Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

TAHUN 2021
Jl Hanafiah No 64/75 Kelurahan Imopuro, Metro Pusat, Kota Metro
Telp (+6725) 7852222 Fax (+6725) 7852222
Email : rumahsakitazizah@gmail.com
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AZIZAH

NOMOR: /SK-DIR/RSA/VIII/2021

TENTANG

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA


RUMAH SAKIT AZIZAH

DIREKTUR RUMAH SAKIT AZIZAH


Menimbang : a. bahwa untuk mendukung kualitas pemberian pelayanan kesehatan
yang bermutu di Rumah sakit Azizah dipandang perlu bagi setiap
petugas untuk memahami hak dan kewajiban pasien;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud pada
point A, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah sakit
Azizah.
Mengingat 1. Permenkes No. 4 Tahun 2018
2. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang Undang Nomor 69 tahun 2014 tentang Rumah Sakit
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Kesatu KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AZIZAH TENTANG
PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA
Kedua Peraturan Direktur Rumah sakit Azizah tentang Panduan Hak Pasien dan
Keluarga.
Ketiga Pasien memahami apa saja hak dan kewajiban pasien sebagaimana
tercantum dalam lampiran, dan merupakan bagian yang tidak dapat
terpisahkan dari surat keputusan ini

Keempat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya. Apabila dikemudian


hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan ditinjau kembali
dan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Metro
Pada tanggal : 01 Agustus 2021
Direktur,

dr. HL.Tobing,Sp.OG
NIK. RSA.001.11.16
DAFTAR ISI

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR........................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................................iv

LAMPIRAN................................................................................................................................1

BAB I PENGERTIAN.................................................................................................1

BAB II RUANG LINGKUP........................................................................................4

BAB III KEBIJAKAN.................................................................................................5

BAB IV TATA LAKSANA...........................................................................................6

BAB V DOKUMENTASI...........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................14
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT AZIZAH
No:
RUMAH SAKIT AZIZAH
TENTANG
PANDUAN HAK PASIEN DAN
KELUARGA

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

BAB I
PENGERTIAN

A. Pengertian
1. Hak
Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu dimana seseorang berhak atas kekuasaan
merupakan kebutuhan pribadinya dan hak-hak istimewa yang berupa tuntutan yang sesuai
berdasarkan keadilan, moralitas atau legalitas Kewajiban adalah sesuatu yang harus
dilakukan dan tidak boleh bila tidak dilaksanakan.

2. Kewajiban
Kewajiban adalah tanggung jawab seseorang untuk melakukan sesuatu yang memang
harus dilakukan, agar dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan haknya.
Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila hak dilaksanakan,
tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.

B. Hak dan Kewajiban Pasien


Setiap pasien adalah unik, dengan kebutuhan, kekuatan, budaya dan kepercayaan masing-
masing. Rumah sakit membangun kepercayaan dan komunikasi terbuka dengan pasien untuk
memahami dan melindungi nilai budaya, prikososial serta nilai spiritual pasien.
Hasil pelayanan pasien akan meningkat/bertambah baik bila pasien dan keluarga atau mereka
yang berhak mengambil keputusan diikutsertakan dalam keputusan pelayanan dan proses

1
dengan cara yang sesuai dengan budaya. Rumah sakit memiliki peran penting dalam
menghormati dan melindungi hak pasien dan keluarga tersebut, untuk meningkatkan hak
pasien dan keluarga maka rumah sakit perlu adanya pemahaman tentang hak – hak pasien dan
keluarga.
1. Berikut adalah hak pasien berdasarkan Permenkes No 4 Tahun 2018 Tentang
Rumah Sakit:
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional.
e. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian
fisik dan materi.
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
g. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit.
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit.
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya.
j. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak mengganggu pasien lainnya
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah
Sakit
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya

2
q. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana
r. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan.

2. Kewajiban Pasien berdasarkan Undang undang No 69 Tahun 2014 Tentang Rumah Sakit
adalah sebagai berikut:
a. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
b. Menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara bertanggung jawab
c. Menghormati hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan serta
petugas lainnya yang bekerja di Rumah Sakit
d. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai dengan kemampuan dan
pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
e. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan yang
dimilikinya
f. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit
dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
g. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana terapi
yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan atau tidak mematuhi petunjuk yang
diberikan oleh tenaga kesehatan untuk penyembuhan penyakit atau masalah
kesehatannya
h. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima

3
BAB II
RUANG LINGKUP

Untuk menciptakan rumah sakit yang dapat menghormati dan melindungi hak dan kewajiban
pasien maka para pemimpin rumah sakit bekerjasama untuk melindungi dan mengedepankan hak
pasien dan keluarga, sehingga ruang lingkup dari panduan ini adalah di seluruh staff rumah sakit
yang melakukan pelayanan langsung kepada pasien maupun tidak langsung. Staff harus
memahami kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hak pasien dan dapat menjelaskan
tanggung jawab mereka dalam melindungi hak pasien.

Selain itu, timbulnya hubungan hukum antara dokter dan pasien, semakin meningkatnya peranan
hukum dalam pelayanan kesehatan, yang antara lain disebabkan karena meningkatnya tingkat
pendidikan, kesadaran masyarakat akan kebutuhan kesehatan, maka akan meningkat pula
perhatian masyarakat tentang hak-haknya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang baik dan
bermutu dengan pelayanan yang lebih luas dan mendalam. Adanya spesialisasi dan pembagian
kerja akan membuat pelayanan kesehatan lebih merupakan kerjasama dengan
pertanggungjawaban diantara sesama pemberi bantuan, dan pertanggungjawaban terhadap
pasien.

4
BAB III
KEBIJAKAN

1. Permenkes No. 4 Tahun 2018


2. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang Undang Nomor 69 tahun 2014 tentang Rumah Sakit

5
BAB IV
TATA LAKSANA

A. Identifikasi, Melindungi dan Meningkatkan Hak Pasien


1. Petugas rumah sakit melakukan identifikasi terhadap setiap pasien yang datang ke rumah
sakit mengenai kebutuhan hak privasinya.
2. Bagi pasien rawat inap, maka hasil identifikasi atau kebutuhan privasi yang diharapkan
pasien ditulis pada rekam medis sebagai bukti bahwa petugas telah mengetahui kebutuhan
privasi dari pasien tersebut untuk dipenuhi.
3. Bagi pasien rawat jalan, petugas langsung melaksanakan kebutuhan yang diinginkan
pasien tersebut.
4. Petugas menginformasikan kepada petugas lain ketika operan jaga shift sehingga petugas
lain dapat melakukan hal yang sama, yaitu melindungi dan memenuhi kebutuhan privasi
pasien.

B. Penyampaian Informasi Hak dan Kewajiban Pasien


Sudah seharusnya dalam beberapa situasi rumah sakit menghormati hak pasien dan
keluarganya, untuk mendapatkan hak istimewa dalam menentukan informasi apa saja yang
berhubungan dengan pelayanan yang boleh disampaikan kepada keluarga atau pihak lain.
Informasi secara tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien diberikan kepada setiap
pasien. Pernyataan tentang hak dan tanggung jawab pasien juga ditempel atau bisa diperoleh
dari staff rumah sakit pada setiap saat. Berikut beberapa cara penyampaian hak dan kewajiban
pasien kepada pasien dan keluarganya:
1. Penyampaian informasi pada pasien rawat jalan
Rumah sakit menyediakan informasi hak dan kewajiban pasien melalui poster, leaflet dan
media internet sehingga mudah terbaca oleh pasien
2. Penyampaian informasi pada pasien rawat inap
Rumah sakit akan memberikan layanan penyampaian informasi hak dan kewajiban pasien,
dimana petugas akan mendatangi ruang rawat pasien sesaat setelah pasien berada di ruang
rawat sebelum melakukan tindakan keperawatan terhadap pasien.

6
Selain itu, rumah sakit mempunyai prosedur untuk menjelaskan kepada pasien tentang hak
dan tanggung jawabnya bila komunikasi secara tertulis tidak efektif dan tidak sesuai yaitu
dengan lisan langsung kepada pasien dan atau keluarga.
Dalam situasi tertentu, ada beberapa hal yang perlu dibatasi terkait hak pasien. Misal
mengenai informasi diagnosa pasien bahwa diagnosa hanya dapat diketahui oleh pasien,
namun dalam waktu tertentu hal tersebut dapat berbalik bahwa diagnosa harus diketahui
keluarga.

Waktu tertentu yang dimaksud adalah ketika pasien tidak berkompeten dalam menerima
informasi terkait penyakitnya.
Beberapa keadaan pasien yang tidak berkompeten adalah sebagai berikut:

1. Pasien usia anak – anak


Anak-anak dianggap tak mampu memberikan keputusan karena sejumlah alasan, seperti
ketidakdewasaan mereka, kesulitan untuk memahami tindakan kedokteran, atau dampak
dari kondisi mereka
2. Pasien tidak sadar diri
Pasien yang tidak sadar atau yang sering kita sebut dengan koma, dengan gangguan
kesadaran merupakan suatu proses kerusakan fungsi otak yang berat dan dapat
membahayakan kehidupan. Pada proses ini susunan saraf  pusat terganggu fungsi
utamanya mempertahankan kesadaran. Gangguan kesadaran ini dapat disebabkan oleh
beragam penyebab, yaitu baik primer intrakranial ataupun ekstrakranial, yang
mengakibatkan kerusakan struktural/metabolik di tingkat korteks serebri, batang otak
keduanya sehingga pasien tidak sanggup dalam menerima informasi apapun.
3. Pasien Sakit Jiwa
Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan
pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan diri
dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan. Pengertian seseorang
tentang penyakit gangguan jiwa berasal dari apa yang diyakini sebagai faktor
penyebabnya yang berhubungan dengan biopsikososial.
Berikut beberapa hal yang diinformasikan oleh dokter kepada pasien :
1. Penjelasan penyakit, penyebab, tanda dan gejala.
2. Hasil pemeriksaan

7
3. Tindakan medis
4. Perkiraan hari rawat
5. Komplikasi yang mungkin terjadi.
Secara umum informasi terkait pasien adalah bersifat rahasia, namun pada dasarnya
terdapat dua katagori informasi yang bersumber dari rekam medis, yaitu :
1. Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan
Informasi dari rekam medis yang mengandung nilai kerahasiaan adalah laporan atau
catatan yang terdapat dalam rekam medis berupa hasil pemeriksaan, pengobatan,
observasi atau wawancara dengan pasien.
Jika terdapat pihak lain meminta informasi dari rekam medis pasien, maka perlu adaya
surat kuasa dari pasien dan surat permohonan keterangan rekam medis dengan tangan
diatas materai.
2. Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan
Jenis informasi yang tidak bernilai rahasia dari rekam medis adalah identitas pasien,
namun identitas pasien dapat berubah menjadi rahasia apabila pasien tidak mengijinkan
identitasnya diketahui oleh orang lain.
Jika terdapat pihak lain meminta informasi tersebut, maka petugas rumah sakit perlu
menanyakan maksud dan tujuannya.
3. Penyampaian informasi tentang kondisi medis dan diagnosis pasti
Penyampaian informasi terkait kondisi medis pasien merupakan salah satu hak pasien
yang harus dihormati dan dilakukan oleh rumah sakit. Penyampaian informasi tersebut
diharapkan dengan cara dan bahasa yang dapat dimengerti. Proses pemberitahuan
tersebut dilakukan oleh petugas kepada pasien dan atau keluarga meliputi:
a. Kondisi medis dan diagnosis, rencana pelayanan dan pengobatan akan disampaikan
oleh dokter. Informasi ini sangat penting disampikan dengan tujuan agar pasien dan
keluarganya memahami bagaimana dan kapan mereka akan dijelaskan tentang
kondisi medis dan diagnosis pasti. Selain itu, pasien dan keluarganya memahami
bagaimana dan kapan mereka akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan
pengobatannya.
Pasien akan diberitahu tentang hasil dari pelayanan dan pengobatan oleh Dokter.
Pemberitahuan mengenai diagnosis pasti (bila perlu) akan disampaikan juga oleh
Dokter ketika pasien sudah dilakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang dan pemeriksaan lainnya.

8
b. Keterlibatan Pasien dan atau keluarga dalam persetujuan tindakan
Hal ini penting disampaikan kepada pasien dan atau keluarga ditujukan agar pasien
dan keluarganya memahami kapan persetujuan akan diminta dan proses bagaimana
cara memberikannya. Terkait persetujuan tindakan, diharapkan pasien dan atau
keluarga terlibat dalam pengambilan keputusan pelayanan karena partisipasi pasien
dan keluarga sangat dibutuhkan demi terjadinya pelayanan yang sesuai dan
dibutuhkan. Selain itu, pasien dan keluarganya memahami hak mereka untuk
berpartisipasi dalam keputusan pelayanannya, bila mereka menghendakinya.
4. Keterlibatan Keluarga Pasien Dalam Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan, terlebih dahulu petugas harus menerangkan dengan
jelas tentang usulan pengobatan atau tindakan kepada pasien dan bila perlu kepada
keluarga meliputi ;
a. Kondisi Pasien
b. Usulan pengobatan
c. Nama individu yang memberikan pengobatan
d. Potensi manfaat dan kekurangannya
e. Kemungkinan alternated
f. Kemungkinan keberhasilan
g. Kemungkinana timbulnya masalah selama masa pemulihan
h. Kemungkinan yang terjadi apabila tidak diobati
Dari semua yang dijelaskan oleh petugas, diharapkan pasien dapat mengambil
keputusan. Namun, ketika pasien tidak mampu dalam mengambil keputusan maka
keluarga berhak membantu atau ikut mengambil keputusan atas tindakan yang akan
dilakukan.
Berikut ketentuan dalam pengambilan keputusan :
a. Pengaturan persetujuan atau penolakan tindakan medis harus dalam bentuk kebijakan
dan prosedur (Standard Operating Procedure) dan ditetapkan tertulis oleh pimpinan
rumah sakit.
b. Memperoleh informasi dan penjelasan merupakan hak pasien dan sebaliknya
memberikan informasi dan penjelasan adalah kewajiban dokter.
c. Isi informasi dan penjelasan yang harus diberikan. Berdasarkan Pasal 45 UU Praktik
Kedokteran memberikan batasan minimal informasi yang selayaknya diberikan
kepada pasien, yaitu :

9
1) Diagnosis dan tata cara tindakan medis
2) Tujuan tindakan medis yang dilakukan
3) Alternatif tindakan lain dan risikonya
4) Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
5) Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
Dengan mengacu kepada kepustakaan, KKI melalui buku manual ini memberikan 12
kunci informasi yang sebaiknya diberikan kepada pasien :
1) Diagnosis dan prognosis secara rinci dan juga prognosis apabila tidak diobati
2) Ketidakpastian tentang diagnosis (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
termasuk pilihan pemeriksaan lanjutan sebelum dilakukan pengobatan
3) Pilihan pengobatan atau penatalaksanaan terhadap kondisi kesehatannya, termasuk
pilihan untuk tidak diobati
4) Tujuan dari rencana pemeriksaan atau pengobatan; rincian dari prosedur atau
pengobatan yang dilaksanakan, termasuk tindakan subsider seperti penanganan
nyeri, bagaimana pasien seharusnya mempersiapkan diri, rincian apa yang akan
dialami pasien selama dan sesudah tindakan, termasuk efek samping yang biasa
terjadi dan yang serius
5) Untuk setiap pilihan tindakan, diperlukan keterangan tentang
kelebihan/keuntungan dan tingkat kemungkinan keberhasilannya, dan diskusi
tentang kemungkinan risiko yang serius atau sering terjadi, dan perubahan gaya
hidup sebagai akibat dari tindakan tersebut
6) Nyatakan bila rencana pengobatan tersebut adalah upaya yang masih
eksperimental
7) Bagaimana dan kapan kondisi pasien dan akibat sampingannya akan dimonitor
atau dinilai kembali
8) Nama dokter yang bertanggungjawab secara keseluruhan untuk pengobatan
tersebut, serta bila mungkin nama-nama anggota tim lainnya
9) Bila melibatkan dokter yang sedang mengikuti pelatihan atau pendidikan, maka
sebaiknya dijelaskan peranannya di dalam rangkaian tindakan yang akan
dilakukan
10) Mengingatkan kembali bahwa pasien dapat mengubah pendapatnya setiap
waktu. Bila hal itu dilakukan maka pasien bertanggungjawab penuh atas
konsekuensi pembatalan tersebut.

10
11) Mengingatkan bahwa pasien berhak memperoleh pendapat kedua dari dokter
lain
12) Bila memungkinkan, juga diberitahu tentang perincian biaya.
d. Penyampain Informasi
Saat penyampaian informasi, diharapkan pemberi informasi dapat
mempertimbangkan hal-hal di bawah ini:
1) Informasi diberikan dalam konteks nilai, budaya dan latar belakang mereka.
Sehingga menghadirkan seorang interpreter mungkin merupakan suatu sikap yang
penting, baik dia seorang profesional ataukah salah seorang anggota keluarga.
Ingat bahwa dibutuhkan persetujuan pasien terlebih dahulu dalam
mengikutsertakan interpreter bila hal yang akan didiskusikan merupakan hal yang
bersifat pribadi.
2) Dapat menggunakan alat bantu, seperti leaflet atau bentuk publikasi lain apabila
hal itu dapat membantu memberikan informasi yang bersifat rinci. Pastikan bahwa
alat bantu tersebut sudah berdasarkan informasi yang terakhir. Misalnya, sebuah
leaflet yang menjelaskan tentang prosedur yang umum. Leaflet tersebut akan
membuat jelas kepada pasien karena dapat ia bawa pulang dan digunakan untuk
berpikir lebih lanjut, tetapi jangan sampai mengakibatkan tidak ada diskusi.
3) Apabila dapat membantu, tawarkan kepada pasien untuk membawa keluarga atau
teman dalam diskusi atau membuat rekaman dengan tape recorder
4) Memastikan bahwa informasi yang membuat pasien tertekan (distress) agar
diberikan dengan cara yang sensitif dan empati. Rujuk mereka untuk konseling
bila diperlukan
5) Mengikutsertakan salah satu anggota tim pelayanan kesehatan dalam diskusi,
misalnya perawat, baik untuk memberikan dukungan kepada pasien maupun
untuk turut membantu memberikan penjelasan
6) Menjawab semua pertanyaan pasien dengan benar dan jelas.
7) Memberikan cukup waktu bagi pasien untuk memahami informasi yang diberikan,
dan kesempatan bertanya tentang hal-hal yang bersifat klarifikasi, sebelum
kemudian diminta membuat keputusan
5. Dukungan rumah sakit terhadap hak pasien
Dukungan rumah sakit terhadap hak pasien dan keluarganya merupakan hal penting
diperhatikan, karena rumah sakit merupakan tempat yang diharapkan dapat

11
menyembuhkan pasien dari sakit dan tempat perlindungan pasien disaat pasien
menjalani perawatan di rumah sakit. Berkaitan dengan hal tersebut, RS AZIZAH
METRO memiliki beberapa panduan terkait tentang hak pasien dan keluarga, terutama
mengenai perlindungan yang diberikan rumah sakit kepada pasien yaitu :
a. Panduan Pelayanan Kebutuhan Privasi Pasien
b. Panduan Perlindungan Pasien Terhadap Kekerasan Fisik
1) Panduan Penolakan Pasien Terhadap Tindakan Resusitasi
2) Panduan Pengelolaan Keluhan di Rumah Sakit
3) Panduan Pelayanan Kerohanian
4) Panduan Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent
Dari beberapa panduan tersebut diatas, masing – masing panduan membahas lebih
rinci mengenai hak pasien sehingga panduan tersebut bisa dijadikan sebagai acuan
oleh rumah sakit dalam menghormati dan melindungi hak pasien dan keluarga.
Selain dari panduan tersebut, dukungan didapat dari seluruh sikap petugas rumah
sakit, yaitu pada sikap petugas dimana setiap petugas harus bersikap sopan dan
ramah kepada pasien dan pengunjung. Hal tersebut berkaitan dengan salah satu hak
pasien bahwa pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan
tanpa diskriminasi. Selain itu petugas juga tidak menertawakan dan aau menjadikan
informasi medis pasien sebagai bahan obrolan yang tidak penting.
Selanjutnya, yaitu dukungan rumah sakit terhadap hak pasien dimana pasien dapat
memilih dokter sebagai dokter yang merawat atas dirinya. Pasien yang datang ke
rumah sakit untuk rawat inap berhak memilih dokter sebagai dokter yang merawat
dirinya, sehingga rumah sakit perlu adanya pelayanan yang memberikan kesempatan
pasien untuk memilih dokter. Layanan tersebut dilakukan di sub unit yang
bersangkutan dimana pasien dinyatakan rawat inap, yaitu IGD, Poli, dan VK. Nama
dokter yang sudah dipilih oleh pasien di tulis pada lembar persetujuan rawat inap.

12
BAB V
DOKUMENTASI

Dokumentasi perlindungan hak pasien dan keluarga adalah:


1. Formulir hak pasien dan keluarga dalam formulir General Consent
2. Formulir permintaan rohaniawan
3. Formulir permintaan menyimpan harta benda
4. Formulir permintaan privasi.
5. Formulir pemberian informasi tindakan kedokteran (Formulir persetujuan atau
menolak tindakan kedokteran)
6. Formulir DNR

13
DAFTAR PUSTAKA

Arlanwindiantara. 2012. Kewajiban warga Negara Indonesia


(http://arlanwidiantara.blogspot.com/2012/03/kewajiban-warga-negara-indonesia.html,
diakses tanggal 27 Agustus 2013)
KARS. 2012. Standar Akreditas Rumah Sakit. Kitab Undang Undang Hukum Perdata. Buku
Ketiga Perikatan
Milalanasution.wordpress.com. 2013 Pengertian hak dan kewajiban Negara
(http://milalanasution.wordpress.com/2013/04/22/pengertian-hak-kewajiban-dan-
warga-negara/, diakses tanggal 27 Agustus 2013)
Nasution rio. 2011. Hubungan Dokter dan pasien. (http://rio-nasution.blogspot.com/
2011/12/hubungan-dokter-dan-pasien.html, diakses tanggal 08 Mei 2013)
Republik Indonesia. 1999. Undang Undang No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
Sekretariat Negara. Jakarta
Republik Indonesia. 2009. Undang Undang No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
Sekretariat Negara. Jakarta

14

Anda mungkin juga menyukai