Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan


dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status
metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses
penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat
berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi klien/pasien
semakin buruk karena tidak diperhatikan keadaan gizinya. Pengaruh tersebut
bisa berjalan timbal balik, seperti lingkaran setan. Hal tersebut diakibatkan
karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi tubuh untuk perbaikan organ tubuh.
Fungsi organ yang terganggu akan lebih terganggu lagi dengan adanya penyakit
dan kekurangan gizi. Di samping itu masalah gizi lebih dan obesitas yang erat
hubungannya dengan penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus, penyakit
jantung koroner dan darah tinggi, penyakit kanker, memerlukan terapi gizi medis
untuk membantu penyembuhannya.

Terapi gizi yang menjadi salah satu faktor penunjang utama penyembuhan
tentunya harus diperhatikan agar pemberian tidak melebihi kemampuan organ
tubuh untuk melaksanakan fungsi metabolisme. Terapi gizi harus selalu
disesuaikan dengan perubahan fungsi organ tubuh untuk melaksanakan fungsi
metabolisme. Terapi gizi harus selalu disesuaikan seiring dengan perubahan
fungsi organ selama proses penyembuhan. Dengan kata lain, pemberian diet
pasien harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan klinis
dan hasil pemeriksaan laboratorium, baik pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Upaya peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat baik di dalam maupun
di luar rumah sakit, merupakan tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan,
terutama tenaga yang bergerak di bidang gizi.

Oleh karena itu pelayanan gizi di rumah sakit yang merupakan hak setiap
orang memerlukan adanya suatu pedoman agar diperoleh suatu hasil pelayanan
gizi yang bermutu. Pelayanan gizi yang bermutu di rumah sakit akan membantu

1
mempercepat proses kesembuhan pasien, yang berarti pula memperpendek lama
hari rawat inap sehingga dapat menghemat biaya pengobatan. Keuntungan lain,
jika pasien cepat sembuh dapat melakukan aktivitas dan kegiatan kembali secara
normal.

Program akreditasi pelayanan gizi di rumah sakit menghendaki tersusunnya


kebijakan, prosedur dan standar yang telah ditetapkan sehingga dapat
dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga gizi untuk melaksanakan kegiatan
pelayanan gizi sesuai indikator yang telah ditetapkan dengan akreditasi.
1.2.Tujuan Panduan
1.2.1. Tujuan Umum

Terciptanya sistem pelayanan gizi di RS Azizah dengan memperhatikan


berbagai aspek gizi dan penyakit, serta merupakan bagian dari pelayanan
kesehatan secara menyeluruh untuk meningkatkan dan mengembangkan
mutu pelayanan gizi rumah sakit.

1.2.2. Tujuan Khusus

a. Menyelenggarakan asuhan gizi terstandar pada pelayanan gizi rawat


inap dan rawat jalan
b. Menyelenggarakan makanan sesuai standar kebutuhan gizi dan
konsumsi
c. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling gizi pada klien/pasien
dan keluarganya
d. Menyelenggarakan penelitian aplikasi dibidang gizi dan dietetik sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
1.3.Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup kegiatan pokok pelayanan gizi di rumah sakit terdiri dari :

1. Pelayanan gizi/asuhan gizi rawat jalan


2. Pelayanan gizi/asuhan gizi rawat inap
3. Penyelenggaraan Makanan bagi pasien
4. Penelitian dan pengembangan gizi
1.4.Batasan Operasional
Batasan operasional dari pedoman pelayanan gizi adalah :

1. Pelayanan Gizi Rumah Sakit adalah kegiatan pelayanan gizi di rumah


sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat rumah sakit baik rawat
inap maupun rawat jalan, untuk keperluan metabolisme tubuh,
peningkatan kesehatan, maupun mengoreksi kelainan metabolisme,
dalam rangka upaya preventif, kuratif, rehabilitatif, dan promotif.
2. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur
yang memungkinkan untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan
asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
3. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adalah pendekatan sistematik
dalam memberikan pelayanan asuahan gizi yang berkualitas melalui
serangkaian aktivitas yang terorganisir meliputi identifikasi kebutuhan
gizi sampai pemberian pelayanannya untuk memenuhi kebutuhan gizi.
4. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi 2
(dua) arah untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, dan
perilaku sehingga membantu klien / pasien mengenali dan mengatasi
masalah gizi, dilaksanakan oleh nutritionis / dietisien.
5. Penyelenggaraan Makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan menu, pengadaan bahan makanan sampai dengan
pendistribusian makanan kepada pasien, dalam rangka pencapaian status
kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat sesuai
kebutuhan pasien. Dalam hal ini termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan
dan evaluasi
1.5.Landasan Hukum

Sebagai acuan dan dasar pertimbangan dalam penyelenggaraan pelayanan gizi di


rumah sakit diperlukan peraturan perundang-undangan pendukung. Beberapa
ketentuan perundang-undangan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Undang – Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.


2. Undang – Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 102 tahun 2000 tentang Standarisasi Nasional.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333 tahun 1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit.
6. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan RI No.
894/Menkes/SBK/VIII/2001 dan Kepala Bagian Kepegawaian Negara No.
35 Tahun 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Nutritionis dan Angka Kreditnya.+ PMK 78/2013
7. Keputusan Menteri Penertiban Aparatur Negara Nomor
23/Kep/M.PAN/4/2001 tentang Jabatan Fungsional Nutritionis dan Angka
Kreditnya.
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 374/Menkes/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Gizi.
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang
Syarat – Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
10. Peraturan Presiden RI Nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia.
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1796/Menkes/Per/VIII/2012 tentang
Regristasi Tenaga Kesehatan.
12. Kemenkes Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 26 tahun 2013 tentang
penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi.
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

2.1.Kualifikasi Sumber Daya Manusia


2.1.1. Kepala Instalasi Gizi
Di RS Azizah terdapat 1 orang kepala instalasi Gizi sebagai penanggung
jawab umum organisasi Instalasi Gizi yang ditetapkan oleh pimpinan
Rumah Sakit dengan berdasarkan ketentuan dan peraturan kepegawaian
yang berlaku.
Kepala Instalasi Gizi bertugas memimpin penyelenggaraan pelayanan gizi
di RS Azizah yang pada umumnya bertanggung jawab kepada Kepala
Bagian Penunjang. Sesuai dengan tujuan dan kegiatan pelyanan gizi di RS
Azizah, maka tugas dan fungsi Kepala Instalasi Gizi yaitu :

1. Tugas Pokok
Menyelenggarakan kegiatan pelayanan gizi sesuai dengan standar
yang ditetapkan melalui sumber daya yang tersedia secara efektif,
efisien, dan produktif dengan menggerakkan fungsi operasional
manajemen Instalasi Gizi

2. Fungsi

 Pengelolaan Pelayanan Gizi.


Pengelolaan meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan,
pemeriksaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan
pelaporan, serta evaluasi terhadap pelayanan gizi.
 Pelayanan meliputi kegiatan pelayanan food service dan
asuhan gizi
Pelayanan food service meliputi kegiatan pelayanan makanan
untuk pasien yang kegiataannya adalah perencanaan,
pengadaan bahan makanan, gas dan pantry, persiapan,
pengolahan dan distribusi makanan serta evaluasi.
 Pelayanan asuhan gizi meliputi kegiatan screening gizi,
anamnesa, intervensi, konsultasi serta evaluasi dan monitoring
gizi.
2.1.2. Koordinator Perencanaan Makanan dan Administrasi Gizi
RS Azizah memiliki 1 koordinator perencanaan makanan dan administrasi
Gizi yang memiliki tanggung jawab pada bagian administrasi gizi. Jabatan
ini bertugas merencanakan kegiatan pengolahan makanan dari
perencanaan bahan, kebutuhan biaya pembelian makan, mengawasi
kegiatan administrasi di Instalasi Gizi. Jabatan ini bertanggung jawab pada
kepala instalasi gizi langsung.
Tugas pokok jabatan ini adalah melakukan pengawasan pada perencanaan
makanan dan administrasi gizi juga merencanakan kebutuhan makan
pasien rawat inap
2.1.3. Administrasi Gizi

Petugas administrasi Instalasi Gizi mempunyai tugas utama melakukan


semua kegiatan pengadministrasian di Instalasi Gizi. Petugas administrasi
dilakukan oleh seorang tenaga dengan kualifikasi pendidikan Sekolah
Menengah Pertama (SMA), dengan rincian tugas dan fungsi sebagai
berikut:

1) Mengecek dan mencatat suhu tempat dan ruang penyimpanan bahan


makanan
2) Menggandakan dokumen atau memperbanyak formulir-formulir yang
dibutuhkan oleh masing-masing bagian/unit di Instalasi Gizi
3) Menyediakan form absensi / daftar hadir tiap bulan.
4) Menulis jadwal dinas seluruh karyawan Instalasi Gizi setiap minggu
5) Membuat etiket diet pasien hari tersebut
6) Mencatat penerimaan bahan makanan
7) Mencatat pemakaian bahan makanan
8) Mencatat dan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan penyediaan,
pengolahan dan penyaluran makanan pasien
9) Melakukan pelaporan dan catatan kegiatan pada hari tersebut
2.1.4. Penanggung Jawab Penyelenggaraan Makanan

Di RS Azizah terdapat 1 orang penanggung jawab penyelenggaraan


makanan yang bertugas sebagai pelaksana yang mengkoordinasikan
kegiatan pengadaan bahan makanan di Instalasi Gizi sebagai berikut :

1) Mengumpulkan data tentang peraturan-peraturan makan Rumah Sakit,


peralatan, dan perlengkapan dapur, jenis dan jumlah pegawai, macam
bahan makanan setempat, musim biaya yang tersedia, susunan siklus
menu, standar makanan penyusunan bahan makanan jumlah hari
pelayanan dan hari libur/ hari besar.
2) Mengumpulkan data tentang perkembangan baru dalam hal dapur
rumah sakit, tata letak, tata arus kerja, sarana, fisik, peralatan dan
perlengkapan kerja.
3) Membuat standar porsi, standar resep, dan standar bumbu
4) Mengumpulkan resep masakan
5) Membuat menu dan rincian
6) Menyusun siklus menu
7) Menyusun daftar jenis bahan makanan sesuai siklus menu dan standar
diit yang ada.
8) Menghitung kebutuhan bahan makanan
9) Melakukan pemesanan bahan makanan.
10) Membuat rencana kebutuhan bahan makanan bulanan, triwulan,
semester maupun tahunan.
11) Merencanakan pengadaan bahan makanan sesuai kebutuhan.
12) Memastikan bahan makanan tersedia setelah melalui proses
pembelian, penerimaan dan pemeriksaan
13) Melakukan pengecekan terhadap stok bahan makanan di ruang
penyimpanan
14) Melakukan evaluasi dan pengendalian terhadap mutu dan harga bahan
makanan bersama kepala Instalasi
15) Melakukan koordinasi dan melaporkan pekerjaan kepada atasan
2.1.5. Penanggung Jawab Pelayanan Gizi Rawat Inap
Di RS Azizah terdapat 1 orang Penanggung Jawab Penyelenggaraan Gizi
Rawat Inap yang bertugas sebagai pelaksana yang mengkoordinasikan
kegiatan penyelenggaraan makanan/ diit bagi pasien di Instalasi Gizi
sebagai berikut :

1) Mengumpulkan data tentang jenis diit, peraturan-peraturan makan


Rumah Sakit, macam orang yang dilayani, peralatan dan perlengkapan
dapur, jenis dan jumlah pegawai, macam bahan makan setempat,
musim, biaya yang tersedia, susunan siklus menu, standar makanan,
penyusunan bahan makanan, jumlah, hari pelayanan dan hari libur /
hari besar.
2) Membuat kecukupan gizi pasien dirawat secara umum.
3) Mengkonversi kecukupan gizi ke dalam bahan makanan
4) Membuat standar makanan/ diit khusus pasien dewasa dan anak
5) Melakukan inventaris seluruh kegiatan persiapan, pengolahan dan
penyaluran makanan
6) Melakukan bimbingan kerja terhadap petugas pramumasak, pramusaji,
dan pramuruang.
7) Mencatat dan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan penyediaan,
pengolahan dan penyaluran makanan pasien
8) Mencatat semua permintaan makanan dari ruang rawat inap
9) Mengecek permintaan makanan dari ruang perawatan
10) Membuat laporan diet hari tersebut
2.1.6. Penanggung Jawab Pelayanan Gizi Rawat Jalan

RS Azizah terdapat 1 orang Penanggung Jawab Penyelenggaraan Gizi


Rawat Jalan yang bertugas sebagi pelaksana yang mengkoordinasikan
kegiatan penyelenggaraan penyuluhan, konsultasi dan rujukan gizi di
Instalasi Gizi sebagai berikut :

1) Mengumpulkan data tentang golongan, umur, jenis kelamin dan jenis


penyakit pasien yang dirawat, kebiasaan makan, peraturan-peraturan
makan rumah sakit
2) Menganalisa data dan membuat kecukupan gizi pasien rawat jalan
secara umum
3) Menganalisa data pasien
4) Melakukan anamnesa gizi
5) Merumuskan diagnose gizi/ maslah diit pasien
6) Membuat rencana penyuluhan gizi
7) Membuat daftar usulan kegiatan
8) Melakukan penyuluhan dan konsultasi gizi kepada pasien dan
keluarganya serta anggota tim kesehatan lain
9) Mencatat hasil anamnesa gizi dan penyuluhan/ konsultasi gizi kepada
pasien di dokumen medik.
2.1.7. Koordinator Logistik
Di RS Azizah memiliki 1 orang koordinator logistik dimana Jabatan ini
dimaksudkan untuk membantu memastikan terselenggaranya kegiatan
pelayanan gizi RS Azizah secara efektif dan efisien dengan menyediakan
bahan makanan kering dan segar melalui kegiatan penerimaan dan
penyimpanan bahan makanan di Instalasi Gizi. Koordinator logistik
memiliki fungsi:

 Merencanakan program kerja penerimaan dan penyimpanan bahan


makanan segar dan kering
 Merencanakan rancangan sistem penerimaan dan penyimpanan bahan
makanan
 Merencanakan evaluasi terhadap sistem penerimaan dan penyimpanan
bahan makanan
 Merencanakan sistem pemesanan bahan makanan segar dan kering
sesuai kebutuhan (dengan sistem Just In Time).
 Merencanakan sistem penyimpanan bahan makanan segar dan kering
sesuai kebutuhan (sistem FIFO = First In First Out).
 Merencanakan prosedur pencatatan dan pelaporan penerimaan dan
penyimpanan bahan makanan.
2.1.8. Koordinator Fasilitas dan Sarana
Di RS Azizah terdapat 1 orang koordinator fasilitas dan sarana yang
melakukan tugas dan fungsi sebagai berikut :

1) Mengorganisir pencatatan dan pelaporan fasilitas, peralatan dan


prasarana operasional lainnya yang mendukung penyelenggaraan
pelayanan gizi
2) Mengecek persediaan gas dan mengganti tabung gas bila habis
3) Membersihkan peralatan besar di ruang produksi
4) Membersihkan seluruh alat pendingin
5) Membantu proses penyiangan bahan makanan
6) Melakukan pemotongan lauk hewani
7) Melakukan pencucian lauk hewani
8) Melakukan pencucian sayuran
9) Melakukan pemotongan sayuran
10) Membersihkan trolley makan
11) Melaksanakan tugas-tugas lain dari pimpinan
2.1.9. Koordinator Produksi

Di RS Azizah terdapat 1 orang koordinator produksi yang melakukan


kegiatan sebagai pengawas proses produksi/ penyelenggaraan makanan/
diit bagi pasien dengan tugas dan fungsi sebagai berikut :

1) Mengecek buku operan pengawas produksi


2) Mengecek kekurangan maupun sisa produksi makan shift sebelumnya
3) Menghitung kebutuhan bahan makanan pasien dan pegawai
4) Menghitung kebutuhan bumbu sesuai standar bumbu dan jumlah
pasien
5) Menyiapkan bahan makanan yang akan diolah
6) Menimbang/ menyiapkan bumbu sesuai standard dan jumlah
kebutuhan
7) Mengawasi peracikan bahan makanan
8) Mengawasi persiapan makanan
9) Mengawasi pengolahan makanan baik di dapur umum/ diit
10) Mengawasi pengolahan air minum
11) Mengawasi persiapan buah
12) Mengawasi penataan makanan
13) Mengawasi penataan buah
14) Mengawasi penataan minuman
15) Mengawasi dan membantu distribusi makanan/ diit
16) Mengawasi distribusi minuman dan buah
17) Mengawasi pramusaji yang mendistribusikan diit ke ruangan
18) Mengecek kembali distribusi diit pasien di ruangan
19) Menyiapkan makanan pengganti bila ada penambahan pasien
20) Mengawasi pencucian alat makan dan alat masak
21) Menyiapkan bahan makanan yang akan diolah di pagi hari
22) Membuat laporan kegiatan pengawas pada shift itu
2.1.10. Pramu Masak

Di RS Azizah terdapat 5 orang pramu masak yang melakukan kegiatan


pengolahan / penyelenggaraan makanan / diit bagi pasien dengan tugas dan
fungsi sebagai berikut:

1) Mengecek menu yang akan dimasak untuk hari tersebut


2) Mengecek dan mengambil bahan makanan ke gudang untuk
pengolahan
3) Melakukan persiapan dan pembuatan bumbu
4) Melakukan pengolahan sayuran
5) Melakukan pengolahan lauk hewani
6) Melakukan pemotongan lauk nabati
7) Melakukan pengolahan lauk nabati
8) Mencuci beras
9) Melakukan pemasakan nasi
10) Melakukan pemasakan nasi tim
11) Melakukan pemasakan bubur
12) Melakukan penataan makan pasien
13) Melakukan penataan minum dan diit cair pagi
14) Mengecek penataan makanan pada diit yang sudah disiapkan
15) Melaksanakan serah terima makan pagi dengan pramu saji
16) Melaksanakan persiapan bahan makanan untuk shift selanjutnya
17) Mencuci alat masak
18) Membuat laporan sebagai operan kepada pramu masak shift
berikutnya
2.1.11. Pramu Saji

Di RS Azizah pramusaji juga merangkap menjadi pramumasak dimana


pramu saji yang melakukan kegiatan distribusi makanan diit bagi pasien
dengan tugas dan fungsi sebagai berikut :

1) Mengambil sisa makanan malam pasien di ruang perawatan


2) Mencuci alat makan kotor sisa makan malam pasien
3) Mengeringkan alat makan pasien
4) Menata alat makan pasien di ruang distribusi
5) Memindahkan alat makan yang sudah terisi ke food service trolley
6) Membagi makan pagi pasien di ruangan
7) Mengambil sisa makanan pagi pasien di ruang perawatan
8) Mencuci alat makan kotor sisa makan pasi
9) Mengeringkan alat makan pasien
10) Menata alat makan pasien di ruang distribusi
11) Memindahkan alat makan yang sudah terisi ke food service trolley alat
makan pasien
12) Membagi makan siang pasien di ruangan
2.2.Distribusi Ketenagaan
2.2.1. Kuantitas SDM Gizi

Pengaturan tenaga kerja di Instalasi Gizi RS Azizah berdasarkan


shift.Tenaga kerja di Instalasi Gizi RS Azizah saat ini berjumlah 5 orang
yang terdiri dari
2 shift yaitu shift pagi dan siang dengan komposisi sebagai berikut:

a. Shift Pagi
Yang bertugas 2 orang tenaga gizi yaitu pramu masak. Jam kerja
petugas shift subuh yaitu pukul 05.00 wib hingga pukul 12.00 wib
siang. Petugas shift pagi menyiapkan makan pagi pasien, dan snack
pagi,belanja bahan makanan untuk siang,sore dan besok pagi serta
snack pagi dan sore.
b. Shift Siang
Yang bertugas 2 tenaga kerja, jam kerja mulai dari pukul 11.00 wib
hingga pukul 19.00 WIB. Petugas shift siang bertugas menyiapkan
makan siang dan sore, serta snack sore pasien
2.2.2. Analisa SDM Gizi

a. Kebutuhan ketenagaan di Instalasi Gizi RS Azizah dihitung berdasarkan


beban kerja dan belum mencukupi kebutuhan asuhan gizi pasien rawat
inap secara optimal.
b. Kepala Instalasi Gizi yang juga Koordinator sebagai tenaga operasional
yang bertanggungjawab menyusun pedoman dan memantau kegiatan
penyelenggaraan makanan pasien di Instalasi Gizi serta kegiatan asuhan
gizi pasien.
c. Ahli Gizi, adalah kepala Intalasi gizi, selain bertugas sebagai dietesien
atau konselor gizi juga bertugas mengawasi dan mengendalikan proses
penyelenggaraan makanan pasien di Instalasi Gizi serta kegiatan asuhan
gizi pasien.
d. Pramu masak selain menjalankan tugas pokoknya sebagai pelaksana
dalam memproduksi/memasak makanan pasien dan dokter jaga serta
apoteker. juga merangkap sebagai pramusaji yang mendistribusikan dan
menyajikan diit pasien ke ruang rawat inap serta ikut menjaga
kebersihan areal ruang produksi makanan dan membersihkan peralatan
makan pasien.Pramumasak juga bertugas melakukan pengadaan bahan
makanan yang dibeli langsung di pasar hari tersebut.
2.3.Pengaturan Jaga

1) Pengaturan jadwal dinas karyawan gizi dibuat bersama dan disetujui oleh
Kepala
Instalasi Gizi
2) Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan langsung direalisasikan
selama satu bulan
3) Untuk karyawan gizi yang memiliki keperluan penting dan tidak dapat jaga
pada hari tertentu dapat mengajukan permintaan tukar dinas /libur
dengan
kesepakatan karyawan lain dan disetujui kepalaa instalasi gizi dengan
ketentuan jika tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengaganggu
pelayanan, maka permintaan akan disetujui disesuaikan dengan kebutuhan yang
ada.
4) Jadwal dinas terbagi atas Dinas Pagi dan Dinas Siang.
BAB III

STANDAR FASILITAS

3.1.Denah Ruangan

3.2.Standar Fasilitas
Agar kegiatan penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi RS Azizah dapat berjalan
optimal, maka perlu didukung dengan sarana peratalatan dan perlengkapan yang
memadai baik untuk penyelenggaraan makanan dan konsultasi Gizi

NO RUANGAN KEBUTUHAN KETERANGAN

JUMLAH SATUAN NAMA ALAT

1 PENERIMAAN 1 BUAH MEJA TIMBANGAN


BAHAN MAKANAN
1 BUAH TIMBANGAN
KECIL 5kg
1 PAKET WASTAFEL
5 BUAH TAMPAH PLASTIK
1 BUAH TROLLEY BAHAN
MAKANAN
2 GUDANG BASAH 1 BUAH KULKAS chiller
1 BUAH HDYDROMETER
1 BUAH KULKAS Chiller + Frezzer
2 BUAH TERMOMETER Chiller + Frezzer
KULKAS
3 GUDANG KERING 1 BUAH AC
1 BUAH TERMOMETER &
HYDROMETER
RUANGAN
1 BUAH RAK BAHAN TINGGI KAKI
KERING DARI LANTAI
15CM
TINGGI RAK
BAGIAN ATAS
DARI PLAFON
60CM
1 BUAH LEMARI SIMPAN
4 PERSIAPAN 1 BUAH GREASE TRAP
1 BUAH KOTAK SAMPAH
INJAK
4 BUAH TALENAN warna harus
berbeda
4 BUAH PISAU warna harus
berbeda
1 BUAH PENGGILINGAN
DAGING (CHOPER)
1 BUAH BLENDER Bumbu + Buah
1 PCK HANDS GLOVE
5 PENGOLAHAN 2 BUAH EXHAUST FAN
1 BUAH KOMPOR GAS 2
TUNGKU
2 BUAH KOMPOR BESAR
1 BUAH WATER
DISPENSER
4 BUAH MAGICCOM
6 PEMORSIAN 2 BUAH MEJA STAINLESS
1 BUAH TIMBANGAN
DIGITAL
1 PCK HANDS GLOVE
7 PENCUCIAN ALAT 1 BUAH KOTAK SAMPAH
INJAK
3 BUAH SERBET UNTUK
LAP PERALATAN
1 BUAH RAK ALAT

16
1 SET WASHTABLE AIR PANAS +
DINGIN
8 PENYIMPANAN 2 UNIT LEMARI / RAK
ALAT SAJI TERTUTUP
9 RUANG GANTI 1 BUAH KIPAS ANGIN
PEGAWAI
1 UNIT RAK PEGAWAI
5 BUAH CELEMEK
9 KANTOR 1 BUAH MEJA TULIS
4 BUAH KURSI
1 BUAH KABEL TERMINAL
6 BUAH MAP GOBY
3 BUAH MAP SNEL
PLASTIK
1 BUAH TELEPON
RUANGAN
9 KAMAR MANDI 1 BUAH KOTAK SAMPAH
10 LAIN-LAIN 1 BUAH TIMBANGAN
INJAK DIGITAL
1 BUAH MICROTOICE

17
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1.Produksi dan Distribusi Makanan


1) Pendahuluan

Pelayanan gizi adalah serangkaian kegiatan terapi gizi medis yang


dilakukan di rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien. Kegiatan
pelayanan gizi meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
dalam rangka meningkatkan kesehatan klien/pasien.

Proses penyelenggaraan makanan di rumah sakit adalah input, proses dan


output input meliputi dana / biaya, sarana prasarana, tenaga kerja, metode
yang dipakai serta perncanaan menu, perhitungan kebutuhan bahan
makanan, pembelian bahan makanan, persiapan, pengolahan dan distribusi
makanan / diit pasien. Output meliputi diit pasien, kualitas, dan kepuasan
pasien.

2) Latar Belakang

Penyelenggaraan makanan di RS Azizah menggunakan sistem swa kelola,


dimana kegiatan perencanaan menu, standar diit, standar porsi, pemesanan
dan pelaksanaan, produksi makanan berikut pengawasan mutu makanan
dilaksanakan oleh Instalasi RS Azizah.

3) Pengertian

Adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu,


penerimaan bahan makanan, penyimpanan, persiapan, produksi/
pengolahan bahan makanan, sampai dengan pendistribusian makanan
kepada pasien serta monitoring dan evaluasi.

4) Tujuan

1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan gizi yang berorientasi kepada kepuasan pasien
2. Tujuan Khusus

18
3. Menyediakan makanan yang kualitasnya baik dan jumlah sesuai
kebutuhan serta pelayanan gizi yang layak dan memadai bagi
konsumen yang membutuhkan agar tercapai status kesehatan yang
optimal melalui
pemberian diit/ makanan yang tepat.
5) Sasaran
Sasaran penyelenggaraan makanan di RS Azizah adalah pasien. Standar
masukan/input sarana dan prasarana, tenaga kerja, metode yang dipakai serta
peralatan yang digunakan. Standar proses meliputi perencanaan menu,
perhitungan kebutuhan makanan, pemesanan dan penerimaan bahan makanan,
persiapan, pengolahan dan distribusi makanan/diit pasien. Standar output
meliputi diit pasien, kualitas dan kepuasan pasien
6) Bentuk Penyelenggaraan Makanan
Sistem penyelenggaraan makanan di RS Azizah menggunakan sistem
Sentralisasi.
7) Mekanisme Kerja Penyelenggaraan Makanan di RS Azizah
Langkah-langkah proses penyelenggaraan makanan di RS Azizah :

1. Menyusun Perencanaan Menu


a. Pengertian
Adalah penyusunan pola menu, master menu, siklus menu yang
dihidangkan pada pasien sesuai standar yang ditetapkan.

b. Tujuan
Tersedianya siklus menu 10 hari + 1.

c. Pelaksanaan
Penyusunan menu pasien direncanakan dan diganti secara periodik
yaitu setiap 1 (satu) tahun sekali menggunakan menu baru. Menu di
RS Azizah dibagi menjadi dua menu yaitu menu untuk pasien
VIP,Kelas I dan menu untuk pasien Kelas II dan III yang diberikan
disesuaikan dengan kondisi dan diit pasien.

2. Menghitung kebutuhan bahan makanan


a. Pengertian
Adalah serangkaian penyusunan kebutuhan bahan makanan yang
dibutuhkan dalam satu siklus menu sesuai jumlah pasien/klien dan
standar porsi yang ditetapkan.

b. Tujuan
o Mengetahui perkiraan jumlah pemakaian bahan makanan
o Mengetahui besarnya anggaran untuk pembelian bahan makanan
c. Pelaksanaan
Perhitungan kebutuhan bahan makanan pasien sesuai siklus menu
dan kebutuhan pasien

3. Melakukan pemesanan bahan makanan


a. Pengertian
Adalah kegiatan yang meliputi pemeriksaan tentang macam, kualitas,
dan kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan
serta standar bahan makanan yang telah ditetapkan.

b. Tujuan
Tersedianya bahan makanan yang dibutuhkan sesuai dengan
pemesanan , standar bahan makanan yang ditetapkan.

c. Pelaksanaan
o Bahan makanan basah dibeli langsung dan terima setiap hari Pukul
08.00 – 09.00 WIB, dan diperiksa baik dari sisi kualitas maupun
kuantitasnya yang telah ditentukan.
o Bahan makanan kering seperti beras diterima 1-2 minggu sekali,
dan diperiksa baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya apakah
sesuai dengan pesanan maupun standar bahan makanan yang telah
ditentukan.
4. Melakukan penyimpanan bahan makanan
a. Pengertian
Adalah suatu tata cara menata, menyimpan dan memelihara keamanan
bahan makanan
b. Tujuan
Tersedianya bahan makanan yang dibutuhkan/siap pakai sesuai
dengan kualitas dan kuantitas dan terjaga sesuai standar atau
spesifikasi yang ditetapkan.

c. Pelaksanaan
1) Syarat ruang penyimpanan bahan makanan kering
o Harus ditempatkan secara teratur menurut macam bahan
makanan
o Menggunakan bahan yang diterima terlebih dahulu (FIFO :
First In First Out) dan (FEFO : First Expired First Out)
o Pemasukan dan pengeluaran bahan makanana tercatat dalam
kartu stok dan diteliti secara kontinyu
o Pengeluaran barang gudang oleh petugas / ahli gizi yang
bertanggung jawab.
o Semua bahan makanan ditempatkan dalam rak bertingkat
yang cukup kuat dan tidak menempel di dinding
o Suhu ruangan gudang harus kering, hendaknya berkisar antara
19 – 21° C
o Kelembapan ruangan 40% - 60%
o Jarak bahan akanan dengan lantai 15cm, dengan dinding 5cm,
dengan langit-langit 60cm
o Produk nutrisi enteral disimpan di ruang penyimpanan sesuai
rekomendasi pabrik
o Pembersihan gudang dilakukan setiap hari
2) Syarat ruang penyimpanan bahan makanan basah
o Harus ditempatkan secara teratur menurut macam bahan
makanan
o Suhu penyimpanan Freezer antar -23° C –(-18° C),
refrigerator dengan suhu 3° C - 5° C dan chiller dengan suhu
2° C- 5° C
o Pembersihan gudang dilakukan setiap hari
o Pencairan es dilakukan segera setelah terjadi pengerasan
5. Melakukan persiapan bahan makanan
a. Pengertian
Adalah kegiatan mempersiapkan bahan makanan yang akan diolah.

b. Tujuan
a) Mempersiapkan bahan-bahan makanan serta bumbu sebelum
dilakukan kegiatan pemasakan
b) Tersedianya bahan makanan yang siap diolah
c. Pelaksanan
Langkah-langkah persiapan bahan makanan dilakukan untuk
menjamin bahan makanan yang akan diolah, dibersihkan, dan
dipotong sesuai menu.

6. Melakukan pengolahan bahan makanan


a. Pengertian
Adalah kegiatan mengubah atau memasak bahan makanan mentah
menjadi makanan siap dimakan berkualitas dengan cara menggoreng,
mengukus, dan sebagainya agar aman untuk dikonsumsi

b. Tujuan
1) Mempertahankan nilai gizi bahan makanan
2) Mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi serta meningkatkan dan
mempertahankan warna, rasa, tekstur dan penampilan makanan
3) Tersedianya makanan yang bebas dari organisme dan zat
berbahaya bagi tubuh
c. Pelaksanaan
Bahan makanan yang sudah disiapkan sebelumnya kemudian diolah/
dimasak sesuai dengan menu hari itu

7. Melakukan distribusi diit/makanan pasien


a. Pengertian
Adalah kegiatan mendistribusikan/ membagi diit/ makanan pasien
dari instalasi gizi kepada pasien di ruang rawat inap
b. Tujuan
1) Memberikan makanan kepada pasien sesuai penyakitnya/diitnya
2) Tersedianya makanan yang aman bagi tubuh
c. Pelaksanaan
1) Waktu distribusi
o Makan pagi pkl. 06.30 – 07.30 WIB
o Selingan pagi pkl. 09.30 – 10.00 WIB
o Makan siang pkl. 11.30 – 12.30 WIB
o Selingan sore pkl. 14.00 – 15.00 WIB
o Makan malam pkl. 16.30 – 17.30 WIB
2) Makanan yang sudah dibagi/ditata sesuai pesanan diit pasien
diletakkan ke dalam trolley makanan
3) Makanan atau diit pasien yang sudah ditata di dalam trolley
dibagikan kepada pasien di ruang rawat inap
4.2.Asuhan Gizi Rawat Inap
1) Pendahuluan
Pelayanan gizi adalah rangkaian kegiatan terapi gizi medis yang dilakukan
di rumah sakit untuk memnuhi kebutuhan gizi klien/pasien. Pelayanan gizi
merupakan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dalam
rangka meningkatkan kesehatan klien/ pasien.
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan
dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadanan klinis, status gizi dan
keadaan metabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh padsa
proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat
berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien
2) Latar Belakang
Sering terjadinya kondisi pasien semakin memburuk karena tidak
diperhatikan keadaan gizinya. Pengaruh tersebut bisa berjalan timbal balik.
Hal tersebut diakibatkan karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi tubuh
untuk perbaikan organ tubuh. Fungsi organ yang terganggu akan lebih
terganggu lagi dengan adanya penyakit dan kekurangan gizi.
Disamping itu masalah gizi lebih dan obesitas yang erat hubungannya
dengan penyakit degenerative seperti diabetes mellitus, penyakit jantung
koroner, darah tinggi dan penyakit kanker memerlukan terapi gizi medis
untuk membantu penyembuhannya. Terapi gizi menjadi salah satu faktor
penunjang utama penyembuhan harus diperhatikan agar pemeberiaan tidak
melebihi kemampuan organ tubuh untuk melaksanakan fungsi metabolisme.
Asuhan gizi ruang rawat inap adalah kegiatan yang dilakukan agar
pemberian diit pasien disesuaikan seiring dengan perubahan fungsi organ
tubuh selama proses penyembuhan, oleh karena itu pemberian diit pasien
harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan
hasil pemeriksaan laboratorium/kondisi pasien.
3) Pengertian
Serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur yang memungkinkan
untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi
kebutuhan gizi.
4) Sasaran
Sasaran kegiatan asuhan gizi di ruang rawat inap adalah pasien yang dirawat
inap di ruang perawat di RS Azizah dan keluarga/penunggu pasien.
5) Tujuan
 Umum
Mencapai pelayanan kesehatan paripurna di rumah sakit melalui
pelayanan dengan pemberian terapi gizi yang optimal kepada pasien
untuk menunjang fungsi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative dalam upaya peningkatan kualitas hidup pasien.
 Khusus
Tercapainya pelayanan gizi yang optimal sebagai terapi dalam
pelayanan paripurna kepada pasien sehingga dapat memperpendek
masa rawat.
6) Alur pelayana Gizi Rawat Inap
Pelayanan asuhan gizi rawat inap merupakan suatu tahapan pelayanan untuk
mendeteksi masalah gizi secara dini melalui skrining/penapisan, untuk
selanjutnya akan ditetapkan apakah pasien memerlukan terapi gizi atau
tidak Kegiatan ini dilakukan pada pukul 9.30 s/d 15.00 WIB.
7) Tata Laksanan Pelayanan Gizi Rawat Inap
1. Skrinig Gizi
Tahapan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan skrining/
penapisan gizi oleh perawat ruangan. Skrining gizi bertujuan untuk
mengidentifikasi pasien yang beresiko, tidak beresiko, malnutrisi
atau kondisi khusus.
Bila hasil skrining menunjukkan pasien beresiko malnutrisi, maka
dilakukan pengkajian/ assesmen gizi dengan langkah-langkah proses
asuhan gizi terstandar oleh ahli gizi /dietisien.
2. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
Proses asuhan gizi terstandar dilakukan pada pasien yang berseiko
kurang gizi, sudah mengalamai kurang gizi, dan atau kondisi khusus
dengan penyakit tertentu.
Proses ini merupakan serangkaian kegiatan yang berulang ( siklus ) :
a) Assesmen Gizi

Assesmen gizi dikelompokkan dalam 5 kategori, yaitu :

1. Data riwayat gizi meliputi kebiasaan makan, pantangan, pola


makan dll.
2. Data biokimia, meliputi hasil laboratorium, dan data
penunjang pemeriksaan lain ( Rontgen, USG dll)
3. Pengukuran antropometri
o Dewasa
Pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas) menurut umur
berdasarkan Zeman FJ & Ney Deman 2009.

o Anak
a. Anak umur 0-5 tahun
Pengukuran berat badan menurut umur (BB/U)
bedasarkan grafik pertumbuhan anak WHO 2005.

b. Anak umur diatas 5-18 tahun


Pengukuran berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB) bedasarkan grafik pertumbuhan anak WHO
2005.

4. Data pemeriksaan fisik klinis


5. Data riwayat personal
b) Diagnosa Gizi
Pada langkah ini dicari pola dan hubungan antar data yang
terkumpul dan kemungkinan penyebabnya. Kemudian memilah
masalah gizi yang spesifik dan menyatakan masalah gizi secara
singkat dan jelas menggunakan terminology yang ada. Penulisan
diagnose gizi terstruktur dengan konsep PES atau problem,
etiologi dan Sign/ symptoms.
Diagnosa gizi dikelompokkan kedalam tiga domain, yaitu domain
asupan/ intake, domain klinis dan domain perilaku/ lingkungan.
c) Intervensi Gizi
Terdapat dua kompoen intervensi gizi yaitu, perencanaan
intervensi dan implemetasi
d) Monitoring dan Evaluasi Gizi

Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi dilakukan untuk


mengetahui resep pasien/ klien terhadap intervensi dan tingkat
keberhasilannya

Tiga langkah kegiatan monitoring dan evaluasi gizi yaitu :

1. Monitoring perkembangan, yaitu kegiatan mengamati


perkembangan kondisi pasien/ kilen yang bertujuan untuk
melihat hasil yang terjadi sesuai yang diharapkan.
2. Mengukur hasil kegiatan ini adalah mengukur
perkembangan/ perubahan yang terjadi sebagai respon
terhadap intervensi gizi. Parameter yang diukur berdasarkan
tanda dan gejala dari diagnosis gizi.
3. Evaluasi hasil
Terdapat empat jenis dampak, yaitu dampak perilaku dan
lingkungan, dampak asuhan makanan, dampak terhadap
tanda dan gejala fisik serta dampak terhadap pasien/ klien.

4. Pencatatan pelaporan
Pencatatan pelaporan kegiatan asuhan gizi merupakan
bentuk pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan dan
komunikasi. Bentuk pencatatan dan pelaporan yang
digunakan dalam bentuk dokumentasi formulir asuhan gizi.

4.3.Asuhan Gizi Rawat Jalan


Pelayanan gizi rawat jalan adalah serangkaian proses kegiatan asuhan gizi yang
kesinambungan dimulai dari assesmen/pengkajian, pemberi diagnosis, intervensi
gizi dan monitoring evaluasi kepada klien/pasien di rawat jalan.
Asuhan gizi rawat jalan pada umumnya disebut kegiatan konseling gizi dan dietetik
atau edukasi/ penyuluhan gizi.

a. Tujuan
Memberikan pelayanan kepada klien/pasien rawat jalan atau kelompok dengan
membantu mencari solusi masalah gizinya melalui nasehat gizi mengenai
jumlah asupan makanan yang sesuai, jenis diit yang tepat, jadwal makan dan
cara makan.

b. Sasaran
 Pasien dan keluarga
 Kelompok pasien dengan masalah gizi yang sama
 Individu pasien yang datang atau dirujuk
c. Mekanisme kegiatan
Pelayanan gizi rawat jalan meliputi kegiatan konseling individual seperti
pelayanan konseling gizi dan dietetik di unit rawat jalan yang meliputi rujukan
dari poli dalam, anak, bedah, obsgyn.
BAB V

LOGISTIK

Barang logistik adalah sarana berupa alat rumah tangga, alat tulis kantor, bahan
makanan, minyak, sabun, LPG dan alat habis pakai yang dibutuhkan sehari-hari untuk
meyelenggarakan kegiatan pelayanan gizi.

Beberapa kegiatan yang dilakukan di Instalasi Gizi dalam upaya pemenuhan


kebutuhan (logistik) antara lain :

1. Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan


Perencanaan kebutuhan bahan makanan adalah kegiatan penyusunan kebutuhan
bahan makanan yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan. Dalam menyusun
perencanaan kebutuhan bahan makanan memperhatikan data standar makanan
pasien, peraturan pemberian makanan rumah sakit, siklus menu dan jumlah
pasien/konsumen.

2. Pemesanan dan Pengadaan Bahan Makanan


Petugas Instalasi Gizi yang berperan dalam proses pemesanan dan pengadaan
adalah petugas gudang dan penanggung jawab masing-masing bagian (misal bagian
distribusi, pengolahan makanan pesanan, dll).

a. Bahan Makanan Kering


Petugas gudang akan melakukan pengecekan kebutuhan barang kering dalam
kurun waktu 1-2 minggu sekali dengan melakukan stok minimal. Setiap
penanggung jawab bagian mengajukan permintaan barang yang dibutuhkan
dengan mengisi form pemesanan bahan kering kepada petugas gudang. Petugas
mengecek ketersediaan bahan makanan kering, bila tidak tersedia dan atau
jumlahnya kurang dari permintaan dilakukan pemesanan atau pembelian
langsung.

b. Bahan Makanan Basah


Bahan makanan basah dibeli setiap hari oleh penanggungjawab belanja bahan,
dengan memperhatikan sisa bahan yang ada.

3. Pemesanan dan Pengadaan Alat rumah tangga, sabun,alat tulis kantor, LPG
Pemesanan alat rumah tangga, sabun, alat tulis kantor dan bahan habis pakai
lainnya dilakukan oleh petugas, yang dipesan kepada pihak pengadaan barang,
dengan memperhatikan stock minimal dan kebutuhan. Sedangkan pemesanan LPG
dilakukan tiap 7-10 hari sekali dengan memperhatikan jumlah tabung yang kosong.

Setelah barang diantar oleh petugas logistik, kemudian diperiksa untuk mengetahui
bila ada barang yang tidak ada, kurang atau berlebih. Selanjutnya disimpan pada
lemari atau tempat penyimpanan sesuai jenis barang.

4. Penerimaan Bahan Makanan


Penerimaan bahan makanan adalah suatu kegiatan yang meliputi
pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas dan
kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi yang
telah ditetapkan. Setelah bahan makanan datang, diperiksa satu per satu, disesuaikan
kebutuhan bahan makanan . Kemudian bahan makanan disimpan di gudang
penyimpanan disesuaikan dengan jenis barang. Bila akan langsung digunakan, bahan
diserahkan ke bagian persiapan atau pengolahan.

5. Penyimpanan bahan makanan


Bahan makanan yang memenuhi syarat diterima dibawa ke ruang penyimpanan.
Ruang penyimpanan bahan makanan dibedakan untuk bahan makanan basah dan
bahan makanan kering, dengan memperhatikan persyaratan ruang penyimpanan
disesuaikan dengan jenis bahan yang disimpan.

6. Evaluasi / Pengendalian
Evaluasi / pengendalian dilakukan oleh petugas gudang. Pemasukan dan
pengeluaran barang, dilakukan dengan mengisi kartu stock. Berbagai pembukuan di
bagian penyimpanan bahan makanan harus segera diisi tanpa ditunda, diletakkan
pada tempatnya, serta diperiksa dan diteliti secara rutin. Stock opname dilakukan
setiap akhir bulan.
BAB VI KESELAMATAN

PASIEN

Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang mebuat asuhan pasien di rumah sakit
menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan sutau tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Dalam melaksanakan keselamatan pasien di Instalasi Gizi mengacu
pada Pedoman Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Tujuh langkah menuju keselamatan pasien di Instalasi Gizi adalah :
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan Pasien.Setiap petugas mampu berbicara ,
peduli dan berani melapor bila ada insiden. Laporan terbuka dan terjadi proses
pembelajaran serta pelaksanaan tindakan atau solusi yang tepat
2. Pimpin dan dukung staf anda
Di Instalasi Gizi ada penggerak (champion) yang memimpin pelaksaan keselamatan
pasien. Menumbuhkan sikap menghargai pelaporan insiden
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko
Meningkatkan kepedulian terhadap pasien, melakukan asesmen risiko dan
mengurangi atau memperkecil risiko tersebut
4. Kembangkan sistem pelaporan
Mendorong setiap petugas Instalasi Gizi untuk melaporkan setiap insiden dan
insiden yang telah dicegah tetapi tetap terjadi juga, sebagai bahan pelajaran yang
penting
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
Menghargai dan mendukung keterlibatan pasien dan keluarga bila telah terjadi
insiden. Apabila ada insiden prioritaskan pemberitahuan dan tunjukkan empati
kepada pasien dan keluarga
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan pasien
Mendorong staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan
mengapa kejadian itu timbul
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem Keselamatan Pasien
Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan
perubahan pada sistem pelayanan khususnya di Instalasi Gizi
Enam sasaran keselamatan pasien :
1. Ketepatan Identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwasapasai
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh
Penerapan 6 Sasaran Keselamatan Pasien di Instalasi Gizi
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
a. Perhatikan identitas pasien pada daftar permintaan makan pasien dan etiket
makanan / anfrah: nama, tanggal lahir, penyakit yang diderita dan jenis diet
yang dibutuhkan
b. Saat petugas gizi membagikan makanan kepada pasien: cocokkan identitas
pada etiket makan / anfrah dengan gelang pasien dengan menanyakan nama
dan tanggal lahir pasien agar tidak tertukar dengan pasien lain
2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Dilakukan saat :
a. Pelaporan adanya permintaan makan bagi pasien baru, adanya perubahan
atau pembatalan diet /pesanan makanan
b. Serah terima saat pergantian shift
c. Melakukan komunikasi lewat telpon
3. Pengurangan Risiko Infeksi terkait Pelayanan Kesehatan
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan
oleh petugas gizi adalah sebagai berikut :
a. Melakukan cuci tangan sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh rumah
sakit, saat :
1. Setelah tiba di rumah sakit
2. Masuk ruang dapur
3. Sebelum meninggalkan dapur
4. Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
5. Sebelum menyentuh makanan
6. Sesudah dari kamar mandi
7. Sebelum dan sesudah makan
8. Sebelum meninggalkan rumah sakit PMK 78/2013
b. Melakukan alat pelindung diri : alas kaki, seragam masak, celemek, masker,
tutup kepala, dan sarung tangan sesuai peraturan yang ditetapkan rumah
sakit
4. Pencegahan Pasien Jatuh
Tindakan pencegahan pasien jatuh yang dapat dilakukan petugas gizi adalah :
a. Pastikan kondisi pasien dalam keadaan aman
b. Bila pasien gelisah atau penurunan kesadaran pastikan pengaman tempat
tidur terpasang dengan baik dan roda tempat tidur terkunci dengan baik
c. Bantu pasien/keluarga/ pengunjung jika melihat cara berjalan pasien
mengalami kelainan, mempergunakan alat bantu
d. Pastikan lingkungan yang aman di sekitar Klinik/Poli Gizi
e. Dekatkan makanan pada tempat yang mudah dijangkau pasien.
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian
Keselamatan kerja adalah segala upaya atau tindakan yang harus diterapkan
dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja
petugas ataupun kelalaian/kesengajaan.
B. Tujuan
Menurut Undang-Undang Keselamatan Kerja Tahun 1970, syarat-syarat
keselamatan kerja meliputi seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya, dengan
tujuan:
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran.
3. Mencegah, mengurangi bahaya ledakan.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian lain yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi perlindungan pada pekerja
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau
radiasi, suara dan getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik
fisik/psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
9. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
10. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
11. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
12. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang.
13. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
14. Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar muat, perlakuan, dan
penyimpanan barang.
15. Mencegah terkena aliran listrik.
16. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
C. Prinsip Keselamatan Kerja Pegawai Dalam Proses Penyelengaraan
Makanan
1. Pengendalian teknis mencakup :
a. Letak, bentuk dan konstruksi alat sesuai dengan kegiatan dan memenuhi
syarat yang telah ditentukan.
b. Ruangan dapur cukup luas, denah sesuai dengan arus kerja dan dapur
dibuat dari bahan-bahan konstruksi yang memenuhi syarat.
c. Perlengkapan alat kecil yang cukup disertai tempat penyimpanan yang
praktis.
d. Penerapan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat.
e. Tersedianya ruang istirahat untuk pegawai.
2. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggungjawab dan dan
terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh pegawai.
3. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan kerja dari
pegawai.
4. Volume kerja yang dibebankan hendaknya sesuai dengan jam kerja yang
telah ditetapkan. Pegawai diberi waktu istirahat setelah 3 sampai 4 jam
bekerja, karena kecelakaan kerja sering terjadi setelah pegawai bekerja lebih
dari 3 jam
5. Perawatan alat dilakukan secara kontinyu agar peralatan tetap dalam kondisi
yang layak pakai.
6. Adanya pendidikan megenai keselamatan kerja bagi pegawai.
7. Adanya fasilitas/peralatan pelindung dan peralatan pertolongan pertama yang
cukup.
8. Petunjuk penggunaan alat keselamatan kerja.
D. Prosedur Keselamatan Kerja di Ruang Penerimaan dan Penyimpanan
Bahan Makanan
Keamanan kerja di ruang ini terlaksana bila :
1. Menggunakan alat pembuka bungkus/wadah bahan makanan menurut cara
yang tepat dan jangan melakukan dan meletakkan posisi tangan pada tempat
ke arah bagian alat yang tajam (berbahaya).
2. Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan angkatlah dengan
alat pengangkut yang tersedia untuk barang tersebut.
3. Pergunakan tutup wadah/tutup panci yang sesuai dan hindari tumpahan
bahan.
4. Tidak diperkenankan merokok di ruang penerimaan dan penyimpanan bahan
makanan.
5. Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan/diperlukan.
6. Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan kemampuan
pegawai.
7. Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar yang dapat
membahayakan badan dan kualitas barang.
8. Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin di ruang penerimaan
dan penyimpanan.
E. Prosedur Keselamatan Kerja di Ruang Persiapan dan Pengolahan Makanan
Keamanan kerja di ruang ini terlaksana bila :
1. Menggunakan peralatan yang sesuai dengan cara yang baik, misalnya
menggunakan pisau, dan alat memasak yang tajam lainnya dengan baik dan
jangan bercakap-cakap selama menggunakan alat tersebut.
2. Tidak menggaruk, batuk selama mengerjakan/mengolah bahan makanan.
3. Menggunakan berbagai alat yang tersedia sesuai dengan petunjuk
pemakaiannya.
4. Bersihkan mesin menurut petunjuk dan matikan mesin sebelumnya.
5. Menggunakan serbet sesuai dengan macam dan peralatan yang akan
dibersihkan.
6. Berhati-hatilah bila membuka dan menutup, menyalakan atau mematikan
mesin, lampu, gas/listrik dan lain-lainnya.
7. Meneliti dulu semua peralatan sebelum digunakan.
8. Pada saat selesai menggunakannya, teliti kembali apakah semua alat sudah
dimatikan mesinnya.
9. Mengisi panci/wadah sesuai ukuran semestinya dan jangan melebihi porsi
yang ditetapkan
10. Tidak memuat kereta makan melebihi kapasitasnya.
11. Meletakkan alat menurut tempatnya dan diatur dengan rapi.
12. Bila ada alat pemanas perhatikan cara penggunaan dan pengisiannya.
13. Bila membawa air panas, tutuplah dengan rapat dan jangan mengisi terlalu
penuh.
14. Perhatikanlah bila membawa makanan pada baki, jangan sampai tertumpah
atau makanan tersebut tercampur.
15. Perhatikan posisi tangan sewaktu membuka dan mengeluarkan isi kaleng,
F. Prosedur Keselamatan Kerja di Ruang Pembagian Makanan
1. Tidak mengisi panci, alat makan pasien terlalu penuh.
2. Tidak mengisi kereta makan melebihi kapasitas kereta makan.
3. Meletakkan alat makan dengan teratur dan rapi.
4. Bila ada alat pemanas, perhatikan waktu menggunakannya.
5. Bila membawa air panas, tutuplah dengan rapat atau tidak mengisi tempat
tersebut sampai penuh.
G. Prosedur Keselamatan Kerja di Ruang Rawat Inap
1. Menggunakan peralatan yang bersih dan kering.
2. Menggunakan dengan baik peralatan sesuai dengan fungsinya.
3. Menggunakan alat pelindung kerja selama di dapur ruangan seperti celemek,
tutup kepala, dan lain-lainnya.
4. Tidak menggaruk, batuk selama menjamah makanan.
5. Menggunakan serbet sesuai dengan macam dan peralatan yang dibersihkan.
6. Berhati-hatilah dan teliti bila membuka dan menutup atau menyalakan dan
mematikan kompor, lampu, gas, listrik (misalnya blender, toaster).
7. Meneliti dulu semua peralatan sebelum digunakan.
8. Menata makanan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
9. Mengikuti petunjuk/prosedur kerja yang ditetapkan.
10. Sebelum mulai bekerja dan bila akan meninggalkan ruangan harus cuci
tangan dengan menggunakan sabun atau disinfektan.
11. Membersihkan/mencuci peralatan makan, kereta makan sesuai prosedur.
12. Membuang/membersihkan sisa makanan atau sampah segera setelah alat
makan selesai digunakan.
13. Tidak meninggalkan dapur ruangan sebelum yakin bahwa kompor, lampu,
gas, listrik sudah dimatikan dan kemudian pintu dapur harus ditinggalkan
dalam keadaan tertutup.
H. Alat Pelindung Kerja
1. Baju kerja, celemek dan tutup kepala terbuat dari bahan yang tidak panas,
tidak licin dan enak dipakai, sehingga tidak mengganggu gerak pegawai
sewaktu kerja.
2. Menggunakan sandal tertutup yang tidak licin bila berada di lingkungan dapur
(jangan menggunakan sepatu yang berhak tinggi).
3. Menggunakan cempal/serbet pada tempatnya.
4. Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih dan
jumlah yang cukup, sabun dan tissu pengering.
5. Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik di tempat yang mudah
di jangkau.
6. Tersedia alat/obat P3K.
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian merupakan bentuk atau bahan untuk melakukan pembetulan atau


perbaikan pelaksanaan yang terjadi sesuai dengan arah yang ditetapkan. Pengendalian
bertujuan agar semua kegiatan – kegiatan dapat tercapai secara berdaya guna dan
berhasil guna, dilaksanakan sesuai dengan rencana, pembagian tugas, rumusan kerja,
pedoman pelaksanaan perundang – undangan yang berlaku.

Pengendalian mutu pelayanan gizi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk
menjamin ketelitian dan ketepatan produk instalasi gizi yang dihasilkan.

Bentuk – bentuk pengawasan dan pengendalian yang ada di Instalasi Pelayanan Gizi
adalah

A. Pengawasan Pengendalian Mutu Internal


Pengendalian mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang
dilaksanakan oleh Instalasi Gizi secara terus menerus agar tidak terjadi atau
mengurangi kejadian error/penyimpangan sehingga diperoleh hasil yang tepat.

1. Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dan pelaporan adalah serangkaian kegiatan pengumpulan data dan
pengolahan data kegiatan pelayanan gizi rumah sakit dalam jangka waktu
tertentu, untuk menghasilkan bahan bagi penilaian kegiatan pelayanan gizi
rumah sakit maupun untuk pengambilan keputusan. Kegiatan pencatatan ini
dilakukan pada setiap langkah kegiatan yang dilakukan. Pelaporan dilakukan
berkala sesuai dengan kebutuhan Rumah sakit.

Kegiatan pencatatan dan pelaporan di Instalasi Gizi :

a. Pencatatan dan Pelaporan Pengadaan Makanan


1) Formulir pemesanan bahan makanan harian.
2) Pencatatan bahan makanan yang diterima oleh bagian gudang Instalasi
Gizi pada hari itu.
3) Pencatatan bahan makanan (harian/ bulanan), meliputi bahan makanan
basah dan bahan makanan kering.
4) Pencatatan data permintaan / pemesanan bahan makanan berdasarkan
bon- bon pemesanan dari masing – masing unit kerja.
b. Pencatatan dan Pelaporan tentang Penyelenggaraan Makanan
1) Buku laporan timbang terima antara pergantian rotasi (berisi pesan –
pesan yang penting).
2) Buku laporan pasien baru / yang berdiet khusus.
3) Buku laporan pasien baru makan biasa.
4) Buku laporan pergantian / pertukaran diet pasien.

c. Pencatatan dan Pelaporan Tentang Perlengkapan Peralatan Instalasi Gizi


1) Membuat kartu inventaris peralatan masak.
2) Membuat kartu inventaris peralatan makan.
3) Membuat kartu inventaris peralatan kantor.
4) Buku besar tentang peralatan keseluruhan (untuk simpan pinjam).
5) Formulir untuk pelaporan alat – alat masak.
6) Formulir daftar kekuatan pasien dalam sehari.
7) Laporan jumlah pasien pada pagi hari setiap harinya.
8) Laporan jumlah petugas yang dilayani Instalasi Gizi (misalnya ekstra
karyawan)
d. Pencatatan dan Pelaporan Anggaran Belanja Bahan Makanan
1) Pencatan tentang pemasukan dan pemakaian bahan makanan harian
selama 1 kali putaran menu.
2) Perhitungan tentang rencana kebutuhan bahan makanan untuk yang
akan datang selama triwulan/ tahunan.
3) Rekapitulasi tentang pemasukan dan pemakaian bahan makanan.
4) Perhitungan harga rata – rata pemakaian bahan makanan per orang per
hari dalam satu kali putaran menu.
5) Pelaporan konduite rekanan harian/ tahunan.
6) Pencatatan tentang penggunaan bahan bakar per bulan.
e. Pencatatan dan Pelaporan Gizi di Ruang Rawat Inap
1) Buku catatan harian pasien tentang perkembangan diet, termasuk
catatan makanan sisa yang tidak dihabiskan.
2) Formulir permintaan makanan untuk pasien baru.
3) Formulir pembatan makanan untuk pasien pulang.
4) Formulir perubahan diet.
5) Formulir permintaan makan pagi, siang dan sore.
6) Laporan harian tentang kegiatan konsultasi/penyuluhan.
f. Pencatatan dan Pelaporan di Ruang Penyuluhan dan Konsultasi Gizi/
Poliklinik Gizi
1) Mencatat registrasi pasien yang baru datang (nama, diagnosa, jenis diet,
antropometri).
2) Membuat/mengisi leaflet sesuai standar dan penyakitnya.
3) Formulir anamnesis.
4) Formulir status pasien
5) Membuat laporan bulanan daftar pasien yang berkunjung ke poliklinik.
Semua laporan dikumpulkan, lalu dibuat rangkuman kemudian disampaikan
kepada Kepala Instalasi Gizi untuk dimanfaatkan, sesuai dengan apa yang
dibutuhkan oleh rumah sakit.

2. Pengawasan Standar Porsi


a. Untuk bahan makanan (padat) pengawasan porsi dilakukan dengan
penimbangan. b. Untuk bahan makanan yang cair atau setengah cair seperti seperti
susu, dan bumbu dipakai gelas ukur / liter matt, sendokukuran atau alat ukur
lain yang sudah
distandarisasi atau bila perlu ditimbang.
c. Untuk pemotongan bentuk bahan makanan yang sesuai untuk jenis hidangan,
dapat dipakai alat – alat pemotong atau dipotong menurut petunjuk.
d. Untuk memudahkan persiapan sayuran dapat diukur dengan kontainer / panci
yang standar dan bentuk sama.
e. Untuk mendapatkan porsi yang tetap (tidak berubah – ubah) harus digunakan
standar porsi dan standar resep.
3. Pengawasan harga
Dilakukan dengan cara :

a. Tetapkan policy/kebijakan keuangan yang ingin dicapai.


b. Buat format isian pelaksanaan pencatatan pelaporan yang bakui untuk
pengawasan
1) Pencatatan pemasukan, penerimaan bahan makanan, harian tiap putaran
menu, bulanan, triwulan dan tahunan.
2) Kalkulasi harga pemasukan bahan makanan, harga pemakaian bahan
makanan untuk setiap putaran menu, bulanan, triwulanan dan tahunan.
3) Perhitungan stock bahan makanan akhir bulan
4) Kumpulkan data klien harian, satu putaran menu, bulanan, triwulan dan
tahunan.
5) Biaya overhead (dalam hal ini penyusutan) dicatat harian, setiap putaran
menu, bulanan, triwulan dan tahunan.
c. Kalkulasi pemasukan dan pengeluaran bahan makanan berikut nilai rupiahnya
setiap saat dan pada periode tertentu yang telah ditentukan.
d. Hitung biaya per porsi atau biaya per orang per hari.
4. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya adalah suatu proses dimana pimpinan atau pengelola mencoba
mengatur bioaya guna mencegah pemborosan dari biaya yang dikeluarkan. Biaya
yang dimaksud adalah biaya makan.

a. Tujuan Pengendalian Biaya makanan


1) Menganalisis biaya yang direncanakan dibandingkan dengan harga yang
sesungguhnya digunakan untuk penyelenggaraan makanan.
2) Menilai harga penawaran bahan makanan.
3) Mencegah sisa bahan makanan yang tidak efesien.
4) Menyediakan data untuk laporan penyelenggaraan institusi.
5) Membandingkan dua atau lebih kegiatan pelaksanaan penyelenggaraan
makanan.
b. Cara Pengendalian Biaya makan
1) Kembangkan kebijakan keuangan bagi institusi.
2) Kembangkan pengendalian secara rutin.
3) Pengendalian pada pos kegiatan.
c. Kendala Dalam Pengendalian Biaya Makan
1) Banyak menggunakan bahan makanan yang mudah rusak.
2) Banyaknya volume kegiatan yang tidak dapat diperkirakan sehingga sulit
membuat perkiraan jumlah makanan (secara tepat) yang harus disiapkan.
3) Tidak stabilnya kondisi pasar sehingga dapat mempengaruhi harga bahan
makanan.
4) Banyaknya variasi makanan yang harus diproduksi.
d. Langkah – langkah dalam Proses Pengendalian
1) Membuat standar pelaksanaan
a) Standar kualitas adalah suatu mutu dari bahan jadi da pelayanan serta
jasa yang harus ditentukan atau dibuat patokan (tolak ukur).
b) Standar kuantitas adalah : ukuran berat, jumlah dan volume yang
diwujudkan dalam ukuran bentuk.
c) Standar biaya adalah harga taksiran dari suatu barang atau jasa yang
digunakan untuk mengukur biaya.
d) Standar prosedur, cara/teknik yang ditetapkam sebagai cara yang benar
untuk kegiatan sehari – hari dalam proses penyelenggaraan makanan.
2) Melatih tenaga penyelenggaraan makanan untuk mamahami dan
melaksanakan standar – standar yang ditetapkan.
3) Memonitor, melihat, mengukur, mengecek pelaksanaan yang dilakukan
kemudian membandingkan antara pelaksanaan kegiatan yang benar – benar
dilakukan dengan standar yang telah dibuat sebelumnya. Bila terjadi
penyimpangan – penyimpangan yang merupakan umpan balik yang harus
diperbaiki.
4) Menetapkan tindakan perbaikan / koreksi untuk mengatasi penyimpangan
dengan melaksanakan cara – cara yang telah disepakati bertdasarkan data
kegiatan terdahulu.
5. Pengendalian Biaya Tenaga / harga Tenaga
a. Tujuan
Untuk memaksimalkan efisiensi tenaga kerja secara berdaya guna sesuai dengan
standar kualitas dan pelayanan yang dilakukan, sehingga dapat tercapai tujuan
yang optimal.

b. Faktor yang Mempengaruhi Biaya


1) Tipe menu dan besarnya persiapan yang diperlukan.
2) Jenis pelayanan.
3) Jumlah hidangan yang disajikan tiap hari.
4) Jumlah dan jenis makanan yang dijual.
5) Peralatan yang digunakan.
6) Jumlah tenaga kerja.
c. Penghematan Penggunaan Tenaga
1) Menu yang disajikan harus sederhana dan spesifik.
2) Gunakan bahan makanan setengah jadi.
3) Buat standar performance dan produktivitasnya.
4) Perencanaan dan taksiran tenaga yang dibutuhkan.
5) Perencanaan staff harus tepat.
6) Jadwal harus ketat dan tepat.
7) Awasi kelebihan waktu.
8) Gunakan peralatan yang tepat dan cukup.
9) Sederhanakan setiap prosedur.
10) Latih tenaga kerja untuk meningkatkan performance.
11) Tanamkan disiplin pada pegawai.
12) Gunakan catatan dengan tepat.
13) Awasi pertukaran pegawai.
14) Lakukan reorganisasi bila perlu
15) Perbaiki lay – out fasilitas.
B. Pengendalian Mutu Eksternal
Pengendalian Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodic
oleh pihak lain di luar Instalasi Gizi yang bersangkutan untuk memantau dan
menilai penampilan suatu Instalasi Gizi dalam bidang pemeriksan tertentu. Kegiatan
pemantapan mutu eksternal ini sangat bermanfaat sebab dari evaluasi yang
diperoleh dapat menunjukan performance (penampilan) Instalasi Gizi dalam hal
pelayanan gizinya.

Peningkatan Mutu di Instalasi Gizi juga dilakukan dalam upaya peningkatan mutu
rumah sakit dengan mengukur indicator kerjanya.

Peningkatan Mutu Instalasi Gizi juga dilakukan untuk pemenuhan standar dari
Departemen Kesehatan dengan mengacu pada Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit.
Standar Pelayanan Minimal untuk Instalasi Gizi yaitu :

1. Ketepatan waktu penyajian makanan kepada pasien di ruang rawat inap.


2. Sisa makan pasien < 20% yang tidak termakan oleh pasien
3. Ketepatan pemberian diet pasien (Tidak adanya kesalahan dalam pemberian
diet). Selain indikator di atas Instalasi Gizi juga melaksanakan program untuk
pengendalian adalah

1. Kepuasan pasien di raung rawat inap


2. Uji/ Penilaian Cita rasa makan
3. Ketepatan waktu distribusi makanan di dapur
Dimana indikator kerja di atas selalu dilaksanakan, dipantau, dicatat dan dianalisis.
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan ini akan dievaluasi oleh Kepala Instalasi Gizi dibantu
oleh Penanggung Jawab Pelayanan Gizi Rawat Inap, Penanggung Jawab Pelayanan Gizi
Rawat Jalan dan Penanggung Jawab penyelenggaraan Makanan dengan ketentuan
sebagai berikut di bawah ini :
PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN GIZI
NO Kegiatan program Metode Alat Pelaksanaan Petugas Obyek Pengamatan
mutu /Penanggung
jawab

Monitoring Evaluasi

1. Uji/Penilaian Cita Uji Kuesioner Citarasa Setiap hari 6 bulan Koordinator Cita rasa makanan :
Rasa makanan Organoleptik makanan sekali/ 1 Produksi makanan pokok,
tahun 2 kali. Makanan lauk hewani 1 dan 2,
lauk nabati, sayur.

2. Indeks customer Observasional Kuesioner Survey Sesuai 6 bulan Koordinator 1. Citarasa makanan
satisfaction Kepuasan Pasien di jadwal sekali atau Pelayanan 2. Penampilan
Tanya Jawab/
Rawat Inap kegiatan satu tahun Rawat Inap makanan
Target > 75 % pasien wawancara
dua kali. 3. Kebersihan dan
merasa puas
kelengkapan alat
4. Waktu penyajian
5. Keramahan
pramusaji

46
3. Ketepatan waktu Observasional Kuesioner waktu Setiap hari 6 bulan Koordinator Jam pada saat
penyajian makan distribusi makanan sekali/ 1 Pelayanan penyajian makanan
Record/
sesuai dengan standart di dapur dan waktu tahun 2 kali. Rawat Inap pertama dan terakhir
Pencatatan
distribusi makan. penyajian di (makan pagi, snack
ruangan pagi, makan siang,
Target : > 90 % tepat
snack sore dan
waktu
makan sore)

4. Ketepatan pemberian Observasional Laporan kegiatan Setiap hari 6 bulan Koordinator Ketepatan pemberian
terapi diet dengan /pengkajian asuhan gizi ruang sekali/ 1 Pelayanan diet sesuai diagnosa
diagnosis medis. laporan asuhan rawat inap tahun dua Rawat Inap medis di bangsal
gizi di ruang kali. penyakit dalam
Target : 100% tepat.
rawat inao

5. Sisa makan pasien Observasional Kuesioner/Formulir Sesuai 6 bulan Koordinator Sisa makan :
Sisa Makan Pasien jadwal sekali/ 1 Pelayanan nasi/tim, lauk
Target : < 20 % Record/
kegiatan tahun dua Rawat Inap hewani dan nabati,
Pencatatan
kali sayur, buah

47
BAB IX
PENUTUP

Telah disusun Pedoman Gizi Rumah RS Azizah yang membahas tentang seluk
beluk pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi mulai dari standar ketenagaan (Sumber Daya
Manusia), standar fasilitas, tata laksana pelayanan, kegiatan logistik, keselamatan
pasien, keselamatan kerja dan pengendalian mutu dalam mewujudkan makanan yang
memenuhi syarat gizi dan berkualitas.

Pedoman pelayanan Instalasi Gizi merupakan acuan yang dipakai oleh karyawan
Instalasi Gizi dalam melaksanakan aktifitas pelayanan di Instalasi Gizi RS Azizah.
Pedoman ini juga dipersiapkan untuk pengelolaan pelayanan gizi / petugas gizi dalam
mengelola penyediaan makanan.

Dengan disusunnya pedoman pelayanan Instalasi Gizi diharapkan dapat membantu


pelaksanaan kegiatan/aktifitas pelayanan gizi RS Azizah, sehingga akan dapat
meningkatkan mutu pelayanan gizi di rumah sakit, dalam peningkatan profesionalisme.

Semoga pedoman pelayanan gizi ini bermanfaat.

Ditetapkan di : Metro

Pada Tanggal : 1 Juli 2020

DIREKTUR RS AZIZAH

dr. HL.TOBING,SP.OG

48
49

Anda mungkin juga menyukai