1. PENDAHULUAN
Laboratorium kimia merupakan kelengkapan sebuah program studi yang
digunakan untuk meningkatkan keterampilan penggunaan dan pemakaian bahan kimia
maupun peralatan analisis (instrumentasi). Dalam penggunaan lanjut, laboratorium
merupakan sarana untuk melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah. Laboratorium kimia
dengan segala kelengkapan peralatan dan bahan kimia merupakan tempat berpotensi
menimbulkan bahaya kepada para penggunanya jika para pekerja di dalamnya tidak
dibekali dengan pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.
Bahan kimia yang sering kita gunakan di laboratorium jika tidak dikelola dengan
baik maka dapat menyebabkan hal yang fatal, walaupun terkadang tidak secara langsung.
Dalam pengelolaan laboratorium terdapat aspek yang harus diperhatikan yaitu mengenai
inventarisasi laboratorium serta cara penyimpanan bahan kimia yang agar memenuhi
standar.
Penyimpanan bahan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan karakteristik
bahan kimia. Berikut ini akan dibahas mengenai cara penyimpanan bahan kimia yang
memenuhi standar sehingga tercipta kinerja yang maksimal didalam laboratorium.
3. Bahan beracun
4. Bahan korosif
Bahan/zat kimia yang bersifat korosif dapat merusak kemasan/wadah dan
bereaksi dengan zat-zat beracun Bahan/zat kimia korosif antara lain adalah asam sulfat
(H2S04), asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl), natrium hidroksida (NaOH), kalsium
hidroksida (Ca(OH)2), dan gas belerang dioksida (SO2).
2. Padatan higroskopis
Perawatan padatan higroskopis dilakukan dengan menyimpannya dalam kaleng
tertutup atau tempat lain yang tertutup rapat. Sumbatnya diselimuti lagi dengan plastik
dan diikat erat-erat. Contoh zat ini adalah NaOH dan KSCN.
7. Campuran padatan
Penyimpanan untuk kelompok zat ini dilakukan dengan menghindari penempatan
padatan ini dalam keadaan tercampur, terutama campuran oksidator dan katalisator
dengan bahan yang mudah terbakar. Contoh zat yang termasuk golongan ini adalah :
KClO3, MnO2 dengan gula pasir.
12. Gas
Penyimpanan gas dilakukan dengan menjauhkan tabung gas dari api atau panas.
Gunakan kran yang spuyernya baik. Lebih baik ditempatkan di tempat yang dingin.
Contohnya adalah : gas He, N2, CO2.
3. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
Hampir semua bahan kimia berbahaya, sehingga kita perlu membuat pengelolaan
bahan dengan tepat dan benar sehingga sebelum melakukan praktikum sebaiknya kita
mengenal karakteristik bahan kimia yang dipakai.
Bahan kimia dapat disimpan berdasarkan karakteristiknya untuk memaksimalkan kerja
di laboratorium.
Selain penyimpanan, perawatan dari bahan kimia juga diperlukan demi terciptanya
keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium.
4. DAFTAR PUSTAKA
Kancono., (2010), Manajemen Laboratorium IPA, Bengkulu, Unit Penerbitan FKIP UNIB.
Moran, L., dan Masciangioli, T., (2010), Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia
(Panduan Pengelolaan Bahan Kimia dengan Bijak), Washington, The National
Academis Press.
Suprayitno, T., (2011), Panduan Teknis Perawatan Peralatan Laboratorium Kimia, Jakarta,
Kemendikbud.
Suwahano., (2010), http://chem-is-try.org/laboratorium_kimia/ (accessed Agustus 2013)
Tim Laboratorium., (2012), TechnichalDirectives_id.pdf (accessed September 2013)
Wiryawan, A., (2011), http://chem-is-try.org/kegiatan_kimia/ (accessed September 2013)
Penyimpanan Bahan Kimia Dalam Laboratorium
PENDAHULUAN
Banyak kecelakaan laboratorium berupa kebakaran, peledakan atau kebocoran bahan
kimia beracun dan korosif yang dimuali dari tempat penyimpanan bahan. Ini dapat terjadi
sebagai akibat penyimpanan bahan yang kurang aman, baik ditinjau dari ruang
penyimpanan maupun sistem penataan bahan. Letak gudang yang selalu terpencil,
menyebabkan jarang diadakan inspeksi sehingga adanya kondisi berbahaya dalam
gudang terlambat untuk dapat diketahui.
Bahan-bahan yang disimpan dalam gudang, bukan berarti tidur nyenyak, tetapi bahan-
bahan tersebut akan tetap reaktif terhadap lingkungan. Interaksi dapat terjadi antara
bahan dengan panas atau sumber penyalaan, uap air dan oksigen dalam udara, wadah
dan bahan lain. Melupakan sifat-sifat di atas akan dapat menimbulkan kebakaran,
peledakan dan keracunan atau kombinasi diantara ketiganya.
Penyimpanan bahan kimia dalam jenis dan jumlah yang banyak memerlukan
pengetahuan akan syarat-syarat penyimpanan. Kecelakaan dalam gudang kimia dapat
menimbulkan cedera bahkan kematian, selain kehilangan bahan kimia yang mahal.
Prinsip dasar penyimpanan di bawah ini apabila diterapkan, dapat mengurangi resiko
penyimpanan bahan.
1. 2. Ventilasi
Adanya ventilasi dalam gudang amat diperlukan agar apabila terjadi kebocoran bahan
mudah terbakar atau beracun dan korosif dapat terencerkan sampai di bawah ambang
bahaya kebakaran atau keracunan fatal. Tanpa ventilasi, adanya bahan organik akan
berakumulasi sampai di atas batas konsentrasi bawah mudah terbakar (low flammable
limit), sehingga berbahaya apabila ada sumber penyalaan seperti loncatan listrik, bara
api dan bolam lampu yang panas. Adanya uap beracun atau korosif tanpa ventilasi akan
berakibat fatal bagi yang masuk atau bekerja dalam gudang.
1. 4. Ruang dingin
Ruangan yang dingin akan mencegah reaksi penguraian atau memperlambat reaksi. Ini
dapat dipahami karena reaksi-reaksi kimia dapat mulai terjadi apabila energi bahan dapat
mencapai energi aktivasi. Suhu tinggi dalam gudang akan dapat menghantarkan bahan
mencapai energi aktivasi. Kewaspadaan juga mesti diberikan apabila cuaca panas akibat
musin kering yang berkepanjangan dan hal ini akan menambah rawan kondisi
setiapgudang kimia. Selain itu, kenaikan suhu juga akan meningkatkan kecepatan reaksi
secara eksponensial. Sebagai gambaran sederhana, kenaikan suhu 10OC akan
mempercepat reaksi menjadi 2x; 20OC = 4x; 30OC = 8x dan kenaikan suhu 100OC akan
menyebahkan kecepatan reaksi meningkat menjadi 210 atau 1024x.
1. 5. Kering
Banyak bahan kimia yang dapat terhidrolisa oleh air atau uap air dalam udara. Reaksi
hidrolisa yang eksotermis akan meningkatkan suhu yang berakibat seperti di atas.
Penggunaan AC sekaligus dapat mendinginkan dan mengeringkan udara dalam gudang.
Kelembaban lebih rendah dapat dicapai dengan memakai alat dehumidifier.
1. Bahan-bahan pada tabel 1. Dibawah ini, apabila berinteraksi dapat bereaksi hebat yang
menimbulkan kebakaran atau peledakan.
Tabel 1. Bahan-bahan inkompatibel yang bereaksi hebat
1. Bahan-bahan di bawah ini apabila tercampur akan menghasilkan gas beracun. Lihat Tabel
2.
SEGREGASI
Adanya kelompok bahan inkompatibel di atas, menunjukkan pada kita bahwa penataan
bahan kimia menurut abjad yang sering kita lakukan, mengundang risiko bahaya.
Bahan-bahan harus kita kelompokkan dulu sebelum tiap-tiap kelompok disusun menurut
abjad. Sayang sekali tak ada sistem pemisahan atau segregasi yang sempurna, karena
banyak bahan kimia yang bersifat ganda. Suatu contoh pemisahan secara sederhana,
seperti pada Tabel 3.
1. Pesanlah bahan kimia sesedikit mungkin sesuai dengan kebutuhan, untuk mengurangi
risiko bahaya dalam penyimpanan.
2. Wadah bahan kimia selalu tertutup dan berlabel. Apabila label hilang, periksa dengan
teliti sebelum dipakai atau kalau tidak dapat diidentifikasi, musnahkan saja.
3. Hati-hati terhadap beberapa pelarut organik seperti etil eter, petroleum eter yang telah
tersimpan lama, karena dapat mengandung senyawa peroksida yang tidak stabil atau
eksplosif. Test lebih dahulu dan ambil peroksida dengan cara mereduksi sebelum diproses
atau dipanaskan (Detail cara penanganan lihat WKA, No. 3/II/1987).
4. Periksalah gudang secara rutin untuk melihat adanya kebocoran atau kerusakan wadah.
5. Bahan-bahan kimia yang telah lama atau tidak terpakai dapat dibuanag atau dimurnikan
lagi untuk dipakai kembali. Cara pemusnahan bahan-bahan kimia sisa pakai, lihat WKA
No. 8/V/1990.
6. Wadah atau botol kosong mungkin masih mangandung bahaya dari bahan-bahan sisa.
Oleh karena itu cuci botol-botol bekas sebelum disimpan atau dijual.
7. Sediakan alat-alat keadaan darurat seperti alat pemadam kebakaran dan alat pelindung
diri dalam gudang.
8. Waspada terhadap perubahan cuaca yaitu suhu udara tinggi dan hujan lebat. Suhu tinggi
dapat menyebabkan reaksi penguraian, sedang hujan dapat menyebabkan gudang basah
akibat kebocoran atau kelembaban udara yang tinggi. (Soemanto Imamkhasani,
Puslitbang Kimia Terapan LIPI).
DAFTAR PUSTAKA
1. Everett, K and Hughes, D., A Guide to Lboratory Design, Butterworths, London
(1981).
2. Hawkins, M.D., Safety and Laboratory Practice, 3rd ED., Cassel, London (1988).
3. Young, A.Y., Improving Safety in the Chemical Laboratory, A Practical Guide, John
Willey and Sons, N.Y. (1987).
4. ImamKhasani, S., Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia, Gramedia, Jakarta
(1990).
5. Nedved, M., dan Imamkhasani, S., Dasar-dasar Keselamatan Kerja Bidang Kimia dan
Pengendalian Bahaya Besar, ILO, Jakarta (1991)
KETENTUAN DALAM PENGELOMPOKKAN PENYIMPANAN BAHAN
KIMIA
A. GOLONGAN I : CAIRAN MUDAH TERBAKAR
Meliputi cairan dengan titik nyala kurang dari 100 oF. Contoh: semua alkohol, acetone,
acetaldehyde,acetonitrile, amyl asam cuka, benzen, cyclohexane, dimethyldichlorosilane,
dioxane, eter, asam cuka etil, histoclad, heksan, hydrazine, sejenis gas hidrokarbon metil,
picolene, piperidine, propanol, pyridine, scintillation cairan, semua silanes,
tetrahydrofuran, toluene, triethylamine, xylene.
meliputi racun, racun yang dikenal dan yang diduga sebagai penyebab kanker dengan
penguapan atau bau kuat berpengaruh lebih besar dari 1 (karet sintetis butyl asam cuka=
1): Contoh: karbon tetrachloride, cloroform, dimethylformamide, dimethyl sulfate,
formamide, dehyde formal, halothane, mercaptoethanol, methylene klorid, zat asam
karbol.
Dasar Tentang penyimpanan:
Karena racun mudah menguap janganlah menyajikan di dalam kompartemen dan lemari
yang mudah terbakar.
Semua asam pengoksidasi adalah sangat reaktif dengan kebanyakan unsur satu sama lain.
Contoh: berisi nitrat, sulfuric, perchloric, asam fosfat, dan asam khrom.
Mencegah reaksi dan kontak satu sama lain dan unsur zat lain dan reaksi korosif di
permukaan
Contoh :
Untuk mencegah kontak dan reaksi dengan basa dan pengoksidasi asam dan korosif
simpan dipermukaan.
Lemari keselamatan
Banyak atau sedikit wadah yang berisi pengoksidasi asam dapat disimpan di bagian yang
sama dengan asam organik jika pengoksidasi asam disimpam di rak bawah.
Contoh :
1. lemari keamanan
Cairan basa dapat disimpan dengan bahan yang mudah terbakar dalam emari bahan yang
mudah terbakar hanya jika bahan-bahan beracun yang mudah menguap tidak disimpan
disana.
Contoh :
jumlah yang melampaui 3 liter sebaiknya harus ditutup dalam lemari tanpa ada
bahan kimia lain.
jumlah yang sedikit harus di double-contained jika dekat bahan lain, contohnya
dalam refrigerator.
Contoh :
Banyak logam hidrida bereaksi hebat dengan air, beberapa diantaranya dapat langsung
menyala secara spontan di udara (piroporik).
Contoh piroporik :
Meliputi semua bahan yang berbentuk serbuk, bahan berbahaya dan tidak berbahaya.
Contohnya: benzidin, sianogen bromida, etilmaleimide, asam okasalat, potasium sianida,
sodium sianida.
Perkecualian :
pikrat cair atau asam pikricsulfonik dapat disimpan dengan golongan ini, tetapi
seharusnya diperiksa secara tetap untuk kekeringan bahan. Ketika bahan kering dengan
sempurna, asam pikrat (picric acid) bersifat eksplosif dan mungkin dapat menyebabkan
ledakan apabila terjadi goncangan atau pergeseran. Asam pikrat bila kontak dengan
beberapa logam mungkin akan membentuk logam pikrat eksplosif. Gunakan tutup non
logam.
contoh 1.
contoh 2.
mungkin itu sedikit penjelasannya, kalo bahasanya njelimet bisa di liat aja langsung
di situs aslinya yang bahasa inggris..
www.uiowa.edu/~hpo/chemsafety/chemstor.html - 46k -