OLEH
RUIZ BERNARD DERVERCELLI
NPM : (217053022)
KELAS A5
PRODI D4K3
JURUSAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS BALIKPAPAN
BALIKPAPAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat tuhan ang maha esa. Berkat limpahan dan
rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi
tugas mata kuliah Keselamatan Proses..
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
c) Tata ruang kerja yang baik adalah tata ruang kerja yang dapat
mencegah timbulnya gangguan keamanan dan keselamatan kerja bagi
semua orang di dalamnya.
Barang- barang dalam ruang kerja harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga dapat dihindarkan dari gangguan yang ditimbulkan oleh
orang-orang yang berlalu lalang disekitarnya. Jalan-jalan yang
dipergunakan untuk lalu lalang juga harus diberi tanda,misalnya
dengan garis putih atau kuning dan tidak boleh dipergunakan untuk
meletakkan barang-barang yang tidak pada tempatnya.
Kaleng-kaleng yang mudah bocor atau terbakar harus ditempatkan di
tempat yang
tidak beresiko kebocoran. Jika perusahaan yang bersangkutan mengelu
arkan sisa produksi berupa uap, maka faktor penglihatan dan sirkulasi
udara di ruang kerja juga harus diperhatikan sebaiknya dihindari.
a. Mudah Meledak
Limbah yang mudah meledak atau explosive adalah limbah yang saat suhu
dan tekanan standar dapat meledak. Kondisi tersebut dapat terjadi sebab
limbah ini bisa menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi melalui
reaksi fisika atau kimia sederhana. Jenis limbah ini sangat berbahaya saat
penanganan, pengangkutan, maupun pembuangan karena bisa menyebabkan
ledakan besar yang tak terduga. Adapun beberapa contoh limbah B3 yang
mudah meledak yaitu asam prikat.
b. Pengoksidasi
Karakterstik limbah B3 lannya yaitu sampah anorganik berbahaya yang bisa
melepaskan panas karena teroksidasi. Limbah ini dapat menimbulkan api
ketika bereaksi dengan bahan lain. Jika pengelolaan limbah ini tidak
ditangani dengan serius maaka dapat menyebabkan kebakaran besar di
lingkungan tersebut. Contohnya yaitu kaporit.
c. Mudah Menyala
Limbah B3 juga bisa memiliki sifat yang mudah menyala atau flammable.
Limbah ini adalah sampah berbahaya yang mudah terbakar karena kontak
dengan udara, nyala api, air, atau bahan lain walaupun suhu dan tekanan
standar. Contoh limbah B3 yang mudah menyala yaitu benzena, pelarut
toluena atau pelarut aseton dari industri cat, tinta, pembersih logam, dan
laboratorium kimia.
d. Beracun
Limbah beracun adalah limbah yang mengandung zat beracun bagi makhluk
hidup. Limbah ini dapat menyebabkan keracunan, sakit, bahkan kematikan
jika terjadi kontak pernapasan, kulit, atau mulut. Contoh limbah ini yaitu
limbah pertanian seperti pestisida.
e. Berbahaya
Limbah berbahaya merupakan limbah dalam bentuk padat, cair, atau gas
yang bisa menyebabkan bahaya bagi kesehatan.
i. Korosif
Karakteristik limbah B3 berikutnya yaitu bersifat korosif. Limbah ini
memiliki ciri bisa menyebabkan iritasi kulit, menyebabkan karat pada baja,
memiliki pH ≥ 2 (jika bersifat asam) dan ≥ 12,5 (jika bersifat basa). Contoh
limbah B3 ini yaitu sisa asam sulfat untuk industri baja, limbah asam dari
abterai dan accu, serta limbah permberih sodium hidroksida di industri
logam.
f. Bersifat Iritasi
Limbah yang bersifat iritasi adalah limbah yang bisa menyebabkan
peradangan ataupun iritasi pernapasan, pusing, dan mengantuk saat terhirup.
Contoh limbah ini yaitu asam formiat dari industri karet.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Limbah B3 adalah limbah atau bahan yang berbahaya, karena jumlah atau
konsentrasinya dapat menyebabkan atau secara signifikan dapat memberikan
kontribusi terhadap peningkatan penyakit, kematian dan berbahaya bagi
kesehatan manusia atau lingkungan.
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri, Entri. 2010. Diklat Pengelolaan B3. Bandung. FTSL ITB
Niken Hayudanti Anggarini (2014) Pengelolaan dan Karakterisasi Limbah B3 di Pair
Berdasarkan Potensi Bahaya. Jurnal BETA GAMMA Vol. 5 No. 1
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI No 14 Tahun 2013
Anggarini, NH. Sistem Pengolahan Limbah B3. E-Learning Gunadarma. Jakarta: PT
Gramedia; 2015.
Yuliani, endah. PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA BERACUN
(B3) DI
PT. BAYER INDONESIA-BAYER CROPSCIENCE,
SURABAYA PLANT. Skripsi. Surakarta: universitas sebelas maret; 2011