Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpah kan rahmat dan nikmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas
Makalah tentang pengelolaan limbah B3 di di PT. United Tractors ini dengan baik
meskipun Saya sebagai penulis menyadari banyak kekurangan di dalamnya.Penulis
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai pengelolaan limbah B3.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bahan Berbahaya dan Beracun atau disingkat dengan B3 ini merupakan akibat
dari semakin berkembangnya industri-industri saat sekarang ini. Industri tersebut
selain menimbulkan banyak keuntungan juga memberikan kerugian yang banyak
pula. Pembuangan limbah yang sembarangan akan menimbulkan bahaya bagi
lingkungan sekitarnya. Proses pengambilan maupun pembuangan ini bila tidak
terkendali, menimbulkan dampak terhadap lingkungan yang dapat merugikan bagi
kehidupan manusia itu sendiri, antara lain gangguan kesehatan, gangguan
kenyamanan, gangguan ekonomi dan sosial. Dalam hal tersebut diatas yang perlu kita
cermati adalah bahwa alam mempunyai daya dukung dan daya tampung yang
terbatas. Bila pengelolaannya tidak seimbang maka kelestarian lingkungan juga akan
terganggu.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan limbah B3 ?
2. Apa saja jenis dan kerakteristik limbah B3 di PT. United Tractors ?
3. Bagaimana penyimpanan, pengolahan di PT. United Tractors ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Sedangkan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3 adalah sisa suatu usaha
dan/ atau kegiatan yang mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun. Limbah B3
diketahui karena sifat, konsentrasi, dan/ atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/ atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain.
Limbah B3 (Bahan Berbahaya & Beracun) menurut PP 101 tahun 2014 pada
pasal 1 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
Karena hal tersebut, maka wajib bagi penghasil untuk melakukan pengelolaan
terhadap limbahnya yang dihasilkan tersebut. Adapun terkait pengelolaan, pada pasal
11 PP No. 101 tahun 2014 dijelaskan bahwa kegiatannya adalah meliputi
pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan
dan/atau penimbunan. Pengelolaan Limbah B3 ini bertujuan untuk mencegah,
menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas
lingkungan tercemar, dan meningkatan kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan.
3
2.2 Jenis dan kerakteristik limbah B3 di PT. United Tractors
Oli bekas yang merupakan salah satu limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3) banyak dihasilkan dari bengkel mobil atau motor. Oli banyak digunakan sebagai
pelumas mesin mobil dan kebanyakan penghasilnya banyak yang masih sembarangan
menampung oli bekas. Oleh karena itu, karena disinyalir mengandung limbah B3,
maka dikeluarkan surat BLH No. 458.41/PPL-B3/2009 tentang imbauan pengelolaan
oli bekas agar semua pemilik atau pengusaha bengkel kendaraan bermotor bisa
mengelola limbah dengan baik.
4
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan
penimbunan limbah B3.
Oli bekas juga termasuk dalam limbah B3 yang mudah terbakar sehingga bila
tidak ditangani pengelolaan dan pembuangannya akan membahayakan kesehatan
manusia dan lingkungan. Pengelolaan oli bekas ini berupaya agar oli bekas yang
dihasilkan tidak mencemari lingkungan dan sifat oli bekas menjadi lebih tidak
berbahaya. Selain itu, pengelolaan oli bekas bertujuan untuk menciptakan lingkungan
yang sehat bagi masyarakat. Selain itu, apabila penanganan oli bekas dilakukan
dengan baik, maka akan bisa memberikan keuntungan bagi pihak pengelola oli bekas
dan juga pengurangan biaya produksi bagi industri yang memanfaatkan kembali oli
bekas sebagai pelumas berbagai peralatan, karena oli bekas masih bisa dimanfaatkan
untuk pelumas lagi dengan cara pemakaian yang berbeda dari sebelumnya. Begitu
pula dengan solar dan bensin, karena minyak juga termasuk limbah B3 seperti tabel
dibawah ini.
5
Table 1.1 Karakteristik Solar
SOLAR
Struktur Kimia C10 s/d C20
Catena Number 40 s/d 55
Angka Oktan 8 s/d 15
Masa Jenis 0.832 kg/l
Sumber Minyak bumi
Heating value 35.677-36.235kJoule per liter
Fase Cair
Emisi Sulfur,NO, karbon monoksida dan petikel
padat
Sumber: Hadiwijoto, S. (1983)
Bensin
Struktur Kimia C4 s/d C12
Catena Number 5 s/d 20
Angka Oktan 0.71-0.77 kg/l
Masa Jenis Minyak bumi
Sumber 30.382-34.382
Heating value Cair
Fase Mengasilkan gas buangan berbahaya
Emisi
Sumber: Hadiwijoto, S. (1983)
PT. United Tractors ini limbah B3 tidak langsung dibuang begitu saja
melainkan disimpan terlebih dahulu di suatu tempat penyimpanan yang aman untuk
menyimpan limbah B3 tersebut. Contoh dari limbah B3 tersebut seperti yang sudah
disebutkan diatas seperti oli, solar, bensin, cat. Seperti gambar di bawah ini adalah
tempat penyimpanan oli bekas diamana dalam ruangan ini orang yang tidak
bersangkutan dilarang memasuki area ini, sebab ruangan ini merupakan tempat
penyimpanan barang-barang berbahaya dan beracun.
6
Gambar 1.1 Tempat penyimpanan dan simbol limbah B3
Sumber: Hadiwijoto, S. (1983)
Pada tahap awal pengolahan limbah yang dilakukan di IPAL ini adalah unit
pemisahan minyak. Pada tahap ini terdiri dari pengolahan awal (primary treatment)
yakni proses awal pemisahan minyak dan penghilangan pasir (grit removal)
kemudian proses pemisahan minyak dengan cara fisika-kimia (physico-chemical oil
seperation) dilanjutkan dengan pengolahan sekunder menggunakan proses biologis
misalnya biofilter. Proses pemisahan minyak tersebut sangat penting untuk dilakukan
karena jika konsentrasi minyak di dalam air limbah masih tinggi maka dapat
mengganggu proses pengolahan air limbah secara biologis serta mengakibatkan biaya
pengolahan menjadi mahal.
Tujuan kedua adalah untuk menghilangkan pasir dan tanah (alluvia) yang
tidak dikehendaki dalam proses pemurnian fisika-kimia, yang dapat mempersulit
7
pengumpulan, pengkonsentrasian, serta dapat mengganggu porses tahap akhir
pembuangan lumpur minyak atau oli yang mengambang.
Proses pemisahan oli & minyak ini dilakukan dengan cara gravitasi alami,
dimana butiran oli/minyak naik dengan kecepatan keatas yang ada yang dibatasi oleh
berat jenisnya (specific gravity).Ada dua jenis pemisah yang sering ditemukan, yaitu :
Untuk IPAL PT. United Tractors Tbk ini menggunakan jenis settler separator,
karena oli yang terkandung di dalam limbah relatif mudah untuk dipisahkan dan
teknologinya relatif lebih sederhana namun dapat diterapkan dengan efektif di sini.
Secara detail gambar oil separator IPAL PT. United Tracktor tersebut dapat dilihat
8
seperti pada Gambar 1.2. dan 1.3. Unit oil trap ini juga dilengkapi dengan bak
pemekat oli, dan juga pompa untuk pemindahan oli.
9
Gambar 1.3. Oil Trap IPAL dan Sarana Pengumpul Oli
Sumber: Hadiwijoto, S. (1983)
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa limbah B3 seperti oli, bensin,
solar, dll yang terdapat di PT. United traktor tidak langsung dibuang melainkan
disimpan ditempan penyimpanan khusus yang tidak sembarang orang dapat
memasukinya kerena sifat dan karakteristik dari oli bekas itu tersendiri yang termasuk
dalam bahan berbahaya dan beracun. Pengolahan limbah yang dilakukan di IPAL
adalah unit pemisahan minyak/Oli.
3.2 Saran
Diperlukan adanya pengelolaan limbah B3 yang lebih khusus, karena masih
ada beberapa syarat dari pengelolaan limbah B3 yang belum di penuhi. Alangkah
baiknya kalo pengelolaan limbah B3 ini lebih dikhususkan. Seperti pengangkutan
sisa-sisa hasil limbah B3.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=penelolaaan+limbah+b3+d+pt+united+tractor&
ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b.
12