Anda di halaman 1dari 20

KESELAMATAN KERJA

LABORATORIUM 2
LABEL ATAU SIMBOL BAHAYA
Kelas 1.
Bahan peledak Bahaya: eksplosif pada
kondisi tertentu, dapat meletus sebagai
dampak dari pemanasan. Contoh amonium
dikromat {((NH4)2Cr2O7)}, klorin
dioksida

Perhatian : Hindari benturan, gesekan,


loncatan api dan panas.
Kelas 2.
Gas +2.1mudah terbakar, 2.1 sangat mudah
terbakar.
Bahaya: Pembentukan api akibat pencampuran
gas, termasuk dalammya gas alam cair yang
mempunyai titik nyala rendah pada tekanan
normal di udara. Sejenis hidrokarbon seperti
butan, propan, H2S.

Perhatian : hindari campuran dengan udara ,


api dan sumber panas.
2.2. Bukan gas penyebab nyala.
• 2.3 Gas beracun
Bahaya : Pembebasan gas bercun dan pencampuran
dengan bahan kimia yang bertetangga atau
tidak cocok asam dengan sianida, arsenid
atau sulfid.

Perhatian : penanganan dengan tegas terhadap bahan-


bahan kimia beracun adalah penting untuk
pencegahan terjadinya reaksi yang mungkin.

Gas berbahaya, senyawa kimia apapun dilakukan secara


efisien dalam lemari asam.
Kelas 3.

• Cairan mudah terbakar


– Mudah terbakar
• Titik nyala <-180 ºC misalnya karbon
disulfid (FP -30 ºC)
– Sangat mudah terbakar
• Titik nyala > - 18 ºC < +23 ºC.
Kelas 4
• Padatan mudah terbakar
– Mudah terbakar

• Seperi fosfor merah, bubuk magnesium.


– Mudah terbakar secara spontan misalnya : fosfor putih atau,
bubuk logam pyrophoric seperti : Aluminium, seng, dan
magnesium
– Bebahaya ketika basah

• Berbahaya: bila kontak dengan air bebas terbakar atau


gas toksis, seperti logam alkali, kalsium karbida ( CaC2),
kalsium hypechlorit(Ca (OCl)2
Kelas 5
Bahan Kimia Oksidator
Berbahaya: Zat-zat oksidator dapat menyebabkan zat
mudah terbakar menimbulkan kebakaran seperti kalium
permanganat, natrium peroksida, peroksida organik.
Hindari kontak dengan zat mudah terbakar.

Kelas 6.
• Bahan-Bahan Kimia Beracun.
• Sangat toksik – berbahay : terhirup, tertelan atau
terserap pada kulit dapat menyebabkan sakit yang
serius dan beberapa kasus kematian.
• Contoh : Oksida arsen, sianida, Arsen
triklorida,merkuri klorida.senyawa-senyawa
thalium. Hindari kontak dengan anggota tubuh,
jangan menghirup uap atau debu, jangan merokok
atau makan dalam laboratorium.
Kelas 6.
Bahan kimia berbahaya
Berbahaya : memungkinkan kerusakan hebat secara
irreversible untuk kesehatan baik secara single atau
multiple pembentukan partikel dengan suspensi
karsinogen, mutageens. Resiko terhadap kulit atau pada
saluran pernapasan. Hindari kontak dengan tubuh
manusia.

Kelas 8.
• Bersifat Menghancurkan
• Bahaya: dapat menyebabkan kerusakan
total pada jaringa hidup, dapat
menghancurkan pakaian dan
peralatan logam.
• Perhatian : Hindari kontak dengan kulit,
pakaian dan mata. Tidak menghisap uap
atau menarik napas.
Kelas 8.1
Bahan Penganggu( iritan)
Bahaya: dapat memperpanjang atau mengulangi
ekspose ke selaput lendir atau kulit, dapat
menyebabkan radang dan resiko sensitisasi pada kulit.
Perhatian : Hindari kontak dengan kulit dan mata,
tidak menarik napas atau mengisap uap.
Kelas 9.
• Berbahaya Untuk Lingkungan
• Bahaya: Melepaskannya ke lingkungan
memungkinkan adanya keracunan pada
organisme air dan dapat menyebabkan
efek yang kurang baik dalam jangka
panjang di lingkungan.
• Perhatian : Hindari pelepasannya ke
lingkungan terutama dalam air.
KEAMANAN DALAM PENYIMPANAN BAHAN KIMIA
DI LABORATORIUM
Ketentuan Umum
1. jangan menyusun bahan kimia di dalam lemari penyimpana adalam
urutan abjad. Potensi bahaya. Urutan abjad hanya diperbolehkan untuk
bahan-bahan kimia yang kompatibel (lihat dibawah ini).
2. Bahan-bahan kimia harus dikelompokkan dengan bahan yang
kompatibel ( tidak saling bereaksi) satu sama lain.
3. Bahan kimia cair di bawah zat padat.

Pengelompokan bahan-bahan kimia yang aman adalah sebagai berikut:


I. SENYAWA ANORGANIK
Zat- zat dalam satu kelompok butir adalah kompatibel satu sama lain. Kelompok
butir satu harus terpisah dari butir yang lain.
◼ Asam-asam mineral (selain HNO3)
◼ Amida, azida, nitrat ( Selain (NH4NO3), nitrit, HNO3.
◼ Arsenat, sianida Borat, kromat, manganat,permanganat
◼ Karbida, nitrida, fosfida, selenida, sulfida Karbonat, silikat
◼ Klorat, klorit, hipoklorit, perklorat, asam perklorat Halida,halogen
◼ Hirdoksida, oksida Fosfat, sulfur, sulfit,tiosulfat
◼ fosfor,fosfor pentoksida Logam,hidrida
II. SENYAWA ORGANIK
Zat-zat dalam satu kelompok butir adalah kompatibel satu sama
lain.Kelompok butir satu harus terpisah dari butir yang lain.
◼ Asam-asam organik, anhidrida, asam peroksida
◼ Alkohol, glikol Aldehid, ester
◼ Amina, amida, imina.imida Azida, didroperoksida,peroksida
◼ Kresol,fenol Eter,ketena,keton
◼ Epoksi, isosianat Hidrokarbon (aromatik/alifatik), halohidrokarbon
◼ Nitril, organosulfida, organosulfoksida.

Petunjuk Umum Penyimpanan yang Benar


◼ Ruangan berventilasi Cukup
◼ Letak botol paling tinggi setinggi kepala dan dlm jangkauan tangan
tanpa harus memanjat.
◼ Tidak menyiapkan larutan dekat lemari zat
◼ Pemadam api dan pancuran air dalam jarak yang cukup dekat.
◼ Saklar dan alat-alat listrik dekat lemari harus bebas bunga api.
◼ Seharusnya diruangan dipasang alarm api, asap, uap dan sensor
kenaikan suhu.
Penanganan Bahan-bahan Mudah
Terbakar
◼ Ventilasi Cukup
◼ Saklar dan alat listrik bebas bunga api
◼ Ruang bebas puntung rokok dan sisa korek api
◼ Rak sebaiknya terbuat dari logam dan
diade/grounded
◼ Jumlah yang besar ( >2,5 l) sebaiknya disimpsn
dalam wadah kaleng/stainless steel.
◼ Botol-botol disimpan dalam lemari kabinet khusus
(untuk solven) yang terbuat dari pelat baja dengan
dinding berlapis dua.
Penanganan Bahan-bahan Pengoksidasi Kuat
Pisahkan dari bahan mudah terbakar ( solvent)
Simpan dalam wadah tahan pecah ( plastik
khusus)

Penanganan Bahan-bahan Korosif


Contoh: asam, basa, zat pendehidrasi, zat
pengoksidasi, dll
◼ Pisahkan dari zat yang mudah terbakar
◼ Pada raknya dialasi baki tahan korosi (PVC)
◼ Pisahkan asam dari basa, zat pengoksidasi dri zat
pereduksi.
Penanganan Bahan-bahan reaktif terhadap air
Contoh : Kalium, natrium, hidrida logam, alkil
aluminium dll.
Jauhkan dari pancuran air.
Pisahkan dari zat yang mudah terbakar.
Penanganan Bahan-bahan Beracun dan
Berbahaya
◼ Ventilasi cukup, ruang sejuk, bebas cahaya
matahari,kering serta jauh dari asam maupun zat
pengoksidasi
◼ Wadah dianjurkan tahan pecah ( plastik khusus)
◼ Wadah dua lapis, dengan kaleng dibagian luar.
BAHAN-BAHAN KIMIA “INCOMPATIBLE”
DAN MENGHASILKAN RACUN BILA
DICAMPUR
Kolom A Kolom B Bahaya yang timbul bila
dicampur (kolom C)

Sianida Asam Asam sianida


Hipoklorit Asam Klor dan asam hipoklorit

Nitrat Asam sulfat Nitrogen dioksida


Asam Nitrat Tembaga, logam berat Nitrogen dioksida
Nitrit Asam Asam nitrogen oksida

Asida Asam Hidrogen asida


Senyawa arsenik Reduktor Arsin
sulfida asam Hidrogen sulfida
BAHAN-BAHAN REAKTIF YANG BILA BERCAMPUR
MENIMBULKAN REAKSI HEBAT DAN LEDAKAN

Bahan kimia Hindari kontak dengan

Amonium nitrat Asam klorat, nitrat, debu organik, pelarut organik mudah
terbakar dan bubuk logam
Asam asetat Asam kromat, asam nitrat, perklorat dan peroksida
Karbon aktif Oksidator (klorat, perklorat, hipoklorit), asam asetat,
gliserin, alkohol, dan bahan mudah terbakar.
Asam kromat Asam asetat, gliserin, alkohol, dan bahan mudah terbakar.
Cairan mudah Amonium nitrat, Asam kromat, hidrogen peroksida dan
terbakar asam nitrat
Hidrokarbon(butana,
benzena) Fluor, klor, asam kromat dan peroksida.
Kalium klorat
/perklorat Asam sulfat dan asam lainnya
Kalium permanganat Gliserin, etilen glikol, asam sulfat
PENYIMPANAN ALAT-ALAT GELAS
Penyimpanan secara hati-hati harus di
laksanakan untuk mencegah pecahnya
/rusaknya alat-alat gelas, yang berarti dapat
memperpanjang umur pakai peralatan
tersebut.
Macam Gelas

Secara umum dikenal dua macam gelas

1. Gelas Soda ( Soda glass)


Macam gelas ini, sifatnya kurang keras, meleleh
pada suhu yang lebih rendah dan lebih murah.

2. Gelas Pyrex
Macam gelas ini sifatnya lebih keras dan kuat, tahan
perubahan suhu yang mendadak, meleleh pada suhu
lebih tinggi dan lebih mahal.
Pengelompokan alat
Peralatan praktikum dapat dikelompokkan menurut :
a. Kondisi alat
Peralatan praktikum dapat dibagi menjadi beberapa kelompok menurut
kondisi alat seperti :

1. Alat siap pakai, adalah alat-alat yang dapat berfungsi sebagaiamana


mestinya. Peralatan ini hendaknya diberi tempat penyimpanan sendiri
yang terpisah dari kelompok yang lain. Alat-alat ini dapat disimpan
diruang alat.
2. Alat tidak siap pakai, adalah peralatan yg mengalami kerusakan ringan
dan masih dpt diperbaiki hingga suatu saat akan siap pakai. Hendaknya
kelompok alat ini disimpan di bengkel alat.
3. Alat rusak, adalah alat yang mengalami rusak berat dan tidak dapat
digunakan kembali sebagaimana mestinya. Meskipun demikian, kadang-
kadang masih ada spare part (bagian) yang masih dapat/layak untuk
digunakan. Alat ini dapat disimpan di bengkel alat atau digudang alat dan
sebaiknya dapat dipelajari kerusakannya oleh teknisi.
4. Alat cadangan/spare part, seharusnya dapat berfungsi sebagaimana
mestinya, hanya saja belum digunakan. Kelompok alat ini disimpan pada
ruang tersendiri, misalnya digudang alat khusus utk cadangan/spare part.
5. Dalam pengelompokan peralatan menurut kondisi ini, peran seorang
teknisi sangat penting. Sehingga setiap kelompok alat tersebut terpisah,
mempunyai tempat tersendiri, tidak campur.
b. Jenis alat atau modul.
Alat siap pakai yang disimpan diruang alat
hendaknya dikelompokan sesuai dengan jenis alat
atau jenis modul praktikum.
Pengelompokan alat berdasarkan jenis alat.

1. Atas dasar jenisnya, alat dapat dikelompokan


atas: jenis gelas, barang elektronik dan
mekanik. Tiap jenis alat hendaknya disimpan
secara berurut, misalnya sesuai dengan ukuran
atau volume. Disini teknisi harus mengerti tentang
pembagian alat yang diperlukan dalam satu modul
praktikum.

2. Pengelompokan alat berdasarkan jenis modul praktikum.


Pengelompokan menurut jenis modul praktikum
biasanya dianggap lebih praktis, meskipun harus
dilakukan secara hati-hati, oleh karena mungkin
satu modul praktikum memerlukan gelas sekaligus
besi atau benda keras lainnya.

Anda mungkin juga menyukai