Anda di halaman 1dari 8

Artikel Penelitian

Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dan


Compulsive Buying Disorder pada Mahasiswa
Preklinik Fakultas Kedokteran

Clarisa Silviany,* Dharmady Agus,** Mahaputra**

*Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Universitas Katolitk Atma Jaya - Indonesia
** Psikiater- Rumah Sakit Atma Jaya

Abstrak

Pendahuluan: Pada tingkat tertentu, rasa cemas yang berlebihan dapat


mengarah kepada gangguan cemas dan berdampak buruk terhadap kehidupan
sehari-hari. Mahasiswa kedokteran memiliki prevalensi gangguan cemas
yang lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum. Rasa cemas tersebut
dapat berujung pada kecenderungan perilaku negatif dan gangguan
mental tertentu, seperti Compulsive Buying Disorder (CBD). Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat
kecemasan dan CBD pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
pengambilan data secara potong lintang (cross-sectional) terhadap 107 responden
yang merupakan mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (FKIK UAJ). Metode pengambilan data
menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale (DASS-42) dan Revised
Edwards Compulsive Buying Scale (ECBS-R). Analisis data penelitian menggunakan
uji Chi-square.
Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna
antara tingkat kecemasan dan CBD dengan p<0.001. Hasil penelitian
menunjukkan angka kejadian gangguan cemas pada mahasiswa preklinik
FKIK UAJ adalah 33,6%, dengan prevalensi tertinggi berada pada tingkat
kecemasan sedang (16,8%), dan angka kejadian CBD adalah 25,2%.
Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara tingkat kecemasan dan CBD pada mahasiswa preklinik fakultas kedokteran.

Kata kunci: Compulsive buying disorder, Kecemasan, Mahasiswa Kedokteran

Korespondensi: Clarisa Silviany


E-mail: clarisa.silviany14@gmail.com

J Indon Med Assoc, Volum: 73, Nomor: 1, Februari - Maret 2023 7


Hubungan antara Tingkat Kecemasan dan Compulsive Buying Disorder

The Association Between Anxiety Level and Compulsive Buying


Disorder among Preclinical Students of The Faculty of Medicine

Clarisa Silviany,* Dharmady Agus,** Mahaputra**

*Faculty of Medicine and Helath Sciences Atma Jaya


Catholic University of Indonesia
** Psychiatrist- Atma Jaya Hospital- Indonesia

Abstract

Introduction: At a certain level, excessive anxiety could lead to anxiety disorders


and adversely affect daily life. Medical students had a higher prevalence of anxiety
disorders than the general population. This anxiety might lead to negative behavioral
tendencies and certain mental disorders, such as Compulsive Buying Disorder
(CBD). This study aimed to determine whether there was an association between
anxiety level and CBD among preclinical students of the Faculty of Medicine.
Method: This research was an analytic observational study which was conducted
using a cross-sectional study method on 107 preclinical students of Faculty of
Medicine and Health Sciences, Atma Jaya Catholic University of Indonesia as
respondents by filling out the Depression Anxiety Stress Scale (DASS-42) and Revised
Edwards Compulsive Buying Scale (ECBS-R) questionnaire. The data was analyzed
using the Chi-square test.
Results: The results of statistical tests showed that there was a significant relationship
between anxiety levels and CBD with p<0.001. The results showed that the prevalence
of anxiety disorders in preclinical students was 33.6%, with the highest prevalence
being at moderate anxiety levels (16.8%), and the prevalence of CBD was 25.2%.
Conclusion : In conclusion, there was an association between the level of anxiety
and CBD among preclinical students of the faculty of medicine.

Keywords: Anxiety, Compulsive buying disorder, Medical students

Pendahuluan oleh mahasiswa kedokteran dapat berujung


pada kecenderungan perilaku negatif dan
Kecemasan adalah suatu hal yang laz- gangguan mental tertentu.6 Salah satu ganggu-
im dan normal dirasakan oleh setiap manusia an mental yang dapat terjadi adalah Compul-
ketika ada sesuatu yang tidak menyenangkan sive Buying Disorder (CBD). Penderita CBD
terjadi. Rasa cemas dapat memengaruhi setiap memiliki obsesi untuk membeli barang yang
orang dengan cara dan waktu yang berbeda, terjadi secara berulang-ulang sebagai respons
serta merupakan sesuatu yang dapat bertah- terhadap kejadian atau perasaan negatif, sep-
an, baik penyebab yang dirasakan oleh seseo- erti rasa cemas.7 Penelitian menunjukkan bah-
rang bersifat jelas maupun tidak jelas.1,2 Pada wa konsumen yang kompulsif memiliki ting-
tingkat tertentu, rasa cemas yang berlebihan kat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan
dapat mengarah kepada gangguan cemas dengan konsumen lainnya. Pada dasarnya,
dan berdampak buruk terhadap kehidupan seseorang yang mengalami kecemasan akan
sehari-hari.1,3 Rasa cemas atau bahkan gang- berusaha “melarikan diri” dari kenyataan un-
guan cemas sering terjadi pada mahasiswa tuk menghindari rasa cemas tersebut sehingga
kedokteran di seluruh dunia seiring dengan mereka dapat berada dalam suasana hati dan
tingginya tuntutan dan tanggung jawabnya. pikiran yang lebih positif. Tindakan “melar-
Salah satu studi menyebutkan bahwa preval- ikan diri” tersebut dapat dilakukan dengan
ensi gangguan cemas di kalangan mahasiswa salah satunya adalah berbelanja. Hal ini dapat
kedokteran secara global adalah 33,8%. Hal menjadi kebiasaan pelarian mereka yang
ini menunjukkan bahwa prevalensi ganggu- dapat berujung pada perilaku compulsive buy-
an cemas pada mahasiswa kedokteran lebih ing.8 Gangguan perilaku compulsive buying
tinggi dibandingkan dengan populasi umum ini dapat menimbulkan efek kerugian jangka
(3,8%).4,5 pendek maupun jangka panjang yang dapat
Rasa cemas yang lebih rentan dialami mencakup hutang, komentar negatif dari ker-

8 J Indon Med Assoc, Volum: 73, Nomor: 1, Februari - Maret 2023


Hubungan antara Tingkat Kecemasan dan Compulsive Buying Disorder

abat, permasalahan hukum, dan perasaan ber- melalui pengisian kuesioner Depression Anx-
salah yang besar pada diri sendiri. iety Stress Scales-42 (DASS-42) dan Revised
Prevalensi CBD di kalangan maha- Edwards Compulsive Buying Scale (ECBS-R)
siswa perguruan tinggi di beberapa negara pada Google forms yang disebarkan secara
cukup beragam dengan rentang 3,6 - 29,8%. daring. Pengukuran tingkat kecemasan meng-
Suatu penelitian yang ditujukan pada maha- gunakan kuesioner DASS-42 bahasa Indo-
siswa kedokteran di Perancis pada tahun 2011 nesia yang terdiri dari 42 pertanyaan dengan
menunjukkan bahwa prevalensi CBD adalah masing-masing 14 pertanyaan per skala (de-
sebesar 11%.7 Masalah tersebut menjadi hal presi, cemas, dan stres). Penilaian skor untuk
yang penting untuk dipahami lebih dalam lagi, setiap pernyataan kuesioner DASS-42 meng-
terutama pada kalangan mahasiswa kedok- gunakan skala Likert, yaitu 0 (tidak pernah),
teran. Dengan terbatasnya jumlah penelitian 1 (kadang-kadang), 2 (lumayan sering), dan 3
mengenai hubungan antara tingkat kecema- (sering sekali). Indikator penilaian tingkat ke-
san dan CBD, diperlukan penelitian yang di- cemasan berdasarkan DASS-42 dibagi menja-
fokuskan dengan perumusan masalah apakah di menjadi 5, yaitu: (1) normal 0-7; (2) ringan
terdapat hubungan antara tingkat kecemasan 8-9; (3) sedang 10-14; (4) berat 15-19; dan
dan CBD pada mahasiswa preklinik fakultas (5) sangat berat >20.9,10 Instrumen penilaian
kedokteran. Tujuan penelitian ini adalah un- CBD menggunakan ECBS-R yang terdiri dari
tuk mengetahui angka kejadian tingkat kece- 16 item pertanyaan, dengan perincian skor 1
masan dan CBD, serta ada tidaknya hubungan adalah “saya tidak setuju dengan pernyataan
antara tingkat kecemasan dan CBD pada ma- tersebut” hingga skor 5 adalah “saya sangat
hasiswa preklinik fakultas kedokteran. setuju dengan pernyataan tersebut”. Instru-
men penilaian ECBS-R juga meliputi 4 sub-
Metode skala, yaitu Lack of control, Mood modifica-
tion, Guilt, dan Unnecessary buying. Individu
Penelitian ini merupakan penelitian yang mendapat total skor 42 atau lebih pada
observasional analitik dengan studi potong ECBS-R dianggap sebagai compulsive buy-
lintang (cross sectional). Kriteria inklusi pe- ers.11 Uji analisis statistik yang digunakan un-
nelitian adalah mahasiswa preklinik tahun an- tuk menilai hubungan antara tingkat kecema-
gkatan 2018, 2019, dan 2020 Program Studi san dan CBD adalah uji Chi-square.
Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indone- Hasil
sia Atma Jaya (FKIK UAJ) yang memiliki
status sebagai mahasiswa aktif. Kriteria eksk- Tabel 1. Distribusi Data Demografi Subjek
lusi penelitian adalah mahasiswa yang tidak Penelitian
bersedia untuk ikut serta dalam penelitian, Data Demografi N (%)
tidak mengisi kuesioner dengan lengkap, dan
Jenis Kelamin
mahasiswa yang sedang cuti kuliah. Perhitun-
gan sampel menurut rumus Snedecor dan Pria 24 (22,4)
Cochran didapatkan jumlah minimal sampel Wanita 83 (77,6)
sebesar 96. Dengan tujuan untuk menghindari Usia
drop out maka ditambahkan 10% sehingga
18 tahun 25 (23,4)
total sampel menjadi 106 sampel. Pada awal
penelitian ini, ditargetkan 108 sampel yang 19 tahun 28 (26,2)
dibagi rata menjadi 36 sampel per angkatan. 20 tahun 44 (41,1)
Namun, pada proses pengambilan data, ter- ≥21 tahun 10 (9,3)
dapat 1 calon responden yang tidak menyetu- Angkatan
jui untuk berkontribusi dalam penelitian ini.
Dengan demikian, total sampel penelitian 2018 36 (33,6)
ini adalah 107 sampel. Metode pengambi- 2019 35 (32,7)
lan sampel penelitian yang digunakan ada- 2020 36 (33,6)
lah systematic random sampling. Metode ini
mengambil sampel secara sistematis dengan Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa
interval (jarak) tertentu dari suatu kerangka proporsi sampel wanita lebih besar dibanding-
sampel yang telah diurutkan. Pada penelitian kan dengan pria. Usia mayoritas responden
ini, interval didapatkan dari jumlah populasi terdapat pada kelompok usia 20 tahun. Dis-
per angkatan dibagi dengan kebutuhan sam- tribusi responden berdasarkan tahun angka-
pel per angkatan. Pengambilan data penelitian tan masa preklinik berada dalam jumlah yang
dilaksanakan pada tanggal 29-30 Mei 2021 merata.
J Indon Med Assoc, Volum: 73, Nomor: 1, Februari - Maret 2023 9
Hubungan antara Tingkat Kecemasan dan Compulsive Buying Disorder

Tabel 2. Angka Kejadian Kecemasan gka kejadian tingkat kecemasan ringan-se-


dang diketahui lebih tinggi dibandingkan
dengan tingkat kecemasan berat-sangat berat,
Tingkat Kecemasan Frekuensi (n) %
baik pada pria maupun wanita. Hasil peneli-
Sangat Berat 5 4,7 tian menunjukkan angka kejadian tingkat ke-
Berat 5 4,7 cemasan ringan-sedang diketahui lebih tinggi
Sedang 18 16,8 dibandingkan dengan tingkat kecemasan be-
Ringan 8 7,5
rat-sangat berat pada ketiga angkatan tersebut
(Tabel 3). Mahasiswa tahun angkatan 2018
Normal 71 66,4 memiliki angka kejadian gangguan cemas
Total 107 100,0 yang paling tinggi (38,9%) di antara ketiga
angkatan tersebut, yang diikuti dengan maha-
Hasil penelitian menunjukkan angka siswa tahun angkatan 2020 (33,3%) dan ma-
kejadian gangguan cemas pada mahasiswa hasiswa tahun angkatan 2019 (28,5%).
preklinik FKIK UAJ adalah 33,6% dengan Hasil penelitian mengenai angka ke-
yang tertinggi berada pada tingkat kecema- jadian CBD pada mahasiswa preklinik FKIK
san sedang (16,8%), lalu diikuti dengan ting- UAJ menunjukkan bahwa 25,2% mahasiswa
kat kecemasan ringan (7,5%). Angka kejadi- mengalami CBD. Angka kejadian CBD
an tingkat kecemasan berat dan sangat berat didapatkan lebih tinggi pada wanita diband-
berada pada posisi yang paling rendah, yaitu ingkan dengan pria. Secara deskriptif, hasil
masing-masing 4,7%. (Tabel 2). penelitian ini menunjukkan angka kejadian
Tabel 3. Perbandingan Angka Kejadian Tingkat Kecemasan

Tingkat Kecemasan
Berat - Sangat Berat Ringan - Sedang Normal
Jenis
Kelamin (%)
Pria 0 (0.0) 6 (25.0) 18 (75.0)
Wanita 10 (12,0) 20 (24,1) 53 (63,9)
Angkatan (%)
2018 2 (5,6) 12 (33,3) 22 (61,1)
2019 4 (11,4) 6 (17,1) 25 (71,4)
2020 5 (13,9) 7 (19,4) 24 (66,7)

Tabel 4. Perbandingan Angka Kejadian


Compulsive Buying Disorder CBD yang tidak jauh berbeda di antara ketiga
angkatan preklinik. Hasil penelitian menun-
Compulsive Buying Disorder jukkan prevalensi CBD tertinggi pada angka-
(+) (-) tan 2020 yang merupakan tingkat satu studi
Frekuensi (%) 27 (25,2) 80 (74,8) preklinik, diikuti dengan angkatan 2019, dan
yang terendah adalah angkatan 2018 (Tabel
Jenis Kelamin (%)
4).
Pria 5 (20.8) 19 (79.2) Berdasarkan kategori tingkat kece-
Wanita 22 (26.5) 61 (73.5) masan, 80% mahasiswa dengan tingkat kece-
Angkatan (%) masan berat-sangat berat, 30,8% mahasiswa
dengan tingkat kecemasan ringan-sedang, dan
2018 8 (22.2) 28 (77.8)
15,5% mahasiswa dengan tingkat kecemasan
2019 9 (25.7) 26 (74.3) normal mengalami CBD. Hasil uji statistik
2020 10 (27.8) 26 (72.2) Chi-square, yang digunakan untuk menilai
ada tidaknya hubungan antara tingkat kece-
Hasil penelitian mengenai perbandin- masan dan CBD, menunjukkan nilai p<0.001
gan angka kejadian tingkat kecemasan yang yang berarti terdapat bukti yang kuat untuk
dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin menolak hipotesis nul. (Tabel 5).
menunjukkan bahwa 25% pria dan 36,1%
wanita mengalami gangguan kecemasan. An-

10 J Indon Med Assoc, Volum: 73, Nomor: 1, Februari - Maret 2023


Hubungan antara Tingkat Kecemasan dan Compulsive Buying Disorder

Tabel 5. Hubungan antara Tingkat Kecemasan dan CBD


CBD
Tingkat Kecemasan
+ (%) - (%) Total (%) nilai p
Berat - Sangat Berat 8 (80.0) 2 (20.0) 10 (100)
Ringan - Sedang 8 (30.8) 18 (69.2) 26 (100) <0.001
Normal 11 (15.5) 60 (84.5) 71 (100)

Diskusi disimpulkan bahwa waktu penelitian memen-


garuhi suatu hasil penelitian.18 Penelitian lain-
Usia responden pada penelitian ini nya mengenai epidemiologi gangguan cemas
adalah dalam rentang usia 18-24 tahun, yang pada abad 21 menyatakan bahwa perbedaan
merupakan usia rata-rata mahasiswa jenjang tingkat prevalensi yang ditemukan di berbagai
strata 1 di Indonesia. Rentang usia tersebut ter- negara dan budaya mungkin disebabkan oleh
masuk dalam kelompok usia dewasa muda.12 perbedaan metodologi daripada faktor budaya
Berdasarkan penelitian yang sudah ada, usia tertentu.19
dewasa muda dianggap usia yang rentan terh- Penelitian saat ini menunjukkan bah-
adap gangguan menta,l1,13 yang meliputi gang- wa angka kejadian kecemasan pada wanita
guan cemas dan CBD.14 lebih tinggi (36,1%) dibandingkan dengan
Hasil menunjukkan bahwa angka ke- pria (25%). Menurut data epidemiologi yang
jadian gangguan cemas pada penelitian ini sudah ada sebelumnya, wanita secara kon-
memiliki kemiripan dengan hasil penelitian sisten memiliki tingkat prevalensi gangguan
yang dilakukan pada tahun 2019 mengenai cemas yang lebih tinggi dibandingkan den-
prevalensi gangguan cemas pada mahasiswa gan pria.20 Hasil suatu penelitian mengenai
kedokteran secara global, yaitu 33,8%.5 Se- prevalensi gangguan cemas juga menunjuk-
buah penelitian yang dilakukan di Institute of kan bahwa prevalensi kecemasan pada maha-
Medical Sciences di India menunjukkan bah- siswa kedokteran dengan jenis kelamin wan-
wa 66,9% mahasiswa kedokteran menderita ita lebih tinggi (38,0%, 95% CI: 27,6-49,5%)
kecemasan.15 Penelitian yang dilakukan pada dibandingkan dengan pria (27,6%, 95% CI:
mahasiswa kedokteran di salah satu univer- 19,3-37,8%). Namun, penelitian ini juga
sitas di Brazil juga memiliki kemiripan hasil menyebutkan bahwa perbedaan prevalensi
angka kejadian gangguan cemas dengan pene- tersebut tidak signifikan secara statistik (p =
litian saat ini, yaitu 35,5%16 Sedangkan pada 0,16).5 Sementara itu, penelitian lainnya men-
hasil penelitian terdahulu yang dilakukan yatakan bahwa terdapat hubungan yang sig-
pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedok- nifikan antara kecemasan dan jenis kelamin (p
teran Universitas Udayana pada tahun 2014 = 0,016).21
menunjukkan angka kejadian gangguan ce- Hasil penelitian ini juga menunjuk-
mas yang lebih rendah dibandingkan dengan kan bahwa mahasiswa tahun angkatan 2018
penelitian saat ini, yaitu 26,3%.17 Dari hasil memiliki prevalensi paling tinggi dibanding-
beberapa penelitian yang dilakukan selama kan kedua angkatan lainnya. Mahasiswa tahun
10 tahun terakhir tersebut, dapat disimpul- angkatan 2018 merupakan mahasiswa dengan
kan bahwa prevalensi gangguan cemas pada angkatan tertinggi masa studi preklinik tahun
mahasiswa kedokteran secara keseluruhan ajaran 2020/2021. Hal ini berkaitan dengan
lebih tinggi dibandingkan dengan popula- beban perkuliahan yang semakin besar dan
si umum.4,5 Berdasarkan penelitian-peneli- berat setiap tahunnya sehingga dapat menjadi
tian tersebut juga dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang memengaruhi tingginya
prevalensi gangguan cemas di setiap tempat angka kejadian gangguan cemas pada maha-
bervariasi. Hal ini tentu dapat terjadi karena siswa tahun angkatan 2018. Suatu penelitian
situasi, kondisi, dan karakteristik subjek seti- menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
ap penelitian berbeda dan beragam. Selain itu, signifikan antara kecemasan dan kelas akade-
waktu penelitian yang berbeda juga menjadi mik yang lebih tinggi (p = 0,001). Penelitian
alasan mengapa prevalensi gangguan cemas di Fayoum University melaporkan bahwa be-
menjadi bervariasi. Hasil penelitian di Saint ratnya akademik pada mahasiswa kedokter-
James School of Medicine menunjukkan bah- an dibandingkan dengan mahasiswa lainnya
wa prevalensi gangguan cemas sebelum uji- dapat menjadi stresor yang memengaruhi kes-
an lebih tinggi dibandingkan dengan setelah ehatan mental seseorang, meliputi kecema-
ujian. Berdasarkan penelitian tersebut, dapat san.22
J Indon Med Assoc, Volum: 73, Nomor: 1, Februari - Maret 2023 11
Hubungan antara Tingkat Kecemasan dan Compulsive Buying Disorder

Walaupun demikian, prevalensi gang- wanita memiliki skor CBD yang lebih tinggi
guan cemas dengan tingkat kecemasan be- dibandingkan dengan pria (p <.01). Hal ini
rat-sangat berat pada mahasiswa tahun angka- berkaitan dengan kecenderungan avoidance
tan 2018 paling rendah (5,6%) dibandingkan coping, yang dapat berujung pada tindakan
kedua angkatan lainnya. Prevalensi tertinggi compulsive buying (CBD), yang lebih tinggi
tingkat kecemasan berat-sangat berat ada pada pada wanita (p< .001). Walaupun pada pene-
mahasiswa tahun angkatan 2020 (13,9%). litian tersebut juga melaporkan bahwa angka
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kecenderungan tekanan psikologis lebih besar
hal ini terjadi adalah faktor psikososial. Hal pada pria,25 penelitian lain menyebutkan bah-
ini dapat berkaitan dengan respons mahasiswa wa pria lebih cenderung terlibat dalam akti-
terhadap stresor seperti lingkungan perkulia- vitas avoidance coping dengan jenis adiksi
han dan proses pembelajaran yang baru bagi lainnya, seperti perjudian patologis atau peng-
mereka.23 Jumlah dan kompleksitas materi gunaan zat, dibandingkan dengan aktivitas
yang harus dipelajari di tahun pertama kuliah membeli.26 Penelitian lain juga menyatakan
kedokteran merupakan stresor utama bagi ma- bahwa aktivitas pembelian kompuslif sebagai
hasiswa tingkat pertama. Mereka juga mera- avoidance coping akibat stres dan gangguan
sakan tekanan akademis dari ujian yang ter- mood lebih berlaku untuk wanita.27
bilang sangat sering dan berada di lingkungan Studi terbaru mengenai CBD yang
yang lebih kompetitif dibandingkan dengan melibatkan mahasiswa menunjukkan bahwa
waktu mereka belajar di Sekolah Menengah hal-hal berikut berkaitan dengan terjadin-
Atas (SMA).21 ya CBD, yaitu ciri-ciri kepribadian, depresi,
Menurut beberapa penelitian yang tel- kecemasan, stres, self-esteem, self-efficacy,
ah ada sebelumnya, prevalensi CBD di kalan- optimisme, dan mekanisme koping. Pada pe-
gan mahasiswa perguruan tinggi di beberapa nelitian ini, perbedaan angka kejadian CBD
negara cukup beragam, dengan rentang 3,6 tersebut dapat berkaitan dengan tekanan psi-
- 29,8%.7 Berdasarkan berbagai penelitian kologis akibat beban perkuliahan yang berbe-
mengenai prevalensi CBD pada mahasiswa di da pada setiap tahun studi. Dengan demiki-
beberapa negara, hasil penelitian menunjuk- an, tekanan psikologis dapat menyebabkan
kan adanya keberagaman prevalensi di setiap kecenderungan seseorang terhadap CBD.28
negara, yaitu 3,5% di Amerika Serikat, 7,4% Hingga saat ini, belum ada penelitian men-
di Spanyol, 10,4% di Tiongkok, dan 16,1% genai hubungan antara tingkatan studi dan
di Korea Selatan. Perbedaan angka kejadian terjadinya CBD. Namun, hal yang memungk-
tersebut dapat disebabkan oleh adanya perbe- inkan dapat berkaitan dengan lebih tingginya
daan konteks budaya di setiap negara.24 Hasil prevalensi CBD pada mahasiswa tahun an-
penelitian yang ditujukan pada mahasiswa ke- gkatan 2020 adalah prevalensi tingkat kece-
dokteran di Perancis pada tahun 2011 menun- masan berat-sangat berat yang tertinggi juga
jukkan prevalensi CBD adalah sebesar 11%.7 pada mahasiswa tahun angkatan 2020.
Dengan begitu, hasil prevalensi CBD pada Hasil analisis uji statistik pada peneli-
mahasiswa preklinik pada penelitian saat ini tian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan
menunjukkan angka yang lebih tinggi diband- yang bermakna antara tingkat kecemasan dan
ingkan dengan penelitian yang sudah ada se- CBD pada mahasiswa preklinik FKIK UAJ.
belumnya. Hasil penelitian saat ini menunjukkan bahwa
Hasil penelitian ini sejalan dengan pe- prevalensi CBD terlihat meningkat seiring
nelitian terdahulu yang membandingkan per- dengan beratnya tingkat keparahan kecema-
bedaan prevalensi CBD dengan determinan san. Angka kejadian mahasiswa dengan CBD
sosiodemografi berdasarkan jenis kelamin. lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak
Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa CBD pada kelompok tingkat kecemasan be-
terdapat perbedaan prevalensi yang signifikan rat-sangat berat, sedangkan angka kejadian
antara wanita dan pria, dengan prevalensi CBD lebih rendah dibandingkan dengan yang
CBD pada wanita yang lebih tinggi dibanding- tidak CBD pada kelompok tingkat kecemasan
kan dengan pria (8,3% dan 5,9%; p = .033).25 ringan-sedang dan normal. Berdasarkan dasar
Penelitian pada mahasiswa di spanyol juga teori yang ada, respons psikologis pada seseo-
menunjukkan hal yang sama, yaitu perbedaan rang yang memiliki tingkat kecemasan berat
prevalensi yang signifikan secara statistik an- akan lebih cenderung memiliki perilaku untuk
tara wanita dan pria (10,5% wanita dan 5% menghilangkan kecemasan yang dirasakan-
pria; p = 0,001).24 Hasil penelitian terdahulu nya.29 Dalam hal ini, perilaku compulsive
yang dilakukan pada mahasiswa di Hongkong buying dianggap sebagai salah satu cara ses-
dan Makau juga menyatakan bahwa rata-rata eorang untuk keluar dari rasa cemas. Perilaku

12 J Indon Med Assoc, Volum: 73, Nomor: 1, Februari - Maret 2023


Hubungan antara Tingkat Kecemasan dan Compulsive Buying Disorder

tersebut diyakini dapat mengurangi ketegan- Daftar Pustaka


gan yang dirasakan seseorang selagi cemas30
dikarenakan adanya euforia atau kelegaan dari 1. U nderstand the Fact. Anxiety and Depression
emosi negatif setelah melakukannya.31 Hasil Association of America, ADAA [Internet].
penelitian ini didukung oleh beberapa peneli- Adaa.org. Available from: https://adaa.org/
tian terdahulu yang telah menunjukkan bahwa understanding-anxiety [cited 16 June 2020].
tingkat kecemasan yang lebih tinggi memiliki 2. Anxiety Disorders. National Institute of Men-
kaitan dengan tindakan compulsive buying. Pe- tal Health. Available from: https://www.nimh.
nelitian tersebut membuktikan bahwa pembeli nih.gov/health/topics/anxiety-disorders [cited
yang kompulsif menderita tingkat kecemasan 16 June 2020].
yang sangat tinggi.32 Penelitian lainnya juga 3. Pengertian Kesehatan Mental. Direktorat Pro-
menyatakan bahwa compulsive buying memi- mosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
liki hubungan dengan tingkat kecemasan yang 2018. Available from: http:// promkes.kem-
tinggi. Tingginya tingkat kecemasan tersebut kes.go.id/pengertian-kesehatan-mental [cited
menyebabkan seseorang membeli barang-ba- 16 June 2020].
rang yang tidak dibutuhkan dan tidak pernah 4. Ritchie H, Roser M. Mental Health. Our
digunakan sehingga menyebabkan penyesalan World in Data. 2018. Available from: https://
dan memperparah rasa cemas, serta memulai ourworldindata.org/mental-health [cited 16
siklusnya dari awal lagi.33 Menurut studi yang June 2020].
sudah ada, gejala tekanan psikologis yang me- 5. Tian-Ci Quek T, Wai-San Tam W, Tran XB,
liputi kecemasan merupakan pemicu penting Zhang M, Zhang Z, Su-Hui Ho C, et al. The
episode compulsive buying. Suatu penelitian global prevalence of anxiety among medi-
mengenai CBD yang dilakukan di University cal students: a meta-analysis. International
of Santiago de Compostela juga menunjukkan journal of environmental research and public
bahwa mahasiswa yang dikategorikan sebagai health. 2019 Aug;16(15):2735.
pembeli kompulsif memiliki skor gejala ke- 6. Thinagar M, Westa W. Tingkat Kecemasan
cemasan yang jauh lebih tinggi dibanding- Antara Mahasiswa Kedokteran dari Uni-
kan dengan mahasiswa yang tidak memenuhi versitas Udayana dan Implikasinya Pada
kriteria pembeli kompulsif. Penelitian terse- Hasil Ujian. Intisari Sains Medis. 2017 Oct
but mengkonfirmasi bahwa mahasiswa yang 30;8(3):181-3.
diklasifikasikan dalam kelompok pembeli 7. Weinstein A, Maraz A, Griffiths M, Lejoyeux
kompulsif menunjukkan skor signifikan yang M, Demetrovics Z. Compulsive Buying—
lebih tinggi secara statistik dalam kecemasan. Features and Characteristics of Addiction. In:
Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Weinstein A, ed. by. Neuropathology of Drug
saat ini dan memiliki kesamaan metode uji Addictions and Substance Misuse. 3rd ed. El-
analitik Chi-Square. Hanya saja, penelitian ini sevier; 2016. p. 993-4.
dilakukan pada mahasiswa secara umum dan 8. Darrat AA, Darrat MA, Amyx D. How im-
belum ditemukan adanya penelitian hubungan pulse buying influences compulsive buying:
antara tingkat kecemasan dan CBD pada ma- The central role of consumer anxiety and es-
hasiswa kedokteran hingga saat ini.34 capism. Journal of Retailing and Consumer
Services. 2016 Jul 1;31:103-8.
Kesimpulan 9. Widyana R, Sumiharso SR. Psychometric
properties of internet-administered version of
Berdasarkan hasil penelitian pada ma- depression, anxiety and stress scales (DASS-
hasiswa preklinik FKIK UAJ dengan hasil uji 42) in sample Indonesian adult. Talent Dev
statistik Chi-square yang menunjukkan nilai Excell. 2020;14(2s):1422-34.
p<0.001, dapat disimpulkan bahwa terdapat 10. Overview of the DASS and its uses. Www2.
hubungan antara tingkat kecemasan dan CBD psy.unsw.edu.au. 2020. Available from: http://
pada mahasiswa preklinik FKIK UAJ. Sema- www2.psy.unsw.edu.au/dass/over.html [cited
kin tinggi tingkat kecemasan maka semakin 10 September 2020].
tinggi kecenderungan seseorang mengalami 11. Maraz A, Van den Brink W, Demetrovics Z.
CBD. Angka kejadian gangguan cemas pada Prevalence and construct validity of compul-
mahasiswa preklinik FKIK UAJ adalah 33,6% sive buying disorder in shopping mall visi-
dengan prevalensi tertinggi berada pada ting- tors. Psychiatry Research. 2015;228(3):918-
kat kecemasan sedang, dan angka kejadian 24.
CBD adalah 25,2%. 12. Bhat D, Patil VK. Human Age Group Classi-
fication Using Facial Features. International
Journal of Modern Trends in Engineering and

J Indon Med Assoc, Volum: 73, Nomor: 1, Februari - Maret 2023 13


Hubungan antara Tingkat Kecemasan dan Compulsive Buying Disorder

Research. 2016;3(6):123-32. Journal of Environmental Research and Pub-


13. 16-25 years, Missed opportunities: children lic Health. 2021 Jul 29;18(15):8060.
and young people’s mental health [Inter- 25. Otero-López JM, Villardefrancos E. Preva-
net]. Centreformentalhealth.org.uk. 2018. lence, sociodemographic factors, psycholog-
Available from: https://www.centreformen- ical distress, and coping strategies related to
talhealth.org.uk/sites/default/files/2018%20 compulsive buying: a cross sectional study
09/CentreforMentalHealth_MissedOpportu- in Galicia, Spain. BMC psychiatry. 2014
nities_16-25years.pdf [cited 22 September Dec;14(1):1-2.
2021]. 26. Cheung NW. Low self-control and co-oc-
14. Maccarrone-Eaglen A, Schofield P. Com- currence of gambling with substance use
pulsive buying among young adults: a be- and delinquency among Chinese adoles-
havioural segmentation. Young Consumers. cents. Journal of Gambling Studies. 2014
2019;21(1):57-76. Mar;30:105-24.
15. Iqbal S, Gupta S, Venkatarao E. Stress, anxi- 27. Horváth C, Büttner OB, Belei N, Adıgüzel
ety & depression among medical undergrad- F. Balancing the balance: Self-control mech-
uate students & their socio-demographic anisms and compulsive buying. Journal of
correlates. The Indian journal of medical re- Economic Psychology. 2015 Aug 1;49:120-
search. 2015 Mar;141(3):354. 32.
16. Tabalipa FD, Souza MF, Pfützenreuter G, 28. Ching TH, Tang CS, Wu A, Yan E. Gender
Lima VC, Traebert E, Traebert J. Prevalence differences in pathways to compulsive buying
of Anxiety and Depression among Medical in Chinese college students in Hong Kong
Students. Revista Brasileira de Educação and Macau. Journal of behavioral addictions.
Médica. 2015;39(3):388-94. 2016 Jun;5(2):342-50.
17. Savitri IA, Diniari NK. Perbedaan Tingkat 29. Videbeck S, Videbeck S. Psychiatric-men-
Kecemasan Dan Depresi Pada Mahasiswa tal health nursing. Lippincott Williams &
Jenjang Preklinik Dan Co-Asisten Di Fakul- Wilkins; 2013 Jul 29.
tas Kedokteran Universitas Udayana Pada 30. Black DW, Shaw M, McCormick B, Bay-
Tahun 2014. E-Jurnal Medika Udayana. less JD, Allen J. Neuropsychological perfor-
2014;4(7):1-1. mance, impulsivity, ADHD symptoms, and
18. Edwards N, Saady-Habib A, Ilufoye D, Cheng novelty seeking in compulsive buying disor-
J, Lynch S, Nguyen K et al. The Prevalence der. Psychiatry research. 2012 Dec 30;200(2-
of Stress, Depression, and Anxiety in Medical 3):581-7.
Sutdents. SJSCIENCE. 2014;(21). 31. Lejoyeux M, Weinstein A. Compulsive buy-
19. Bandelow B, Michaelis S. Epidemiology of ing. The American Journal of Drug and Alco-
anxiety disorders in the 21st century. Anxiety. hol Abuse. 2010 Aug 1;36(5):248-53.
2015;17(3):327-335. 32. Gupta S. A literature review of compulsive
20. McLean C, Asnaani A, Litz B, Hofmann S. buying–a marketing perspective. Journal of
Gender differences in anxiety disorders: Prev- Applied Business and Economics. 2013 Feb
alence, course of illness, comorbidity and 1;14(1):43-8.
burden of illness. Journal of Psychiatric Re- 33. Kalhour M, Ng JC. Compulsive buying be-
search. 2011;45(8):1027-35. havior as a way to cope. Journal of Inter-
21. Abdallah AR, Gabr HM. Depression, anxiety national Management Studies. 2015 May
and stress among first year medical students 1;15(2):7-14.
in an Egyptian public university. Int Res J 34. Villardefrancos E, Otero-López JM. Compul-
Med Med Sci. 2014 Feb;2(1):11-9. sive buying in university students: Its preva-
22. Wahed WY, Hassan SK. Prevalence and as- lence and relationships with materialism, psy-
sociated factors of stress, anxiety and de- chological distress symptoms, and subjective
pression among medical Fayoum University well-being. Comprehensive psychiatry. 2016
students. Alexandria Journal of medicine. Feb 1;65:128-35.
2017;53(1):77-84.
23. Chandratika D, Purnawati S. Gangguan Ce-
mas pada Mahasiswa Semester I dan VII
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana. E Jurnal
Medika Udayana. 2014;3(1):403-14.
24. Otero-López JM, Santiago MJ, Castro MC.
Life aspirations, generativity and compulsive
buying in university students. International

14 J Indon Med Assoc, Volum: 73, Nomor: 1, Februari - Maret 2023

Anda mungkin juga menyukai