Jl. Raya Serang Cilegon KM 3 Ruko Legok Sukmajaya No 5A1 Serang Banten 42127
Telp/Fax : (0254) 228005/205906
HP/WA : 0878089082560
E-mail : bonamedika.grup@gmail.com
KEPUTUSAN
PIMPINAN KLINIK BONA MEDIKA
Nomor : ………………………….
TENTANG
INVENTARISASI, PENGELOLAAN, PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN BAHAN BERBAHAYA
Menimbang : a. Bahwa bahan karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi
menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan property
dan atau lingkungan perlu dilakukan kegiatan yang mencangkup
pencatatan atau pendaftaran, penyimpanan, pengumpulan,
pemanfaatan, penggunaan serta pengolahan bahan.
b. Bahwa sehubungan butir a tersebut di atas maka perlu menetapkan
surat keputusan Pimpinan Klinik tentang Pemantauan, Pemeliharaan
dan Perbaikan sarana dan peralatan.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN PENANGGUNG JAWAB KLINIK TENTANG
INVENTARISASI, PENGELOLAAN, PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
BAHAN BERBAHAYA KLINIK BONA MEDIKA
Kesatu : Setiap Unit pelayanan ysng menggunakan bahan berbahaya diwajibkan
untuk menginventarisi, mengelola, menyimpan dan menggunakan bahan
berbahaya sesuai dengan standar operasional prosedur yang ditetapkan
Kedua : Kegiatan yang mencangkup pencatatan atau pendaftaran, peyimpanan,
pengumpulan, pemanfaatan/penggunaan, pengolahan bahan berbahaya
yang ada di Klinik di monitoring langsung oleh Petugas harian dan
Penanggung Jawab B3 berdasarkan inventarisir yang dilakukan oleh
pengelola barang
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari terjadi kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Serang
Pada tanggal : 2 Januari 2019
Pimpinan Klinik Bona Medika
PANDUAN
INVENTARISASI, PENGELOLAAN PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN BAHAN BERBAHAYA
DI KLINIK BONA MEDIKA
BAB I
DEFINISI
1. Lingkungan Klinik Bona Medika adalah semua area didalam dan diluar gedung yang
merupakan tempat kegiatan dan aktifitas Klinik Bona Medika.
2. Tempat pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan yang dilakukan Pemerintah dan masyarakat, seperti rumah sakit, Puskesmas,
praktik dokter, praktik bidan, toko obat atau apotek, pedagang farmasi, pabrik obat dan bahan
obat, laboratorium, dan tempat kesehatan lainnya, antara lain pusat dan/atau balai
pengobatan, rumah bersalin, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA).
3. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan yang
karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup,kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lainnya;
4. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan,menggunakan dan atau membuang B3
5. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan kuantitas
B3 danatau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan manusia,
dan makhluk hidup lainnya;
6. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam suatu
wadah danatau kemasan, menutup dan atau menyegelnya;
7. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.
8. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3.
9. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan sarana angkutan;
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup manajemen ini meliputi Ruang Lingkup Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) serta Ruang lingkup sarana kerja, sebagai
tempat pelaksanaan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (LB3).
1. Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun mencakup panduan tentang :
Identifikasi B3
Pengadaan B3
Penyimpanan B3
Penanganan tumpahan B3
Penanganan terpapar B3 pada kulit
Penanganan terpapar B3 pada mata
Pemasangan simbol dan label B3
Pembuangan limbah B3
2. Ruang lingkup Sarana Kerja/Tempat Pelaksanaan Panduan Pengelolaan B3 dan Limbah B3.
Ruangan-ruangan antara lain :
Ruang Obat
Ruang Tindakan
Poli Dokter Gigi
BAB III
TATA LAKSANA
Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah Panduan Pengelolaan Bahan Berbahaya
Dan Beracun (B3) serta Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun meliputi tata laksana kelola yang terdiri
dari fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Identifikasi B3
2. Pengadaan B3,
3. Penyimpanan dan Penyaluran B3,
4. Penggunaan B3
5. Penanganan tumpahan B3 dan penanggulangan terpapar B3
6. Pemasangan simbol dan label B3
7. Pembuangan limbah B3
8. Pemantauan,
9. Evaluasi dan pelaporan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Identifikasi B3
A. Tata laksana mengidentifikasi atau inventarisasi bahan berbahaya dan beracun dengan
melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah termasuk dalam daftar atau golongan B3
sebagai lampiran Peraturan Pemerintah No. 74 / Tahun 2001, sebagai berikut:
a. mudah meledak (explosive);
b. pengoksidasi (oxidizing);
c. sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
d. sangat mudah menyala (highly flammable);
e. mudah menyala (flammable);
f. amat sangat beracun (extremely toxic);
g. sangat beracun (highly toxic);
h. beracun (moderately toxic);
i. berbahaya (harmful);
j. korosif (corrosive);
k. bersifat iritasi (irritant);
l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
m. karsinogenik (carcinogenic);
n. teratogenik (teratogenic);
o. mutagenik (mutagenic).
B. Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar seperti dalam lampiran PP.
No. 74 / Tahun 2001, tentang Pengelolaan B3, maka cara Identifikasi dilakukan melalui Uji
karakteristik B3 meliputi :
a. mudah meledak;
b. mudah terbakar;
c. bersifat reaktif;
d. beracun;
e. menyebabkan infeksi; dan
f. bersifat korosif.
Pengadaan B3
Uraian tentang pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yaitu:
a. Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun di Klinik Bona Medika terintegrasi langsung
dan dilaksanakan oleh Apoteker.
b. Perbekalan farmasi adalah pengadaan sediaan farmasi yang terdiri alat kesehatan,
reagensia dari suplier resmi.
4. Penggunaan B3
A. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam penggunaan B3
harus memperhatikan sbb :
1) Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan faktor resiko bahaynya, Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup
2) Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yg berwenang
3) Peralatan kerja harus layak pakai
4) Metode kerja/cara pelaksanaan kerja/protap sudah aman dan efektif
5) Kelengkapan administrasi sudah siap (perintah kerja, daftar B3 dll)
B. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman. dan sesuai dengan SOP
C. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan tanggung jawab
dilakukan sebaik-baiknya, laporkan situasi kondisi kerja lebih hal yang tidak aman
D. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat-alat kerja, lingkungan kerja, wadah sisa B3 hingga
aman.
E. Lakukan P3K bila ada kecelakaan dan penanganan lebih lanjut
5. Panduan penanganan B3
A. Penanganan Kecelakaan kerja dan darurat B3
Panduan ini sebagai petunjuk bagi pegawai untuk penyelamatan apabila terjadi kecelakaan
ditempat kerja dengan tujuan agar korban menjadi atau merasa aman dan tenang serta
mencegah kondisi yang lebih buruk sambil menunggu pertolongan dokter.
B. Ruang lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi petunjuk umum: pertolongan pertama yang berhubungan
dengan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Dampak dan Resiko akibat
pengelolaan B3 berupa ledakan gas dan kebakaran bahan kimia, bahan kimia tumpah,
terpapar bahan kimia kepada petugas, sarana dan lingkungan rumah sakit
C. Pengertian yang dimaksud dalam panduan ini adalah sebagai berikut :
1) Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan yang dapat menyebabkan
luka atau kerugian pada manusia dan benda yang disebabkan oleh suatu kejadian atau
kondisi yang tidak terduga
2) Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan semenjak
meninggalkan rumah kediaman sampai menuju ketempat pekerjaannya, selama jam
kerja, maupun sekembalinya dari tempat kerja menuju rumah kediamannya melalui jalan
yang biasa ditempuh, sedemikian rupa sehingga karyawan tersebut dalam waktu2x 24jam
setelah kejadian kecelakaan itu tidak dapat melakukan pekerjaan.
3) Perlemahan (impairment) adalah setiap gangguanatau ketidaknormalan psikologik dan
atau fisiologik dan atau struktur anatomi dan atau fungsi.
4) Ketidakmampuan (disability) adalah setiap keterbatasan atau berkurangnya kemampuan
(sebagai akibat dari perlemahan) untuk melakukan aktivitas dengan cara atau dalam
batas – batas yang dianggap normal untuk manusia.
5) Cacat (handicap) adalah kerugian yang diderita oleh seseorang sebagai akibat dari
perlemahan atau ketidakmampuan yang membatasi atau mencegah orang itu untuk
melakukan perannya yang normal untuk ukuran orang itu
D. Hal Umum Penanggulangan Kecelakaan dan Keadaan Darurat
1) Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib menanggulangi terjadinya
kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3.
2) Melakukan kegiatan pengelolaan B3 sebagaimana dimaksud 4.a. wajib mengambil
langkah-langkah :
a. Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan;
b. Menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap penanggulangan
kecelakaan;
c. Melaporkan kecelakaan dan atau keadaan darurat kepada aparat Pemerintah
Kabupaten/Kota setempat; dan
d. Aparat Pemerintah Kabupaten/Kota setempat, setelah menerima laporan tentang
terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3 sebagaimana
dimaksud wajib segera mengambil langkah-langkah penanggulangan yang
diperlukan.
3) Kewajiban sebagaimana dimaksud, tidak menghilangkan kewajiban setiap orang yang
melakukan kegiatan pengelolaan B3 untuk :
a. Mengganti kerugian akibat kecelakaan dan atau keadaan darurat; dan atau
b. Memulihkan kondisi lingkungan hidup yang rusak atau tercemar; yang diakibatkan
oleh B3.
6. Penanganan tumpahan B3
A. Ketentuan Umum mengatasi Tumpah
Harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harus dibersihkan karena dapat
menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tumpahan. Kecelakaan yang
ditimbulkan antara lain: keracunan akibat menghirup uap bahan tersebut, korosif dan dapat
menimbulkan kebakaran dan ledakan jika bereaksi dengan bahan-bahan mudah terbakar,
serta menyebabkan kontaminasi oleh mikroba (untuk bahan bahan mikrobiologi).
B.Penanganan B3 tumpah secara umum adalah :
a) Identifikasi / Kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang tumpah, sifat kimia dan
fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko tumpahan dan mengetahui teknik aman
penanganannya.
b) Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan, pelindung
mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
c) Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut aman
dilakukan.
d) Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS)
e) Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi.
f) Netralisasi dapat menggunakan basa (soda ash/lime) untuk tumpahan yang bersifat asam
dan
g) Larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa.
h) Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi tumpahan
adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur .
i) Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan air, sabun detergen
atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan pengotornya.
j) Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam “Material Safety Data
Sheet” (MSDS).
C.Langkah Selanjutnya Setelah Pembersihan tumpahan B3
a) Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup untuk penanganan
lebih lanjut
b) Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman.
c) Bersihkan area / meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/ bahan kimia.
d) Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/sangat berbahaya, selain dibersihkan
dengan lap, tangan harus dilindungi dengan sarung tangan dan Alat Pelindung Diri (APD)
lainnya: masker dan sepatu pelindung)
D.Penanganan terpapar B3 pada kulit
a) Penanganan bila terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada Pekerja, Bila
Terkena Kulit dan Rambut
b) Membawa segera pekerja yang terkontaminasi menuju sumber air terdekat dan
lepaskan seluruh pakaian yang menutup bagian yang terkontaminasi
c) Membasahi atau menyiram pekerja yang terkontaminasi dengan air (bila mungkin air
mengaliratau air pancuran atau shower), lihat petunjukg ambar
d) Membersihkan kontaminasi dengan sabun jika ada
e) Mempergunakan sarung tangan / baju pelindung untuk melindungi diri dari
kontaminan bahan kimia yang dibersihkan (beberapabahan kimia yang melepas uap
berbahaya bagi pernafasan, pastikan tidak menghirupnya)
f) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke poli pegawai atau Instalasi Rawat Darurat
bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh
g) Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Puskesmas
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung
dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat
menyebabkan iritasi atau peradangan;
b. Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal
dapat menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau pusing;
c. Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit;
dan/atau
d. Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapatmenyebabkan iritasi
serius pada mata
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol terdiri dari 2
gambar yang tertetesi cairan korosif.Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus
dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan
informasi
Simbol
Label
TRIWULAN
No PROGRAM KEGIATAN
1 2 3 4
2 pengharum sangat mudah
ruangan menyala
dalam botol
kaleng
4 Alat Suntik Benda tajam
Bekas
Pakai
5 Ampul Obat
Suntik