Anda di halaman 1dari 24

KLINIK BONA MEDIKA

Jl. Raya Serang Cilegon KM 3 Ruko Legok Sukmajaya No 5A1 Serang Banten 42127
Telp/Fax : (0254) 228005/205906
HP/WA : 0878089082560
E-mail : bonamedika.grup@gmail.com

KEPUTUSAN
PIMPINAN KLINIK BONA MEDIKA
Nomor : ………………………….

TENTANG
INVENTARISASI, PENGELOLAAN, PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN BAHAN BERBAHAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


PIMPINAN KLINIK BONA MEDIKA

Menimbang : a. Bahwa bahan karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi
menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan property
dan atau lingkungan perlu dilakukan kegiatan yang mencangkup
pencatatan atau pendaftaran, penyimpanan, pengumpulan,
pemanfaatan, penggunaan serta pengolahan bahan.
b. Bahwa sehubungan butir a tersebut di atas maka perlu menetapkan
surat keputusan Pimpinan Klinik tentang Pemantauan, Pemeliharaan
dan Perbaikan sarana dan peralatan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, Tentang Kesehatan


2. Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014 Tentang Pengolahan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
3. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN PENANGGUNG JAWAB KLINIK TENTANG
INVENTARISASI, PENGELOLAAN, PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
BAHAN BERBAHAYA KLINIK BONA MEDIKA
Kesatu : Setiap Unit pelayanan ysng menggunakan bahan berbahaya diwajibkan
untuk menginventarisi, mengelola, menyimpan dan menggunakan bahan
berbahaya sesuai dengan standar operasional prosedur yang ditetapkan
Kedua : Kegiatan yang mencangkup pencatatan atau pendaftaran, peyimpanan,
pengumpulan, pemanfaatan/penggunaan, pengolahan bahan berbahaya
yang ada di Klinik di monitoring langsung oleh Petugas harian dan
Penanggung Jawab B3 berdasarkan inventarisir yang dilakukan oleh
pengelola barang
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari terjadi kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Serang
Pada tanggal : 2 Januari 2019
Pimpinan Klinik Bona Medika

Ernie Juanita Hamzah

LAMPIRAN KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK BONA MEDIKA


NOMOR :....................................
TENTANG INVENTARISASI, PENGELOLAAN, PENYIMPANAN DAN
PENGGUNAAN BAHAN BERBAHAYA

PANDUAN
INVENTARISASI, PENGELOLAAN PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN BAHAN BERBAHAYA
DI KLINIK BONA MEDIKA

BAB I
DEFINISI
1. Lingkungan Klinik Bona Medika adalah semua area didalam dan diluar gedung yang
merupakan tempat kegiatan dan aktifitas Klinik Bona Medika.
2. Tempat pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan yang dilakukan Pemerintah dan masyarakat, seperti rumah sakit, Puskesmas,
praktik dokter, praktik bidan, toko obat atau apotek, pedagang farmasi, pabrik obat dan bahan
obat, laboratorium, dan tempat kesehatan lainnya, antara lain pusat dan/atau balai
pengobatan, rumah bersalin, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA).
3. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan yang
karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup,kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lainnya;
4. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan,menggunakan dan atau membuang B3
5. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan kuantitas
B3 danatau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan manusia,
dan makhluk hidup lainnya;
6. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam suatu
wadah danatau kemasan, menutup dan atau menyegelnya;
7. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.
8. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3.
9. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan sarana angkutan;

BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup manajemen ini meliputi Ruang Lingkup Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) serta Ruang lingkup sarana kerja, sebagai
tempat pelaksanaan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (LB3).
1. Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun mencakup panduan tentang :
 Identifikasi B3
 Pengadaan B3
 Penyimpanan B3
 Penanganan tumpahan B3
 Penanganan terpapar B3 pada kulit
 Penanganan terpapar B3 pada mata
 Pemasangan simbol dan label B3
 Pembuangan limbah B3

2. Ruang lingkup Sarana Kerja/Tempat Pelaksanaan Panduan Pengelolaan B3 dan Limbah B3.
Ruangan-ruangan antara lain :
 Ruang Obat
 Ruang Tindakan
 Poli Dokter Gigi

Inventarisasi Bahan Berbahaya di Klinik Bona Medika


1. Limbah Medis
a. Alat suntik bekas pakai (jarum)
b. Benda-benda tajam yang dapat menyebabkan luka atau tusukan, pecahan gelas, botol
obat sunti (vials)
c. Ampul obat suntik, jarum scalpel
d. Sarung tangan yang telah di pakai untuk tindakan
2. Limbah Non Medis, meliputi:
a. Lampu neon
b. Batu baterai bekas

BAB III
TATA LAKSANA
Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah Panduan Pengelolaan Bahan Berbahaya
Dan Beracun (B3) serta Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun meliputi tata laksana kelola yang terdiri
dari fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Identifikasi B3
2. Pengadaan B3,
3. Penyimpanan dan Penyaluran B3,
4. Penggunaan B3
5. Penanganan tumpahan B3 dan penanggulangan terpapar B3
6. Pemasangan simbol dan label B3
7. Pembuangan limbah B3
8. Pemantauan,
9. Evaluasi dan pelaporan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

 Identifikasi B3
A. Tata laksana mengidentifikasi atau inventarisasi bahan berbahaya dan beracun dengan
melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah termasuk dalam daftar atau golongan B3
sebagai lampiran Peraturan Pemerintah No. 74 / Tahun 2001, sebagai berikut:
a. mudah meledak (explosive);
b. pengoksidasi (oxidizing);
c. sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
d. sangat mudah menyala (highly flammable);
e. mudah menyala (flammable);
f. amat sangat beracun (extremely toxic);
g. sangat beracun (highly toxic);
h. beracun (moderately toxic);
i. berbahaya (harmful);
j. korosif (corrosive);
k. bersifat iritasi (irritant);
l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
m. karsinogenik (carcinogenic);
n. teratogenik (teratogenic);
o. mutagenik (mutagenic).
B. Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar seperti dalam lampiran PP.
No. 74 / Tahun 2001, tentang Pengelolaan B3, maka cara Identifikasi dilakukan melalui Uji
karakteristik B3 meliputi :
a. mudah meledak;
b. mudah terbakar;
c. bersifat reaktif;
d. beracun;
e. menyebabkan infeksi; dan
f. bersifat korosif.

 Pengadaan B3
Uraian tentang pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yaitu:
a. Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun di Klinik Bona Medika terintegrasi langsung
dan dilaksanakan oleh Apoteker.
b. Perbekalan farmasi adalah pengadaan sediaan farmasi yang terdiri alat kesehatan,
reagensia dari suplier resmi.

1. Penyimpanan dan Pengemasan B3


A. Tempat Penyimpanan  
Hal-hal umum tempat penyimpanan, persyaratan mengenai lokasi penyimpanan bahan
berbahaya dan beracun.
a. Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir, tidak rawan bencana dan di luar kawasan
lindung serta sesuai dengan rencana tata ruang.
b. Persyaratan Fasilitas Pengelolaan B3 menerapkan sistem hal-hal berikut:
 Keamanan Fasilitas
 Pencegahan Terhadap Kebakaran
 Pencegahan Tumpahan
 Penanggulangan Keadaan Darurat
 Pengujian Peralatan; dan
 Pelatihan Karyawan.
B. Penyimpanan B3
a. Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar Aman dari pengaruh alam dan lingkungan:
 Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi baik
 Suhu ruangan terjaga konstan dan aman
 Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap dll)
b. Tata letak dan pengaturan penempatan B3 mempertimbangkan:
 Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari reaktivitas
 Penyusunan tidak melebihi batas maksimum (anjuran industri) agar tidak roboh dan
rapi
 Dibuatkan lorong dan terjaga agar alat angkat dan angkut dapat lewat
 Khusus bahan dalam wadah silinder/tabung gas bertekanan ditempatkan yg aman,
tidak lembab, dan aman dari sumber panas (listrik, api terbuka dll)
c. Program “House keeping” secara periodik (Kebersihan, Kerapihan dan Keselamatan)
d. Sarana K3 disiapkan dan digunakan
e. Selain petugas gudang dilarang masuk, dan harus menggunakan APD
f. Inpeksi secara periodik, pemeriksaan kondisi lingkungan, bahan, peralatan dan sistem,
segera lapor bila ada kondisi tidak aman kepada atasan.
g. Penyimpanan B3 dilengkapi dengan Simbol dan / label B3 (Label isi, safety, resiko bahaya)
serta cara pencegahan dan pertolongan pertama

C. Penyimpanan B3 Cairan Mudah Menyala


1. Pewadahan dan penandaan
a) Wadah/pembukus/kemasan harus dapat melindungi isinya terhadap saluran dari luar
b) Wadah/pembungkus/kemasan harus dapat bertahan terhadap daya kemas isinya
c) Wadah harus tertutup dengan kedap/disegel
2. Kondisi ruangan
Bahan & konstruksi bangunan :
a) Tahan terhadap B3 yang disimpan (tidak interaksi)
b) Mempunyai ventilasi secukupnya
c) Udaranya harus terisolir dari udara zat atau cairan mudah menyala
3. Beban dari sumber penyebab terjadinya bahaya
a) Wadah, tutup, kran, kemasan harus berfungsi baik
b) Mencegah terjadinya gangguan mekanik
c) Mencegah kotak langsung dengan B3
d) Mencegah kenaikan suhu dan cahaya yang berlebihan
D. Penyimpanan B3 Beracun
1. Pewadahan dan penandaan
Menggunakan kemasan anti bocor / mengikuti pola pewadaan dan penandaan B3 yang
berlaku sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2. Kondisi ruangan
a) Bahan dan konstruksi bangunan
b) Tahan terhadapB3 yang disimpan
c) Kedap air
d) Lantai cekung agar limbah tidak mengalir keluar
e) Tertutup rapat dan dapat dikunci

4. Penggunaan B3
A. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam penggunaan B3
harus memperhatikan sbb :
1) Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan faktor resiko bahaynya, Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup
2) Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yg berwenang
3) Peralatan kerja harus layak pakai
4) Metode kerja/cara pelaksanaan kerja/protap sudah aman dan efektif
5) Kelengkapan administrasi sudah siap (perintah kerja, daftar B3 dll)
B. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman. dan sesuai dengan SOP
C. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan tanggung jawab
dilakukan sebaik-baiknya, laporkan situasi kondisi kerja lebih hal yang tidak aman
D. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat-alat kerja, lingkungan kerja, wadah sisa B3 hingga
aman.
E. Lakukan P3K bila ada kecelakaan dan penanganan lebih lanjut

5. Panduan penanganan B3
A. Penanganan Kecelakaan kerja dan darurat B3
Panduan ini sebagai petunjuk bagi pegawai untuk penyelamatan apabila terjadi kecelakaan
ditempat kerja dengan tujuan agar korban menjadi atau merasa aman dan tenang serta
mencegah kondisi yang lebih buruk sambil menunggu pertolongan dokter.
B. Ruang lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi petunjuk umum: pertolongan pertama yang berhubungan
dengan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Dampak dan Resiko akibat
pengelolaan B3 berupa ledakan gas dan kebakaran bahan kimia, bahan kimia tumpah,
terpapar bahan kimia kepada petugas, sarana dan lingkungan rumah sakit
C. Pengertian yang dimaksud dalam panduan ini adalah sebagai berikut :
1) Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan yang dapat menyebabkan
luka atau kerugian pada manusia dan benda yang disebabkan oleh suatu kejadian atau
kondisi yang tidak terduga
2) Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan semenjak
meninggalkan rumah kediaman sampai menuju ketempat pekerjaannya, selama jam
kerja, maupun sekembalinya dari tempat kerja menuju rumah kediamannya melalui jalan
yang biasa ditempuh, sedemikian rupa sehingga karyawan tersebut dalam waktu2x 24jam
setelah kejadian kecelakaan itu tidak dapat melakukan pekerjaan.
3) Perlemahan (impairment) adalah setiap gangguanatau ketidaknormalan psikologik dan
atau fisiologik dan atau struktur anatomi dan atau fungsi.
4) Ketidakmampuan (disability) adalah setiap keterbatasan atau berkurangnya kemampuan
(sebagai akibat dari perlemahan) untuk melakukan aktivitas dengan cara atau dalam
batas – batas yang dianggap normal untuk manusia.
5) Cacat (handicap) adalah kerugian yang diderita oleh seseorang sebagai akibat dari
perlemahan atau ketidakmampuan yang membatasi atau mencegah orang itu untuk
melakukan perannya yang normal untuk ukuran orang itu
D. Hal Umum Penanggulangan Kecelakaan dan Keadaan Darurat
1) Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib menanggulangi terjadinya
kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3.
2) Melakukan kegiatan pengelolaan B3 sebagaimana dimaksud 4.a. wajib mengambil
langkah-langkah :
a. Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan;
b. Menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap penanggulangan
kecelakaan;
c. Melaporkan kecelakaan dan atau keadaan darurat kepada aparat Pemerintah
Kabupaten/Kota setempat; dan
d. Aparat Pemerintah Kabupaten/Kota setempat, setelah menerima laporan tentang
terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3 sebagaimana
dimaksud wajib segera mengambil langkah-langkah penanggulangan yang
diperlukan.
3) Kewajiban sebagaimana dimaksud, tidak menghilangkan kewajiban setiap orang yang
melakukan kegiatan pengelolaan B3 untuk :
a. Mengganti kerugian akibat kecelakaan dan atau keadaan darurat; dan atau
b. Memulihkan kondisi lingkungan hidup yang rusak atau tercemar; yang diakibatkan
oleh B3.

6. Penanganan tumpahan B3
A. Ketentuan Umum mengatasi Tumpah
Harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harus dibersihkan karena dapat
menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tumpahan. Kecelakaan yang
ditimbulkan antara lain: keracunan akibat menghirup uap bahan tersebut, korosif dan dapat
menimbulkan kebakaran dan ledakan jika bereaksi dengan bahan-bahan mudah terbakar,
serta menyebabkan kontaminasi oleh mikroba (untuk bahan bahan mikrobiologi).
B.Penanganan B3 tumpah secara umum adalah :
a) Identifikasi / Kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang tumpah, sifat kimia dan
fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko tumpahan dan mengetahui teknik aman
penanganannya.
b) Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan, pelindung
mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
c) Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut aman
dilakukan.
d) Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS)
e) Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi.
f) Netralisasi dapat menggunakan basa (soda ash/lime) untuk tumpahan yang bersifat asam
dan
g) Larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa.
h) Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi tumpahan
adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur .
i) Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan air, sabun detergen
atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan pengotornya.
j) Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam “Material Safety Data
Sheet” (MSDS).
C.Langkah Selanjutnya Setelah Pembersihan tumpahan B3
a) Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup untuk penanganan
lebih lanjut
b) Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman.
c) Bersihkan area / meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/ bahan kimia.
d) Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/sangat berbahaya, selain dibersihkan
dengan lap, tangan harus dilindungi dengan sarung tangan dan Alat Pelindung Diri (APD)
lainnya: masker dan sepatu pelindung)
D.Penanganan terpapar B3 pada kulit
a) Penanganan bila terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada Pekerja, Bila
Terkena Kulit dan Rambut
b) Membawa segera pekerja yang terkontaminasi menuju sumber air terdekat dan
lepaskan seluruh pakaian yang menutup bagian yang terkontaminasi
c) Membasahi atau menyiram pekerja yang terkontaminasi dengan air (bila mungkin air
mengaliratau air pancuran atau shower), lihat petunjukg ambar
d) Membersihkan kontaminasi dengan sabun jika ada
e) Mempergunakan sarung tangan / baju pelindung untuk melindungi diri dari
kontaminan bahan kimia yang dibersihkan (beberapabahan kimia yang melepas uap
berbahaya bagi pernafasan, pastikan tidak menghirupnya)
f) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke poli pegawai atau Instalasi Rawat Darurat
bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh
g) Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Puskesmas

Gambar 1. Petunjuk Gambar membersihkan B3 terpapar pada kulit atau kepala

E. Penanganan terpapar B3 pada mata


Penanggulangan Bila Terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada Pekerja, bila
Terkena Mata:
1) Membaringkan dan memposisikan pekerja yang terkontaminasi dengan posisi kepala
menengadah dan miring ke arah mata yang terkontaminasi
2) Membersihkan segera bahan kimia yang mengenai mata dengan sejumlah air
yang dingin dan bersih selama 15 – 20 menit
3) Memastikan air yang di siram menjauhi muka dan tidak mengenai mata
sebelahnya
4) Memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal ketika menyiram di sekitar kulit,
alis dan kelopak mata
5) Memastiakan pekerja yang terkontaminasi tidak menggosok matanya
6) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke Instalasi Gawat Darurat bila memerlukan
pertolongan medis lebih jauh
7) Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Puskesmas.

Gambar 2. Petunjuk Gambar Membersihkan Mata dengan air Shower

F. Tempat spill kit dan jenis spill kit


MSDS dan Spill Kit harus diletakkan ditempat yang mudah dilihat dan mudah segera diperoleh.
Setiap orang harus mengetahui keberadaan MSDS dan Spill Kit. Pastikan Spill Kit masih terisi
lengkap dan dalam kondisi yang baik.
Jenis spill kit yang harus tersedia di rumah sakit :
1) ”Cytotoxic spill kit” terdiri dari :
 Jas Pelindung (1 buah)
 Sarung tangan (2 pasang)
 Masker penutup wajah ( face shields) dan kacamata pelindung ( googles) (@1
buah)
 Sepatu pelindung (rubber shoe cover protective) atau sepatu boot
 Air bersih (1 botol)
 Kantong plastik warna ungu (2 buah)
 Sekop dan pengikis (1 buah)
 Wadah limbah benda tajam (1buah)
 Tissue kertas absorben atau bahan katun bekas (minimal 3 potong)
 Larutan deterjen
 Tanda bahaya dan isolasi (yellow tape) untuk mengkarantina daerah
berbahaya (dengan spill sock dan spill pillows)
2) ”Infectious spill kit” terdiri dari :
 Jas Pelindung (1 buah)
 Sarung tangan (2 pasang)
 Masker penutup wajah (face shields) dan mata (googles) (@1 buah)
 Sepatu pelindung (rubber shoe cover protective) atau sepatu boot
 Air bersih (1 botol)
 Disinfektan cair ( 1 botol )
 Kantong plastik kuning (2 buah)
 Sekop dan pengikis (1 buah)
 Wadah limbah benda tajam (1 buah)
 Tissue kertas absorben atau bahan katun bekas (minimal 3 potong)
 Larutan deterjen
 Tanda bahaya dan isolasi (yellow tape) untuk mengkarantina daerah
berbahaya (dengan spill sock dan spill pillows)
3) ”Chemical spill kit ” terdiri dari :
 Jas Pelindung (1 buah)
 Sarung tangan (2 pasang)
 Masker penutup wajah ( face shield) dan kacamata pelindung ( googles) (@1
buah)
 Sepatu pelindung (rubber shoe cover protective) atau sepatu boot
 Air bersih (1 botol)
 Disinfektan cair ( 1 botol )
 Kantong plastik (2 buah)
 Sekop dan pengikis (1 buah)
 Tissue kertas absorben atau bahan katun bekas (minimal 3 potong)
 Larutan deterjen
 Tanda bahaya dan isolasi (yellow tape) untuk mengkarantina daerah
7. Pemasangan simbol dan label B3
Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan peringatan pada
wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya adalah tindakan pencegahan
yang esensial. pegawai yang bekerja pada pengelolaan B3 biasanya belum mengetahui
sifat bahaya dari bahan kimia dalam wadah/packingnya, demikian pula para pengguna di
ruaangan dari barang tersebut, dalam hal inilah pemberian label dan tanda menjadi sangat
penting.
Peringatan tentang bahaya dengan simbol dan label merupakan syarat penting dalam
perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut tidak dapat dianggap sebagai
perlindungan yang sudah lengkap, usaha perlindungan keselamatan lainnya masih tetap
diperlukan.
Pengertiaan yang berkaitan dengan simbol B3 :
a) Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah
bahan yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
b) Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.
c) Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3.
d) Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat B3 dan
dilengkapi penutup.
e) Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam bentuk lain yang
digunakan untuk menyimpan kemasan B3.

Panduan Umum pemasangan Simbol


a) Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol sesuai dengan klasifikasinya dan label
sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.
b) Setiap tempat penyimpanan kemasan dan alat pengangkutan B3 wajib diberi
simbol B3.
c) Bentuk dasar, ukuran dan bahan

Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3yang terdiri :


1. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable), sebagaimana
gambar

Gambar 6 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar simbol berupa
gambar nyala api berwarna putih dan hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan
yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya danterbakar karena kontak
dengan udara pada temperatureambien;
b. Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengansumber nyala api;
c. Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
d. Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang
berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau udara lembab;
e. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0°C dan titik didih
lebih rendah atau sama dengan 35°C;
f. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0°C –21°C;
g. Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24%volume dan/atau pada
titik nyala (flash point) tidak lebihdari 60°C (140°F) akan menyala apabila
terjadi kontakdengan api, percikan api atau sumber nyala lain padatekanan
udara 760 mmHg. Pengujiannya dapatdilakukan dengan metode ”Closed-
Up Test”;
2. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic),sebagaimana gambar
Gambar 7 : Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar
tengkorak dan tulang bersilang Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:

a. Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau


sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui
pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan tingkat sifat racun ini
didasarkan atas uji LD50 (amat sangat beracun, sangat beracun dan
beracun); dan/atau
b. Sifat bahaya toksisitas akut.
3. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant),sebagaimana gambar

Gambar 9 : Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant),


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar
tanda seru berwarna hitam.

Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung
dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat
menyebabkan iritasi atau peradangan;
b. Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal
dapat menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau pusing;
c. Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit;
dan/atau
d. Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapatmenyebabkan iritasi
serius pada mata

4. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive), sebagaimana gambar

Gambar 10 : Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol terdiri dari 2
gambar yang tertetesi cairan korosif.Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;


b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng bajaSAE 1020
dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian
55oC; dan/atau
c. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam
dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.
d) Ketentuan pemasangan simbol
Simbol pada kemasan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik
pada kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama, tahan terhadap air dan
tahan terhadap tumpahan isi kemasan B3;
a. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik bahan
yang dikemasnya atau diwadahinya;
b. Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidakterhalang leh kemasan
lain dan mudah dilihat;
c. Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol lain
sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa bahan
berbahaya danberacun; dan
d. Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan dipergunakan kembali
untuk mengemas B3 harus diberi label “KOSONG”
3) Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3.
Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengan simbol dengan
mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik
pada tempat penyimpanan
b) kemasan B3, mudah penggunaannya dan tahan lama. Simbol juga terbuat
dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan kimia yang
mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas, atau plat logam);
c) Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpanan kemasan B3 yang
tidak terhalang
d) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3

e) Ketentuan pemasangan Label


Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara ainklasifikasi dan
jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut dilakukaninformasi tentang produsen
B3, identitas B3 serta kuantitas B3.Label harus mudah terbaca, jelas terlihat,
tidak mudah rusak, dantidak mudah terlepas dari kemasannya.

a) Bentuk, warna dan ukuran.


Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan dengan
kemasan yang digunakan, ukuran perbandingannya adalah panjang :
lebar = 3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan serta garis tepi
berwarna hitam, sebagaimana gambar

Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus
dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan
informasi

Nama B3/Nama Dagang


Nama B3
Komposisi
No CAS/No UN)
Produsen
Informasi Tindakan Penanganan
Keterangan Tambahan Kata Peringatan

Identitas Pemasok Pernyataan Bahaya :


Klasifikasi B3
Fisik, Kesehatan dan Lingkungan

Gambar 11. Label B3


b) Pengisian Label
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus
dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan
informasi minimal sebagai berikut :

No Jenis Farmasi Penjelasan Pengisian


1 Nama B3; Nama dagang B3/Nama bahan
Komposisi, No.CAS/No kimia.
UN; Komposisi atau formulasi bahan
Produsen kimia.
Informasi lengkap mengenai
penghasil.
2 Simbol Disesuaikan dengan klasifikasi B3

3 Kata peringatan Pilih salah satu “bahaya” atau


“awas” sesuai dengan tingkat
Resiko
4 Pernyataan bahaya: Menjelaskan simbol secara lebih
- klasifikasi B3. detil sesuai dengan klasifikasi B3.
- fisik, kesehatan, Misal: sangat mudah menyala,
lingkungan. sangat beracun, karsinogenik, dan
lain-lain.
5 Informasi Penanganan Prosedur penanganan kecelakaan
dan darurat
6 Keterangan tambahan Tanggal kadaluarsa.
Tujuan penggunaan.
Jumlah dan isi kemasan atau
kontainer.
7 Identitas pemasok Informasi lengkap mengenai
Pemasok
c) Pemasangan label B3.
Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol dan harus
terlihat dengan jelas. Label ini juga harus dipasang pada wadah yang
akan dimasukkan ke dalam kemasan yang lebih besar. Contoh
pemasangan simbol dan label pada kemasan/wadah, sebagaimana
gambar

Simbol

Label

Gambar 12. Kemasan B3 dengan symbol dan label

8. Pembuangan / Pengelolaan limbah B3


A. Pengelolaan Bahan Berbahaya di Klinik Bona Medika
Limbah medis dan non medis yang dihasilkan oleh tiap ruang pelayan ataupun
kegiatan luar gedung bila sudah penuh dikumpulkan di Tempat Penampungan Sementara
(TPS) Klinik Bona Medika. Dalam hal ini petugas harus memastikan bahwa limbah medis harus
terpilah dengan baik dan tersimpan dalam wadah/kantong borkode warna (misalnya safety box
atau kantong plastik). Limbah Medis tidak dicampur dengan bahan-bahan limbah lainnya yang
tidak sesuai dengan spesifikasi pemilahan dan kategori Limbah Medis dan terpisah dari limbah
umum.
Dalam rangka pengumpulan dan pengangkutan limbah medis dan non medis tersebut
Klinik Bona Medika memiliki wadah sementara. Limbah medis dan non medis disimpan dalam
keadaan sudah di kemas rapi dan aman. Bila telah penuh akan diangkut oleh pihak kedua
setiap 1 (satu) bulan sekali.
B. Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Berbahaya
Limbah padat medis disimpan di TPS, serta penggunaan bahan berbahaya dibawah kendali
koordinator dan Pimpinan klinik Bona Medika
BAB IV
DOKUMENTASI

Rencana Kegiatan Berdasarkan Data Pemakaian

TRIWULAN
No PROGRAM KEGIATAN
1 2 3 4

01 PELAYANAN a. Perencanaan Bahan berbahaya dan


beracun
b. Pengadaan Bahan berbahaya dan
beracun
c. Penerimaan Bahan berbahaya dan
beracun
d. Penyimpanan Bahan berbahaya dan
beracun
e. Penggunaan Bahan berbahaya dan
beracun
f. Pembuangan dan pemusnahan Bahan
berbahaya dan beracun serta
limbahnya

02 SDM a. Pelatihan pemahaman dan


pengelolaan Bahan berbahaya dan
beracun
b. Pelatihan pertolongan pertama apabila
terpapar Bahan berbahaya dan
beracun
c. Pelatihan penggunaan Spil Kit

03 PERALATAN a. Perencanaan dan pengadaan APD


b. Perencanaan dan pengadaan Spil Kit
c. Lemari tempat penyimpanan Bahan
berbahaya dan beracun
d. Label dan Simbol Bahan berbahaya
dan beracun dan limbahnya
DAFTAR LOKASI B3 DI KLINIK BONA MEDIKA

NO LOKASI B3 KANDUNGAN SIMBOL KETERANGAN


1 Alkohol sangat mudah
menyala

 
2 pengharum sangat mudah
ruangan menyala
dalam botol
kaleng

3 Klorin Korosif dan


beracun bagi
kehidupan dalam
air untuk efek
yang lama

 
4 Alat Suntik Benda tajam
Bekas
Pakai

5 Ampul Obat
Suntik

6 Jarum Benda tajam


Scalpel

Anda mungkin juga menyukai