Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

JUSTIFIKASI ETIK
4.1

Rangkuman Karakteristik Penelitian


Depresi merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya,
termasuk perubahan pada pola tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi,
rasa putus asa dan tidak berdaya (Kaplan, 2010). Depresi adalah suatu
masalah kesehatan jiwa yang menjadi kontributor penting terhadap
permasalahan kesehatan global. WHO melaporkan sekitar 350 juta orang di
dunia saat ini mengalami depresi. Di Indonesia, prevalensi penduduk yang
mengalami gangguan mental emosional (gejala-gejala depresi dan ansietas)
adalah 6%. Perempuan berusia lebih dari 40 tahun lebih beresiko menderita
gangguan mental emosional (Riskesdas, 2013).
Depresi dapat timbul bersamaan dengan keadaan medis yang
menyertai, misalnya penyakit kronis. Salah satu penyakit kronis yang sering
menimbulkan depresi pada penderitanya adalah kanker. Khamecian et al
(2013) melakukan penelitian tentang prevalensi depresi pada 249 pasien
dengan jenis kanker berbeda. Hasil penelitiannya menunjukkan prevalensi
kejadian depresi pada penderita kanker adalah 78,3%.
Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak menyerang
wanita di Indonesia. Departemen Kesehatan (Depkes) melaporkan selama
tahun 2010-2013, kanker payudara, kanker serviks, dan kanker paru
merupakan tiga penyakit terbanyak di RS Kanker Dharmais Jakarta. Jumlah
kasus baru dan jumlah kematian akibat kanker tersebut terus meningkat. Di
Palembang, jumlah kasus kanker payudara yang tercatat pada data rekam
medis RSUP Moh. Hoesin sebanyak 1.444 kasus pada tahun 2014.
Wanita yang menderita kanker payudara rentan mengalami depresi.
Depresi pada pasien kanker dapat dipengaruhi oleh tingkat keparahan
penyakit dan lamanya pengobatan yang dijalani. Penelitian yang dilakukan
oleh Vodermaier et al (2011) menunjukkan bahwa metastasis berhubungan

31

32

dengan timbulnya gejala depresi pada pasien kanker stadium lanjut.


Lamanya pengobatan juga memiliki pengaruh pada kejadian depresi.
Penelitian yang dilakukan oleh Burgess et al (2005) juga menunjukkan hasil
serupa, prevalensi depresi pasien kanker payudara sebesar 33% saat
terdiagnosis, 24% setelah 3 bulan terdiagnosis dan 15% setelah 1 tahun
menjalani pengobatan.
Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik, dengan
menggunakan rancangan potong lintang (cross sectional). Penelitian ini
menggunakan data primer yang diambil secara berurutan dari sampel yang
memenuhi kriteria. Data primer diambil menggunakan kuesioner Beck
Depression Inventory dan status rekam medis pada pasien kanker payudara
di Poliklinik Rawat Jalan Bedah Onkologi RSUP Moh. Hoesin Palembang
periode NovemberDesember 2015. Data yang telah dikumpulkan akan
dianalisis menggunakan program SPSS dan dikelompokkan berdasarkan
variabel yang telah ditentukan kemudian akan disajikan dalam bentuk tabel,
grafik, dan dijelaskan dalam bentuk narasi.
4.2

Kelayakan Etik
Penelitian ini disusun menggunakan landasan scientific yang kuat
yaitu merujuk pada tinjauan hasil penelitian sebelumnya dan tinjauan
pustaka yang relevan dengan penelitian ini sehingga diharapkan hasil yang
didapat akan sesuai dengan tujuan awal penelitian dan memberikan manfaat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stadium klinis
dan lama pengobatan dengan tingkat depresi pada pasien kanker payudara di
Poliklinik Rawat Jalan Bedah Onkologi RSUP Mohammad Hoesin
Palembang periode NovemberDesember 2015. Data hasil penelitian ini
dapat menjadi pertimbangan bagi klinisi dan tenaga kesehatan dalam
memberikan terapi psikologis yang sesuai dengan kondisi pasien kanker
payudara.

Penatalaksanaan

yang

komprehensif

diharapkan

mampu

memperbaiki kualitas hidup pasien. Penelitian ini juga diharapkan dapat


menjadi rujukan bagi penelitian sejenis di kemudian hari.

33

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari pasien
kanker payudara yang bersedia mengisi kuesioner Beck Depression
Inventory. Nama dan identitas pribadi lainnya seperti tempat tinggal, usia,
dan status perkawinan akan dirahasiakan untuk menghormati responden
serta hasil kuesioner pun juga akan dirahasiakan. Hanya variabel penelitian
terkait yang akan disampaikan dalam penelitian ini. Responden diberi
kebebasan berpartisipasi atau menolak berpartipasi dalam penelitian yang
dilakukan, tidak ada unsur paksaan terhadap pasien untuk bersedia menjadi
responden penelitian.
4.3

Prosedur Informed Consent


Sebelum pengambilan data, dilakukan informed consent terlebih
dahulu kepada pasien. Pasien akan mendapatkan penjelasan mengenai
tujuan dan prosedur penelitian. Bila pasien bersedia menjadi responden dan
menandatangani surat persetujuan (informed consent), maka akan dilakukan
pengambilan data dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner.
Namun apabila pasien tidak bersedia, maka pengambilan data tidak
dilakukan.

4.4

Kesimpulan
Setiap penelitian harus sesuai dengan etika penelitian yang ada.
Penelitian ini tidak membahayakan pasien dan menghormati pasien sebagai
manusia yang bermartabat. Penelitian ini memiliki landasan teori yang kuat
dan layak etik. Kelayakan etik dimintakan ke Komite Etik FK UNSRI/
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

Anda mungkin juga menyukai