Kasminem
Pelatihan K3 Laboratorium
PENGERTIAN B3
• Adalah bahan yang karena sifatnya dan
atau konsentrasinya dan atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lainnya
(PP No.74 Tahun 2001)
B3 MEDIS dari Farmasi
• Desinfektan linen
DISINFEKTAN
• Detergent enzimatic
Radiasi Ion
Radiasi Non Ion
•Alat X-ray • Cahaya UV
•Scanner CAT • Laser
•Fluoroscopy
• Alat Ultrasound
•Angiography
•Radiologi Dental • Oven Microwave
•Bahan Radioaktif • Tampilan Video
•Kedokteran Nuklir
•X Ray portabel
•Pasien dengan implan
radioaktif
4
BAHAN KIMIA MUDAH MELEDAK
(EXPLOSIF)
KRITERIA :
Apabila Reaksi Kimia Bahan tsb
menghasilkan :
• Gas dalam jumlah yang besar
• Tekanan yang besar
• Suhu yang tinggi
Menimbulkan kerusakan disekelilingnya
Beberapa contoh:
• Bahan kimia eksplosif : Trinitoluen (TNT), nitrogliserin
• Debu eksplosif : debu karbon, zat warna diazo,
magnesium
• Campuran eksplosif : Campuran bahan oksidator dan
reduktor
( as.nitrat + etanol)
Sifat peka terhadap panas dan terhadap pengaruh mekanis
BAHAN MUDAH TERBAKAR
Bahan dengan titik nyala dibawah 37.8OC, mudah
menyala dan terbakar.
IRITAN:
Bahan yang karena reaksi kimia dapat menimbulkan
kerusakan atau peradangan /sensitisasi bila kontak dengan
permukaan tubuh yg lembab, ( kulit, mata & pernafasan )
BAHAN IRITAN PADA UMUMNYA ADALAH BAHAN
KOROSIF.
SIFAT BAHAN KOROSIF
Jenis bahan Bahaya Contoh
Bahan korosif padat bila ada kontak dengan NaOH, KOH, Ca(OH)2, Fenol, asam
kulit atau mata. trikloro asetat
Bahan korosif cair timbul bila kontak dgn asam sulfat, asam klorida, asam
kulit atau mata yang nitrat, asam formiat, asam asetat,
akan menyebabkan karbon bisulfida, hidrokarbon
proses pelarutan
(denaturasi protein )
● Iodic Acid
● Sulfuric Acid
• PP 74/Thn 2001
• Pengelolaan B3
• PP 18 jo PP 85 • Pengelolaan Limbah B3
Tahun 1999
3.
1.
2. PENYIMPANAN &
PERENCANAAN &
PENERIMAAN B3 PENDISTRIBUSIAN
PENGADAAN B3
B3
4. 5.
PENANGANAN B3 PEMBUANGAN B3
PERENCANAAN & PENGADAAN B3
• Di RS, perencanaan kebutuhan oleh Inst.
Farmasi atau oleh Unit Layanan Pengadaan
• Memilih B3 dengan kualitas baik dan garansi
yg sesuai, melalui pengadaan langsung /
lelang dari penyedia yang kompeten.
• Data kebutuhan “Bottom Up”
PENERIMAAN B3
• Tim penerima barang medis dan non medis
• Meminta lembar certificate analysis & MSDS
• Label B3
• Waktu kadaluwarsa
• Keadaan fisik barang
PENYIMPANAN & PENDISTRIBUSIAN B3
• PENYIMPANAN:
1. Gudang / lemari khusus
2. Label / simbol B3, MSDS
3. Sifat fisika & kimia sama
4. Penyimpanan harus sesuai MSDS
Cara penyimpanan didasarkan atas:
– Sifat sifat dari bahan kimia
– Reaksi akibat INTERAKSI bahan kimia
Batas waktu penyimpanan
• Untuk zat – zat tertentu seperti Eter, parafin cair,
waktu penyimpanan harus diperhatikan
( tidak lebih dari 1 tahun, atau harus habis dalam 6
bulan setelah dibuka ) karena senyawa – senyawa
tersebut mudah membentuk peroksida.
• Tidak menggunakan bahan – bahan kimia
yang sudah kadaluarsa, karena selain sifat
efektifitasnya (kadar) sudah menurun, juga
karena kemungkinan mengalami perubahan
sifat ( contoh menjadi toxic, dll )
RUANG PENYIMPANAN
• Bangunan memiliki konstruksi yang kuat, tahan
ledakan, tahan api, terlindung dari getaran,
terhindar dari sinar matahari langsung.
• Ruangan mempunyai ventilasi udara yang cukup,
suhu ruangan terjaga konstan.
• Lantai kedap air, tidak lembab, bersih, bebas
karat dan debu.
• Pintu terbuat dari bahan yang kuat + kunci,
ditempel tanda / label B3.
• Aman dari gangguan binatang (tikus, rayap,
kecoa,dll)
RUANG PENYIMPANAN
• Ruangan diberi tanda peringatan dilarang merokok dan
tersedia Spill Kit
• Tersedia APAR di luar ruangan ( mudah dijangkau )
• Tersedia lembar data keselamatan bahan (MSDS)
• Tersedia deteksi alarm (asap/panas)
• Tersedia warning sign
• Aman dari gangguan binatang (tikus, rayap, kecoa,dll)
• Sediakan sarana kebersihan/darurat yg diperlukan :
(Zink, Shower & Eye washer, Kotak P3K)
• Sediakan daftar telepon darurat, letakkan dekat
pesawat telepon
Tata letak & penempatan B3
• Pemisahan & pengelompokan B3 untuk
menghindari rektivitas ( penyimpanan B3
tidak boleh tercampur / incompatible)
• Penyusunan tidak melebihi batas maximum
(anjuran industri)
• Dibuatkan lorong & terjaga untuk peralatan
angkat angkut
• Alfabetis
• Penyimpanan dengan sistem FIFO dan FEFO
Safe Storage
– Jumlah bhn kimia yg disimpan di Lab hrs seminim mungkin.
– Tandai tanggal kapan diterima dan dibuka.
– Inventory bahan kimia hrs selalu diupdate
– Fume hoods, Biological safety cabinets dan lantai tdk untuk
menyimpan/menumpuk bhn kimia.
– B3 Corrosive tdk boleh diletakkan di rak diatas batas mata.
– Acids & bases hrs disimpan secara terpisah
– Material “light sensitive” harus disimpan dalam botol gelap,
cool, dry, dark place.
– Flammable materials tidak boleh disimpan dalam
“domestic-type refrigerators”. Hanya boleh disimpan pada
explosion-safe or flammable material storage refrigerators.
– Letakkan “highly toxic materials” di fume hood
Chemical Storage Requirement
• Kontainer Asli : • Injuri terjadi karena :
– Didesain untuk – Kontainer yang tidak
menyimpan bhn semestinya serta tanpa
kimia tanpa terjadi label.
degradasi.
– Menyimpan bhn kimia
– Kecelakaan terjadi diluar lokasi yg
krn upaya seharusnya.
mengidentifikasi bhn
kimia tanpa label dgn – Degradasi bahan kimia.
cara membaui,
merasakan (tasting)
atau merabanya.
SYARAT PENYIMPANAN JENIS B3
JENIS B3 / SIFAT SYARAT PENYIMPANAN
41
Siapa yang bertanggung jawab atas
Limbah B3
• Petugas kesehatan
( penggunaan B3 untuk kegiatan pelayanan )
• Pimpinan pengelola limbah & petugas
pengolah limbah
( limbah yang dihasilkan dari penggunaan B3 )
• Pimpinan Fasyankes
• Pemerintah daerah / pusat
( aspek kesehatan masyarakat )
Tugas tenaga kesehatan
• Melakukan pembatasan limbah (minimiasi):
– Menghindari penggunaan material yang
mengandung B3 apabila terdapat pilihan yang lain
– Menggunakan alat & bahan sesuai prosedur dan
kebutuhan ( hindari terjadinya penumpukan &
kadaluwarsa, juga pengulangan pemeriksaan )
– Menerapkan sistem kelola barang (FIFO & FEFO)
– Melakukan perawatan berkala terhadap peralatan
sesuai jadwal.
CONTOH MINIMISASI
TERMOMETER MERKURI
TERMOMETER DIGITAL
MERAH
KUNING
KUNING
UNGU
COKLAT
Sumber: PERMENKES 1204/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
47
CONTOH WADAH LIMBAH MEDIS
PATOLOGIS/INFEKSIUS
48
CONTOH WADAH
LIMBAH MEDIS &
KANTONGNYA
49
CONTOH WADAH LIMBAH BENDA
TAJAM
50
KAIDAH PENGISIAN LIMBAH DALAM
WADAH ATAU KANTONG
53
CONTOH ALAT ANGKUT UNTUK
PENGUMPULAN LIMBAH MEDIS
54
PEMILAHAN DAN PENIMBANGAN
58
Penanganan Limbah B3
• Limbah radioaktif, disimpan terlebih dahulu sampai masa
aktifnya terlampaui
• Limbah kimia yang tidak berbahaya, dapat dibuang ke
dalam saluran pembuangan air contoh: asam amino, ion
ion anorganik (Ca, K, Mg, Cl, F, dll)
• Limbah kimia berbahaya dapat didaur ulang dengan
distilasi, ekstraksi, elektrolisis. Khusus limbah kimia dengan
kadar logam berat yang tinggi (kadmium, merkuri) harus
dikumpulkan secara terpisah.
• Limbah yang tidak dapat didaur ulang, akan diinsinerasi
• Wadah bertekanan (pengharum ruangan, pembasmi
serangga) dapat dibuang ke dalam landfill atau didaur ulang
( tidak boleh dibakar, dipanaskan atau diinsinerasi ) !!
PENGELOLAAN LIMBAH NON B3 RS
LIMBAH UMUM
L. Dapur, TPA Pembakaran,
kantor, Pengomposan,
taman Daur ulang
Tempat Tempat
sampah hijau penyimpanan
limbah IPL
60
PENGELOLAAN LIMBAH BENDA TAJAM
Savety box
Tempat
penyimpanan
limbah IPL
61
Pembuangan Benda Tajam
Hindari recapping!!!
PENGELOLAAN LIMBAH INFEKSIUS
LIMBAH INFEKSIUS
Sisa Insinerator PPLI Penimbunan
sampel, akhir /
cairan Landfill
tubuh Wadah warna Tempat
pasien kuning penyimpanan
limbah IPL
63
PENGELOLAAN LIMBAH PATOLOGIS
LIMBAH PATOLOGIS
Jaringan, Refrigerator / Dinas Penguburan
organ pendingin (IKF) pertamanan
dlm kota
ukuran Wadah warna
ttt, dll kuning
64
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF
65
PENGELOLAAN LIMBAH KIMIA, FARMASI &
SITOSTATIK
KATEGORI PENYIMPANAN PENGUMPULAN PENANGANAN / PENGOLAHAN PEMBUANGAN
PD SUMBER INSITU PENGOLAHAN EKSITU AKHIR
66
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
LIMBAH CAIR RS
Domestik Spoolhoek Bak kontrol - Pre Treatment IPAL Lingkungan
Klinis - Primary treatment
Lab - Secondary treatment
- Tertiary treatment
- Pengolahan lumpur
67
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
• Merupakan sarana untuk mengolah limbah
cair dari mulai limbah kotor menjadi cukup
bersih dan memenuhi baku mutu yang
ditetapkan pemerintah.
• Unit Pengolah Limbah Cair
– Metoda pengolahan lumpur aktif
– Debit limbah cair diukur melalui flow meter (m3)
Kep.Men.LH No. Kep-58/1995 (pasal 7)
CONTOH AUTOKLAF
69
PERSYARATAN AUTOKLAF
untuk autoklaf tipe gravity flow, disinfeksi limbah medis
dilakukan pada:
Temperatur > 121oC dan tekanan 15 psi dengan waktu tinggal
autoklaf > 60 menit;
temperatur > 135oC dan tekanan 31 psi dengan waktu tinggal
autoklaf > 45 menit; atau
temperatur > 149oC dan tekanan 52 psi dengan waktu tinggal
autoklaf > 30 menit.
untuk autoklaf tipe vacuum, disinfeksi limbah medis
dilakukan pada:
temperatur > 121oC dan tekanan 15 psi dengan waktu tinggal
autoklaf > 45 menit; atau
temperatur > 135oC dan tekanan 31 psi dengan waktu tinggal
autoklaf > 30 menit.
70
LIMBAH DILARANG DIAUTOKLAF
limbah bahan kimia kadaluwarsa, tumpahan,
sisa kemasan, atau buangan produk yang
tidak memenuhi spesifikasi;
limbah patologis dan jaringan anatomi;
limbah radioaktif;
limbah farmasi; dan
limbah material sitotoksik (genotoksik).
71
PROSES PENGOLAHAN
Sterilisasi
Pendinginan
Penirisan
Vacum
Pengeluaran
72
INSINERATOR
73
INSINERATOR
Efisiensi pembakaran > 99,99%;
Temperatur pada ruang bakar utama (primary
chamber) > 800 + 50oC ;
Temperatur pada ruang bakar kedua
(secondary chamber) > 1050 + 50oC, dengan
waktu tinggal > 2 (dua) detik; dan
Memenuhi baku mutu emisi.
Pengolahan limbah sitotoksik (genotoksik) pada
temperatur > 1200oC.
LIMBAH GAS
• Mengacu pada Kep 13/Men LH/12/1995
tentang baku mutu emisi barang tidak
bergerak:
– Monitoring limbah gas berupa NO2, SO2, Logam
berat dan dioxin dilakukan setiap setahun sekali.
– Suhu pembakaran 1000 derajat, bakteri patogen,
virus, dioxin dapat dimusnahkan
CONTOH ABU HASIL PEMBAKARAN
LIMBAH MEDIS DARI INSINERATOR)
76
CONTOH GAMBAR ALAT ANGKUT
77
PENGUBURAN (DEEP BURIAL)
Lokasi & fasilitas penguburan limbah medis wajib memiliki izin lokasi dari pemda
Limbah medis yang dapat dilakukan pengelolaan dengan cara penguburan yaitu:
limbah patologis dan jaringan anatomi
Limbah benda tajam
Persyaratan teknis pengolahan limbah medis dengan cara penguburan dilakukan
sebagai berikut:
lokasi kuburan harus bebas banjir, kedap air dan berjarak sekurang-kurangnya
200 m dari sumur, perumahan, fasilitas umum, dan kawasan lindung
kedalaman kuburan sekurang-kurangnya 2 (dua) meter, diisi dengan limbah
medis maximal setengah dari jumlah volume total, dan ditutup dengan kapur
dengan ketebalan sekurang-kurangnya 50 cm sebelum ditutup dengan tanah
kuburan harus dilengkapi pagar pengaman
apabila dilakukan penambahan limbah kedalam kuburan, tanah dengan
ketebalan sekurang-kurangnya 10 cm ditambahkan pada setiap lapisan limbah;
penguburan harus dilakukan dalam pengawasan yang ketat
kuburan wajib dirawat dan dicatat oleh usaha dan/atau kegiatan yang
melakukan penguburan.
CONTOH DIMENSI
KUBURAN LIMBAH
MEDIS
79
SISTEM PELAPISAN DASAR (LINER) LANDFILL
LANDFILL KATEGORI I LANDFILL KATEGORI II LANDFILL KATEGORI III
Sistem Pengumpul Lindi Geomembran Sistem Pengumpul Lindi Sistem Pengumpul Lindi