal di Pondok Pesantren. Periode
November 2010 [skripi]
Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah. Surakarta 2010.
29. Marlia R, Dewi FI, Suyasa PT. Persepsi terhadap dukungan orangtua dan pembuatan keputusan
karir remaja. Jurnal Provite. Vol 1 (1). Desember 2004.
Fakultas Psikologi Universitas Taruma Negara Jakarta.
30. Fibrianti ID. Hubungan antara dukungan orangtua dengan prokrastinasi akademik dalam
menyelesaikan skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Desember
2009 [skripsi]
Semarang. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Semarang 2009

30

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Anda mungkin juga menyukai