DEMENSIA VASKULAR
Disusun Oleh:
Pembimbing:
1
DAFTAR ISI
BAB I ………………………………………………………………………. 3
Pendahuluan ………………………………………………………………... 3
Tujuan……………………………………………………………………….. 4
Manfaat……………………………………………………………………… 4
BAB II………………………………………………………………………. 5
Definisi………………………………………………………………………. 5
Epidemiologi………………………………………………………………… 5
Etiologi………………………………………………………………………. 5
Patogenesis………………………………………………………………….. 6
Manifestasi klinis……………………………………………………………. 7
Diagnosis……………………………………………………………………. 8
Diagnosis banding…………………………………………………………... 9
Tatalaksana………………………………………………………………….. 10
Pencegahan………………………………………………………………….. 12
Prognosis……………………………………………………………………. 12
BAB III……………………………………………………………………… 13
Kesimpulan………………………………………………………………….. 13
Daftar Pustaka………………………………………………………………. 14
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada akhir abad ke-19, Otto Biswanger dan Alois Alzheimer meneliti tentang
hubungan antara patologi vaskuler dan pengurangan kemampuan kognisi. Tujuh puluh
tahun kemudian, Tomlisson dan Blessed melengkapi dengan penelitian yang lebih
sistematik yang menunjukkan hubungan antara patologi vaskuler dengan demensia. Pada
tahun 1974, Hachinski mengenalkan istilah multi-infark dementia ( MID ) untuk
menekankan bahawa demensia adalah berhubungan dengan infark pembuluh darah otak
baik pembuluh besar maupun kecil. Kemudian peneliti-peneliti menggunakan istilah
vascular dementia (VaD) yang membantu para dokter untuk mempertimbangkan berbagai
patologi vaskuler termasuk perdarahan, yang dapat menyebabkan demensia. Baru-baru
ini para peneliti mengenalkan isitlah vascular cognitive impairment (VCI) dengan tujuan
untuk meluaskan konsep lebih lanjut. Dimaksudkan bahwa penyakit vaskuler dapat
menyebabkan suatu defisit kognisi dari skala ringan sampai berat, dan pengenalan dini
dari defisit tersebut membantu klinisi untuk mengintervensi sebelum demensia terjadi.
3
TUJUAN
Adapun tujuan membuat referat ini adalah untuk mengetahui hal-hal yang ada
hubungannya dengan demensia vaskular dan juga sebagai salah satu pemenuhan tugas
kepaniteraan ilmu penyakit syaraf Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
MANFAAT
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
2. EPIDEMIOLOGI
3. ETIOLOGI
5
Penyebab utama dari demensia vaskular adalah penyakit serebrovaskular yang
multipel, yang menyebabkan suatu pola gejala demensia. Gangguan terutama mengenai
pembuluh darah serebral berukuran kecil dan sedang, yang mengalami infark
menghasilkan lesi parenkim multipel yang menyebar pada daerah otak yang luas.
Penyebab infark termasuklah oklusi pembuluh darah oleh plak arteriosklerotik atau
tromboemboli dari tempat asal yang jauh seperti katup jantung. Pada pemeriksaan,
ditemukan bruit karotis, kelainan funduskopi, atau pembesaran kamar jantung.
Faktor risiko demensia vaskular yaitu usia lanjut, hipertensi, merokok, aterosklerosis,
hiperkolesterolemia, diabetes mellitus, penyakit kardiovaskular, penyakit infeksi SSP
kronis, dan riwayat keluarga mengalami demensia
4. PATOGENESIS
6
Secara umum patofisiologi terjadinya DVa melibatkan kelainan pembuluh darah
dengan menifestasi perdarahan (termasuk perdarahan mikro) ataupun iskemia
(hipoksemia). Hipoksemia yang terjadi dapat bersifat akut dan kronik. Hipoksemia akut
dengan lesi lokal, biasanya berupa infark, sedangkan hipoksemia global berbentuk
nekrosis korteks laminar, sclerosis hipokampus, dan infark watershed. Pada hipoksemia
kronik, manifestasinya berupa lesi pada substansia alba. Manifestasi klinis tampak lebih
jelas. Pada keterlibatan pembuluh darah besar, sedangkan pada pembuluh darah otak
yang lebih kecil (perdarahan mikro dan leukoaraiosis), manifestasi minimal atau bahkan
asimtomatik.
7
5. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala kognitif pada demensia vaskular selalunya subkortikal,
bervariasi dan biasanya menggambarkan peningkatan kesukaran dalam menjalankan
aktivitas harian seperti makan, berpakaian, berbelanja dan sebagainya. Hampir semua
kasus demensia vaskular menunjukkan tanda dan simptom motorik.
o Gangguan bahasa
o Depresi
o Berhalusinasi
8
6. DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis yang digunakan saat ini adalah NINDS-AIREN( National Institute of
Neurological Disorders and Stroke, and L’Association Internationale pour la Recherche
et L’Enseignmement en Neurosciences ).
Demensia
Terdapat hubungan antara kedua gangguan diatas dengan satu atau lebih keadaan
dibawah ini
Deteriorasi fungsi kognisi yang mendadak atau berfluktuasi, defisit kognisi yang
progresif dan bersifat stepwise.
7. DIAGNOSIS BANDING
1. Penyakit Alzheimer
9
Biasanya demensia vaskular telah dibedakan dari demensia tipe Alzheimer
denganpemburukan yang mungkin menyertai penyakit serebrovaskular selama satu
periode waktu. Walaupun pemburukan yang jelas dan bertahap mungkin tidak ditemukan
pada semua kasus, gejala neurologis fokal adalah lebih sering pada demensia vaskular
dibandingkan pada demensia tipe Alzheimer, demikian juga faktor risiko standar untuk
penyakit serebrovaskular.
10
Efek samping obat
Trauma kepala
Tumor otak jinak
Parkinson
Infeksi bakteri atau virus
8. TATALAKSANA
Penatalaksanaan terdiri dari non-medikamentosa dan medikamentosa:
1. Non-Medikamentosa
a. Memperbaiki memori
The Heart and Stroke Foundation of Canada mengusulkan beberapa cara untuk mengatasi
defisit memori dengan lebih baik
Membawa nota untuk mencatat nama, tanggal, dan tugas yang perlu dilakukan.
Dengan ini stres dapat dikurangkan
Melatih otak dengan mengingat kembali acara sepanjang hari sebelum tidur. Ini
dapat membina kapasiti memori
Menjauhi distraksi seperti televisyen atau radio ketika coba memahami mesej atau
instruksi panjang.
Banyak besabar marah hanya akan menyebabkan pasien lebih sukar untuk
mengingat sesuatu belajar teknik relaksasi juga berkesan.
b. Diet
Penelitian di Rotterdam mendapati terdapat peningkatan resiko demensia vaskular
berhubungan dengan konsumsi lemak total. Tingkat folat, vitamin B6 dan vitamin B12
yang rendah juga berhubungan dengan peningkatan homosisteine yang merupakan faktor
resiko stroke.
2. Medikamentosa
11
mencegah stroke berulang. Pada demensia vaskular, aspirin mempunyai efek positif pada
defisit kognitif. Agen antiplatelet yang lain adalah tioclodipine dan clopidogrel.
Aspirin : mencegah platelet-aggregating thromboxane A2 dengan memblokir aksi
prostaglandin sintetase seterusnya mencegah sintesis prostaglandin
Tioclodipine: digunakan untuk pasien yang tidak toleransi terhadap terapi aspirin
atau gagal dengan terapi aspirin.
12
9. PENCEGAHAN
10. PROGNOSIS
Prognosis demensia vaskular lebih bervariasi dari penyakit Alzheimer. Beberapa
pasien dapat mengalami beberapa siri stroke dan kemudian bebas stroke selama beberapa
tahun jika diterapi untuk modifikasi faktor resiko dari stroke. Berdasarkan beberapa
penelitian, demensia vaskular dapat memperpendek jangka hayat sebanyak 50% pada
lelaki, individu dengan tingkat edukasi yang rendah dan pada individu dengan hasil uji
neurologi yang memburuk. Penyebab kematian adalah komplikasi dari demensia,
penyakit kardiovaskular dan berbagai lagi faktor seperti keganasan.
BAB III
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Brust, John C. M. 2012. Current Diagnosis & Treatment Second Edition. New York : Mc
Graw Hill Companies.
Dewanto, G. dkk (2009). Panduan Praktis Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Saraf.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal 170-184
Dorsey, J., White, M., Barston, S. (2007 December). Vascular Dementia: Signs, Symptoms,
Treatment, and Support.
Liwang F, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Editor. Edisi V. Jakarta; Media Aesculapius.
14
2020;Jilid 2; 927-929
Kurniawan, M., Isti Suharjanti, Rizaldy T Pinzon. 2016. Panduan Praktik Klinis
Neurologi. Jakarta : Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia.
Mardjono, M., Sidharta, P. (2006). Neurologi Klinis Dasar. PT Dian Rakyat. Jakarta. Hal
211-214
15