Nomor :
Revisi Ke : 0
Berlaku Tgl : 1 Februari 2023
Ditetapkan oleh:
Kepala UPTD Puskesmas Kedungtuban
dr. HARTONO
NIP.19820117 200903 1 004
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayahNya sehingga Panduan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Puskesmas Kedungtuban dapat terwujud. Panduan ini adalah acuan yang
digunakan dalam pelaksanaan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3).
Dasar pembuatan panduan ini adalah bersumber dari Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.
Semoga panduan ini dapat dijadikan acuan bagi pimpinan, seluruh karyawan,
penanggungjawab dan pengelola program, staf keuangan, dan organisasi Puskesmas
dalam upaya pengelolaan Puskesmas yang lebih baik dan peningkatan mutu
berkelanjutan di Puskesmas Kedungtuban, serta dapat dijadikan panduan sepanjang
belum ada panduan baru atau peraturan baru yang tidak sesuai.
Dalam penyusunan panduan ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu,
masukan dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa
yang akan datang.
Ditetapkan di Blora
Dr.HARTONO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Definisi
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan bagi petugas kesehatan dalam melakukan pelayanan
kesehatan yang memanfaatkan B3
b. Meningkatkan keselamatan dan keamanan kerja dalam memanfaatkan B3
c. Menjaga lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan supaya tetap aman dan
terhindar dari pencemaran B3
d. Mencegah dan mengurangi risko dampak B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia dan makhluk hidup lain
D. Manfaat
Kegiatan pengelolaan B3 dapat terlaksana dengan baik karena terdapat
panduan yang menjadi pegangan bagi petugas dalam melakukan pengelolaan B3.
E. Lingkup Kegiatan
F. Sasaran
1. Semua petugas pelayanan kesehatan yang menggunakan B3 di
Puskesmas Kedungtuban
2. Instansi yang bekerja sama dengan Puskesmas Kedungtuban yang berkaitan berkaitan
dengan B3
BAB II
RUANG LINGKUP
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) secara aman dan sehat wajib
dilakukan oleh fasyankes sesuai standar dan peraturan yang ada. Pengelolaan
B3 dalam aspek K3
Fasyankes harus memastikan pelaksanaan pengelolaan menjamin keselamatan
dan kesehatan kerja SDM serta pengelola terbebas dari masalah kesehatan akibat
pekerjaannya. Kesalahan dalam pelaksanaan pengelolaan B3 tidak hanya mengancam
keselamatan dan kesehatan petugas kesehatan tetapi juga membahayakan pasien,
keluarga pasien dan lingkungan fasyankes.
Tata laksana pengelolaan B3 meliputi :
A. Identifikasi dan Inventarisasi B3
Tata laksana identifikasi dan inventarisasi B3 dengan cara melakukan telusur
tiap bahan kimia yang termasuk dalam kategori B3 sebagaimana lampiran
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 sebagai berikut :
1. Mudah meledak (explosive)
Bahan kimia yang pada suhu dan tekanan tertentu dapat meledak dan
menimbulkan kebakaran atau mengalami reaksi kimia dan atau fisika yang
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dapat merusak
lingkungan sekitar.
2. Pengoksidasi (oxidizing)
Bahan kimia yang memiliki kemampuan mengoksidasi (menguraikan) zat-zat
lain sehingga menyebabkan bahan lain rusak. bahan kimia tersebut dapat
melepaskan panas atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia
lain
3. Mudah terbakar (flammable)
Bahan kimia yang apabila terjadi kontak dengan api, percikan api, gesekan,
penyerapan uap air atau perubahan reaksi kimia secara spontan dapat
menyebabkan kebakaran.
4. Beracun (moderately toxic)
Bahan kimia yang bersifat racun bagi manusia dan bisa menyebabkan kematian
atau sakit yang serius apabila masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, mulut
ataupun kulit
5. Berbahaya (harmful)
Bahan kimia yang jika terjadi kontak baik percikan, inhalasi, ataupun oral dapat
menyebabkan bahaya terhadap kesehatan
6. Korosif (corrosive)
Bahan kimia yang sifat dan karakteristiknya dapat menyebabkan pengkaratan
pada lempeng baja
7. Bersifat iritasi
(irritant)
Bahan kimia yang jika terjadi kontak secara langsung dan terus menerus dapat
menyebablan iritasi/peradangan
8. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous environment)
Bahan kimia yang keberadaanya secara bebas (tidak dikendalikan) dapat
merusak lingkungan seperti merusak lapisan ozon.
9. Karsinogenik (carcinogenic)
Bahan kimia yang sifat dan karakteristiknya dapat memicu pertumbuhan sel-sel
kanker, yaitu sel liar yang dapat merusak jaringan tubuh
10. Teratogenik (teratogenic)
Bahan kimia yang sifat dan karakteristiknya dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio
11. Mutagenik (mutagenic)
Bahan kimia yang sifat dan karakteristiknya dapat menyebabkan perubahan
kromosom yang dapat merubah gentika/mutasi genetik
B. Pengadaan B3
Kegiatan merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui
melalui pembelian. Pembelian dilaksanakan oleh instalasi farmasi.
C. Penyimpanan B3
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyimpan B3 :
1. Tempat penyimpanan B3 yang terbebas dari banjir dan diluar kawasan lindung,
memiliki sirkulasi udara dan ventilasi yang baik, aman dari gangguan biologis
dan tahan terhadap B3 yang disimpan
2. Tata letak penempatan B3 dengan mempertimbangkan pemisahan dan
pengelompokan untuk menghindari reaktivitas
D. Pengemasan B3
Dalam pengemasan B3 :
1. Wadah penyimpanan harus tertutup rapat
2. Wadah harus tahan terhadap daya kemas isinya
E. Pemberian Simbol B3
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian simbol B3 :
1. Simbol berbentuk belah ketupat dengan garis tepi berwarna merah.
2. Simbol yang dipasang pada kemasan disesuaikan dengan ukuran kemasan.
3. Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan, dan bahan
kimia
Jenis-jenis simbol B3 :
Simbol Sifat Uraian
F. Pelabelan B3
Label merupakan uraian singkat yang menunjukkan klasifikasi dan jenis B3. Label
berfungsi untuk memberi informasi mengenai prosedur B3, identitas B3 serta
kuantitas B3. Label harus mudah dibaca, terlihat dengan jelas, tidak mudah rusak,
tidak mudah terlepas dari kemasan dan tahan terhadap air maupun bahan kimia.
G. Penggunaan B3
Dalam menggunakan bahan berbahaya dan beracun, perlu memperhatikan aspek
kesehatan dan keselamatan kerja antara lain :
1. Menggunakan alat pelindung diri sesuai karakteristik dan sifat B3
2. Peralatan kerja harus layak pakai
3. Selama penggunaan B3, hindari tindakan tidak aman
4. Metode dan pelaksanaan kerja dilakukan sesuai dengan prosedur
5. Tersedia sarana keselamatan bahan seperti spill kit
6. Tersedia sistem kedaruratan jika terjadi kebocoran/tumpahan/kontaminan
H. Penanganan tumpahan/kontaminasi B3
Setiap orang yang menggunakan B3 wajib menanggulangi terjadinya kecelakan
atau keadaan darutan akibat B3. Berikut tata cara penanganan tumpahan :
1. Penanganan tumpahan secara umum
a. Identifikasi lokasi terjadi tumpahan, jumlah bahan yang tumpah, sifat
kimia dan fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko tumpahan untuk
mengetahui teknik aman dalam penanganan
b. Gunakan alat pelindung diri (khususnya sarung tangan, pelindung
mata/muka, pelindung pernapasan)
c. Cegah tumpahan agar tidak meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal
tersebut aman dilakukan
d. Tangani ditempat dengan cara yang tepat
e. Netralisasi tumpahan menggunakan basa/soda untuk tumpaha bersifat
asam dan larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa
f. Bahan paling umum digunakan untuk kondisi darurat apabila terjadi
tumpahan adalah pasir, tanah, natrium karbonat, kapur
g. Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan
air, sabun deterjen atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan
pengotornya
2. Penanganan terpapar B3 pada tubuh
a. Segera bawa petugas yang terpapar ke sumber air terdekat
b. Basahi atau siram bagian terkontaminasi dengan air mengalir
c. Bersihkan kontaminan dengan sabun
d. Bawa ke IGD jika memerlukan pertolongan medis lebih lanjut
BAB IV
DOKUMENTASI