Anda di halaman 1dari 81

PENGELOLAAN B3

( Bahan Berbahaya & Beracun

Kasminem
Pelatihan K3 Laboratorium
PENGERTIAN B3
• Adalah bahan yang karena sifatnya dan
atau konsentrasinya dan atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lainnya
(PP No.74 Tahun 2001)
B3 MEDIS dari Farmasi

• Alkohol / H2O2 / Formalin / Natrium hipoklorida /


ANTISEPTIK DAN Povidone Iodine
DISINFEKTAN • Presept Tablet
• Lysol/Karbol

OBAT-OBAT • Hormon, antiviral, dll

OBAT KANKER • Obat-obat Kemoterapi

• Reagensia untuk Laboratorium dan Farmasi


REAGENSIA • Aseton / Larutan Ammonia / Dietil eter / HCL Pekat
35 % / NaOH Crystal /KOH Crystal / H2SO4 (Asam
Sulfat) / Phenol Crystal /Asam Asetat / Asam Formiat
/Asam Sitrat / Methanol /Xylol

GAS MEDIS • O2, N2, CO2, Acetylen, N2O


6
B3 NON MEDIS

• Desinfektan linen
DISINFEKTAN
• Detergent enzimatic

PEMBERSIH • Magic glass / Floor Clean / Waxstrip

Gas Non Medis • Gas Elpiji

Insektisida / • Nuvent 200 EC / Protectsafe 0.005 BB / Insec


Pestisida
• O2, N2, CO2, Acetylen, N2O
• Freon ( Bahan pendingin )
Lain- Lain
• Chemical NAJCO ( 6untuk Boiler )
IDENTIFIKASI B3
1. Mudah meledak ( Explosive )
2. Mengoksidasi ( Oxidizing )
3. Mudah menyala ( Flammable )
Extremely flammable, Highly flammable
4. Beracun ( Toxic )
Extremely toxic, Highly toxic, moderately toxic
5. Berbahaya ( Harmful )
6. Korosif ( Corrosive )
IDENTIFIKASI B3
7. Bersifat Iritasi ( Irritant )
8. Berbahaya bagi lingkungan ( Dangerous to
the environment )
9. Karsinogenik ( Carcinogenic )
10. Teratogenik ( Teratogenic )
11. Mutagenik ( Mutagenic )
Radioactive
materials and waste

Radiasi Ion
Radiasi Non Ion
•Alat X-ray • Cahaya UV
•Scanner CAT • Laser
•Fluoroscopy
• Alat Ultrasound
•Angiography
•Radiologi Dental • Oven Microwave
•Bahan Radioaktif • Tampilan Video
•Kedokteran Nuklir
•X Ray portabel
•Pasien dengan implan
radioaktif

4
BAHAN KIMIA MUDAH MELEDAK
(EXPLOSIF)

KRITERIA :
Apabila Reaksi Kimia Bahan tsb
menghasilkan :
• Gas dalam jumlah yang besar
• Tekanan yang besar
• Suhu yang tinggi
Menimbulkan kerusakan disekelilingnya
Beberapa contoh:
• Bahan kimia eksplosif : Trinitoluen (TNT), nitrogliserin
• Debu eksplosif : debu karbon, zat warna diazo,
magnesium
• Campuran eksplosif : Campuran bahan oksidator dan
reduktor
( as.nitrat + etanol)
Sifat peka terhadap panas dan terhadap pengaruh mekanis
BAHAN MUDAH TERBAKAR
Bahan dengan titik nyala dibawah 37.8OC, mudah
menyala dan terbakar.

 ZAT PADAT MUDAH TERBAKAR


Dapat menimbulkan kebakaran karena gesekan, absorpsi
uap, perubahan kimia yang spontan
Contoh: fosfor, logam alkali, dll
 ZAT CAIR MUDAH TERBAKAR
Bahan cair yang mudah menguap dan terbakar pada
suhu dibawah 25.5OC
Contoh: Eter, alkohol, aseton, benzena, heksan, dll
 GAS MUDAH TERBAKAR :
• Oxygen ( O2 )
• Nitrous Oxide ( N, , O )
Medical Compressed Air ( Breathing Air )
Vacum ( Suction ) Oxygen
BAHAN KIMIA REAKTIF

 Bila bereaksi dengan air akan mengeluarkan


panas dan gas yang mudah terbakar. Contoh :
alkali (Na, K); alkali tanah (Ca),logam halida,
oksida anhidrat, oksida non logam halida (
Lithium, Sodium, Potasium, Calcium, Cobalt,
Nitrat , Sulfid, Carbid, Asam pekat )

 Bila bereaksi dengan asam akan


mengeluarkan panas dan gas yang mudah
terbakar / beracun / korosif, contoh :
kalium klorat, kalium permanganat, asam
kromat, Lithium,Sodium,Potasium,Calcium
Sulfida, Cyanida, Asam pekat
BAHAN KIMIA KOROSIF & IRITAN
KOROSIF :
Bahan yang karena reaksi kimia dapat merusak logam
Contoh :
• Asam : Asam klorida, asam pospat, asam
perklorat, as.nitrat, as.sulfat
• Basa : NH4OH, KOH, NaOH

IRITAN:
Bahan yang karena reaksi kimia dapat menimbulkan
kerusakan atau peradangan /sensitisasi bila kontak dengan
permukaan tubuh yg lembab, ( kulit, mata & pernafasan )
BAHAN IRITAN PADA UMUMNYA ADALAH BAHAN
KOROSIF.
SIFAT BAHAN KOROSIF
Jenis bahan Bahaya Contoh

Bahan korosif padat bila ada kontak dengan NaOH, KOH, Ca(OH)2, Fenol, asam
kulit atau mata. trikloro asetat

Bahan korosif cair timbul bila kontak dgn asam sulfat, asam klorida, asam
kulit atau mata yang nitrat, asam formiat, asam asetat,
akan menyebabkan karbon bisulfida, hidrokarbon
proses pelarutan
(denaturasi protein )

Bahan korosif gas Bila terhirup akan amoniak, asam klorida,


merusak saluran formaldehid (formalin), asam
pernafasan fluorida, asam asetat belerang
dioksida, klor, brom fosgen ,
nitrogen oksida, ozon
SIFAT BAHAN KIMIA KOROSIF

• Dapat merusak secara irreversible • Contoh bahan korosif yang


permukaan bahan yang kontak banyak dipakai : Acetic
dengannya. anhydride, bromine, chlorine,
• Bahaya utama dapat merusak fluorine, glacial acetic acid,
mata, kulit, serta jaringan dibawah hydrochloric acid, hydrofluoric
kulit  menyebabkan Chemical acid, nitric acid, potassium
Burns.. hydroxide, sodium hydroxide,
• Bila inhalasi, dapat merusak
sulfuric acid
pernafasan. • Prosedur penanganan bervariasi
• Bila tertelan dapat merusak tergantung operasi dan
saluran pencernaan. tipe/konsentrasi
• Dapat membakar, mengiritasi atau penggunaannya.
merusak jaringan tubuh seperti • Dapat berupa ACIDS atau BASES.
kulit, mata, paru maupun
lambung.
SIFAT BAHAN KIMIA KOROSIF
Classification, labeling, and storage:
•Acids : Code warna : White, Simpan cairan/solid di corrosive cabinet, terpisah dari basa,
Letakkan dibawah eye level
•Basa : Code warna : White, Bentuk padat, bila disimpan di rak di Lab. Jauhkan dari bahan
kimia lain dan di bawah level mata., Cairan disimpan di jauhkan dari acid.
•CONTOH

Strong Oxidizing Acids Organic Acids


● Chromic Acids ● Acetic Acid

● Nitric Acid ● Phenol

● Hydrobromic Acid ● Benzoic Acid

● Perchloric Acid ● Trichloroacetic

● Iodic Acid

● Sulfuric Acid

•Contoh basa kuat : Ammonium Hydroxide, Calcium Hydroxide, Bicarbonates, Potassium


Hydroxide, Carbonates, Sodium Hydroxide
BAHAN BASA DAN ASAM –KOROSIF
• Handling
 Bila ingin mencampurkan, selalu tambahkan acid kedalam air, tambahkan secara
perlahan dengan mengalirkannya. Jangan sebaliknya.
 Buka botol acid secara perlahan dan hati-hati.
 Gunakan PPE (gloves, goggles/shield, apron) untuk mencegah percikan.
 Lakukan semua tindakan dengan acids/bases terkonsentrasi didalam fume
hood.
 Ketahui lokasi eyewash dan shower sblm kerja.
• Bbrp acids memerlukan tindakan khusus:
 Mis: hydrofluoric acid, picric acid, perchloric acid
 Pada saat mengencerkan acid, tuangkan acid kedalam air secara perlahan,
bukan sebaliknya.
 Miringkan test-tube menjauhi badan dan tangan anda, mencegah percikan
mengenai badan anda
Bila menggunakan asam atau basa :
• Buka botol secara perlahan.
• Gunakan APD untuk melindungi tangan, muka dan badan.
• Safety showers/eyewashes harus berada dekat dari area kerja
agar dapat segera diakses bilamana diperlukan.
• Asam dan basa pekat harus di tangani dibawah fume hood.
• Kontainer acid yang kosong harus disiram dulu dengan air
sebelum dibuang.
• Setiap laboratorium harus mempunyai “spill kit” yang dapat
menetralisir baik acid maupun basa.
• Jangan menggunakan bahan yang mudah terbakar (mis:
sawdust, wood scraps, paper, dlsb) untuk menyerap dan
membersihkan spillage.
MENGGUNAKAN ASAM
Prosedur penting !!!
 Store large bottles of acids pada laci rendah atau di acid cabinets.
 Pisahkan oxidizing acids dari organic acids, flammables dan
combustible materials.
 Pisahkan acids dari bases dan active metals seperti sodium,
potassium, dsb.
 Gunakan bottle carrier untuk transportasi acid bottles.
 Gunakan bantalan spill control atau netralisasi acid bila terjadi spill.
 Simpan basa dan acids secara terpisah.
 Simpan larutan inorganic hydroxides dalam polyethylene
containers.
 Gunakan bantalan spill control atau caustic netralizers bila terjadi
spill.
BAHAN KIMIA IRITAN

 BAHAN IRITAN PADAT


Contoh : NaOH, Fenol

 BAHAN IRITAN CAIR


Contoh : asam sulfat, asam format

 BAHAN IRITAN GAS.


Contoh :
 gas amat larut dlm air. (amoniak, formaldehide)
 gas dengan kelarutan sedang : sulfur dioksida
BAHAN KIMIA OKSIDATOR

 Bahan kimia yang mungkin tidak terbakar, tetapi


dapat menghasilkan oksigen yang dapat
menyebabkan kebakaran pada bahan lainnya.
 Bahan kimia oksidator bersifat eksplosif karena
sangat reaktif atau tidak stabil dan mampu
menghasilkan oksigen dalam reaksi atau
penguraiannya sehingga menimbulkan
kebakaran.
contoh :
KMnO4, FeCl3, NaNO3, H2O2

BAHAN KIMIA OKSIDATOR DIPISAHKAN


DARI BAHAN-BAHAN FLAMMABLE
Racun bersifat karsinogen
• Petunjuk penting !!!
 Beri label setiap containers dengan “Cancer Suspect Agents”.
 Simpan sebagaimana bahan kimia berbahaya lainnya, seperti flammable, corrosive.
 Bilamana perlu, amankan penyimpanan.
• Contoh :
 Antimony compounds  Chloroform
 Acrylonitrile  Dimethyl sulfate
 Arsenic compounds  Dioxane
 Benzene  Vinyl chloride
• Carcinogen & Mutagen :

 Carcinogen : Menyebabkan kanker.

 Mutagen : Menimbulkan kerusakan pada genetik.

 Teratogen : Menyebabkan gangguan pembentukan organ


(malformation) pada embrio atau foetus.
Contoh Jenis B3 dan Pengaruh Terhadap Tubuh Manusia
JENIS B3 CONTOH B3 PENGARUH TERHADAP TUBUH
MANUSIA

Logam • Timbal (Pb) • Toxic terhadap syaraf, ginjal dan darah


• Air raksa (Hg) • Toxic terhadap darah, hati dan ginjal
• Cadmium (Cd) • Toxic terhadap darah, hati dan ginjal
• Fosfor (P) • Gangguan metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak
• Arsen (As) • Iritasi dan kanker pada hati dan paru
Bahan Pelarut • HC alifatik: BBM • Pusing dan koma
• HC terhalogenasi: CCl4 • Toksic terhadap hati dan ginjal
• Alkohol: etanol, • Gangguan SSP & sal. Pencernaan
metanol
• Glikol • Gangguan ginjal, hati & tumor
Gas Beracun • N2, argon, helium • Sesak nafas & hipoksia
• As. Sianida, As. Sulfida • Pusing, sesak nafas, kejang, pingsan
• CO • Sesak nafas, gangguan saraf otak,
jantung, pingsan
• Nitrogen Oksida • Sesak nafas, iritasi dan kematian
Contoh Jenis B3 dan Pengaruh Terhadap Tubuh Manusia

JENIS B3 CONTOH B3 PENGARUH TERHADAP TUBUH


MANUSIA

Bahan • Benzena • Leukimia


Karsinogenik • Asbes • Ca Paru
• Benzidin • Ca Kandung kencing
• Krom (Cr) • Ca Paru
• Nafti lamin • Ca hati, darah dan paru
• Vinil klorida • Ca hati, darah dan paru

Pestisida • Organoklorin • Keduanya menyebabkan pusing,


• Organofosfat kejang, hilang kesadaran dan
kematian
PENGELOLAAN B3
Tujuan:
1. Mengidentifikasi, mengontrol, memitigasi
dan mengevaluasi pengelolaan B3
2. Mencegah KAK dan PAK
3. Melaksanakan pemantauan lingkungan
dan kondisi tempat kerja yang aman
4. Memastikan implementasi pengelolaan
B3 sesuai SPO apabila terjadi
kontaminasi / paparan
Landasan Hukum :
Peraturan Kelola B3

Perlindungan dan Pengelolaan


UU 32 Tahun 2009 Lingkungan (Pasal 58 – 61)

• PP 74/Thn 2001
• Pengelolaan B3
• PP 18 jo PP 85 • Pengelolaan Limbah B3
Tahun 1999

Keputusan Kepala Bapedal


-
- Keputusan Menteri Negara
Peraturan Lainnya Lingkungan Hidup
- Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup
PENGELOLAAN B3

3.
1.
2. PENYIMPANAN &
PERENCANAAN &
PENERIMAAN B3 PENDISTRIBUSIAN
PENGADAAN B3
B3

4. 5.
PENANGANAN B3 PEMBUANGAN B3
PERENCANAAN & PENGADAAN B3
• Di RS, perencanaan kebutuhan oleh Inst.
Farmasi atau oleh Unit Layanan Pengadaan
• Memilih B3 dengan kualitas baik dan garansi
yg sesuai, melalui pengadaan langsung /
lelang dari penyedia yang kompeten.
• Data kebutuhan “Bottom Up”
PENERIMAAN B3
• Tim penerima barang medis dan non medis
• Meminta lembar certificate analysis & MSDS
• Label B3
• Waktu kadaluwarsa
• Keadaan fisik barang
PENYIMPANAN & PENDISTRIBUSIAN B3
• PENYIMPANAN:
1. Gudang / lemari khusus
2. Label / simbol B3, MSDS
3. Sifat fisika & kimia sama
4. Penyimpanan harus sesuai MSDS
Cara penyimpanan didasarkan atas:
– Sifat sifat dari bahan kimia
– Reaksi akibat INTERAKSI bahan kimia
Batas waktu penyimpanan
• Untuk zat – zat tertentu seperti Eter, parafin cair,
waktu penyimpanan harus diperhatikan
( tidak lebih dari 1 tahun, atau harus habis dalam 6
bulan setelah dibuka ) karena senyawa – senyawa
tersebut mudah membentuk peroksida.
• Tidak menggunakan bahan – bahan kimia
yang sudah kadaluarsa, karena selain sifat
efektifitasnya (kadar) sudah menurun, juga
karena kemungkinan mengalami perubahan
sifat ( contoh menjadi toxic, dll )
RUANG PENYIMPANAN
• Bangunan memiliki konstruksi yang kuat, tahan
ledakan, tahan api, terlindung dari getaran,
terhindar dari sinar matahari langsung.
• Ruangan mempunyai ventilasi udara yang cukup,
suhu ruangan terjaga konstan.
• Lantai kedap air, tidak lembab, bersih, bebas
karat dan debu.
• Pintu terbuat dari bahan yang kuat + kunci,
ditempel tanda / label B3.
• Aman dari gangguan binatang (tikus, rayap,
kecoa,dll)
RUANG PENYIMPANAN
• Ruangan diberi tanda peringatan dilarang merokok dan
tersedia Spill Kit
• Tersedia APAR di luar ruangan ( mudah dijangkau )
• Tersedia lembar data keselamatan bahan (MSDS)
• Tersedia deteksi alarm (asap/panas)
• Tersedia warning sign
• Aman dari gangguan binatang (tikus, rayap, kecoa,dll)
• Sediakan sarana kebersihan/darurat yg diperlukan :
(Zink, Shower & Eye washer, Kotak P3K)
• Sediakan daftar telepon darurat, letakkan dekat
pesawat telepon
Tata letak & penempatan B3
• Pemisahan & pengelompokan B3 untuk
menghindari rektivitas ( penyimpanan B3
tidak boleh tercampur / incompatible)
• Penyusunan tidak melebihi batas maximum
(anjuran industri)
• Dibuatkan lorong & terjaga untuk peralatan
angkat angkut
• Alfabetis
• Penyimpanan dengan sistem FIFO dan FEFO
Safe Storage
– Jumlah bhn kimia yg disimpan di Lab hrs seminim mungkin.
– Tandai tanggal kapan diterima dan dibuka.
– Inventory bahan kimia hrs selalu diupdate
– Fume hoods, Biological safety cabinets dan lantai tdk untuk
menyimpan/menumpuk bhn kimia.
– B3 Corrosive tdk boleh diletakkan di rak diatas batas mata.
– Acids & bases hrs disimpan secara terpisah
– Material “light sensitive” harus disimpan dalam botol gelap,
cool, dry, dark place.
– Flammable materials tidak boleh disimpan dalam
“domestic-type refrigerators”. Hanya boleh disimpan pada
explosion-safe or flammable material storage refrigerators.
– Letakkan “highly toxic materials” di fume hood
Chemical Storage Requirement
• Kontainer Asli : • Injuri terjadi karena :
– Didesain untuk – Kontainer yang tidak
menyimpan bhn semestinya serta tanpa
kimia tanpa terjadi label.
degradasi.
– Menyimpan bhn kimia
– Kecelakaan terjadi diluar lokasi yg
krn upaya seharusnya.
mengidentifikasi bhn
kimia tanpa label dgn – Degradasi bahan kimia.
cara membaui,
merasakan (tasting)
atau merabanya.
SYARAT PENYIMPANAN JENIS B3
JENIS B3 / SIFAT SYARAT PENYIMPANAN

Bahan beracun • Ruangan dingin berventilasi


• Jauh dari sumber panas
• Terpisah dari bahan reakrif

Bahan korosif • Ruang dingin berventilasi


• Wadah bertutup & berlabel
• Terpisah dari Bahan beracun

Bahan mudah terbakar • Ruang dingin berventilasi


• Jauh dari sumber panas/api
• Terpisah dari bahan oksidator

Bahan mudah meledak • Ruang dingin berventilasi


• Jauh dari sumber panas/api
SYARAT PENYIMPANAN JENIS B3
JENIS B3 / SIFAT SYARAT PENYIMPANAN

Bahan oksidator • Ruangan dingin berventilasi


• Jauh dari sumber panas
• Terpisah dari bahan reduktor dan mudah terbakar
Bahan reaktif terhadap air • Ruang dingin, kering & berventilasi
• Bangunan kedap air
• APAR yg disediakan tidak berbahan air ( CO2 )
Bahan reaktif terhadap asam • Ruang dingin berventilasi
• Jauh dari sumber panas/api
• Ruang penyampaian perlu dirancang agar tidak
memungkinkan terbentuknya kantong – kantong
hidrogen, karena reaksi dengan asam akan
terbentuk gas hidrogen yang mudah terbakar.
Gas bertekanan • Disimpan dalam keadaan tegak dan terkait
• Ruangan dingin, tidak terkena sinar matahari
langsung
• Jauh dari sumber panas/api
• Jauh dari bahan korosif ( merusak kran & katup )
Chemical Storage
Flamable Cabinet
PENANGANAN B3
• Cara penanganan B3 yang baik :
– Selalu ikuti petunjuk dan peringatan.
– Baca label
– Jaga kebersihan diri dan area kerja.
• Prinsip utama menangani bahan bahan kimia:
“Think before doing”
Sebelum mencampur, mereaksikan atau
memindahkan suatu bahan kimia, perlu dipikirkan
kemungkinan apa yang terjadi akibat tindakan
tersebut
Informasi yang diperlukan dalam
penanganan bahan – bahan kimia
1. Nama & formula bahan
2. Sifat fisiknya ( TD, suhu, BJ, dll )
3. Wujud fisik ( Gas, cair, padat )
4. Sifat kimia ( reaktivitas, dll )
5. Sifat bahaya ( toksik, flammable, eksplosif )
PENGELOLAAN LIMBAH B3
• Limbah B3:
Adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun karena
sifatnya, konsentrasinya dan jumlahnya.

• Pengelolaan Limbah B3:


Adalah kegiatan yang meliputi pengurangan,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,
pemanfaatan, pengolahan dan atau penimbunan.
PP No 101 Tahun 2014
TAHAPAN PENGELOLAAN LIMBAH RS

PERTAMA MINIMISASI DAN SEGREGASI


KEDUA PENGUMPULAN DAN
PENYIMPANAN SEMENTARA
KETIGA PENGANGKUTAN
KEEMPAT PENGOLAHAN AKHIR,
(PENGUBURAN, DAN/ATAU
PENIMBUNAN)

41
Siapa yang bertanggung jawab atas
Limbah B3
• Petugas kesehatan
( penggunaan B3 untuk kegiatan pelayanan )
• Pimpinan pengelola limbah & petugas
pengolah limbah
( limbah yang dihasilkan dari penggunaan B3 )
• Pimpinan Fasyankes
• Pemerintah daerah / pusat
( aspek kesehatan masyarakat )
Tugas tenaga kesehatan
• Melakukan pembatasan limbah (minimiasi):
– Menghindari penggunaan material yang
mengandung B3 apabila terdapat pilihan yang lain
– Menggunakan alat & bahan sesuai prosedur dan
kebutuhan ( hindari terjadinya penumpukan &
kadaluwarsa, juga pengulangan pemeriksaan )
– Menerapkan sistem kelola barang (FIFO & FEFO)
– Melakukan perawatan berkala terhadap peralatan
sesuai jadwal.
CONTOH MINIMISASI

TERMOMETER MERKURI
TERMOMETER DIGITAL

SPYGNOMETER MERKURI SPYGNOMETER DIGITAL


44
Tugas tenaga kesehatan
• Melakukan pemilahan limbah ( segregasi )
– Memilah limbah medis dan non medis (domestik)
– Memilah limbah medis sesuai karakteristiknya
(infeksius, sangat infeksius, patologis, kimia/farmasi,
benda tajam, sitostatik, radioaktif)
– Limbah radioaktif harus dilakukan segregasi sesuai
bentuk fisiknya (padat / cair) dan sesuai waktu paruh
(half-life), dan dilaksanakan sesuai peraturan
perundang-undangan di bidang ketenaganukliran.
Kunci: kode warna untuk wadah pemilahan limbah
SEGREGASI LIMBAH
NON- limbah padat yang
LIMBAH dihasilkan dari kegiatan
PADAT MEDIS RS/Lab di luar medis
RS/LAB
(dapur, perkantoran,
taman) yang dapat
dimanfaatkan kembali
apabila ada teknologinya

CAIR  limbah infeksius,


GAS  imbah patologi,
MEDIS  limbah benda tajam,
 Limbah farmasi,
 limbah sitotoksis,
semua limbah yang semua air buangan termasuk  limbah kimiawi,
berbentuk gas yang tinja yang berasal dari kegiatan  limbah radioaktif,
berasal dari kegiatan rumah sakit/Lab yang  limbah kontainer
pembakaran di rumah kemungkinan mengandung bertekanan, dan
sakit (insinerator, dapur, mikroorganisme, bahan kimia  limbah dengan
perlengkapan generator, beracun dan radioaktif yang kandungan logam
anastesi, dan pembuatan berbahaya bagi kesehatan berat yang tinggi.
obat Sitotoksik) 46
Sumber: PERMENKES 1204/2004
JENIS WADAH DAN LABEL LIMBAH MEDIS
PADAT SESUAI KATEGORINYA

MERAH

KUNING

KUNING

UNGU

COKLAT
Sumber: PERMENKES 1204/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
47
CONTOH WADAH LIMBAH MEDIS
PATOLOGIS/INFEKSIUS

 WADAH DILENGKAPI DENGAN PENUTUP


 TERBUAT DARI BAHAN ANTI TUSUKAN,
ANTI BOCOR, MUDAH DIBERSIHKAN
 DILENGKAPI DENGAN KANTONG DAN
SIMBOL SESUAI KARAKTERISTIK LIMBAH

48
CONTOH WADAH
LIMBAH MEDIS &
KANTONGNYA

49
CONTOH WADAH LIMBAH BENDA
TAJAM

50
KAIDAH PENGISIAN LIMBAH DALAM
WADAH ATAU KANTONG

ISI LIMBAH MAKSIMUM ISI LIMBAH DILARANG


¾ KAPASITAS DITEKAN
51
PENGANGKUTAN LIMBAH MEDIS
• Alat angkut khusus, kedap air, mudah
dibersihkan, dilengkapi tanda khusus
pengangkut limbah
• Rute pengangkutan melalui jalur yang paling
cepat
• Petugas pengangkut menggunakan APD
• Dilakukan oleh petugas khusus pengelola
limbah dan terjadwal secara rutin
CONTOH CARA BERPAKAIAN PETUGAS
PENGELOLA LIMBAH

53
CONTOH ALAT ANGKUT UNTUK
PENGUMPULAN LIMBAH MEDIS

54
PEMILAHAN DAN PENIMBANGAN

Setelah dilakukan pengambilan


sampah medis kemudian
dilakukan pemilahan,
penimbangan dan pencatatan
pada formulir pencatatan limbah
medis padat
Tempat Penyimpanan Sementara
Limbah Medis
• Lantai kedap air, mudah dibersihkan
• Saluran air baik dan persediaan cukup
• Mudah diakses petugas ( terjangkau
kendaraan pengangkut sampah )
• Lokasi strategis, aman dan dapat dikunci
• Pencahayaan dan ventilasi baik
• Anti serangga dan hewan pengganggu
PERSYARATAN PENYIMPANAN LIMBAH B3
Penyimpan harus merupakan suatu badan usaha
Mendapatkan izin penyimpanan limbah B3 dari Pemda
Memiliki catatan penyimpanan limbah B3
Menyimpan limbah B3 maksimal 90 hari
(2 hari KHUSUS untuk limbah medis infeksius)
Melaporkan kegiatan penyimpanan limbah B3
Hanya melakukan penyimpanan sementara di lokasi
kegiatannya sebelum diserahkan pada pengolah, pemanfaat,
dan/atau penimbun limbah B3.
Teknis penyimpanan dan pengumpulan limbah B3 sesuai
dengan ketentuan yang berlaku sebagaimana Kepdal No.
1/BAPEDAL/09/1995.
CONTOH TEMPAT PENYIMPANAN
SEMENTARA LIMBAH B3

58
Penanganan Limbah B3
• Limbah radioaktif, disimpan terlebih dahulu sampai masa
aktifnya terlampaui
• Limbah kimia yang tidak berbahaya, dapat dibuang ke
dalam saluran pembuangan air contoh: asam amino, ion
ion anorganik (Ca, K, Mg, Cl, F, dll)
• Limbah kimia berbahaya dapat didaur ulang dengan
distilasi, ekstraksi, elektrolisis. Khusus limbah kimia dengan
kadar logam berat yang tinggi (kadmium, merkuri) harus
dikumpulkan secara terpisah.
• Limbah yang tidak dapat didaur ulang, akan diinsinerasi
• Wadah bertekanan (pengharum ruangan, pembasmi
serangga) dapat dibuang ke dalam landfill atau didaur ulang
( tidak boleh dibakar, dipanaskan atau diinsinerasi ) !!
PENGELOLAAN LIMBAH NON B3 RS

KATEGORI PENYIMPANAN PENGUMPULAN PENANGANAN / PENGOLAHAN PEMBUANGAN


PD SUMBER INSITU PENGOLAHAN EKSITU AKHIR

LIMBAH UMUM
L. Dapur, TPA Pembakaran,
kantor, Pengomposan,
taman Daur ulang
Tempat Tempat
sampah hijau penyimpanan
limbah IPL

60
PENGELOLAAN LIMBAH BENDA TAJAM

KATEGORI PENYIMPANAN PENGUMPULAN PENANGANAN / PENGOLAHAN PEMBUANGAN


PD SUMBER INSITU PENGOLAHAN EKSITU AKHIR

LIMBAH BENDA TAJAM (SHARPS)


Jarum, Insinerator PPLI Penimbunan
ampul, akhir /
pisau, dll) Landfill

Savety box
Tempat
penyimpanan
limbah IPL

61
Pembuangan Benda Tajam

 Hindari recapping!!!
PENGELOLAAN LIMBAH INFEKSIUS

KATEGORI PENYIMPANAN PENGUMPULAN PENANGANAN / PENGOLAHAN PEMBUANGAN


PD SUMBER INSITU PENGOLAHAN EKSITU AKHIR

LIMBAH INFEKSIUS
Sisa Insinerator PPLI Penimbunan
sampel, akhir /
cairan Landfill
tubuh Wadah warna Tempat
pasien kuning penyimpanan
limbah IPL

63
PENGELOLAAN LIMBAH PATOLOGIS

KATEGORI PENYIMPANAN PENGUMPULAN PENANGANAN / PENGOLAHAN PEMBUANGAN


PD SUMBER INSITU PENGOLAHAN EKSITU AKHIR

LIMBAH PATOLOGIS
Jaringan, Refrigerator / Dinas Penguburan
organ pendingin (IKF) pertamanan
dlm kota
ukuran Wadah warna
ttt, dll kuning

64
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

KATEGORI PENYIMPANAN PENGUMPULAN PENANGANAN / PENGOLAHAN PEMBUANGAN


PD SUMBER INSITU PENGOLAHAN EKSITU AKHIR

Padat Wadah warna Tempat


LIMBAH RADIOAKTIF Menunggu BATAN
merah, simbol penyimpanan waktu paruh
radiasi khusus hingga
berdinding radioaktivitasnya
tebal meluruh sampai
batas yg diijinkan

Cair Wadah tangki Tangki Menunggu Radiologi Lingkungan


khusus bersusun 4 potensi
pengolahan radiasinya
limbah cair mendekati
tingkat aktivitas
alam

65
PENGELOLAAN LIMBAH KIMIA, FARMASI &
SITOSTATIK
KATEGORI PENYIMPANAN PENGUMPULAN PENANGANAN / PENGOLAHAN PEMBUANGAN
PD SUMBER INSITU PENGOLAHAN EKSITU AKHIR

Kemasan Wadah warna Gudang VENDOR Reuse,


farmasi coklat penyimpanan Penimbunan
(botol
LIMBAH RADIOAKTIF kemasan
reagen) farmasi

Farmasi Wadah warna Tempat Insinerator PPLI Penimbunan


(obat ED) coklat penyimpanan akhir /
limbah IPL Landfill

Sitostatik Wadah warna Tempat Insinerator PPLI Penimbunan


ungu penyimpanan akhir /
limbah IPL Landfill

66
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

KATEGORI PENYIMPANAN PENGUMPULAN PENANGANAN / PENGOLAHAN PEMBUANGAN


PD SUMBER INSITU PENGOLAHAN EKSITU AKHIR

LIMBAH CAIR RS
Domestik Spoolhoek Bak kontrol - Pre Treatment IPAL Lingkungan
Klinis - Primary treatment
Lab - Secondary treatment
- Tertiary treatment
- Pengolahan lumpur

67
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
• Merupakan sarana untuk mengolah limbah
cair dari mulai limbah kotor menjadi cukup
bersih dan memenuhi baku mutu yang
ditetapkan pemerintah.
• Unit Pengolah Limbah Cair
– Metoda pengolahan lumpur aktif
– Debit limbah cair diukur melalui flow meter (m3)
Kep.Men.LH No. Kep-58/1995 (pasal 7)
CONTOH AUTOKLAF

69
PERSYARATAN AUTOKLAF
 untuk autoklaf tipe gravity flow, disinfeksi limbah medis
dilakukan pada:
Temperatur > 121oC dan tekanan 15 psi dengan waktu tinggal
autoklaf > 60 menit;
temperatur > 135oC dan tekanan 31 psi dengan waktu tinggal
autoklaf > 45 menit; atau
temperatur > 149oC dan tekanan 52 psi dengan waktu tinggal
autoklaf > 30 menit.
 untuk autoklaf tipe vacuum, disinfeksi limbah medis
dilakukan pada:
temperatur > 121oC dan tekanan 15 psi dengan waktu tinggal
autoklaf > 45 menit; atau
temperatur > 135oC dan tekanan 31 psi dengan waktu tinggal
autoklaf > 30 menit.

70
LIMBAH DILARANG DIAUTOKLAF
 limbah bahan kimia kadaluwarsa, tumpahan,
sisa kemasan, atau buangan produk yang
tidak memenuhi spesifikasi;
 limbah patologis dan jaringan anatomi;
 limbah radioaktif;
 limbah farmasi; dan
 limbah material sitotoksik (genotoksik).

71
PROSES PENGOLAHAN

CONTOH ALAT Pengisian


AUTOKLAF UNTUK
Pencacahan
LIMBAH INFEKSIUS
Pemanasan

Sterilisasi

Pendinginan

Penirisan

Vacum

Pengeluaran
72
INSINERATOR

Pengolahan limbah B3 dengan


menggunakan insinerator

73
INSINERATOR
 Efisiensi pembakaran > 99,99%;
 Temperatur pada ruang bakar utama (primary
chamber) > 800 + 50oC ;
 Temperatur pada ruang bakar kedua
(secondary chamber) > 1050 + 50oC, dengan
waktu tinggal > 2 (dua) detik; dan
 Memenuhi baku mutu emisi.
 Pengolahan limbah sitotoksik (genotoksik) pada
temperatur > 1200oC.
LIMBAH GAS
• Mengacu pada Kep 13/Men LH/12/1995
tentang baku mutu emisi barang tidak
bergerak:
– Monitoring limbah gas berupa NO2, SO2, Logam
berat dan dioxin dilakukan setiap setahun sekali.
– Suhu pembakaran 1000 derajat, bakteri patogen,
virus, dioxin dapat dimusnahkan
CONTOH ABU HASIL PEMBAKARAN
LIMBAH MEDIS DARI INSINERATOR)
76
CONTOH GAMBAR ALAT ANGKUT

PT. EDELWEIS TRANSPORTASI HALWA

Apabila terjadi kecelakaan, hubungi Telp.


(021) 85906527

77
PENGUBURAN (DEEP BURIAL)
 Lokasi & fasilitas penguburan limbah medis wajib memiliki izin lokasi dari pemda
 Limbah medis yang dapat dilakukan pengelolaan dengan cara penguburan yaitu:
 limbah patologis dan jaringan anatomi
 Limbah benda tajam
 Persyaratan teknis pengolahan limbah medis dengan cara penguburan dilakukan
sebagai berikut:
 lokasi kuburan harus bebas banjir, kedap air dan berjarak sekurang-kurangnya
200 m dari sumur, perumahan, fasilitas umum, dan kawasan lindung
 kedalaman kuburan sekurang-kurangnya 2 (dua) meter, diisi dengan limbah
medis maximal setengah dari jumlah volume total, dan ditutup dengan kapur
dengan ketebalan sekurang-kurangnya 50 cm sebelum ditutup dengan tanah
 kuburan harus dilengkapi pagar pengaman
 apabila dilakukan penambahan limbah kedalam kuburan, tanah dengan
ketebalan sekurang-kurangnya 10 cm ditambahkan pada setiap lapisan limbah;
 penguburan harus dilakukan dalam pengawasan yang ketat
 kuburan wajib dirawat dan dicatat oleh usaha dan/atau kegiatan yang
melakukan penguburan.
CONTOH DIMENSI
KUBURAN LIMBAH
MEDIS
79
SISTEM PELAPISAN DASAR (LINER) LANDFILL
LANDFILL KATEGORI I LANDFILL KATEGORI II LANDFILL KATEGORI III

Lapisan Penutup Lapisan Penutup Lapisan Penutup

LIMBAH LIMBAH LIMBAH

Lapisan Pelindung 30 cm Lapisan Pelindung Lapisan Pelindung

Sistem Pengumpul Lindi Geomembran Sistem Pengumpul Lindi Sistem Pengumpul Lindi

Lapisan Tanah 30 cm Lapisan Tanah Geomembran Lapisan Tanah


Penghalang Penghalang Penghalang

Sistem Deteksi Geomembran Sistem Deteksi Sistem Deteksi


Kebocoran Kebocoran Kebocoran

Lapisan Dasar 1m Lapisan Dasar Lapisan Dasar

Tanah Setempat Tanah Setempat Tanah Setempat


80
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai