Disusun oleh :
Anida Hasna Purnamaningsih
1102017026
Pembimbing:
dr. Citra Fitri Agustina, Sp.KJ
Ada beberapa tinjauan sistematis atau meta-analisis yang ada tentang masalah
psikologis pada mahasiswa kedokteran di Cina. Sejauh ini, masalah kesehatan mental dalam
pengaturan pendidikan medis di Cina masih belum jelas.
Metode
Kriteria kelayakannya adalah sebagai berikut: jenis studi - studi yang disertakan adalah
studi cross-sectional yang menganalisis prevalensi masalah kesehatan mental di antara
mahasiswa kedokteran di Cina atau menyediakan suf fi data yang efisien untuk persentase
yang akan dihitung; jenis peserta - studi yang disertakan hanya melibatkan mahasiswa
kedokteran sebagai peserta, yang terdaftar di sekolah kedokteran atau universitas di Cina.
2. Metode Pencarian
Penelitian ini melakukan pencarian dari studi yang diterbitkan maupun yang tidak
dipublikasikan menggunakan EMBASE (1980 – Juni 2018), , PubMed (1966 - Juni 2016),
PsycINFO (1806 - Juni 2016), OVID (1966 - Juni 2018), Cochrane Database of Systematic
Reviews (CDSR, 2018), dan Cochrane Central Register of Controlled Trials (CENTRAL,
2018). Istilah penulusuran pada penelitian ini terdiri dari judul dan kata kunci subjek medis.
3. Seleksi Studi dan Ekstraksi Data
4. Analisis Statistik
Pada penelitian ini dilakukan meta-analisis menggunakan RevMan. Data yang
sudah diektraksi digunakan untuk menghitung standard error (SE). Analisis
subkelompok yang dilakukan berdasarkan jenis kelamin dan usia umuk melihat
prevalensi masalah kesehatan mental di kalangan mahasiswa kedokteran. Kelompok
usia menggunakan batasan 20 tahun.
Hasil
1. Hasil Pencarian
2. Karakteristik Penelitian
Pada 10 penelitian yang dilakukan pada mahasiswa kedokteran dari daratan Cina, 5
dilakukan di Cina Selatan, 2 dilakukan di Cina Utara, 1 dilakukan di 23 provinsi yang
mencakup China Selatan dan Utara, dan 2 studi lainnya tidak menjelaskan wilayah geografis
dalam artikel mereka. Usia rata-rata siswa di atas 20 tahun dalam 5 studi, di bawah 20 tahun
dalam 2 studi, dan tidak diketahui dalam 3 penelitian lainnya. Semua penelitian
menggunakan kuesioner yang sudah di validasi untuk mengukur hasilnya.
3. Penilaian Kualitas
Semua penelitian yang disertakan menerima skor penilaian kualitas 50% atau lebih
tinggi menurut alat penilaian kualitas NIH-QAT (National Institutes of Health Quality
Assessment Tool for Observational Cohort and Cross-Sectional Studies).
•Perbedaan prevalensi depresi pada laki-laki 15% dan perempuan 14% mahasiswa
kedokteran tidak signifikan secara statistic.
•Mahasiswa kedokteran yang lebih tua memiliki prevalensi yang lebih tinggi yaitu
43% dibandingkan mahasiswa kedokteran yang lebih muda yaitu 11%.
3) Pemikiran untuk Mengakhiri Hidup yaitu dengan prevalensi 11% pada mahasiswa
kedokteran Cina dalam 3 studi yang disertakan.
• Keinginan mengakhiri hidup pada wanita lebih tingi (34%) dibandingkan laki-
laki (20%)
Diskusi
1. Pendidikan kedokteran di Cina menerapkan standar tekanan akademik yang jauh lebih
berat pada mahasiswa kedokteran daripada mahasiswa dengan jurusan lain.
1. Beban akademis yang berat dalam jangka panjang, magang dengan intensitas tinggi,
hubungan multipersonal yang kompleks, dan ketidakpastian mengenai karir masa
depan mereka mungkin menjadi penyebab tingginya insiden kecemasan pada
mahasiswa kedokteran di Cina..
1. Tekanan akademis yang berlebihan adalah penyebab utama keinginan bunuh diri.
Selain itu, ide bunuh diri dilaporkan terkait erat dengan gangguan kesehatan mental
lainnya, seperti depresi dan kecemasan.
2. Untuk mencegah terjadi hal yang buruk, maka harus dilakukan skrining awal pada
mahasiswa kedokteran di Cina, konseling kesehatan mental harus lebih banyak
diberikan kepada mereka.
1. Mahasiswa kedokteran di Cina memiliki risiko yang relatif lebih rendah untuk
menderita gangguan makan terlepas dari masalah kesehatan mental lainnya, termasuk
depresi dan kecemasan.
2. Untuk menghindari konsekuensi dari gangguan makan, maka perlu juga dilakukan
skrining yang tepat bagi mahasiswa kedokteran di China
Kesimpulan