Anda di halaman 1dari 11

PENGOLAHAN LIMBAH B3

-AMDAL-
Disusun Oleh :

1. Rizqo Lailatul M NIM. 178420100004

2. M. Rizal Setya Wijaya NIM. 178420100014

3. Chilmi Muzakki NIM. 178420100016

4. Nur Rochmayanti NIM. 178420100017

5. Widya Ariningtyas NIM. 178420100018

6. Lailya Ika Ardiya NIM. 188420100005

7. Laila Rohmawati NIM. 188420100008


Definisi Limbah B3

Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu
kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat
(toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang
baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau
membahayakan kesehatan manusia.
Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha
dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat
dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.
Jenis dan karakteristik Limbah B3
1. Sumber Limbah B3
a. Sumber spesifik
b. Sumber tidak spesifik
c. Bahan kimia kadarluarsa, tumpahan, sisa kemasan atau buangan produk
yang tidak memenuhi spesifik. Contohnya: Asetal Dehida (D3001),
Asetamida ( D3002), Asam Asetat, garam-garamnya dan ester-
esternya (D3003), Aseton (D3004), dan Asetonitril (D3005)
2. Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal dan banyak
mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap.
b. Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi.
c. Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengan lumpur aktif
sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil proses tersebut.
d. Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested aerobic maupun
anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak mengandung padatan
organik.
 
3. Karakteristik Limbah B3
a. Mudah meledak
b. Mudah terbakar
c. Bersifat reaktif
d. Beracun
e. Menyebabkan infeksi
f. Bersifat Korosif
Pengelolaan Limbah B3
Pengolahan limbah B3 harus memenuhi persyaratan:
1. Lokasi pengolahan
Pengolahan B3 dapat dilakukan di dalam lokasi penghasil limbah atau di luar lokasi
penghasil limbah. Syarat lokasi pengolahan di dalam area penghasil harus:
a. Daerah bebas banjir
b. Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter
c. Jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk jalan lainnya
d. Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum 300 m
e. Jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300 m
f. dan jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung) minimum 300m.
2. Fasilitas pengolahan
Fasilitas pengolahan harus menerapkan sistem operasi, meliputi:
a. Sistem keamanan fasilitas
b. Sistem pencegahan terhadap kebakaran
c. Sistem penanggulangan keadaan darurat
d. Sistem pengujian peralatan
e. dan pelatihan karyawan.

3. Penanganan limbah B3 sebelum diolah


Setiap limbah B3 harus diidentifikasi dan dilakukan uji analisis kandungan guna menetapkan prosedur yang
tepat dalam pengolahan limbah tersebut. Setelah uji analisis kandungan dilaksanakan, barulah dapat
ditentukan metode yang tepat guna pengolahan limbah tersebut sesuai dengan karakteristik dan kandungan
limbah.
 
4. Proses pengolahan limbah B3
Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung dari karakteristik dan kandungan limbah. Perlakuan
limbah B3 untuk pengolahan dapat dilakukan dengan proses sbb:
a. proses secara kimia, meliputi: redoks, elektrolisa, netralisasi, pengendapan, stabilisasi, adsorpsi,
penukaran ion dan pirolisa.
b. proses secara fisika, meliputi: pembersihan gas, pemisahan cairan dan penyisihan komponen-
komponen spesifik dengan metode kristalisasi, dialisa, osmosis balik, dll.
c. proses stabilisas/solidifikasi, dengan tujuan untuk mengurangi potensi racun dan kandungan limbah
B3 dengan cara membatasi daya larut, penyebaran, dan daya racun sebelum limbah dibuang ke
tempat penimbunan akhir.
d. proses insinerasi, dengan cara melakukan pembakaran materi limbah menggunakan alat khusus
insinerator dengan efisiensi pembakaran harus mencapai 99,99% atau lebih. Artinya, jika suatu
materi limbah B3 ingin dibakar (insinerasi) dengan berat 100 kg, maka abu sisa pembakaran tidak
boleh melebihi 0,01 kg atau 10 gr, tidak keseluruhan proses harus dilakukan terhadap satu jenis

limbah B3, tetapi proses dipilih berdasarkan cara terbaik melakukan pengolahan sesuai dengan jenis
dan materi limbah.
5. Teknologi Pengolahan
Terdapat 3 metode pengolahan limbah B3 di industry, antara lain:
a. Chemical conditioning,
b. Solidification/Stabilization
c. Incineration.
Kesimpulan

Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang


mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan
atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup
dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta mahluk hidup lain. Karakteristik Limbah B3 adalah mudah
terbakar, mudah meledak, menyebabkan infeksi, reaktif, beracun dan
korosif. Pengelolaan limbah B3 meliputi kegiatan pengumpulan,
pengangkutan, pemanfatan, pengolahan dan penimbunan.
Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai