Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MANDIRI 1

Kegawatdaruratan dikomunitas

Dosen Pengempu :

Putri Engla Pasalina,S.ST,M.Keb

DISUSUN OLEH

Nama : Anisa Yolanda Sasbia

NPM : 2010070130008

Universitas Baiturrahmah Fakultas Vokasi

DIII Kebidanan

2022/2023

Padang
PENJELASAN TENTANG ZAT KOROSIF,NOMOR-NOMOR PENTING
GAWATDARURAT SERTA TABEL PERTOLONGAN PERTAMA
KEGAWATDARURATAN DIKOMUNITAS

A. Zat korosif

Suatu zat dikatakan korosif apabila zat tersebut dapat merusak atau menghancurkan zat lain
secara kontak langsung melalui reaksi kimia . Kata korosif berasal dari kata dalam bahasa Latin
corrodere, yang berarti "menggerogoti", maksudnya bahwa zat ini mampu "menggerogoti"
daging atau bahan lain.

a) Istilah kimia

Korosif mengacu pada apapun zat kimia yang mampu melarutkan struktur benda target. Zat
ini dapat bersifat asam, oksidator, atau basa. Saat zat ini diteteskan pada permukaan, permukaan
tersebut akan menyusut. Bahkan kerusakan ini mampu diciptakan hanya dalam beberapa menit,
misalnya saat asam klorida pekat mengenai kulit; atau bahkan perlahan-lahan seperti besi
jembatan yang karatan.

Istilah kaustik sering dimaknai sebagai zat yang korosif pada jaringan hidup. Zat ini disebut
iritan bila konsentrasinya rendah, dan pengaruhnya pada jaringan hidup disebut iritasi. Saat
konsentrasinya tinggi, zat korosif dapat menyebabkan luka bakar kimia, suatu kerusakan jaringan
hidup yang berbeda. Zat korosif berbeda daripada zat beracun karena sifat korosif dapat terjadi
secara langsung, sedangkan racun mungkin memiliki pengaruh racun sistemik yang dapat terjadi
dalam jangka waktu tertentu. Awam sering menyebut korosif sebagai zat beracun tetapi
konsepnya berbeda secara teknis. Namun; ada zat yang bersifat korosif sekaligus beracun. Hal
ini akan berbeda dengan korosi pada permukaan benda tak hidup. Misalnya, air dapat
menyebabkan korosi besi besi sebagai karat, tembaga sebagai patina, dan perak atau dan logam
lainnya membentuk noda .Pada simbol kimia internasional, korosi logam maupun korosi kulit
dapat menggunakan simbol korosif.

b) Efek pada jaringan hidup

Zat yang bersifat korosif umumnya adalah asam kuat, basa kuat, atau larutan asam lemah
atau basa lemah yang pekat. Terdapat zat korosif dalam berbagai wujud, seperti cair, padat, gas,
kabut, atau uap. Aksi pada jaringan hidup (seperti kulit, daging, dan kornea) banyak dikaji
menurut reaksi asam-basa hidrolisis amida dan ester serta denaturasi protein. Protein (dengan
ikatan amida) hancur melalui hidrolisis amida sedangkan lipida (dengan ikatan ester) hancur
melalui hidrolisis ester. Reaksi ini menyebabkan luka bakar kimiawi sebagai indikasinya.

Ada zat korosif yang memiliki sifat kimia yang turut memperpanjang korosivitasnya.
Misalnya, asam sulfat (H2SO4 ) pada konsentrasi adalah agen pendehidrasi yang kuat,[1] dapat
mendehidrasi karbohidrat dan melepaskan kalor. Ini dapat menimbulkan luka bakar termal
sekunder selain luka bakar kimiawi dan dapat mempercepat reaksi dekomposisi pada permukaan
yang bersentuhan. Korosif lainnya seperti asam nitrat dan asam sulfat pekat, merupakan
pengoksidasi kuat, yang dapat menimbulkan kerusakan tambahan. Asam hidrofluorat tidak selalu
memberikan kerusakan yang dapat diamati, tetapi dapat menimbulkan kerusakan jaringan dan
keracunan setelah diserap tanpa adanya rasa sakit. Larutan seng klorida dapat menghancurkan
selulosa; merusak kertas dan sutra karena kation seng dapat menyerang gugus hidroksil, selaku
asam Lewis. Tidak hanya asam yang bisa berlaku seperti itu; basa kuat seperti kalsium oksida,
dengan afinitasnya yang kuat terhadap air (membentuk kalsium hidroksida, yang merupakan
basa kuat korosif), juga melepaskan kalor yang mampu menyebabkan luka bakar termal serta
memberikan pengaruh korosi basa kuat pada daging segar.

Zat asam seperti asam klorida dan asam nitrat, mudah menguap dan menimbulkan asap
yang korosif ke udara. Menghirupnya dapat merusak saluran pernapasan. Korosif juga berbahaya
bagi indra penglihatan. Satu tetes zat saja dapat menimbulkan kebutaan dalam 2–10 detik melalui
keruhnya lensa atau kerusakan langsung pada kornea. Menelannya pun dapat menyebabkan
kerusakan serius saluran pencernaan, yang dapat menyebabkan muntah, sakit perut yang parah,
dan akhirnya, kematian.

c) Jenis

Jenis-jenis bahan kimia korosif antara lain:

1) Asam
 Asam kuat – seperti asam sulfat, nitrat, dan klorida (H2SO4, HNO3, dan HCl).
 Asam lemah pekat, seperti asam formiat, asam asetat, dan asam fosfat
 Asam Lewis kuat seperti aluminium klorida dan boron trifluorida terhidrasi
 Asam Lewis dengan reaktivitas spesifik; seperti larutan seng klorida Superasam
2) Basa
 Kaustik alkali seperti natrium hidroksida, kalium hidroksida, dan kalsium hidroksida
 Logam alkali dalam bentuk metalik (seperti natrium padat), dan hidrida alkali dan alkali
tanah, seperti natrium hidrida, bertindak sebagai basa kuat dan terhidrasi sebagai kaustik
 Superbasa seperti alkoksida, amida logam (misalnya natrium amida) dan basa
organologam seperti butilltium
 Garam asam lemah teralkalisasi seperti trinatrium fosfat
 Basa lemah pekat, seperti amonia anhidrat atau pekat
 Agen pendehidrasi seperti asam sulfat pekat, fosfor pentoksida, kalsium oksida, seng
klorida anhidrat, serta logam alkali elemental
 Strong oxidizers such as concentrated hydrogen peroxide
 Halogens elektrofil: seperti fluorin, klorin, bromin, dan iodin, serta garam elektrofil
seperti natrium hipoklorit atau senyawa N-kloro seperti kloramin-T;ion halida tidak
korosif kecuali fluorida
 Halida dan halida asam organik seperti asetil klorida dan benzil kloroformat
 Anhidrida asam
 Agen pengalkilasi seperti dimetilsulfat
 Materi organik seperti fenol ("asam karbolat")
d) Alat pelindung diri

Mengenakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, celemek, pakaian asam,
kacamata/pelindung wajah, atau sepatu keselamatan, diwajibkan saat menggunakan zat tersebut.
Penggunanya harus membaca lembar data keselamatan terkait rekomendasi tertentu terkait zat
korosif tersebut. Bahan-bahannya pun harus diperhatikan. Misalnya, meski sarung tangan
maupun celemek dapat dibuat dari elastomer yang tahan bahan kimia seperti karet nitril,
neoprena, atau karet butil, bahan-bahannya memiliki ketahanan yang berbeda terhadap korosi
dan tidak dapat diganti.

e) Kegunaan

Zat korosif dalam kehidupan sehari-hari banyak digunakan sebagai bahan pembersih rumah
tangga. Contohnya, pembersih saluran pembuangan dibuat dari suatu asam atau basa yang
mampu melarutkan lemak, protein, atau mineral seperti kerak dalam sistem perpipaan.Dalam
penggunaan kimia, reaktivitas tinggi justru diinginkan, karena laju reaksinya bergantung pada
aktivitas spesinya. Misalnya, katalis asam sulfat digunakan dalamproses alkilasi di kilang
minyak: aktivitas karbokation, intermediat reaktif, tinggi berkait tingkat keasaman yang lebih
kuat, sehingga reaksi berlangsung lebih cepat. Korosif ini dapat didaur ulang atau dinetralkan.
Namun, perlu diketahui bahwa ada masalah lingkungan terkait limbah korosif yang tidak diolah
atau pembuangan yang tak disengaja.

Pengaruh bahan kimia yang korosif memang sangat dipengaruhi pada konsentrasi bahan
tersebut dan lamanya bahan tersebut kontak dengan kulit. Berdasarkan wujud zatnya, kamu bisa
kelompokan bahan kimia yang bersifat korosif menjadi 3, yaitu:

1. Bahan kimia korosif yang berwujud cair

Bahan-bahan kimia yang korosif umumnya berupa cairan yang tidak dapat terbakar, tetapi
dapat menimbulkan panas dan nyala api jika terkena udara, uap air, atau jika bersentuhan dengan
bahan lain yang mudah terbakar. Bahaya akan timbul apabila bahan kimia ini kontak dengan
kulit atau mata. Kulit yang terpapar bahan kimia ini akan mengalami proses pelarutan atau
denaturasi protein pada jaringan penyusun tubuh manusia. Contoh bahan kimia korosif yang
berwujud cair adalah macam-macam larutan asam dan pelarut organik sebagai berikut:

 Asam anorganik dari senyawa mineral

Asam anorganik merupakan asam yang terbentuk dari mineral-mineral dan senyawa
nonlogam. Karenanya asam anorganik disebut juga sebagai asam mineral. Asam anorganik
dalam keadaan pekat biasanya bersifat korosif, dapat melukai kulit, dan dapat melarutkan logam
bahkan kaca dengan cepat. Contohnya adalah asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl), asam
sulfat (H2SO4), asam fosfat (H3PO4), asam florida (HF)

 Asam organik

Asam organik adalah semua senyawa asam karbon yang dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan
dan hewan. Asam organik umumnya merupakan asam lemah, mempunyai sifat korosif, dan
banyak terdapat di alam. Beberapa jenis asam organik adalah asam formiat (HCOOH) atau biasa
disebut asam semut, asam asetat (C2H4O2) atau biasa disebut asam cuka, asam sitrat (C6H8O7)
yang banyak terdapat pada jeruk.

 Pelarut organik

Pelarut organik adalah pelarut yang umumnya memiliki atom karbon dalam molekulnya.
Beberapa contoh pelarut organik adalah petroleum, hidrokarbon tetraklorinasi (C4Cl2),
karbondisulfida (CS2), terpentin.

2. Bahan kimia Korosif yang berwujud padat

Beberapa bahan kimia yang berbentuk padat bisa sangat bersifat korosif bila bersentuhan
dengan kulit atau kontak langsung dengan mata. Karena sifat permeator-nya, bahan-bahan kimia
ini dapat merembes atau meresap ke dalam lapisan kulit. Sehingga menimbulkan gejala iritasi
dan terasa panas di kulit.

Beberapa bahan ini bersifat sangat mudah mengikat air yang berada didalam udara bebas,
atau higroskopis, sehingga bila bersentuhan dengan kulit, akan menyerap kelembaban kulit
kamu, loh. Bahan-bahan ini juga tidak boleh terhirup ke dalam saluran pernafasan, karena bisa
menyebabkan iritasi parah pada organ paru-paru. Dan apabila tertelan, bisa menyebabkan luka
bakar serius pada organ pencernaan yang bisa berakibat sangat fatal.

Contoh bahan kimia korosif yang berwujud padat adalah:

 Padatan basa, contohnya: NaOH (yang biasa disebut caustic soda), KOH, Natrium silikat,
asam karbonat, CaO, CaC2, Ca(CN)2
 Asam trikloroasetat (CCl3COOH)
 Lain-lain, seperti: fenol, natrium, kalsium, fosfat, perak, nitrat

3. Bahan kimia Korosif yang berbentuk Gas

Dari semua bentuk bahan kimia, bentuk gas merupakan yang paling berbahaya bila
dibandingkan dengan bahan berbentuk padat atau cair. Bahan kimia berbentuk gas akan langsung
menyerang saluran pernapasan apabila terhirup. Efek yang ditimbulkan tergantung dari tingginya
tingkat kelarutan gas yang bisa diserap oleh manusia. Semakin tinggi kelarutannya dalam tubuh
manusia, maka akan semakin tinggi pula bahaya yang akan ditimbulkannya. Gas yang masuk
kedalam bahan kimia yang korosif ini juga sangat merusak logam. Gas-gas yang korosif
umumnya memiliki bau yang khas, sehingga sangat mudah dikenali hanya dari baunya saja.
Beberapa orang yang sensitif terhadap bau tersebut bisa langsung mengalami efek seperti mata
berair, muntah-muntah, mual, atau kepala pening.

Berikut ini adalah beberapa contoh bahan kimia korosif berbentuk gas yang digolongkan pada
tingkat kelarutannya dan apa pengaruhnya pada tubuh manusia.

Kelarutan tinggi, akan menyerang langsung pada bagian atas saluran pernapasan. Paparan gas
ini akan mengakibatkan kerusakan yang cukup parah pada saluran dan organ pernafasan
manusia. Beberapa gas bahkan dapat langsung menyebabkan kematian. Sedangkan untuk efek
jangka panjangnya bila manusia sering terpapar gas-gas ini adalah timbulnya iritasi pada saluran
pernafasan dan timbulnya penyakit bronkitis. Contohnya adalah : Amoniak (NH3), HCl, HF,
formaldehid, asam asetat, sulfur klorida, tionil klorida, sulfuril klorida, dan lain-lain.

Kelarutan sedang, akan memberikan efek negatif pada saluran pernapasan bagian atas dan
bila menyerang lebih dalam akan masuk ke jaringan paru-paru. Contohnya adalah: gas belerang
oksida, klorin, arsen tri klorida, fosfor pentaklorida dan lain-lain.Gas-gas lain yang tergolong gas
yang korosif karena memiliki sifat yang mampu mengiritasi tubuh manusia namun tidak dengan
mekanisme pelarutan. Contohnya adalah: akrolein, dikloroetil sulfida,dikloro metil eter, dimetil
sulfat, kloro pikrin.

Penanganan yang tepat adalah cara termudah untuk menghindari terpaparnya bahan kimia
yang bersifat korosif. Kebiasaan mengenakan sarung tangan dan masker saat bekerja dengan
bahan-bahan ini sangat bisa mengurangi efek negatif yang ditimbulkannya. Think before doing
adalah motto yang harus kamu tanamkan bila ingin serius berkecimpung dalam dunia ilmu
kimia. Karena ketidaktahuan bisa menjadi sumber kecelakaan, bukan hanya untuk diri sendiri
tapi juga bisa berakibat pada orang lain.

B. NOMOR-NOMOR PENTING
 Nomor telepon polisi: 110.
 Nomor telepon ambulans: 118 dan 119.
 Nomor telepon badan Search and Rescue Nasional: 115.
 Nomor telepon posko bencana alam: 129.
 Nomor telepon Perusahaan Listrik Negara (PLN): 123.
 Nomor telepon pemadam kebakaran: 113 atau 1131.
 Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan: 115.
 Perusahaan Listrik Negara (PLN): 123.
 Pemadam Kebakaran: 113 atau 1131.
 Nomor darurat telpon seluler dan satelit: 112
 Keracunan: (021) 4250767 atau (021) 4227875.
 Pencegahan bunuh diri: (021)7256526, (021) 7257826, (021) 7221810.
 Konseling masalah kejiwaan Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa Kemenkes RI:
Hotline 500-454
 Nomor telepon konseling masalah kejiwaan Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa
Kemenkes RI: Hotline 500-454
 Selain itu nomor penerangan adalah 108.
 Semua nomor darurat yang tertera di atas, diintegrasikan ke nomor 112 Layanan
Panggilan Darurat

C. Kesimpulan penanganan pertama dan gejala kegawatdaruratan dikomunitas


seperti bencana alam,keracunan,gigitan binatang,sengatan listrik
Bencana alam Keracunan Gigitan binatang buas Sengatan listrik
A.Tindakan penyelamatan yang Bila terkena mata : Saat mata Langkah pertolongan pertama Langkah pertolongan
harus diambil terkena percikan zat kimia, luka gigitan binatang. pertama saat kesetrum listrik
1.gempa bumi segera bilas mata dengan air 1. Luka ringan
-yang pertama kita tidak boleh mengalir yang bersih selama  Pertolongan Pertama saat
panik karena jika kita panik 10-15 menit. Membersihkan luka gigitan Melihat Orang Terserang Arus
kita panik pikiran kita tidak Jika Anda menggunakan lensa hewan. Jika terjadi perdarahan Listrik
jernih kontak, segera lepaskan dari luar, coba tekan bagian luka  -Mematikan Sumber Arus
-jika kita berada di dalam mata. gigitan untuk menghentikan Listrik
ruangan atau gedung segera lah Hindari membilas dengan perdarahan.  -Dorong Tubuh Korban dengan
keluar dari ruangan atau cairan penawar seperti cuka Mengoleskan obat antibiotik. Isolator menggunakan benda
gedung karena bisa semakin Memantau kondisi luka. anti listrik
-jangan gunakan lif saat terjadi mengiritasi mata. Jika luka berukuran kecil, tidak
dalam, dan tidak menimbulkan  -Hubungi igd
bencana karena ditakutkan Bila terhirup : Apabila
mengakibatkan dampak buruk penderita menghirup racun dari perdarahan maka luka dapat
-carilah tempat berlindung yang udara yang tercemar, misalnya dibersihakan dengan air bersih
terdekat dan aman gas karbon monoksida, segera yang mengalir dan sabun, lalu Hal yg tidak boleh di lakukan
bawa ia keluar dari lokasi untuk berikan cairan antiseptik seperti
2. tsunami menghirup udara yang lebih povidone iodine atau alkohol 1. Jangan menyentuh orang
- jikan terjadi tsunami bersih.Jika penderita muntah 70%, kemudian tutup luka yang kesetrum jika dia masih
berlalrilah ketempat evaluasi dalam posisi berbaring, gigitan dengan kasa bersih. berhubungan dengan arus
terdekat atau dataran tinggi tapi miringkan kepalanya ke 2. Luka dalam listrik.
tetap tenang dan jangan cemas samping untuk mencegah ia Luka ini biasanya berupa
-saat ada suara sirine segera tersedak. tusukan gigi taring atau kuku 2. Jangan mendekati kabel
menjauh dari pantai dan Bila tertelan : Minta penderita binatang yang tajam dan tegangan tinggi sampai listrik
mencari tempat yang tinggi untuk meludahkan sisa racun umumnya disertai dengan dimatikan.
untuk mengamankan diri dan yang masih ada di mulut. perdarahan. Oleh karena itu,
usahakan kita berada di tempat Namun, jangan memaksa selain dibersihkan luka juga 3. Berada setidaknya 6 meter
yang aman dari tsunami penderita untuk memuntahkan harus ditekan sedini mungkin dari aliran listrik tersebut.
racun yang sudah tertelan, untuk menghentikan
3. banjir perdarahan sambil mencari 4. Jangan pindahkan orang
karena justru bisa berbahaya.
-jika banjir mulai melanda pertolongan medis agar yang kesetrum.
Bila terkena kulit : Bersihkan
selamatkan lah barang" kulit dari racun dengan cara mendapatkan tindakan lebih
5. Jangan menggerakkan atau
Terlebih dahulu agar tidak mencucinya menggunakan air lanjut lagi karena takut terjadi menggoyangkan badan orang
terkena banjir tetapi jiba banjir dan sabun selama 15-20 menit. infeksi pada luka. yang kesetrum.
terjadi sudah banjir bandang 3. Luka yang terinfeksi
kita harus menyelamatkan diri Proses infeksi biasanya timbul
kita dengan cara pergi ketempat setelah 6-8 jam dari awal luka.
yg aman dari banjir Oleh karena itu, menjaga
kebersihan luka dalam 6 jam
4. kebakaran hutan pertama penting dalam
- usahkan tidak terlalu banyak pencegahan infeksi. Kompres
keluar rumah untuk luka dengan kompres hangat.
menghindari asap Kompres luka dengan kain
-jika keluar rumah gunakan lembut yang telah direndam air
masker untuk mengurangi hangat.Oleskan salep antibiotik
pengaruh buruk asap terhadap Penanganan Luka Gigitan
pernapasan Khusus
A.Rabies
B.Evakuasi korban yang Rabies adalah suatu infeksi
terkena bencana dan tangani virus yang ditularkan melalui
sesuai dengan tanda merah, air liur penderita rabies.
kuning, hijau, dan hitam Penularan virus ini dapat terjadi
antara manusia-manusia,
hewan-hewan, dan juga hewan-
C.Pemberian Bantuan yang manusia. Saat ini, transmisi
dibutuhkan korban seperti virus rabies paling banyak
sembako, pakaian dan obat- ditemukan antara hewan
obatan yang di perlukan korban khususnya anjing dan manusia.
Apabila ditemukan luka gigitan
D.Pemberian bantuan pemulih binatang tersangka rabies,
setelah bencana maka bersihkan luka dengan air
bersih yang mengalir dan sabun
lalu berikan cairan antiseptik.
Setelah itu, carilah pertolongan
medis. Pemberian vaksin rabies
dan juga serum anti rabies akan
dipertimbangkan oleh
dokter.Cuci bekas gigitan
anjing sampai bersih. Jika kulit
Anda tidak terluka, cuci area
tersebut dengan air hangat dan
sabun
Binatang tersangka rabies:
- binatang liar
- meneteskan air liur dengan
lidah terjulur
- mengeluarkan busa
- binatang yang tidak jelas
riwayat imunisasinya
B.Ular
Posisikan bagian tubuh yang
tergigit ular lebih rendah dari
posisi jantung. Lepaskan
aksesoris di sekitar bagian luka
gigitan seperti jam tangan atau
gelang agar tidak memperparah
bengkak dan reaksi gigitan.
Longgarkan pakaian jika
bagian gigitan mulai
membengkak. Bersihkan luka
gigitan dengan air dan sabun.

C.Serangga
Membasuh area yang digigit
atau disengat dengan air dan
sabun.
Mencabut sengat secara hati-
hati bila ada sengat lebah atau
tawon yang tertinggal di kulit.
Mengompres dingin area yang
digigit dengan es yang dibalut
handuk atau kain yang
direndam di air dingin, untuk
mengurangi nyeri dan bengkak.

Anda mungkin juga menyukai