Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL SKRIPSI

PROGRAM SARJANA KEDOKTERAN FK UKRIDA

UNTUK KEPERLUAN SEKRETARIAT

1 Mahasiswa/i

Nama Andri Hernadi Salampak Dehen NIM 102015167

2 Pembimbing Tim pembimbing skripsi tidak boleh melebihi dua orang

Nama dr. Edwin Perdana Gelar SpOG

Nama Dr dr. Aries Soesanto Gelar M.S, SpOK

3
Judul Skripsi Harus informatif dan singkat jangan. melebihi 20 kata

Gambaran Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Terhadap Infertilitas Pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran UKRIDA Angkatan 2015

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


4 Kata Kunci 3-5 kata kunci (key words)

Infertilitas Merokok

Pengetahuan

5 Persetujuan Pembimbing

Nama Tanda Tangan Tanggal

dr. Edwin Perdana SpOG

Nama Tanda Tangan Tanggal

Dr dr. Aries Soesanto, M.S, SpOK

6 Persetujuan Penilai Proposal

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Nama Penilai & Gelar Institusi

Tanggal dan Tanda tangan Penilaian (mohon diberi tanda  )

 Diterima tanpa perbaikan


 Diterima dengan perbaikan
( mohon diberikan komentar)

 Tidak diterima
(mohon diberikan komentar)

7 Komentar Penilai (apabila tidak mencukupi dapat dituliskan di lembar tambahan)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


8 Latar Belakang Jangan melebihi 2 halaman yang disediakan. Gunakan spasi tunggal (12 pts Font )

Merokok merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat karena dapat menimbulkan berbagai
penyakit.1 Jumlah perokok diseluruh dunia kini mencapai 1,2 milyar orang dan 800 juta diantaranya
berada di negara berkembang. Di Indonesia, prevalensi merokok sangat tinggi di berbagai lapisan
masyarakat, terutama pada laki-laki mulai dari anak, remaja dan dewasa. Kecenderungan merokok terus
meningkat dari tahun ke tahun baik pada laki-laki dan perempuan.2

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Data World Health Organization (WHO) tahun 2008 menyatakan lebih dari 5 juta orang meninggal
karena rokok. Indonesia menduduki peringkat ke-3 dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah
China dan India. Jumlah perokok Indonesia mencapai 65 juta penduduk, sementara itu China 390 juta
perokok dan India 144 juta perokok.2,3 Pada tahun 2007, Indonesia meduduki peringkat ke-5 konsumen
rokok terbesar setelah China, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang. WHO memperkirakan bahwa pada
tahun 2030, dari 70 % kematian yang disebabkan oleh rokok akan terjadi di negara-negara berkembang
termasuk Indonesia.3
The Global Adult Tobacco Survey (GATS) Atlas Tahun 2015 menunjukkan jumlah perokok di Indonesia
yang berusia 15 tahun ke atas, laki-laki mencapai 67% dan perempuan 3%. 4 Menurut data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Tahun 2013, prevalensi perokok usia 15
tahun ke atas mencapai 36,3%. Data dari Riskesdas Tahun 2007 dan Tahun 2013 serta dikombinasikan
dengan jumlah penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2013, menunjukan bahwa terjadi sedikit
peningkatan proporsi masyarakat yang merokok tiap hari dari tahun 2007 ke tahun 2013 (23,7% -
24,3%).5
Jika dilihat berdasarkan provinsi, maka proporsi tertinggi perokok setiap hari pada Provinsi Kepuauan
Riau (27,2%) dan terendah di Provinsi Papua (16,2%). Lima provinsi tertinggi proporsinya adalah
Kepulauan Riau, Jawa Barat, Bengkulu, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat. 3,5 Hasil Riskesdas 2010 pada
penduduk berumur 15 tahun keatas sebanyak 177.926 responden menunjukan bahwa secara nasional
jumlah perokok di Indonesia mencapai 34,7%, sedangkan jumlah perokok di Bali masih di bawah rata-
rata yaitu sebesar 31,0% dan masuk ke dalam kategori provinsi keempat dengan jumlah konsumen rokok
terendah secara nasional, setelah Sulawesi Tenggara (28,3%), Kalimantan Selatan (30,5%) dan DKI
Jakarta (30,8%).5,6
Rendahnya kesadaran masyarakat tentang bahaya merokok pun menjadi perhatian pemerintah dan
masyarakat Indonesia. Di tambah dengan kebanyakan perokok adalah generasi muda dan usia produktif.
Sehubung dengan hal-hal ini, dokter mempunyai peran penting dalam mengurangi tingkat konsumsi
rokok dalam masyarakat dengan cara memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok terhadap
kesehatan. Sebagai mahasiswa/i kedokteran, harus menerapkan sikap dan perilaku untuk tidak merokok
supaya dapat menjadi contoh bagi masyarakat. Berkaitan dengan hal di atas, penulis sebagai salah satu
mahasiswa Fakultas Kedokteran melakukan penelitian tentang : Gambaran Pengetahuan Tentang
Bahaya Merokok Terhadap Infertilitas Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA Angkatan
2015.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


9 Permasalahan Cantumkan juga hipotesis (bila ada) atau pertanyaan penelitian.

Masalah:

Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA 2015 tantang
perilaku merokok terhadap infertilitas ?

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


10 Tujuan Penelitian Uraikan tujuan khusus dan makna penelitian harus diuraikan dengan jelas.

Tujuan Umum:

Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA 2015
tentang perilaku merokok terhadap infertilitas

Tujuan Khusus:

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


1. Diketahuinya gambaran karakteristik responden meliputi riwayat merokok dan riwayat orang tua
merokok, serta usia pada mahasiswa FK UKRIDA 2015
2. Diketahuinya tingkat pengetahuan mahasiwa FK UKRIDA 2015 tentang perilaku merokok
terhadap infertilitas
3. Diketahuinya infomasi-infomasi yang akan disampaikan untuk mengurangi perilaku merokok
pada mahasiswa FK UKRIDA 2015

Manfaat Penelitian :

1. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan gambaran kepada pemerintah terkait
kondisi kesehatan masyarakat serta tren merokok aktif yang menjadi masalah di masyarakat.
Diharapkan pemerintah dapat memberikan solusi konkret untuk menurunkan jumlah perokok aktif
di Indonesia.
2. Bagi Perguruan Tinggi
Institusi pendidikan dapat memperoleh masukan sebagai bahan pertimbangan dalam penegasan
kebijakan dan peraturan larangan merokok diwilayah institusi pendidikan
3. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang rokok yang dapat menyebabkan infertilisasi.
Kemudian dengan adanya penelitian dan penulisan ini penulis akan mampu menerapkan kaidah
meteodologi penelitian kedokteran yang dapat bermanfaat bagi pengembangan profesionalisme
kedokteran. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna untuk
dijadikan acuan penelitian selanjutnya.

11 Landasan Teori

2.1 Pengetahuan dan Perilaku


2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan berasal dari informasi yang relevan yang diserap dan dipadukan dalam pikiran
seseorang. Pengetahuan berkaitan pula dengan apa yang diketahui dan dipahami oleh seseorang. Infomasi
cenderung nyata, sedangkan pengetahuan adalah informasi yang diintegrasikan dan di inteprtasikan.6

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga
terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
perilaku terbuka (over behavior). Perilaku yang didasari pengetahuan umumnya bersifat langgeng.7
Kognitif (pengetahuan) adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra seseorang. Kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.8

2.1.2 Tingkatan Pengetahuan


Ada 6 ( enam ) tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif , yaitu :
1) Tahu ( know )
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam
pengetahuan ini adalah mengingat kembali ( recall ) sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Ukuran bahwa seseorang ia tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan dan menyatakan.
2) Memahami ( comprehension )
Kemampuan untuk menjalankan dan menginterpretasikan dengan besar tentang objek yang diketahui.
Seseorang yang telah paham tentang sesuatu harus dapat menjelaskan, memberikan contoh, dan
menyampaikan.
3) Aplikasi ( aplication )
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi atau pengetahuan yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real ( sebenarnya )
4) Analisis ( Analysis )
Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menguraikan objek kedalam bagian-bagian lebih kecil,
tetapi masih didalam suatu struktur objek tersebut dan masih terkait satu sama lain.
5) Sintesis ( Syntesis )
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan menjadi suatu pola yang tidak ada sebelumnya, atau kemampuan menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi ( Evaluation )
Evaluasi berkaitan dengan masalah kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi
atau objek berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria yang telah ada atau telah
ditentukan.8,9

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


2.1.3 Pengertian Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang
bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri.
Perilaku manusia tidak berdiri sendiri. Perilaku manusia terdiri dari 2 komponen, yaitu mental dan
tingkah laku. Mental adalah reaksi manusia terhadap sesuatu peristiwa, sedangkan tingkah laku adalah
perbuatan yang dilakukan manusia terhadap keadaan atau situasi yang dihadapi.9

2.1.4 Proses Adopsi Perilaku


Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,
yakni :
a. Awareness (kesadaran)
Yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus atau objek terlebih dahulu.
b. Interest
Orang mulai tetarik pada objek atau stimulus.
c. Evaluation (menimbang-nimbang)
Pada tahap ini orang sudah mulai menimbang-nimbang baik dan tidaknya objek atau stimulus
tersebut pada dirinya. Hal ini bearti sikap subjek sudah lebih baik lagi.
d. Trial
Orang telah mencoba perilaku baru
e. Adoption
Subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap objek
atau stimulus.9

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan dan Perilaku


Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu :
1) Usia
Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih tinggi pada saat berpikir dan bekerja.
Hal ini sebagai akibat dari kematangan jiwa dan pengalaman. Daya ingat seseorang salah satunya
dipengaruhi oleh umur. Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan
pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut
kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
2) Pendidikan

10

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Pendidikan adalah sebuah pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas visi pendidikan yaitu
mencerdaskan umat manusia. Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang
menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi
pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya. Makin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka mudah menemukan informasi, makin banyak pengetahuan sehingga semakin
banyak pula pengetahuan yang dimiliki oleh orang tersebut.
3) Pekerjaan
Seseorang yang bekerja di faktor formal memiliki akses lebih dalam menerima informasi dan lebih
mudah dan cepat dalam mendapatkan informasi, termasuk informasi kesehatan.
4) Fasilitas
Fasilitas sebagai sumber infomasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio,
tv, majalah, media sosial, buku, dan lain-lain.9

2.2 Infertilisas
2.2.1 Pengertian Infertilisas
Berkembang biak adalah salah satu fungsi luhur dari mahluk hidup, termasuk manusia. Seluruh
mahluk hidup, termasuk manusia berkeinginan untuk menjaga kelangsungan garis keturunannya dengan
cara berkembang biak. Salah satu gannguan kesehatan reproduksi yang terjadi pada usia subur adalah
infertilitas.10
Di Indonesia terdapat 40% pasangan usia subur dan 10% diantaranya mengalami infertilitas.
Penyebab infertilitas pada pasangan suami istri dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan dengan
proporsi faktor perempuan 45%, faktor laki-laki 40%, dan faktor idiopatik 15%. 11 Pasangan infertil di
Indonesia tahun 2013 adalah 50 juta pasangan atau 15-20% dari seluruh pasangan yang ada.2
Infertilisasi mempunyai pengertian yang sangat beragam. Infertilitas adalah ketidakmampuan
untuk hamil sesudah 12 bulan atau enam bulan pada wanita berusia lebih dari 35 tahun tanpa
menggunakan kontrasepsi dan melakukan hubungan seksual yang aktif.12,13 Infertilitas adalah
ketidakmampuan untuk terjadi konsepsi setelah 1 tahun bersenggama tanpa menggunakan kontrasepsi.10,14

2.2.2 Klasifikasi Infertilitas


Infertilitas terbagi menjadi 2 yaitu infertilitas primer dan sekunder. Infertilitas primer terjadi bila
istri belum pernah hamil walaupun bersenggama setelah 1 tahun tanpa kontrasepsi. Sedangkan infertilitas

11

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


sekunder terjadi bila istri pernah hamil, tetapi kemudian tidak terjadi kehamilan lagi walaupun
bersenggama selama 1 tahun tanpa kontrasepsi.10,14,15
Penyebab infertilitas sekunder antara lain :
1. Faktor usia
Faktor usia sangat berpengaruh pada kesuburan seorang wanita. Seiring dengan bertambahnya usia
maka kemampuan indung telur untuk menghasilkan sel telur akan mengalami penurunan.
Bertambahnya usia pada pria juga menyebabkan penurunan kesuburan. Meskipun pria terus menerus
memprosuksi sperma sepanjang hidupnya, akan tetapi morfologi sperma mereka mulai menurun.
2. Masalah reproduksi
Masalah pada sistem reproduksi menyebabkan maslah yang mengarah pada infertilitas sekunder,
seperti pada perempuan yang melahirkan dengan operasi caesar yang dapat menyebabkan jaringan
parut yang mengarah pada penyumbatan tuba.
3. Faktor gaya hidup
Wanita yang obsesitas sering mengalami gangguan ovulasi, karena obesitas mempengaruhi esterogen
dalam tubuh. Pria yang gemar mengenakan celan ketat dapat mengalami gannguan motalitas
sperma.10

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Infertilisasi


Karena kurangnya informasi yang memadai, maka berkembanglah mitos di masyarakat Indonesia
bahwa perempuanlah yang menjadi penyebab pasangan sulit memperoleh keturunan. Mitos ini harusnya
dibenahi karena infertilitas kenyataanya dapat dialami oleh laki-laki ataupun perempuan.16
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi infertilitas diantaranya faktor fisik, psikologis, dan
lingkungan. Faktor psikologis yang dapat menyebabkan infertilitas adalah gangguan emosional yang
kronis seperti ketakutan dan merasa tidak mampu untuk menjadi seorang ibu atau ayah, meningkatnya
supersensitifitas karena pengaruh penambahan umur sehingga menjadi paranoid dan menyebabkan
infertilitas.14
Infertilitas pada wanita dapat disebabkan oleh infeksi vagina seperti vaginitis dan trikomonas
vaginalis akan menyebabkan infeksi lanjut pada portio, serviks, endometrium bahkan sampai ke tuba
yang dapat menyebabkan gangguan pergerakan dan penyumbatan pada tuba sebagai organ reproduksi
vital untuk terjadinya konsepsi. Terjadinya disfungsi seksual yang mencegah penetrasi penis, atau
lingkungan vagina yang terlalu asam juga dapat menyebabkan seseorang wanit kesulitan mengalami
kehamilan.10 Penyebab dari pihak wanita diantaranya masalah vagina yaitu vaginitis, masalah di serviks
yaitu servisitis, uterus, tuba dan masalah di ovarium yaitu kista ovarium. Selain itu juga penyebab infertil

12

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


seperti penyakit radang panggul, endometriosis, sindrom ovarium polikistik, kegagalan ovarium prematur,
fibrinoid rahim, masalah ovulasi, penyumbatan tuba, gangguan ovulasi, faktor yang berhubungan dengan
usia, masalah rahim, ligasi tuba sebelumnya, ketidakseimbangan hormone, faktor lingkungan dan
psikologikal.15,16
Infertilitas pada pria dipengaruhi oleh faktor koitus pria yang meliputi spermatognesis abnormal,
motilitas abnormal, kelainan anatomi, gangguan endokrin, dan disfungsi seksual. Kelainan anatomi yang
mungkin menyebabkan infertilitas adalah tidak adanya vasdeferens kongenital, obstruksi vasdeferens dan
kelainan kongenital sistem enjakulasi. Spermatogenesis abnormal dapat terjadi akibat orkitis karena
mumps, kelainan kromosom, radiasi atau varikokel. 10,15 Selain itu masalah yang dapat menyebabkan
infertilitas pada pria yaitu merokok yang dapat menurunkan jumlah sperma dan motilitas sperma,
penggunaan narkotika, alkohol, penggunaan steroid anabolikum, olahraga berlebihan, asupan zink dan
vitamin C yang tidak adekuat, pakaian dalam ketat, terpajan hazard dan toksin lingkungan sperti
pestisida, stres berat, malnutrisi dan anemia.13,15,16

2.3 Rokok
2.3.1 Pengertian Rokok
Rokok merupakan benda yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Merokok sudah menjadi kebiasaan
yang sangat umum dan meluas di masyarakat. Bahaya merokok terhdap kesehatan tubuh telah diteliti dan
dibuktikan banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokokpun sudah diketahui jelas. Merokok
berhubungan dengan sedikitnya beberapa penyakit diantaranya jantung dan gangguan pembuluh darah,
kanker paru-paru, bronchitis, hipertensi, impotensi dan infertilitas, serta gangguan kehamilan dan janin.17
Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap dan/atau
dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman
nicotiana tubacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung
nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan. 18,19 Secara global, penggunaan rokok memang
meningkat tetapi prevalensi perokok dinegara maju justru berkurang. WHO menyebutkan, jumlah
perokok meningkat 2,1 % per tahun di negara berkembang, sedangkan di negara maju angka ini menurun
sekitar 1,1 % per tahun.19

2.3.2 Jenis-jenis Rokok


Di Indonesia rokok dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan bahan pembungkus rokok,
bahan baku, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
Rokok berdasarkan bahan pembungkus.

13

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


a. Klobot rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
b. Kawung rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
c. Sigaret rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
d. Cerutu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.
a. Rokok putih yang bahan bakunya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa
dan aroma tertentu.
b. Rokok kretek yang bahan bakunya daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk
mendapatkan aroma dan rasa tertentu.
c. Rokok klembak yang bahan bakunya dan tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus
untuk mendapatkan aroma dan rasa tertentu.19,21
Rokok berdasarkan proses pembuatannya.
a. Sigaret kretek tangan yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan
menggunakan tangan atau alat bantu sederhana.
b. Sigaret kretek mesin yang proses pembuatannya menggunakan mesin.
Rokok berdasarkan penggunaan filter.
a. Rokok tanpa filter.
b. Rokok filter yang pada ujung tempat menghisap menggunakan filter.17

2.3.3 Kandungan dalam Rokok


Satu batang rokok yang hanya seukuran pensil dengan panjang sepuluh cm itu, ternyata ibarat
sebuah pabrik berjalan yang menghasilkan bahan kimia berbahaya. 17 Kandungan kimia tembakau yang
sudah teridentifikasi jumlahnya mencapai 2.500 komponen. Dari jumlah tersebut sekitar 1.100 komponen
diturunkan menjadi komponen asap secara langsung dan 1.400 lainnya mengalami dekomposisi atau
terpecah, bereaksi dengan komponen lain dan membentuk komponen baru.20 Tar dan nikotin adalah dua
zat kimia penting yang terkandung dalam rokok, nikotin bersifat adiktif (kecanduan) sementara tar
bersifat karsinogenik dan dapat menyebabkan berbagai penyakit.21 Adapun beberapa kandungan bahan
kimia berbahaya di dalam rokok antara lain :
a. Nikotin
Nikotin adalah zat atau bahan senyawa pyrrolidine yang terdapat dalam nicotiana tubacum, nicotiana
rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dapat menyebabkan
ketergantungan.18 Nikotin adalah senyawa alkaloid toksis yang dipisahkan dari tembakau dan

14

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


merupakan senyawa amin tersier dengan rumus empiris C 10H14N2 dan dalam kimia orh=ganik sebagai
1-metil-2-pirolidin (3-piridin). Nikotin dalam keadaan murni tidak berwarna, berupa minyak cair
mudah menguap, larut dalam alkohol, eter dan petroleum eter. Mendidih pada suhu 246-2470C dan
membeku pada suhu dibawah 800C, pada suhu rendah, sedikit berbau tetapi jika dipanaskan akan
dihasilkan uap yang berbau merangsang dan akan bereaksi dengan udara yang ditandai dengan
perubahan warna menjadi coklat.22
Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat stimulan dan pada dosis tinggi bersifat racun, zat ini hanya
ada pada tembakau, sangat aktif dan mempengaruhi otak atau susunan saraf pusat. 19 Secara perlahan
nikotin akan mengakibatkan perubahan pada sel-sel otak, setelah sistem saraf beradaptasi dengan
nikotin, perokok cenderung menambah jumlah batang rokok yang dihisap sebagai usaha
mempertahankan efek kesenangan yang timbuldan mempertahankan diri dari efek ketergantungan.
Akibatnya kadar nikotin dalam darah juga meningkat. Dosis 30-60 mg dari nikotin sebagai dosis
yang mematikan. Nikotin adalah salah satu racun yang bekerja sangat cepat, nikotin dalam asap
rokok membutuhkan waktu sekitar 10 detik untuk sampai ke otak.17
Rerata hasil penelitian terhadap 9 rokok kretek filter di Nganjuk, Jawa Timur didapatkan bahwa
kadar nikotin berkisar antara 1,10 % - 2,17 % dan 2 diantara 9 merk rokok yang ada mengandung
kadar nikotin diatas standar yang ditetapkan dalam SNI 0766-1989-A. (maksimum 2,0%). 21
Perbedaan nikotin dalam berbagai merk rokok dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain jenis dan
campuran tembakau yang digunakan, jumlah tembakau dalam setiap batang rokok, senyawa
tambahan yang digunakan untuk meningkatkan aroma dan rasa, serta ada tidaknya filter dalam tiap
batang rokok. Meskipun dosis yang dihisap per harinya masih dibawah dosis toksik (0,5-1,0 mg/kg
BB atau sekita 30-60 mg), bila ini berlangsung dalam waktu yang lama makan akan dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan.17
b. Tar
Tar adalah kondensat asap yang merupakan total residu dihasilkan saat rokok dibakar setelah diurangi
nikotin dan air, yang sifatnya karsinogenik.18 Tar adalah senyawa polinuklin hidrokarbonaromatika
yang bersifat karsinogenik, termasuk di dalamnya terdapat nikel dan kadmium yang dapat
mempengaruhi kerja hormon reproduksi. Adanya kandungan tar yang beracun ini, sebagian dapat
merusak sel paru karena dapat lengket dan menempel pada jalan nafas dan paru-paru sehingga
mengakibatkan terjadinya kanker.17,19,22 Standar yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No.
38/2000, yang menyatakan bahwa standar kadar tar untuk rokok kretek filter maksimum 20
mg/batang atau 1,5 %.21

15

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


c. Amonia
Amonia merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Gas yang tajam
baunya, menyengat dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada ammonia sehingga
kalau masuk sedikit pun kedalam peredaraan darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau
koma.17,19
d. Acetol
Acetol adalah hasil pemanasan aldehyde (sejenis zat yang tidak berwarna yang bebas bergerak) dan
mudah menguap dengan alkohol.17
e. Karbon monoksida (CO)
CO dalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak
sempurna dari unsur zat arang atau karbon.19 Karbon monoksida adalah gas beracun yang mempunyai
afinitas kuat terhadap hemoglobin pada sel darah merah sehingga membentuk karbonsihemoglobin.22
f. Methanol
Methanol adalah sejenis cairan ringan yang gampang menguap dan mudah terbakar. Meminum atau
mengisap methanol dapat mengakibatkan kebutaan bahkan kematian.17
g. Hydrogen Sulfide
Hydrogen sulfide adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dang bau yang keras. Zat
ini menghalangi oxidasi enxym (zat besi yang berisi pigmen).17
h. Formic Acid
Formic acid adalah sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat membuat lepuh.
Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya. Zat ini dapat menyebabkan seseorang seperti merasa
digigit semut.17
i. Phenol
Phenol merupakan campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik seperti
kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan, karena phenol ini
terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim.17
j. Hydrogen Cyanide
Zat ini merupakan zat yang paling ringan, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Gas
ini mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan. Sedikit saja cyanide dimasukan
dalam tubuh dapat menyebabkan kematian.17,19
k. Formaldehyde

16

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Formaldehyde adalah sejenis gas tidak berwarna dengan bau yang tajam. Gas ini tergolong sebagai
pengawet dan pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun keras terhadap semua organisme-
organisme hidup.17
l. Pyridine
Pyridine adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam. Zat ini digunakan untuk
mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.17,22
m. Methyl Chloride
Methyl chloride adalah campuran dari zat-zat bervalensi satu antara hidrogen dan karbon merupakan
unsurnya yang terutama. Zat ini adalah merupakan compound organis yang dapat beracun.17
n. Nitrous Oxide
Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terisap dapat menyebabkan rasa
sakit. Nitrous oxide ini adalah jenis zat yang pada mulanya dapat digunakan sebagai pembius waktu
melakukan operasi oleh para dokter.17,22

2.3.4 Efek Merokok pada Kesehatan


Akibat buruk kebiasaan merokok bagi kesehatan telah banyak dibahas. Di Indonesia perilaku merokok
penduduk 15 tahun keatas masih belum terjadi penurunan dari 2007 ke 2013, cenderung meningkat dari
34,2 persen tahun 2007 menjadi 36,3 persen tahun 2013. 64,9 persen laki-laki dan 2,1 persen perempuan
masih menghisap rokok tahun 2013. Ditemukan 1,4 persen perokok umur 10-14 tahun, 9,9 persen
perokok pada kelompok tidak bekerja, dan 32,3 persen pada kelompok kuintil indeks kepemilikan
terendah.2 kebiasaan merokok telah terbukti berhubungan dengan kurang lebih 25 jenis penyakit dari
berbagai organ tubuh manusia,22 diantaranya :
a. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah
karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner. Secara klinis, ditandai dengan nyeri dada atau
terasa tidak nyaman di dada atau dada terasa tertekan berat ketika sedang mendaki atau kerja berat
ataupun berjalan terburu-buru.2 Merokok sigaret merupakan resiko utama penyebab penyakit jantung
koroner.17 Merokok mempengaruhi jantung dengan berbagai cara. Merokok dapat menaikan tekanan
darah dan mempercepat denyut jantung sehingga pemasukan zat asam kurang dari normal yang
dipelukan agar jantung dapat berfungsi dengan baik. Keadaan ini dapat memperberat tugas otot
jantung. Merokok dapat juga menyebabkan dinding pembuluh darah menebal secara bertahap yang
menyulitkan jantung untuk memompa darah.22
b. Kanker

17

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Kanker adalah penyakit yang terjadi di beberapa bagian tubuh akibat sel-sel tumbuh mengganda
secara tiba-tiba dan tidak berhenti, kadang-kadang gumpalan sel hancur dan terbawa oleh darah
kebagian tubuh lain kemudian hal yang sama berulang kembali. Pertumbuhan sel secara tiba-tiba
dapat terjadi jika sel-sel dibagian tubuh terangsang oleh substansi tertentu selama jangka waktu yang
lama. Substansi ini bersifat karsinogenik yang berarti menghasilkan kanker. Dalam tar tembakau
terdapat sejumlah bahan kimia yang bersifat karsinogenik.22 Zat nikotin juga menyebabkan kerusakan
sel-sel dalam organ paru-paru yang bisa berakibat fatal yaitu kanker paru-paru. 5 Bukti yang
mengaitkan merokok sigaret dengan kanker paru hampir dapat dipastikan. Perokok pria kira-kira 10
kali lebih mudah mati karena karsinoma bronkogenik dari pada bukan perokok. Resiko merokok
sigaret 2 bungkus sehari dalam 3 kali lebih tinggi dari pada mereka yang merokok setengah bungkus
sehari.17
c. Bronchitis dan Pneumonia
Batuk yang diderita perokok dikenal dengan nama batuk perokok yang merupakan tanda awal adanya
bronkhitis yang terjadi karena paru-paru tidak mampu melepaskan mukus yang terdapat di dalam
bronkus dengan cara normal.22 Laporan Badan Lingkungan Hidup Amerika (EPA – Environmental
Protection Agency) mencatat tidak kurang dari 300 ribu anak-anak berusia 1 hingga 1,5 tahun
menderita bronchitis dan pneumonia, karena turut mengisap asap rokok yang dihembuskan orang di
sekitarnya terutama ayah-ibunya.17 Asap rokok tersebut terhirup dan masuk kedalam paru-paru
sehingga menyebabkan paru-paru mengalami radang, bronchitis, pneumonia. 5 Silia terus bergerak
bergelombang seperti tentakel yang membawa mucus keluar dari paru-paru menuju tenggorokan.
Asap rokok dapat memperlambat gerakan silia dan setelah jangka waktu tertentu akan merusaknya
sama sekali dan menyebabkan perokok harus lebih banyak batuk untuk mengeluarkan mucus. Karena
sistem pernafasan tidak bekerja sempurna maka perokok lebih mudah menderita radang paru-paru
yang disebut bronchitis.22
d. Infertilitas
Pada kasus-kasus infertilitas, hasil analisis semen dari pasien yang merokok menunjukan adanya
kelainan konsentrasi, disusul dengan kelainan morfologi dan motilitas dari sperma. 17 Efek bahaya
merokok bagi kesehatan lainnya adalah bisa mengakibatkan impotensi, kasus seperti ini sudah
banyak dialami oleh para perokok. Sebab kandungan bahan kimia yang sifatnya beracun tersebut bisa
mengurangi produksi sperma pada pria. Bukan hanya itu saja pada pria juga bisa terjadi kanker di
bagian testis.5 Peningkatan radikal bebas akan merusak membran dari sel-sel spermatogenik,
mengganggu transport ion-ion penting bagi proliferasi dan pertumbuhan sel-sel spermatogenik,

18

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


merusak DNA spermatozoa dan meningkatkan terjadi terjadinya apoptosis spermatozoa. Asap rokok
menghambat proses spermatogenesis secara nyata yang ditandai dengan penurunan jumlah sel-sel
spermatogonium, spermatosit primer, spermatid dan lapisan sel spermatogenetik yang ditandai
dengan penurunan presentase spermatozoa normal, kecepatan gerak spermatozoa, motilitas
spermatozoa dan spermatozoa hidup.19 Penelitian menunjukan bahwa merokok dapat mengurangi
jumlah sperma dalam ejakulasi dan menyebabkan kerusakan DNA dalam mengembangkan sel
sperma.17 Asap rokok juga dapat menyebabkan penurunan jumlah spermatosit pakiten dan spermatid
karena dalam asap rokok masih banyak zat-zat kimia yang menghambat spermatogenesis, sehingga
mengakibatkan konsentrasi spermatozoa yang dihasilkan menjadi sedikit atau terjadi penurunan.19

Kerangka Teori

Dampak negatif rokok bagi


kesehatan

Infertilitas Perilaku Merokok Kandungan rokok

Tingkat Pengetahuan Jenis rokok

Faktor yang Tingkatan


mempengaruhi pengetahuan:
pengetahuan: 1. Tahu
Usia 2. Memahami
Pendidikan 3. Aplikasi
Pekerjaan 4. Analisis
Fasilitas 5. Sintesis
19
6. Evaluasi
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Kerangka Konsep

 Riwayat merokot pada


orang tua Tingkat pengetahuan mahasiswa
 Riwayat merokok
Fakultas Kedokteran UKRIDA 2015
 Usia
 Tingkat pengetahuan tentang perilaku merokok terhadap
 Perilaku merokok infertilitas

12 Rencana Penelitian Uraikan dengan jelas tetapi ringkas strategi umum dari penelitian yang diusulkan serta
pendekatan khusus dan metode yang akan digunakan. Apabila diperlukan fasilitas di institusi lain, tunjukan bahwa
lembaga yang bersangkutan telah dihubungi dan memberikan persetujuan. Jangan melebihi 3 halaman spasi tunggal
(12 pts Font)
12.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan desain analisis deskriptif dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional merupakan pengamatan yang dilakukan dalam satu
saat atau satu periode tertentu dengan ciri-ciri setiap objek studi hanya diamati atau diperiksa satu kali
dalam suatu penelitian. Penelitian ini dilakukan tanpa mengikuti proses perjalanan, hingga seolah-olah
merupakan suatu penampang melintang.23 Metode ini digunakan untuk mengetahui “Tingkat Pengetahuan
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA 2015 Tentang Perilaku Merokok Terhadap Infertilitas”.
12.2 Tempat dan Waktu penelitian
Tempat penelitian yang digunakan adalah Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) Jakarta. Waktu
penelitian yang digunakan berkisar 5 bulan dari tanggal 12 Juni sampai 14 November 2018.

20

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


12.3 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
(UKRIDA) Jakarta angkatan 2015 dengan jumlah seluruhnya 250 orang. Subjek penelitian berpedoman
pada kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang telah ditentukan peneliti. Penentuan kriteria sangat
membantu peneliti untuk mengurangi bias hasil penelitian.
Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah :
a. Mahasiswa angkatan 2015 Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta
b. Mahasiswa berstatus aktif kuliah
c. Mahasiswa yang tidak tinggal tingkat dan mengikuti semester 6
d. Mahasiswa yang bersedia mengisi kuisioner
Kriteria eksklusi yang ditetapkan adalah :
a. Mahasiswa bukan angkatan 2015 Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta
b. Mahasiswa cuti kuliah
c. Mahasiswa yang tinggal tingkat atau tidak mengikuti semester 6
d. Mahasiswa yang tidak bersedia mengisi kuisioner
Program Studi Jumlah Mahasiswa UKRIDA Angkatan 2015
Fakultas Kedokteran Laki-laki Perempuan
82 136
Total 218
Tabel1.1 Persebaran Jumlah Mahasiswa FK Ukrida Angkatan 2015
12.4 Sampling
Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling, dimana responden dipilih
melalui penetapan kriteria inklusi maupun eksklusi oleh peneliti. Semua mahasiswi yang memenuhi
syarat dan datang ke tempat penelitian akan dijadikan sampel penelitian sampai jumlah sampel yang
dibutuhkan terpenuhi serta berdasarkan waktu pengumpulan data yang tersedia. 23 Rumus yang digunakan
dalam menentukan besar sample dalam penelitian ini adalah menggunakan ketentuan rumus besar sample
menurut surakhmad.

Rumus : S = 15% + (50% - 15%)


Keterangan : S = Ukuran sampel
n = Ukuran populasi

Penghitungan: S = 15% + (50% - 15%)

= 15% + (35%)

21

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


= 15% + 1,02 (35%)
= 15% + 35,7% = 50,7%
= 41,5
= 40 responden
12.5 Bahan, alat dan cara pengambilan data

12.5.1 Bahan Penelitian


Kertas HVS berisis kuisioner dan dibutuhkan 40 responden mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA
Jakarta yang bersedia mengisi kuisioner

12.5.2 Alat Penelitian


Sebagai alat pengumpulan data yang digunakan adalah kertas HVS yang berisi kuisioner dan alat tulis.

12.5.3 Cara Pengambilan Data


1. Melakukan konsultasi mengenai persetujuan pembimbing
2. Menjelaskan kepada responden mengenai maksud dan tujuan penelitian
3. Peneliti menyebarkan kuisoner kepada mahasiwa Fakultas Kedokteran angkatan 2015 yang
bersedia mengisi kuisoner.
4. Subyek yang diteliti menjawab pertanyaan yang terdapat pada kuisoner sesuai dengan petunjuk
yang ada.
5. Subyek yang diteliti dapat bertanya kepada peneliti apabila mempunyai kesulitan dalam mengisi
kuisoner dan peneliti harus memberi penjelasan tentang kesulitan tersebut.
6. Lembar kuisoner yang telah diisi, kemudian dikumpulkan kepada peneliti. Setelah itu, lembar
kuisoner yang telah dikumpulkan akan dianalisis dan dijadikan data dalam penelitian.

12.6 Parameter yang diperiksa :


- Tingkat pengetahuan
- Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA angkatan 2015 Jakarta

12.7 Variabel penelitian


 Variabel terikat:
- Infertilitas
 Variabel bebas:
22

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


- Perilaku merokok
- Tingkat penegetahuan

23

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


12.6 Parameter yang diperiksa :
- Tingkat pengetahuan
- Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA angkatan 2015 Jakarta

12.8 Variabel penelitian


 Variabel terikat:
- Infertilitas
 Variabel bebas:
- Perilaku merokok
- Tingkat pengetahuan

12.8 Dana Penelitian


Perkiraan dana penelitian
Perkiraan dana penelitian adalah sebanyak Rp. 300.000 dengan rincian :
- fotocopy 40 lembar kuisoner = 40 X Rp 250 = Rp 10.000
- souvenir bagi responden = 40 X Rp 5.000 = Rp 200.000
- lain-lain = Rp. 50.000

12.9 Analisis Data


 Pengolahan data
Data diambil lalu dioalh menggunakan aplikasi SPSS versi 16.0
 Penyajian data
Data akan ditampilkan dalam bentuk tabel atau grafik
 Analisis data
Analasis data yang sudah diolah menggunakan uji statistic deskriptif
 Interpretasi data

24

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


12.10 Definisi Operasional:

No Varieabel Definisi Operasional Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Penelitian Ukur
1. Pengetahuan Dalam penelitian ini Kuisioner Pilih jawaban 1. Skor ≤ 10 = Nominal
pengetahuan yang pertanyaan dengan Pengetahua
diteliti adalah nilai n kurang
pengtahuan Benar = 1 2. Skor 11-14
mahasiswa FK Salah = 0 =
UKRIDa angkatan Pengetahua
2015 mengetahui n sedang
bahaya merokok dan 3. Skor ≥ 15 =
dampak terhadap Pengetahua
infertilitas. n tinggi
2. Perilaku Perilaku merokok i tahapan Menjawab 1. Tinggi jika Nominal
merokok mahasiswa FK perilaku pertanyaan dengan skor ≥ 40
UKRIDA angkatan merok jawaban berbentuk 2. Sedang =
2015 melipu k, skala perilaku jika skor 20
intensitasmerokok, yaitu sbb – 40
merokok, : 3. Rendah =
waktu 1. Selalu jika skor ≤
merokok 2. Sering 20
dan 3. Kadang-kadang
fungsi 4. Tidak pernah
merokok Dengan nilai skor :
Kuisioner selalu (4), sering
(3), kadang-kadang
(2), dan tidak
pernah (1).
3. Usia Jumlah tahun dihitung Kuisioner 1 pertanyaan pada - Ordinal
sejak lahir sampai data demografi
dengan tahun terakhir kuisioner
saat pengambilan data
4. Jenis Kuisioner 1 pertanyaan pada 1. Laki-laki Ordinal
kelamin Tanda fisik yang data demografi 2. Perempuan
teridentifikasi pada kuisioner
responden dan dibawa
sejak dilahirkan

25

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


13 Jadwal Penelitian Cantumkan lama penelitian dan rincian jadwal secara skematis.

Bulan (Tahun………)
No Kegiatan Mei Juni Juli Agus Sept Des Maret Aprl Mei Juni
1 Studi pustaka
Persiapan alat
dan bahan
2 penelitian
3 Penelitian
4 Penulisan

26

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


14 Persyaratan Etik Bagian dibawah ini harus diisi apabila penelitian yang diusulkan berkaitan dengan
eksperimentasi pada manusia dan hewan. Metode yang digunakan harus memenuhi ketentuan etik penelitian pada
manusia dan hewan (Human and Animal Ethics). Persyaratan ini dianut oleh semua jurnal ilmiah berbobot.

Implikasi Etik Eksperimental pada Manusia Berikan pernyataan singkat mengenai permasalahn etik
yang dapat timbul dari eksprimentasi, dan jelaskan bagaimana permasalahan tersebut dapat diatasi. Permasalahan etik
termasuk (a) bahaya dan komplikasi perlakuan, (b) kerahasiaan data (confidentiality), (c) Informed consent, dan sebagainya.

Implikasi Etik Eksperimental pada Hewan

27

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


15 Daftar Pustaka Harus relevan dengan usulan.

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 40 Tahun 2013 Peta jalanan


pengendalian dampak konsumsi rokok bagi kesehatan. Lembaran Negara RI Tahun 2013, No.
736. Sekretaris Negara. Jakarta.
2. Kemenkes RI. 2013. Riset kesehatan dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
3. Kemenkes RI, 2010. Pedoman pengembangan kawasan tanpa rokok. Kementerian Kesehatan
RI. Jakarta.
4. Aprioria, V D., Amir, A., Khairsyaf, O. 2015. Gambaran morfologi spermatozoa pada perokok
sedang di lingkungan PE group yang datang ke bagian biologi fakultas kedokteran universitas
andalas. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4 (2), hal. 425-429.
5. Kementerian Kesehatan RI. 2018. Inilah 4 Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Tubuh.
http://www.kemkes.go.id. 25 maret 2018 (13.00).
6. Taufik, M. 2011. Pengembangan koleksi digital dan operasionalisasi otomasi perpustakaan.
https://books.google.co.id/books?id=R9w8DwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id . 28 maret
2018 (15.30).
7. Sunaryo. 2008. Psikologi untuk keperawatan. https://books.google.co.id/books?
id=6GzU18bHfuAC&printsec=frontcover&hl=id. 28 maret (16.30).
8. Nursalam & Efendy, F., 2010. Pendidikan dalam keperawatan.
https://books.google.co.id/books?id=OPyf0ArEccMC&printsec=frontcover&hl=id. 29 maret
(14.50).
9. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
10. Saraswati, A. 2015. Infertility. J Majority. 2015; 4 (5), hal. 5-9.
11. Lestari, S W & Sari, T. 2015. Fragmentasi DNA spermatozoa: penyebab, deteksi, dan
implikasinya pada infertilitas laki-laki. eJKI. 2015; 3 (2), hal. 152-160.
12. Sa’adah, N & Purnomo, W. 2016. Karakteristik dan perilaku beresiko pasangan infertil di klinik
fertilitas dan bayi tabung tiara cita rumah sakit putri Surabaya. Jurnal biometrika dan
kependudukan. 2016; 5 (1), hal. 61-69.
13. Firman, S. 2012. Infertilitas pria akibat kerja. CDK-195. 2012; 39 (7), hal. 508-511.
14. Indriyani, D. 2011. Konseling infertilitas. The Indonesian journal of health science. 2011; 1 (2),
hal. 83-94.
15. Trisnawati, Y. 2015. Analisis kesehatan reproduksi wanita ditinjau dari riwayat kesehatan
reproduksi terhadap infertilitas di RS Margono Soekardjo tahun 2015. Jurnal Kebidanan. 2015;
7 (2), hal. 115-222.
16. Putra, C B N & Manuaba, F. 2017. Gambaran analisa sperma di klinik bayi tabung rumah sakit
umum pusat sanglah tahun 2013. E-Jurnal Medika. 2017; 6 (5).
28

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


17. Amarudin. 2012. Pengaruh merokok terhadap kualitas sperma pada pria dengan masalah
infertilitas studi kasus kontrol di Jakarta tahun 2011. Tesis. Program S2 Fakultas Kesehatan
Masyarakat Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Biostatistik &
Kependudukan Universitas Indonesia (UI). Depok.
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 Pengamanan Bahan Yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan. Lembaran Negara RI
Tahun 2009, No. 144. Sekretaris Negara. Jakarta.
19. Sari, P D. 2014. Effect of cigarette smoke in quality and quantity spermatozoa. J-Majority.
2014; 3 (7), hal. 102-106.
20. Tirtosastro, S & Murdiyati, A S. 2010. Kandungan kimia tembakau dan rokok. Buletin
Tanaman Tembakau, Minyak Industri dan Serat. 2010; 2 (1), hal. 33-43.
21. Kusuma, D A,. Yuwono, S S,. Wulan, S N. 2009. Studi kadar nikotin dan tar sembilan merk
rokok kretek filter yang beredar di wilayah Kabupaten Nganjuk. J.Tek..Pert. 2009; 5 (3), hal.
151-155.
22. Nururrahmah. 2014. Pengaruh rokok terhadap kesehatan dan pembentukan karakter manusia.
Prosiding Seminar Nasional 1 (1). 3 Mei 2014. Universitas Airlangga: 77-84.
23. Swarjana IK. Metodologi penelitian kesehatan tuntunan praktis pembuatan proposal penelitian.
Yogyakarta: ANDI; 2012: 102

29

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Anda mungkin juga menyukai