Anda di halaman 1dari 7

PROSEDUR PENGELOLAAN No.

Dok P-SOP-SMK3-016
No. Revisi 0
BAHAN BEBAHAYA Tgl. Rilis 11-01-2022
BERACUN (B3) Halaman 1 dari 6

1. TUJUAN
Prosedur ini akan menjadi sebuah acuan penerapan langkah – langkah untuk mengelola bahan
berbahaya dan beracun (B3) dari proses pengadaan, pemindahan, penyimpanan, penggunaan,
penanganan, dan pembuangan limbah B3 untuk mencegah dan mengendalikan dampak pada
lingkungan yang akan muncul sebagai konsekuensi dari penggunaan B3.
2. RUANG LINGKUP
3. REFERENSI
3.1 Peraturan Pemerintah RI No. 101 Tahun 2012 Tentang pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.
3.2 Peraturan Menteri Lingkungan hidup No. 3 Tahun 2008 Tentang tata cara pemberian symbol
dan label bahan berbahaya dan beracun
3.3 Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. Kep-1/Bapeda/09/1995
Tentang tata cara dan persyaratan teknis penyimpanan dan pengumpulan limbah bahan
berbahaya dan beracun.
3.4 Keputusan kepala badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. Kep-5/bipedal/09/1995
Tentang symbol dan label limbah bahan berbahaya dan beracun.
4. DEFINISI
4.1 Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan baik berupa cair maupun padat.
4.2 Limbah Domestik adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang berhubungan dengan
limbah rumah tangga.
4.3 Bahan Berbahaya dan Beracun adalah zat, energy, dan/atau komponen lain yang karena
sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan mekhluk hidup
lain.
4.4 Limbah Bahan Berbahaya dan beracun (Limbah B3) adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan yang mengandung B3.
4.5 Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan, standar (25⁰C, 750
mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dana tau fisika dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan
sekitarnya.
4.6 Limbah mudah terbakar adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat sebagai
berikut :
- Limbah yang berupa cairan yang mengandung alcohol kurang dari 24% volume
dana tau pada titik nyala tidak lebih dari 60⁰C (140⁰F) akan menyala apabila
terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan
udara 760 mmHg.
- Limbah yang bukan berupa cairan, yang pada temperature dan tekanan standar
(25⁰C, 750 mmHg) dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan,
penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar
dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus.
- Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah terbakar.
PROSEDUR PENGELOLAAN No. Dok P-SOP-SMK3-016
No. Revisi 0
BAHAN BEBAHAYA Tgl. Rilis 11-01-2022
BERACUN (B3) Halaman 1 dari 6

- Merupakan limbah pengoksidasi.


4.7 Limbah yang bersifat reaktif adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat sebagai
berikut :
PROSEDUR PENGELOLAAN No. Dok P-SOP-SMK3-016
No. Revisi 0
BAHAN BEBAHAYA Tgl. Rilis 11-01-2022
BERACUN (B3) Halaman 2 dari 6

- Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan
perubahan tanpa peledakan.
- Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air.
- Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan,
menghasilkan gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan
bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
- Merupakan limbah sianida, sulfide, atau amoniak yang pada kondisi pH antara 2
dan 12,5 dapat menghasilkan gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
- Limbah yang dapat mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan
standar (25⁰C, 750 mmHg).
- Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen
atau limbah organic peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
4.8 Limbah beracun adalah limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi
manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius
apabila masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, kulit, ataupun mulut.
4.9 Limbah yang menyebabkan infeksi yaitu bagian tubuh manusia yang diamputasi dan
cairan dari tubuh manusia yang terkena infeksi, limbah dari limbah lainnya yang
terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular. Limbah ini berbahaya karena
mengandung kuman penyakit seperti covid – 19, hepatitis, kolera, dan penyakit lainnya
yang menular melalui kontak tubuh pekerja.
4.10 Limbah bersifat korosif adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat sebagai berikut:
- Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.
- Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja (SAE 1020) dengan laju korosi
lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperature pengujian 55⁰C.
- Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan sama atau
lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.
4.11 Simbol limbah B3 adalah gambar yang menunjukkan karakteristik limbah B3.
4.12 Label limbah B3 adalah keterangan mengenai limbah B3 yang berbentuk tulisan yang
berisi informasi mengenai penghasil limbah B3, alamat penghasil limbah B3, waktu
pengemasan, jumlah dan karakteristik limbah B3.
4.13 Penghasil limbah B3 adalah setiap orang yang karena usaha dan/atau kegiatannya
menghasilkan limbah B3.
4.14 Manifest merupakan dokumen yang menunjukkan perjalanan limbah B3 sejak dihasilkan
sampai dimanfaatkan/diolah/ditimbun.
4.15 Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energy, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
4.16 Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung dan/atau tidak langsung
terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup.
5. TANGGUNG JAWAB
PROSEDUR PENGELOLAAN No. Dok P-SOP-SMK3-016
No. Revisi 0
BAHAN BEBAHAYA Tgl. Rilis 11-01-2022
BERACUN (B3) Halaman 3 dari 6

5.1 HSE Officer


- HSE officer bertanggung jawab memastikan setiap limbah (padat dan cair) yang
dihasilkan harus ada penanganan khusus yang meliputi penyimpanan pengumpulan,
pengangkutan, dan pengolahan serta memantau kadar limbah.
- HSE officer bertanggung jawab untuk memantau volume limbah dan memastikan
limbah yang dihasilkan ditampung dalam jerigen sesuai dengan jenisnya.
6. PROSEDUR
6.1 Material B3
Material B3 yang digunakan oleh perusahaan kami di lokasi proyek/lapangan umumnya
adalah berupa cat, thinner, dan oli. Material B3 tersebut harus ditangani dengan cara
sebagai berikut:
6.1.1 Di setiap kemasannya harus terdapat symbol jenis B3nya, seperti mudah terbakar,
meledak, dapat menyebabkan iritasi baik pada kulit atau mata, dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan dan lain – lain.
6.1.2 Material yang mudah terbakar dan mudah meledak harus disimpan ditempat yang
jauh dari sumber api dan sumber panas.
6.1.3 Pekerja yang menggunakan material B3 tersebut harus:
- Mengetahui sifat material B3 yang digunakan dan menggunakannya secara aman.
- Menggunakan APD sesuai dengan sifat B3nya
- Pengawas dan HSE Officer dilapangan harus memberi peringatan dan pengarahan
kepada pekerja yang menggunakan material B3 tersebut dan melakukan
pengawasan terhadap penggunaan material B3 agar tidak terjadi kecelakaan atau
penyakit akibat kerja.
PROSEDUR PENGELOLAAN No. Dok P-SOP-SMK3-016
No. Revisi 0
BAHAN BEBAHAYA Tgl. Rilis 11-01-2022
BERACUN (B3) Halaman 4 dari 6

Gambar 1. Simbol Material B3 Sesuai Sifatnya

6.2 Penanganan B3
6.2.1 Penanganan Tumpahan/Ceceran/Kebocoran
6.2.1.1 Kenali jenis limbah B3 yang bocor dan segera hubungi petugas pengelola limbah
B3
6.2.1.2 Jika tumpahan/ceceran/kebocoran terjadi dari mesin yang sedang beroperasi,
matikan terlebih dahulu mesin tersebut, segera lokalisir area
tumpahan/ceceran/kebocoran dengan menggunakan absorbent/pasir/bubuk
gergaji, biarkan beberapa saat agar menyerap.
6.2.1.3 Setelah terserap buang absorbent/pasir/bubuk gergaji, ke kemasan/wadah yang
berlabel “Barang Terkontaminasi B3”.
6.2.1.4 Tutup akses aliran tumpahan apabila menuju ke tanah terbuka atau badan air di
sekitar lokasi.
6.2.1.5 Catat kejadian sebagai bahan evaluasi.
6.2.2 Kebakaran
6.2.2.1 Sediakan peralatan pemadam kebakaran di lingkungan B3.
6.2.2.2 Dilarang menyalakan api dan merokok di dekat limbah B3.
6.2.2.3 Apabila terjadi kebakaran, segera melakukan pemadaman dengan peralatan
kebakaran.
PROSEDUR PENGELOLAAN No. Dok P-SOP-SMK3-016
No. Revisi 0
BAHAN BEBAHAYA Tgl. Rilis 11-01-2022
BERACUN (B3) Halaman 5 dari 6

6.2.2.4 Bila kebakaran sulit dikendalikan, segera hubungi Dinas Pemadam Kebakaran
dan Polsek setempat.
6.2.2.5 Catat kejadian sebagai bahan evaluasi.
6.2.3 Terkena/Terpapar Limbah B3
6.2.3.1 Shower/wastafel/eyewash harus dipasang dilokasi yang berada di lingkungan
B3.
6.2.3.2 Perawatan jika terkena limbah B3, baik pada mata ataupun tubuh maka segera
cuci/dibilas bagian tubuh yang terkena bahan kimia dengan menggunakan air
bersih lalu kemudian menghubungi petugas P3K untuk mendapatkan perawatan
selanjutnya.
6.2.3.3 Catat kejadian sebagai bahan evaluasi.
6.3 Limbah Umum
Limbah umum ditangani oleh perusahaan yang memiliki izin sebagai perusahaan pengumpul
dan pengangkut sampah umum.
6.4 Limbah B3
Ditangani dengan:
- Limbah B3 harus dikumpulkan pada tempat sampah khusus Limbah B3, tidak boleh
dicampur dengan limbah umum.
- Wadah tempat penyimpanan limbah B3 harus diberi label symbol limbah B3 sesuai
dengan sifatnya.
- Pembuangan sampah/limbah B3 harus ditangani oleh perusahaan yang memiliki izin
dari pemerintah sebagai pengangkut dan pengumpul limbah B3.
6.5 Pengawasan
6.5.1 Pengawas lapangan dan HSE Officer bertugas memberikan briefing kepada pekerja
tentang cara penanganan material dan limbah B3, serta
6.5.2 Melakukan pengawasan terhadap penanganan material dan limbah B3 oleh pekerja.
PROSEDUR PENGELOLAAN No. Dok P-SOP-SMK3-016
No. Revisi 0
BAHAN BEBAHAYA Tgl. Rilis 11-01-2022
BERACUN (B3) Halaman 6 dari 6

Gambar 2. Simbol Limbah B3

7. DOKUMEN TERKAIT
7.1 Form Patrol K3 di Proyek/Lapangan.
8. LAMPIRAN
8.1 Form Patrol K3 di Proyek/Lapangan.

Disusun Disetujui Mengetahui Diperiksa


Sekretaris P2K3 Ketua P2K3 Direktur Sekretaris P2K3

Nama : Nama : Nama : Nama :


Tanggal : Tanggal : Tanggal : Tanggal :

Anda mungkin juga menyukai