PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Terapi gizi yang menjadi salah satu faktor penunjang utama penyembuhan
tentunya harus diperhatikan agar pemberian tidak melebihi kemampuan organ
tubuh untuk melaksanakan fungsi metabolisme. Terapi gizi harus selalu
disesuaikan dengan perubahan fungsi organ tubuh untuk melaksanakan fungsi
metabolisme. Terapi gizi harus selalu disesuaikan seiring dengan perubahan
fungsi organ selama proses penyembuhan. Dengan kata lain, pemberian diet
pasien harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan klinis
dan hasil pemeriksaan laboratorium, baik pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Upaya peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat baik di dalam maupun
di luar rumah sakit, merupakan tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan,
terutama tenaga yang bergerak di bidang gizi.
Oleh karena itu pelayanan gizi di rumah sakit yang merupakan hak setiap
orang memerlukan adanya suatu pedoman agar diperoleh suatu hasil pelayanan
gizi yang bermutu. Pelayanan gizi yang bermutu di rumah sakit akan membantu
1
mempercepat proses kesembuhan pasien, yang berarti pula memperpendek lama
hari rawat inap sehingga dapat menghemat biaya pengobatan. Keuntungan lain,
jika pasien cepat sembuh dapat melakukan aktivitas dan kegiatan kembali secara
normal.
STANDAR KETENAGAAN
1. Tugas Pokok
Menyelenggarakan kegiatan pelayanan gizi sesuai dengan standar
yang ditetapkan melalui sumber daya yang tersedia secara efektif,
efisien, dan produktif dengan menggerakkan fungsi operasional
manajemen Instalasi Gizi
2. Fungsi
a. Shift Pagi
Yang bertugas 2 orang tenaga gizi yaitu pramu masak. Jam kerja
petugas shift subuh yaitu pukul 05.00 wib hingga pukul 12.00 wib
siang. Petugas shift pagi menyiapkan makan pagi pasien, dan snack
pagi,belanja bahan makanan untuk siang,sore dan besok pagi serta
snack pagi dan sore.
b. Shift Siang
Yang bertugas 2 tenaga kerja, jam kerja mulai dari pukul 11.00 wib
hingga pukul 19.00 WIB. Petugas shift siang bertugas menyiapkan
makan siang dan sore, serta snack sore pasien
2.2.2. Analisa SDM Gizi
1) Pengaturan jadwal dinas karyawan gizi dibuat bersama dan disetujui oleh
Kepala
Instalasi Gizi
2) Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan langsung direalisasikan
selama satu bulan
3) Untuk karyawan gizi yang memiliki keperluan penting dan tidak dapat jaga
pada hari tertentu dapat mengajukan permintaan tukar dinas /libur
dengan
kesepakatan karyawan lain dan disetujui kepalaa instalasi gizi dengan
ketentuan jika tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengaganggu
pelayanan, maka permintaan akan disetujui disesuaikan dengan kebutuhan yang
ada.
4) Jadwal dinas terbagi atas Dinas Pagi dan Dinas Siang.
BAB III
STANDAR FASILITAS
3.1.Denah Ruangan
3.2.Standar Fasilitas
Agar kegiatan penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi RS Azizah dapat berjalan
optimal, maka perlu didukung dengan sarana peratalatan dan perlengkapan yang
memadai baik untuk penyelenggaraan makanan dan konsultasi Gizi
16
1 SET WASHTABLE AIR PANAS +
DINGIN
8 PENYIMPANAN 2 UNIT LEMARI / RAK
ALAT SAJI TERTUTUP
9 RUANG GANTI 1 BUAH KIPAS ANGIN
PEGAWAI
1 UNIT RAK PEGAWAI
5 BUAH CELEMEK
9 KANTOR 1 BUAH MEJA TULIS
4 BUAH KURSI
1 BUAH KABEL TERMINAL
6 BUAH MAP GOBY
3 BUAH MAP SNEL
PLASTIK
1 BUAH TELEPON
RUANGAN
9 KAMAR MANDI 1 BUAH KOTAK SAMPAH
10 LAIN-LAIN 1 BUAH TIMBANGAN
INJAK DIGITAL
1 BUAH MICROTOICE
17
BAB IV
2) Latar Belakang
3) Pengertian
4) Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan gizi yang berorientasi kepada kepuasan pasien
2. Tujuan Khusus
18
3. Menyediakan makanan yang kualitasnya baik dan jumlah sesuai
kebutuhan serta pelayanan gizi yang layak dan memadai bagi
konsumen yang membutuhkan agar tercapai status kesehatan yang
optimal melalui
pemberian diit/ makanan yang tepat.
5) Sasaran
Sasaran penyelenggaraan makanan di RS Azizah adalah pasien. Standar
masukan/input sarana dan prasarana, tenaga kerja, metode yang dipakai serta
peralatan yang digunakan. Standar proses meliputi perencanaan menu,
perhitungan kebutuhan makanan, pemesanan dan penerimaan bahan makanan,
persiapan, pengolahan dan distribusi makanan/diit pasien. Standar output
meliputi diit pasien, kualitas dan kepuasan pasien
6) Bentuk Penyelenggaraan Makanan
Sistem penyelenggaraan makanan di RS Azizah menggunakan sistem
Sentralisasi.
7) Mekanisme Kerja Penyelenggaraan Makanan di RS Azizah
Langkah-langkah proses penyelenggaraan makanan di RS Azizah :
b. Tujuan
Tersedianya siklus menu 10 hari + 1.
c. Pelaksanaan
Penyusunan menu pasien direncanakan dan diganti secara periodik
yaitu setiap 1 (satu) tahun sekali menggunakan menu baru. Menu di
RS Azizah dibagi menjadi dua menu yaitu menu untuk pasien
VIP,Kelas I dan menu untuk pasien Kelas II dan III yang diberikan
disesuaikan dengan kondisi dan diit pasien.
b. Tujuan
o Mengetahui perkiraan jumlah pemakaian bahan makanan
o Mengetahui besarnya anggaran untuk pembelian bahan makanan
c. Pelaksanaan
Perhitungan kebutuhan bahan makanan pasien sesuai siklus menu
dan kebutuhan pasien
b. Tujuan
Tersedianya bahan makanan yang dibutuhkan sesuai dengan
pemesanan , standar bahan makanan yang ditetapkan.
c. Pelaksanaan
o Bahan makanan basah dibeli langsung dan terima setiap hari Pukul
08.00 – 09.00 WIB, dan diperiksa baik dari sisi kualitas maupun
kuantitasnya yang telah ditentukan.
o Bahan makanan kering seperti beras diterima 1-2 minggu sekali,
dan diperiksa baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya apakah
sesuai dengan pesanan maupun standar bahan makanan yang telah
ditentukan.
4. Melakukan penyimpanan bahan makanan
a. Pengertian
Adalah suatu tata cara menata, menyimpan dan memelihara keamanan
bahan makanan
b. Tujuan
Tersedianya bahan makanan yang dibutuhkan/siap pakai sesuai
dengan kualitas dan kuantitas dan terjaga sesuai standar atau
spesifikasi yang ditetapkan.
c. Pelaksanaan
1) Syarat ruang penyimpanan bahan makanan kering
o Harus ditempatkan secara teratur menurut macam bahan
makanan
o Menggunakan bahan yang diterima terlebih dahulu (FIFO :
First In First Out) dan (FEFO : First Expired First Out)
o Pemasukan dan pengeluaran bahan makanana tercatat dalam
kartu stok dan diteliti secara kontinyu
o Pengeluaran barang gudang oleh petugas / ahli gizi yang
bertanggung jawab.
o Semua bahan makanan ditempatkan dalam rak bertingkat
yang cukup kuat dan tidak menempel di dinding
o Suhu ruangan gudang harus kering, hendaknya berkisar antara
19 – 21° C
o Kelembapan ruangan 40% - 60%
o Jarak bahan akanan dengan lantai 15cm, dengan dinding 5cm,
dengan langit-langit 60cm
o Produk nutrisi enteral disimpan di ruang penyimpanan sesuai
rekomendasi pabrik
o Pembersihan gudang dilakukan setiap hari
2) Syarat ruang penyimpanan bahan makanan basah
o Harus ditempatkan secara teratur menurut macam bahan
makanan
o Suhu penyimpanan Freezer antar -23° C –(-18° C),
refrigerator dengan suhu 3° C - 5° C dan chiller dengan suhu
2° C- 5° C
o Pembersihan gudang dilakukan setiap hari
o Pencairan es dilakukan segera setelah terjadi pengerasan
5. Melakukan persiapan bahan makanan
a. Pengertian
Adalah kegiatan mempersiapkan bahan makanan yang akan diolah.
b. Tujuan
a) Mempersiapkan bahan-bahan makanan serta bumbu sebelum
dilakukan kegiatan pemasakan
b) Tersedianya bahan makanan yang siap diolah
c. Pelaksanan
Langkah-langkah persiapan bahan makanan dilakukan untuk
menjamin bahan makanan yang akan diolah, dibersihkan, dan
dipotong sesuai menu.
b. Tujuan
1) Mempertahankan nilai gizi bahan makanan
2) Mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi serta meningkatkan dan
mempertahankan warna, rasa, tekstur dan penampilan makanan
3) Tersedianya makanan yang bebas dari organisme dan zat
berbahaya bagi tubuh
c. Pelaksanaan
Bahan makanan yang sudah disiapkan sebelumnya kemudian diolah/
dimasak sesuai dengan menu hari itu
o Anak
a. Anak umur 0-5 tahun
Pengukuran berat badan menurut umur (BB/U)
bedasarkan grafik pertumbuhan anak WHO 2005.
4. Pencatatan pelaporan
Pencatatan pelaporan kegiatan asuhan gizi merupakan
bentuk pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan dan
komunikasi. Bentuk pencatatan dan pelaporan yang
digunakan dalam bentuk dokumentasi formulir asuhan gizi.
a. Tujuan
Memberikan pelayanan kepada klien/pasien rawat jalan atau kelompok dengan
membantu mencari solusi masalah gizinya melalui nasehat gizi mengenai
jumlah asupan makanan yang sesuai, jenis diit yang tepat, jadwal makan dan
cara makan.
b. Sasaran
Pasien dan keluarga
Kelompok pasien dengan masalah gizi yang sama
Individu pasien yang datang atau dirujuk
c. Mekanisme kegiatan
Pelayanan gizi rawat jalan meliputi kegiatan konseling individual seperti
pelayanan konseling gizi dan dietetik di unit rawat jalan yang meliputi rujukan
dari poli dalam, anak, bedah, obsgyn.
BAB V
LOGISTIK
Barang logistik adalah sarana berupa alat rumah tangga, alat tulis kantor, bahan
makanan, minyak, sabun, LPG dan alat habis pakai yang dibutuhkan sehari-hari untuk
meyelenggarakan kegiatan pelayanan gizi.
3. Pemesanan dan Pengadaan Alat rumah tangga, sabun,alat tulis kantor, LPG
Pemesanan alat rumah tangga, sabun, alat tulis kantor dan bahan habis pakai
lainnya dilakukan oleh petugas, yang dipesan kepada pihak pengadaan barang,
dengan memperhatikan stock minimal dan kebutuhan. Sedangkan pemesanan LPG
dilakukan tiap 7-10 hari sekali dengan memperhatikan jumlah tabung yang kosong.
Setelah barang diantar oleh petugas logistik, kemudian diperiksa untuk mengetahui
bila ada barang yang tidak ada, kurang atau berlebih. Selanjutnya disimpan pada
lemari atau tempat penyimpanan sesuai jenis barang.
6. Evaluasi / Pengendalian
Evaluasi / pengendalian dilakukan oleh petugas gudang. Pemasukan dan
pengeluaran barang, dilakukan dengan mengisi kartu stock. Berbagai pembukuan di
bagian penyimpanan bahan makanan harus segera diisi tanpa ditunda, diletakkan
pada tempatnya, serta diperiksa dan diteliti secara rutin. Stock opname dilakukan
setiap akhir bulan.
BAB VI KESELAMATAN
PASIEN
Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang mebuat asuhan pasien di rumah sakit
menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan sutau tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Dalam melaksanakan keselamatan pasien di Instalasi Gizi mengacu
pada Pedoman Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Tujuh langkah menuju keselamatan pasien di Instalasi Gizi adalah :
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan Pasien.Setiap petugas mampu berbicara ,
peduli dan berani melapor bila ada insiden. Laporan terbuka dan terjadi proses
pembelajaran serta pelaksanaan tindakan atau solusi yang tepat
2. Pimpin dan dukung staf anda
Di Instalasi Gizi ada penggerak (champion) yang memimpin pelaksaan keselamatan
pasien. Menumbuhkan sikap menghargai pelaporan insiden
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko
Meningkatkan kepedulian terhadap pasien, melakukan asesmen risiko dan
mengurangi atau memperkecil risiko tersebut
4. Kembangkan sistem pelaporan
Mendorong setiap petugas Instalasi Gizi untuk melaporkan setiap insiden dan
insiden yang telah dicegah tetapi tetap terjadi juga, sebagai bahan pelajaran yang
penting
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
Menghargai dan mendukung keterlibatan pasien dan keluarga bila telah terjadi
insiden. Apabila ada insiden prioritaskan pemberitahuan dan tunjukkan empati
kepada pasien dan keluarga
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan pasien
Mendorong staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan
mengapa kejadian itu timbul
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem Keselamatan Pasien
Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan
perubahan pada sistem pelayanan khususnya di Instalasi Gizi
Enam sasaran keselamatan pasien :
1. Ketepatan Identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwasapasai
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh
Penerapan 6 Sasaran Keselamatan Pasien di Instalasi Gizi
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
a. Perhatikan identitas pasien pada daftar permintaan makan pasien dan etiket
makanan / anfrah: nama, tanggal lahir, penyakit yang diderita dan jenis diet
yang dibutuhkan
b. Saat petugas gizi membagikan makanan kepada pasien: cocokkan identitas
pada etiket makan / anfrah dengan gelang pasien dengan menanyakan nama
dan tanggal lahir pasien agar tidak tertukar dengan pasien lain
2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Dilakukan saat :
a. Pelaporan adanya permintaan makan bagi pasien baru, adanya perubahan
atau pembatalan diet /pesanan makanan
b. Serah terima saat pergantian shift
c. Melakukan komunikasi lewat telpon
3. Pengurangan Risiko Infeksi terkait Pelayanan Kesehatan
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan
oleh petugas gizi adalah sebagai berikut :
a. Melakukan cuci tangan sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh rumah
sakit, saat :
1. Setelah tiba di rumah sakit
2. Masuk ruang dapur
3. Sebelum meninggalkan dapur
4. Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
5. Sebelum menyentuh makanan
6. Sesudah dari kamar mandi
7. Sebelum dan sesudah makan
8. Sebelum meninggalkan rumah sakit PMK 78/2013
b. Melakukan alat pelindung diri : alas kaki, seragam masak, celemek, masker,
tutup kepala, dan sarung tangan sesuai peraturan yang ditetapkan rumah
sakit
4. Pencegahan Pasien Jatuh
Tindakan pencegahan pasien jatuh yang dapat dilakukan petugas gizi adalah :
a. Pastikan kondisi pasien dalam keadaan aman
b. Bila pasien gelisah atau penurunan kesadaran pastikan pengaman tempat
tidur terpasang dengan baik dan roda tempat tidur terkunci dengan baik
c. Bantu pasien/keluarga/ pengunjung jika melihat cara berjalan pasien
mengalami kelainan, mempergunakan alat bantu
d. Pastikan lingkungan yang aman di sekitar Klinik/Poli Gizi
e. Dekatkan makanan pada tempat yang mudah dijangkau pasien.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Keselamatan kerja adalah segala upaya atau tindakan yang harus diterapkan
dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja
petugas ataupun kelalaian/kesengajaan.
B. Tujuan
Menurut Undang-Undang Keselamatan Kerja Tahun 1970, syarat-syarat
keselamatan kerja meliputi seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya, dengan
tujuan:
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran.
3. Mencegah, mengurangi bahaya ledakan.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian lain yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi perlindungan pada pekerja
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau
radiasi, suara dan getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik
fisik/psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
9. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
10. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
11. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
12. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang.
13. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
14. Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar muat, perlakuan, dan
penyimpanan barang.
15. Mencegah terkena aliran listrik.
16. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
C. Prinsip Keselamatan Kerja Pegawai Dalam Proses Penyelengaraan
Makanan
1. Pengendalian teknis mencakup :
a. Letak, bentuk dan konstruksi alat sesuai dengan kegiatan dan memenuhi
syarat yang telah ditentukan.
b. Ruangan dapur cukup luas, denah sesuai dengan arus kerja dan dapur
dibuat dari bahan-bahan konstruksi yang memenuhi syarat.
c. Perlengkapan alat kecil yang cukup disertai tempat penyimpanan yang
praktis.
d. Penerapan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat.
e. Tersedianya ruang istirahat untuk pegawai.
2. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggungjawab dan dan
terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh pegawai.
3. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan kerja dari
pegawai.
4. Volume kerja yang dibebankan hendaknya sesuai dengan jam kerja yang
telah ditetapkan. Pegawai diberi waktu istirahat setelah 3 sampai 4 jam
bekerja, karena kecelakaan kerja sering terjadi setelah pegawai bekerja lebih
dari 3 jam
5. Perawatan alat dilakukan secara kontinyu agar peralatan tetap dalam kondisi
yang layak pakai.
6. Adanya pendidikan megenai keselamatan kerja bagi pegawai.
7. Adanya fasilitas/peralatan pelindung dan peralatan pertolongan pertama yang
cukup.
8. Petunjuk penggunaan alat keselamatan kerja.
D. Prosedur Keselamatan Kerja di Ruang Penerimaan dan Penyimpanan
Bahan Makanan
Keamanan kerja di ruang ini terlaksana bila :
1. Menggunakan alat pembuka bungkus/wadah bahan makanan menurut cara
yang tepat dan jangan melakukan dan meletakkan posisi tangan pada tempat
ke arah bagian alat yang tajam (berbahaya).
2. Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan angkatlah dengan
alat pengangkut yang tersedia untuk barang tersebut.
3. Pergunakan tutup wadah/tutup panci yang sesuai dan hindari tumpahan
bahan.
4. Tidak diperkenankan merokok di ruang penerimaan dan penyimpanan bahan
makanan.
5. Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan/diperlukan.
6. Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan kemampuan
pegawai.
7. Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar yang dapat
membahayakan badan dan kualitas barang.
8. Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin di ruang penerimaan
dan penyimpanan.
E. Prosedur Keselamatan Kerja di Ruang Persiapan dan Pengolahan Makanan
Keamanan kerja di ruang ini terlaksana bila :
1. Menggunakan peralatan yang sesuai dengan cara yang baik, misalnya
menggunakan pisau, dan alat memasak yang tajam lainnya dengan baik dan
jangan bercakap-cakap selama menggunakan alat tersebut.
2. Tidak menggaruk, batuk selama mengerjakan/mengolah bahan makanan.
3. Menggunakan berbagai alat yang tersedia sesuai dengan petunjuk
pemakaiannya.
4. Bersihkan mesin menurut petunjuk dan matikan mesin sebelumnya.
5. Menggunakan serbet sesuai dengan macam dan peralatan yang akan
dibersihkan.
6. Berhati-hatilah bila membuka dan menutup, menyalakan atau mematikan
mesin, lampu, gas/listrik dan lain-lainnya.
7. Meneliti dulu semua peralatan sebelum digunakan.
8. Pada saat selesai menggunakannya, teliti kembali apakah semua alat sudah
dimatikan mesinnya.
9. Mengisi panci/wadah sesuai ukuran semestinya dan jangan melebihi porsi
yang ditetapkan
10. Tidak memuat kereta makan melebihi kapasitasnya.
11. Meletakkan alat menurut tempatnya dan diatur dengan rapi.
12. Bila ada alat pemanas perhatikan cara penggunaan dan pengisiannya.
13. Bila membawa air panas, tutuplah dengan rapat dan jangan mengisi terlalu
penuh.
14. Perhatikanlah bila membawa makanan pada baki, jangan sampai tertumpah
atau makanan tersebut tercampur.
15. Perhatikan posisi tangan sewaktu membuka dan mengeluarkan isi kaleng,
F. Prosedur Keselamatan Kerja di Ruang Pembagian Makanan
1. Tidak mengisi panci, alat makan pasien terlalu penuh.
2. Tidak mengisi kereta makan melebihi kapasitas kereta makan.
3. Meletakkan alat makan dengan teratur dan rapi.
4. Bila ada alat pemanas, perhatikan waktu menggunakannya.
5. Bila membawa air panas, tutuplah dengan rapat atau tidak mengisi tempat
tersebut sampai penuh.
G. Prosedur Keselamatan Kerja di Ruang Rawat Inap
1. Menggunakan peralatan yang bersih dan kering.
2. Menggunakan dengan baik peralatan sesuai dengan fungsinya.
3. Menggunakan alat pelindung kerja selama di dapur ruangan seperti celemek,
tutup kepala, dan lain-lainnya.
4. Tidak menggaruk, batuk selama menjamah makanan.
5. Menggunakan serbet sesuai dengan macam dan peralatan yang dibersihkan.
6. Berhati-hatilah dan teliti bila membuka dan menutup atau menyalakan dan
mematikan kompor, lampu, gas, listrik (misalnya blender, toaster).
7. Meneliti dulu semua peralatan sebelum digunakan.
8. Menata makanan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
9. Mengikuti petunjuk/prosedur kerja yang ditetapkan.
10. Sebelum mulai bekerja dan bila akan meninggalkan ruangan harus cuci
tangan dengan menggunakan sabun atau disinfektan.
11. Membersihkan/mencuci peralatan makan, kereta makan sesuai prosedur.
12. Membuang/membersihkan sisa makanan atau sampah segera setelah alat
makan selesai digunakan.
13. Tidak meninggalkan dapur ruangan sebelum yakin bahwa kompor, lampu,
gas, listrik sudah dimatikan dan kemudian pintu dapur harus ditinggalkan
dalam keadaan tertutup.
H. Alat Pelindung Kerja
1. Baju kerja, celemek dan tutup kepala terbuat dari bahan yang tidak panas,
tidak licin dan enak dipakai, sehingga tidak mengganggu gerak pegawai
sewaktu kerja.
2. Menggunakan sandal tertutup yang tidak licin bila berada di lingkungan dapur
(jangan menggunakan sepatu yang berhak tinggi).
3. Menggunakan cempal/serbet pada tempatnya.
4. Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih dan
jumlah yang cukup, sabun dan tissu pengering.
5. Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik di tempat yang mudah
di jangkau.
6. Tersedia alat/obat P3K.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu pelayanan gizi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk
menjamin ketelitian dan ketepatan produk instalasi gizi yang dihasilkan.
Bentuk – bentuk pengawasan dan pengendalian yang ada di Instalasi Pelayanan Gizi
adalah
Peningkatan Mutu di Instalasi Gizi juga dilakukan dalam upaya peningkatan mutu
rumah sakit dengan mengukur indicator kerjanya.
Peningkatan Mutu Instalasi Gizi juga dilakukan untuk pemenuhan standar dari
Departemen Kesehatan dengan mengacu pada Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit.
Standar Pelayanan Minimal untuk Instalasi Gizi yaitu :
Monitoring Evaluasi
1. Uji/Penilaian Cita Uji Kuesioner Citarasa Setiap hari 6 bulan Koordinator Cita rasa makanan :
Rasa makanan Organoleptik makanan sekali/ 1 Produksi makanan pokok,
tahun 2 kali. Makanan lauk hewani 1 dan 2,
lauk nabati, sayur.
2. Indeks customer Observasional Kuesioner Survey Sesuai 6 bulan Koordinator 1. Citarasa makanan
satisfaction Kepuasan Pasien di jadwal sekali atau Pelayanan 2. Penampilan
Tanya Jawab/
Rawat Inap kegiatan satu tahun Rawat Inap makanan
Target > 75 % pasien wawancara
dua kali. 3. Kebersihan dan
merasa puas
kelengkapan alat
4. Waktu penyajian
5. Keramahan
pramusaji
46
3. Ketepatan waktu Observasional Kuesioner waktu Setiap hari 6 bulan Koordinator Jam pada saat
penyajian makan distribusi makanan sekali/ 1 Pelayanan penyajian makanan
Record/
sesuai dengan standart di dapur dan waktu tahun 2 kali. Rawat Inap pertama dan terakhir
Pencatatan
distribusi makan. penyajian di (makan pagi, snack
ruangan pagi, makan siang,
Target : > 90 % tepat
snack sore dan
waktu
makan sore)
4. Ketepatan pemberian Observasional Laporan kegiatan Setiap hari 6 bulan Koordinator Ketepatan pemberian
terapi diet dengan /pengkajian asuhan gizi ruang sekali/ 1 Pelayanan diet sesuai diagnosa
diagnosis medis. laporan asuhan rawat inap tahun dua Rawat Inap medis di bangsal
gizi di ruang kali. penyakit dalam
Target : 100% tepat.
rawat inao
5. Sisa makan pasien Observasional Kuesioner/Formulir Sesuai 6 bulan Koordinator Sisa makan :
Sisa Makan Pasien jadwal sekali/ 1 Pelayanan nasi/tim, lauk
Target : < 20 % Record/
kegiatan tahun dua Rawat Inap hewani dan nabati,
Pencatatan
kali sayur, buah
47
BAB IX
PENUTUP
Telah disusun Pedoman Gizi Rumah RS Azizah yang membahas tentang seluk
beluk pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi mulai dari standar ketenagaan (Sumber Daya
Manusia), standar fasilitas, tata laksana pelayanan, kegiatan logistik, keselamatan
pasien, keselamatan kerja dan pengendalian mutu dalam mewujudkan makanan yang
memenuhi syarat gizi dan berkualitas.
Pedoman pelayanan Instalasi Gizi merupakan acuan yang dipakai oleh karyawan
Instalasi Gizi dalam melaksanakan aktifitas pelayanan di Instalasi Gizi RS Azizah.
Pedoman ini juga dipersiapkan untuk pengelolaan pelayanan gizi / petugas gizi dalam
mengelola penyediaan makanan.
Ditetapkan di : Metro
DIREKTUR RS AZIZAH
dr. HL.TOBING,SP.OG
48
49