Oleh:
20170811014042
PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2022
HALAMAN JUDUL
Kedokteran
Oleh :
20170811014042
Dosen Pembimbing :
UNIVERSITAS CENDERAWASI
JAYAPURA
2022
PERNYATAAN
Nim : 20170811014042
3. Apabila dikemudian hari terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan isi
pernyataan ini, maka saya bersedia derajat kesarjanaan saya dicabut.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesadar-sesadar dan tanpa paksaan dari
pihak manapun. Atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasi.
Jayapura, ......
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Gambaran
Kasus Diare Akut Pada Anak Di Bawah 5 Tahun Di Ruang Rawat Inap Rsud
Dok 2 Jayapura Bulan Januari- Desember 2021” . Adapun tujuan penelitia ini
adalah untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana kedokteran di
Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih Jayapura.
Dalam penyusunan ini, penulis juga menyadari bahwa tanpa dukungan dan
bimbingan dari berbagai pihak, sangat sulit bagi penulis untuk menyelesaikan
penelitian ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasi yang sebesar-
besarnya kepada pihak yang telah membantu, memotivasi serta memberi
bimbingan dalam menyusun penelitian ini.
PENDAHULUAN
(menjadi cair) disertai peningkatan frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/
hari) disertai perubahan, dengan atau tanpa darah dan atau lendir. Diare dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu diare akut dan diare kronik (Suraatmaja, 2017).
Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan
penderita yang banyak dalam waktu yang singkat. Sampai saat ini penyakit diare
Melihat kondisi negara Indonesia yang sebagian besar penduduknya masih hidup
di bawah garis kemiskinan, penyakit diare masih menjadi penyakit yang sering
masih belum menyadari akan pentingnya sarana air bersih (Nursalam, 2015).
menyatakan bahwa penyakit diare sebagai urutan pertama yang menyerang balita
di dunia, nomor 3 pada bayi dan nomor 5 bagi segala umur, WHO dan data
UNICEF menunjukan bahwa 2 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena
bahwa insiden dan period prevalence diare untuk seluruh kelompok umur adalah
3,8 % dan 8,0 %. Lima Provinsi dengan insiden dan period prevalen diare
tertinggi adalah Papua (7,3% dan 15,7%) 6,53 dan 2,800 juta balita di Papua,
Sulawesi Selatan (6,2% dan 11,2%), Aceh (5,4% dan 9,0%), sulawesi Barat (4,6%
Dinkes Provinsi Papua tahun 2019 di dapatkan sebanyak 231 kasus diare
sendiri didapatkan jumlah kasus diare sebanyak 156 kasus dan paling terbanyak
perkirakan kasus 4,972 kasus yang ditangani 3,659 (72,4%), tahun 2017
meningkat sebanyak 4,265 kasus dan tahun 2018 dengan jumlah 4.984 kasus
Kejadian diare di provinsi papua selalu meningkat setiap tahun dari 2016
sampai dengan 2019 didapatkan sebanyak (7,3% dan 15,7%) 6,53 dan 2,800 juta
tentang penyebab diare, untuk itu dari Dinkes Provinsi Papua harus sosialisasi
Tahun Yang Di Ruang Rawat Inap Rsud Dok 2 Jayapura tahun 2022
Anak Usia 5 Tahun Yang Di Ruang Rawat Inap Rsud Dok 2 Jayapura
Tahun 2021 ?
dehidrasi.
akut balita.
6. Untuk mengetahui bagaimana Gambaran Kasus Diare Akut Pada Anak
Usia 5 Tahun Yang Di Ruang Rawat Inap berdasarkan jenis terapi yang
digunakan.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Diare adalah buang air besar ( defekasi ) dengan tinja berbentuk cair atau
setengan cair ( setengan padat). kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya
lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. definisi lain memakai kriteria. Frekuensi,
yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. buang air besar encer
Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15 hari. Sedangkan
akut didefinisikan sebagai pasase tinja yang cair/lembek dengan jumlah lebih
Diare kronik adalah diare yang berlangsung dari 25 hari. Sebernanya para
Pakar di dunia telah mengajukan beberapa kriteria mengenai batasan kronik pada
kasus diare tersebut ada yang 15 hari, 3 mingggu, 1 bulan dan 3 bulan, tetapi di
indonesia dipilih waktu lebih 15 hari dan 3 bulan, tetapi di indonesia dipilih waktu
lebih 15 hari agar dokter tidak lengah, dapat cepat menginvestasikan penyebab
menyatakan diare yang berlangsung 15-30 hari yang merupakan kelanjutan dari
diare akut ( peralihan antara diare akut dan kronik, dimana lama diare kronik yang
bila tidak ditemukan infeksi, sedangkan diare non infeksi bila tidak ditemukan
hormoral atas toksikologik, Diare fungsional bila tidak dapat ditemukan penyebab
organik.
2.2. Klasifikasi
1. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya
2. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri
3. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara
terus menerus. Akibat diare peristen adalah penurunan berat badan dan
gangguametabolisme.
4. Diare dengan masalah lain , yaitu anak yang menderita diare (diare akut
dan diare peristen), mungkin juga disertai dengan penyakit lain, seperti
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi ( bakteri,
Infeksi
1. Enteral
a) Bakteri : shigela sp, E,coli patogen, salmonella sp, vibrio cholera,
d) Fungus : Kamdida/monilasis.
makanan :
heavyvcombination.
radiasi.
E.coli 38,29
Aeromonas sp 14,29
Salmonela sp 5,71
Rotavirus 2,86
Candida sp 1,71
2). Sekresi cairan dan elektrolit meninggi, disebut diare sekretorik; 3).
anion/transport elektrolit aktif dienterosit; 5). Motilitas dan waktu transit usus
intralumen dari usus halus yang disebabkan oleh obat-obat/zat kimia yang
hiperosmotik (a.i.MgSO4,Mg(OH)2, malabsorpsi umum dan defek dalam absorpsi
Diare sekretokrik: diare tipe ini disebabkan oleh meningkatkan sekresi air
dan elektrolit dari usus, menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu
secara klinis ditemukan diare dengan volume tinja yang banyak sekali diare tipe
dari diare tipe ini antara lain karena efek enterotoksin pada infeksi Vibrio
(gangguan absopsi garam empedu), dan efek obat laktasi dan efek obat laksatif
tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme transport aktif Na+k+ ATP ase
Motalitas dan waktu transit usus abnormal; diare tipe ini disebabkan
yang abnormal di usus halus, penyebab gangguan motilitas antara lain; diabetes
adanya kerusakan mukosa usus karena proses inflamasi, sehingga terjadi produksi
mukus yang berelebihan dan eksudasi air dan elektrolit kedalam lumen, gangguan
diare. Dari sudut kelainan usus, diare oleh bakteri dibagi atas non-invasif (tidak
diare karena toksin yang disekresikan oleh bakteri tersebut, yang disebut diare
pada epitel usus, yang lalu membentuk adenosin monofosfat siklik ( AMF siklik )
di dinding usus dan menyebabkan sekresi aktif anoin klorida yang diikuti air, ion
bikarbonat dan kation yang diikuti air, ion bikarbonat dan kation natrium dan
kalium. Mekanisme absorbsi ion natrium melalui mekanisme pompa natrium tidak
terganggu karena itu keluarnya ion klorida (diikuti ion bikarbonat, air natrium, ion
air,ion kalium dan ion bikarbonat, klorida). Kompresi ini dapat dicapai dengan
pemberian larutan glukosa yang diabsorpsi secara aktif oleh dinding sel usus.
2.5 Patogenesis
Yang berperan pada terjadinya diare akut terutama karena infeksi yaitu faktor
kausal (agent) dan faktor pejamu (host). Faktor pejamu adalah kemampuan tubuh
akut, terdiri dari faktor-faktor daya tangkis atau lingkungan internal saluran cerna
antara lain; keasaman lambung, motilitas usus, imunitas dan juga lingkungan
mikroflora usus. Faktor kausal yaitu daya penetrasi yang dapat merusak sel
usus halus serta daya lekat kuman. Patogenesis diare karena infeksi
pada mukosa usus halus 15-30 menit sesuda diproduksi vibrio. Enterotoksin ini
dalam sel yang menyebabkan sekresi aktif anion klorida kedalam lumen usus yang
dinding usus barupa nekrosis dan ultserasi. Sifat diarenya skretorik eksudatif.
Cairan diare dapat tercampur lendir dan darah. Walau demikian infeksi kuman –
G.lamblia.
2.6. Diagnosis
2.6.1 Anamnesis
Pasien dengan diare akut datang dengan berbagai gejala klinik bergantung
penyebab penyakit dasarnya. Keluhan diarenya berlangsung kurang dari 15
hari. Diare karena nyeri tekan abdomen, diare dan kemerahan ( ras ).
Dehidrasi dapat timbul jika berat dan asupan oral terbatas karena nausea dan
muntah, terutama pada anak kecil dan lanjut usia, Dehidrasi bermanifestasi
sebagai rasa haus yang meningkat, berkurangnya jumlah buang air kecil
dengan warna urine gelap, tidak mampu berkeringat, dan perubahan
ostostik. Pada keadaan berat, dapat mengarah ke gagal ginjal akut dan
perubahan status jiwa seperti kebingungan dan pusing kepala.
Pada pasien yang mengalami dehidrasi atau toksisitas berat atau diare
jenis leukosit) kadar elektrolit serum, ureum dan kreatin, pemeriksaan tinja
giardiast dan test serologi amebiasis, dan foto x-ray abdomen. Pasien yang
berdarah, atau pasien dengan diare akut persisiten sedangkan pada pasien
1. Pemeriksaan Tinja
kertas lakmus dan tablet clistest, bila di duga terdapat intoleransi gula.
memungkinkan).
kalium dan fosfor dalam serum (terutama pada penderita diare yang
untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit secara kualitatif dan
2.7 Penatalaksanaan
(ORT) Pemberian cairan pada kondisi tanpa dehidrasii adalah pemberian larutan
oralit dengan osmolaritas rendah. Oralit untuk pasien diare tanpa dehidrasi
diberikan sebanyak 10 ml/kgbb tiap BAB. Rehidrasi pada pasien diare akut
yang masih mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI), ASI dapat diberikan..
2.7.1 Parenteral
Selanjutnya kasus diare dengan dehidrasi berat dengan atau tanpa tanda-
dengan usia <12 bulan diberikan ringer laktat (RL) sebanyak 30 ml/KgBB selama
satu jam, dapat diulang bila denyut nadi masih terasa lemah. Apabila denyut nadi
teraba adekuat, maka ringer laktat dilanjutkan sebanyak 70 ml/KgBB dalam lima
jam. Anak berusia >1 tahun dengan dehidrasi berat, dapat diberikan ringer laktat
(RL) sebanyak 30 ml/KgBB selama setengah sampai satu jam. Jika nadii teraba
lemah maupun tidak teraba, langkah pertama dapat diulang. Apabila nadi sudah
kembali kuat, dapat dilanjutkan dengan memberikan ringer laktat (RL) sebanyak
70 ml/KgBB selama dua setengah hingga tiga jam. Penilaian dilakukan tiap satu
hingga dua jam. Apanbila status rehidrasii belum dapat dicapai, jumlah cairan
pasien sudah dapat mengkonsumsi langsung. Bayi dilakukan evaluasi pada enam
jam berikutnya, sementara usia anak-anak dapat dievaluasii tiga jam berikutnya.
diharapkan terjadi pada fungsi imun, struktur, dan fungsi saluran cerna utamanya
dalam proses perbaikan epitel sel seluran cerna. Secara ilmiah zinc terbukti dapat
menurunkan jumlah buang air besar (BAB) dan volume tinja dan mengurangi
risiko dehidrasi. Zinc berperan penting dalam pertumbuhan jumlah sel dan
imunitas. Pemberian zinc selama 10-14 hari dapat mengurangi durasi dan
keparahan diare. Selain itu, zinc dapat mencegah terjadinya diare kembali.
Meskipun diare telah sembuh, zinc tetap dapat diberikan dengan dosis 10 mg/hari
2.7.3.Nutrisi Adekuat
Pemberian air susu ibu (ASI) dan makanan yang sama saat anak sehat
menggantikan nutrisi yang hilang. Apabila terdapat perbaikan nafsu makan, dapat
dikatakan bahwa anak sedang dalam fase kesembuhan. Pasien tidak perlu untuk
puasa, makanan dapat diberikan sedikit demi sedikit namun jumlah pemerian
lebih sering (>6 kali/hari) dan rendah serat. Makanan sesuai gizi seimbang dan
atau ASI dapat diberikan sesegera mungkin apabila pasien sudah mengalami
Enteropathogenic E coli
sebagai penyebab.
atau dokter keluarga bila didapatkan gejala seperti: demam, tinja berdarah, makan
dan atau minum sedikit, terlihat sangat kehausa, intensitas dan frekuensi diare
semakin sering, dan atau belum terjadi perbaikan dalam tiga hari. Orang tua
langkah promosi dan preventif yang sesuai dengan lintas diare. Pemberian obat-
kemungkinan dapat menyebabkan komplikasi. Bayi dengan usia kurang dari tiga
obat-obatan tersebut juga tidak perlu diberikan. Efek samping berupa sedasi atau
Probiotik adalah organisme hidup dengan dosis yang efektif untuk menangani
diare akut pada anak. Probiotik yang dapat digunakan dalam penanganan diare
durasi diare. Probiotik efektif untuk mengurangi durasi diare oleh virus namun
kurang efektif untuk mengurangii durasii diare yang disebabkan oleh bakteria
(Guandalini). Mekanisme probiotik sebagai tata laksana penangann diare adalah
METODE PENELITIAN
gambaran kasus diare akut pada anak usia di bawah 5 tahun yang dirawat inap
Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 0-60 bulan yang
terdiagnosis diare akut dan dirawat inap di RSU Dok 2 Jayapura pada tahun 2021.
Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia 0-69 bulan yang dirawat inap di
RSU Dok 2 Jayapura tahun 2021 dengan diagnosa diare. Sampel merupakan
bagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili
a. Kriteria Inkulsi
Rekam medis pasien anak usia 0-60 bulan yang menderita diare dirawat inap
-Pasien anak balita dengan diare yang disertai penyakit lain (BAB
Cara
No. Variabel Definisi Operasional pengukura Skala
n
1 Diare yang berlangsung tidak
c. Dehidrasi
Berat
5 Status gizi responden saat diare a. Gizi buruk
b. Gizi
yang dirawat inap di RSU Dok 2
kurang
Status Jayapura berdasarkan berat c. Gizi baik Skala
gizi d. Gizi lebih nomina
badan menurut umur menurut
l
klasifikasi dari Kemenkes tahun
2010
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah lembar pengumpul data dan rekam medis
yang meliputi umur, jenis kelamin, derajat dehidrasi, lama rawat inap, dan status nutrisi pasien.
Bahan penelitian yang digunakan adalah rekam medis di bangsal anak RSU Dok Jayapura dari
Data yang diperoleh, dikumpulkan, diolah, dan dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan
Merubah data huruf menjadi data berbentuk bilangan untuk memudahkan analisis
data
Processing
Cleanning
Pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan apakah ada kesalahan atau
tidak.
Data dari rekam medis akan diinput ke dalam SPSS versi 20. Data dianalisis
Alambo, K.A., 2015. The Prevalence of Diarrheal Disease in under Five Children
and associated Risk Factors in. ABC Research Alert, 3(2), pp.12–22.
https://www.scopus.com/inward/record.uri?eid=2-s2.0-
84949685979&partnerID=40&md5=911d68b7c080a1b5dec790b40ea7193c.
2010.
Brandt, K.G., de Castro Antunes, M.M. & da Silva, G.A.P., 2015. Acute diarrhea:
77958017057&partnerID=40&md5=d58c79a99de5abbf85880ccb4de8e569.
Farthing, M., et al., 2013. Acute diarrhea in adults and children: A global
http://www.jgid.org/text.asp?2015/7/1/23/150887.
Hung, B.V., et al., 2006. The most comment causes of and risk factors
for diarrhea among children less than five years of age admitted to
http://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?
T=JS&PAGE=reference&D=prem&NE
WS=N&AN=26679503
at: https://paediatricaindonesiana.org/index.php/paediatrica-
indonesiana/article/viewFile/34/14
Iskandar, W.J., 2015. Manifestasi Klinis Diare Akut pada Anak di RSU
Jakarta: IDAI
Juffrie, M., et al., 2009. Modul Diare. 1st ed. Jakarta: IDAI.