Anda di halaman 1dari 7

CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM

PROSEDUR PENANGANAN,
PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN B3

No. CSMS: 3.I/ISP/CSMS Hal 1 sd 7 20-06-2019 Rev.: 00

1. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk memberikan pedoman dalam pengelolaan limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan dari kegiatan operasi dan
perawatan fasilitas di PT. INTI SOLUSI PERMITELINDO.

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup kegiatan identifikasi, pengemasan, penyimpanan
sementara dan pengangkutan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di PT. INTI
SOLUSI PERMITELINDO.

3. REFERENSI
3.1 OHSAS 18001 : 1999
3.2 ISO 14001 : 20014

4. DEFINISI
Limbah adalah bahan sisa atau buangan suatu proses kegiatan yang tidak dapat
dimasukkan kembali ke dalam system proses termasuk bahan kimia kadaluarsa
baik cair maupun padat.
4.1. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun disingkat B3 adalah setiap limbah
yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan
atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat merusak dan atau mencemarkan lingkungan hidup dan atau
membahayakan kesehatan manusia.
4.2. Limbah yang termasuk B3 adalah limbah yang memenuhi salah satu
karakteristik:
 Mudah meledak dan Mudah terbakar
 Bersifat reaktif dan korosif
 Menyebabkan infeksi dan beracun
 Limbah lain yang apabila diuji metode toksikologi dapat diketahui
termasuk dalam jenis limbah B3

Utamakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan


CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
PROSEDUR PENANGANAN,
PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN B3

No. CSMS: 3.I/ISP/CSMS Hal 1 sd 7 20-06-2019 Rev.: 00

4.3. Pengangkutan limbah B3 adalah proses pemindahan limbah B3 dari PT. INTI
SOLUSI PERMITELINDO tempat pengumpul sementara untuk selanjutnya
diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

5. TANGGUNG JAWAB
5.1. Management dengan dibantu personel K3LL bertanggung jawab untuk
memastikan pengelolaan limbah B3 telah sesuai dengan Ketentuan yang
berlaku.
5.2. Pimpinan di lapangan di bantu pengawasan dari personel K3LL bertanggung
jawab memastikan ketersediaan wadah dan pengemasan limbah B3 sesuai
dengan jenis limbah serta memastikan pengiriman limbah B3 sampai ke
Tempat Pembuangan Akhir.

6. DIAGRAM ALIR PROSEDUR


Mulai

Identifikasi Jenis
Limbah B3

Pengemasan
Limbah B3

Penyimpanan
Sementara

Pengangkutan
Limbah B3

Pendokumentasian

Selesai

Utamakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan


CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
PROSEDUR PENANGANAN,
PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN B3

No. CSMS: 3.I/ISP/CSMS Hal 1 sd 7 20-06-2019 Rev.: 00

7. URAIAN PROSEDUR
7.1. UMUM

7.1.1. PT. INTI SOLUSI PERMITELINDO, telah bertekad untuk


melakukan pencegahan pencemaran dalam setiap kegiatannya untuk
meminimalkan dan atau meniadakan kemungkinan pencemaran
ataulimbah yang dihasilkan.
7.1.2. Konsep Pencegahan Pencemaran dilakukan melalui pengurangan
dari sumber (source reduction), penggunaan ulang (reuse), pendauran
ulang (recycle) dan pembuangan (disposal) agar tercipta area kerja
yang sehat dan aman.
7.1.3. Penataan area kerja yang rapih dan bersih harus dilakukan secara
rutin setiap hari (Good House Keeping) agar tercipta area kerja yang
sehat dan aman.
7.1.4. Identifikasi dan penanganan bahan-bahan kimia yang menjadi
limbah dapat dilakukan dengan meninjau Material Safety Data Sheet
(MSDS).
7.1.5. Pada peralatan atau intalasi yang memiliki potensi tetesan atau
tumpahan limbah cair, harus disediakan wadah/tempat penampung
yang tidak bocor.
7.1.6. Semua limbah tidak boleh ditimbun dalam tanah, dibuang
kesaluran air atau dibakar tetapi disimpan atau ditampung sesuai
standar yang berlaku.
7.1.7. Penangan limbah padat dapat dilakukan melalui kegiatan material
handling sesuai klasifikasi buangan yang bias dipakai kembali atau
rusak.
7.1.8. Limbah yang dikumpulkan harus ditampung sementara kekawasan
yang dikhususkan, yang jauh dari air dan bebas banjir.
7.1.9. Limbah non B3 dari kegiatan/pekerjaan proyek (kayu, metal,
plastic) dapat dimanfaatkan kembali sesuai petunjuk dari klien.

Utamakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan


CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
PROSEDUR PENANGANAN,
PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN B3

No. CSMS: 3.I/ISP/CSMS Hal 1 sd 7 20-06-2019 Rev.: 00

7.1.10. Bila terjadi pencemaran, maka pembersihan limbah harus


dilakukan secepat mungkin menggunakan metode yang sesuai.

7.2. Klasifikasi B3 dan Limbah B3 Mnurut PP No. 74 Tahun 2001.


7.2.1. Mudah meledak (Explosive), bahan yang pada dan tekanan standard
(25 derajat celcius), 760 mm hg) dapat meledak atau melalui reaksi
kimia dan tau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan
tinggi yang dengan cepat merusak lingkungan.
7.2.2. Pengoksidasi (Oxidizing), untuk pengujian bahan padat yang termasuk
dalam criteria B3 pengoksidasi dapat dilakukan dengan metode uji
pembakaran menggunakan ammonium perulfat sebagai senyawa
standa.
7.2.3. Sangat mudah sekali menyala (Extremely Flammable) baik berupa
padatan maupun cairan yang memiliki titik nyala di bawah nol (0)
derajat celcius dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 35 derajat
celcius.
7.2.4. Sangat mudah menyala (High Flammable), baik padatan maupun
cairan yang memiliki titik nyala 0 derajat celcius – 21 derajat celcius.
7.2.5. Mudah menyala (Flammable) terdiri atas :
7.2.5.1. Berupa cairan, mengandung alcohol kurang dari 24% volume
dan atau pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60 derajat
celcius (140 derajat F) akan menyala bila terjadi kontak denagn
api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara
750 mmHg. Pengujian dapat dilakukan dengan metode Closed
Up Set.
7.2.5.2. Berupa padatan pada temperature dan tekanan stndar (25 deg
C, 750 mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya
kebakaran melalui gesekan, penerapan uap air atau perubahan
kimia secara spontan dan bila terbakar dapat menyebabkan
kebakaran terus menerus dalam 10 detik. Selain itu bahan

Utamakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan


CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
PROSEDUR PENANGANAN,
PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN B3

No. CSMS: 3.I/ISP/CSMS Hal 1 sd 7 20-06-2019 Rev.: 00

padatan diklasifikasikan B3 mudah terbakar apabila dalam


pengujian dengan metode Set a Closed Cup Flash Point Test
diperoleh titik nyala kurang dari 40 derajat celcius.
7.2.6. Beracun (Moderately Tonic), bersifat racun bagi ,manusia akan
menyebabkan kematian yang serius bila masuk ke dalam
tubuh, pernapasan, kulit dan mulut.

No. KELOMPOK LD 50 (mg/kg)


1 Amat sanagat beracun (extremely tonic) <1
2 Sangat beracun (Hight tonic) 1 - 50
3 Beracun (moderately tonic) 51 - 500
4 Agak beracun (Slightly tonic) 501 - 5000
5 Praktis tidak beracun (practically non tonic) 5000 - 15000
6 Relatif tidak beracun (relatively harmless) >15000

7.2.7. Berbahaya (harmful), baik padatan maupun cairan ataupun gas


yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi atau oral dapat
menyebabkan bahaya kesehatan.
7.2.8. Korosif (Corrosive) bersifat :
7.2.8.1. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.
7.2.8.2. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja
SAE 1020 dengan laju korosi lebih besar dari 6.35
mm/tahun dengan suhu pengujian 55 C0.
7.2.8.3. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3
bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5
untuk yang bersifat basa.
7.2.9. Bersifat iritasi (irritant), baik padatan maupun cairan yang jika
terjadi kontak lansung dan terus menerus denagn kulit atau
selaput lender dapat menyebabkan peradangan.
7.2.10. Berbahaya bagi lingkungan (Dangerous to the environment),
bahaya yang ditimbulkan oleh suatu bahan seperti merusak
lapisan ozon (mis : CFC, persisten di lingkungan (mis: PCBs)
atau bahan tersebut dapat merusak lingkungan.

Utamakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan


CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
PROSEDUR PENANGANAN,
PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN B3

No. CSMS: 3.I/ISP/CSMS Hal 1 sd 7 20-06-2019 Rev.: 00

7.2.11. Karsinogenik (carcinogenic), sifat bahan penyebab sel


kanker, yakni sel liar yang dapat merusak jaringan tubuh.
7.2.12. Teratogenik (Teratogenic), sifat bahan yang dapat
mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio.
7.2.13. Mutagenik (Mutagenic), sifat bahan yang menyebabkan
perubahan kromosom yang berarti dapat mengubah genetika.

7.3. Nilai Ambang Kuantitas (NAK) Bahan Kimia sebagai berikut ;

NO KRITERIA
1 Bahan Kimia Beracun
2 Bahan Kimia Sangat Beracun
3 Bahan Kimia Reaktif

8.LANGKAH-LANGKAH
8.1. Identifikasi Jenis Limbah
 Menentukan limbah sesuai dengan Jenis Limbah B3 apakah dalam bentuk
peraturan dan prundangan yang berlaku dan hasil identifikasinya
dituangkan dalam Formulir Daftar Limbah B3.
 Apabila tidak terdapat dalam daftar jenis limbah B3, maka harus merujuk
ke MSDS bahwa awal atau memeriksa apakah limbah tersebut memiliki
karakteristik B3.
8.2. Pengemasan
Limbah B3 yang telah teridentifikasi harus dikemas dalam wadah terpisah dan
diberi label sesuai dengan peraturan perundangan tentang Tata Cara
Pengemasan/Pewadahan dan Pelabelan Limbah B3, selanjutnya limbah B3
diserahkan kepada GA Departemen untuk diserahkan ke Pengumpul Limbah
B3 dan dicatat dalam Formulir Catatan Penyerahan Limbah B3.

Utamakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan


CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
PROSEDUR PENANGANAN,
PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN B3

No. CSMS: 3.I/ISP/CSMS Hal 1 sd 7 20-06-2019 Rev.: 00

8.3. Penyimpanan Sementara


 Limbah B3 yang dihasilkan disimpan paling lama 90 (Sembilan puluh) hari
sebelum diserahkan kepada tempat pembuangan akhir.
 Penyimpanan limbah B3 dilakukan di tempat penyimpanan yang tidak
terlalu dekat dengan aktifitas pekerja dan diberikan tanda larangan
masuk/membuka tanpa ijin dan pengawasan dari personel K3LL.

8.4. Pengiriman
Pengiriman limbah B3 menggunakan tata cara yang aman, baik penempatan
posisi barang, Ikatan, dan kemasan (contohnya : untuk libah cair harus di
kemas dalam tempat yang tertutup rapat, dikat dengan kuat, dan diposisikan
agar tidak mudah terguling/pecah) serta harus dicatat dan dilaporkan ke
personel K3LL.

Utamakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai