Anda di halaman 1dari 47

MATERI-9

Pengolahan Limbah
B3

Prodi Teknik Lingkungan-Universitas Riau

Pengelolaan Limbah B3 2015


Apa Perbedaan B-3 dan Limbah B-3 ??
PERBEDAAN KLASIFIKASI B-3 DAN
LIMBAH B-3
PENGELOLAAN LIMBAH B-3
Apa Perbedaan B-3 dan Limbah B-3 ??

B3 Limbah B3
adalah bahan yang karena adalah sisa suatu usaha
sifat dan/atau dan/atau kegiatan yang
konsentrasinya dan/atau mengandung bahan
jumlahnya, baik secara berbahaya dan/atau beracun
langsung maupun tidak yang karena sifat dan/atau
langsung, dapat konsentrasinya dan/atau
mencemarkan dan/atau jumlahnya, baik secara
merusak lingkungan hidup, langsung maupun tidak
dan/atau dapat langsung, dapat
membahayakan lingkungan mencemarkan dan/atau
hidup, kesehatan, merusakkan lingkungan hidup,
kelangsungan hidup manusia dan/atau dapat
serta mahluk hidup lainnya membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan,
(PP No. 74 Th. 2001) kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lain;
( PP No 18/1999 )
PERBEDAAN KLASIFIKASI B-3 DAN LIMBAH
B-3
B-3 LIMBAH B-3

1) mudah meledak (explosive); 1) mudah MELEDAK;


2) pengoksidasi (oxidizing); 2) mudah TERBAKAR;
3) sangat mudah sekali menyala ( extremely 3) bersifat REAKTIF;
flammable ); 4) BERACUN;
4) sangat mudah menyala ( highly 5) menyebabkan INFEKS; dan
flammable ); 6) bersifat KOROSIF
5) mudah menyala (flammable);
6) amat sangat beracun (extremely toxic );
7) sangat beracun ( highly toxic);
8) beracun (moderately Toxic );
9) berbahaya (harmful );
10) korosif (corrosive);
11) bersifat iritasi (iritant);

12) berbahaya bagi lingkungan (dangerous to


the environment);
13) karsinogenik (carcinognenic );
14) teratogenik (teratogenic);
15) mutagenik (mutagenic).
PP 74 THN 2001 PP No 18/1999
PENGELOLAAN LIMBAH
B-3
Pengelolaan limbah B3 merupakan
suatu rangkaian kegiatan yang
mencakup Penyimpanan,
Pengumpulan, Pemanfaatan,
Pengangkutan, dan Pengolahan
limbah B3 termasuk Penimbunan
hasil pengolahan tersebut
PP 85/1999
Pengolongan limbah
Berdasarkan
Wujudnya

Berdasarkan
Sifatnya

Berdasarkan
Asalnya
Limbah Menurut Wujudnya

PADAT CAIR GAS

CONTOH : CONTOH : CONTOH :


KACA TINJA CARBON
PLASTIK (FESSES) DIOKSIDA
KAYU URINE FREON
KERTAS (AIR SENI) PVC
DLL GREY WATER DLL
(SISA PEMBUANGAN)
Limbah Berdasarkan Asalnya

ORGANIK ANORGANIK

BERASAL DARI BERASAL DARI SDA


TUMBUHAN DAN YANG TIDAK DAPAT
HEWAN DIPERBAHARUI
MUDAH DIURAIKAN TIDAK MUDAH
DIURAIKAN
CONTOH : CONTOH :
BAHAN SISA PLASTIK
MAKANAN KACA
KERTAS KARET
POTONGAN KAYU BATREY
DLL DLL
Berdasarkan Sifatnya
MUDAH LOGAM
MEMBUSUK
NON LOGAM
TIDAK MUDAH
MEMBUSUK

MUDAH
TERBAKAR

TIDAK MUDAH
TERBAKAR
PROSES PENGOLAHAN LIMBAH

Proses pemisahan fase


Secara potensial berguna dalam
pengurangan volume atau perolehan
kembali sumber daya.
Proses pemisahan komponen
Sanggup memisahkan secara fisik
jenis ionik atau molekuler tertentu dari
aliran limbah multi komponen
Proses Transformasi Kimiawi
Mendorong reaksi kimiawi untuk
meniadakan racun, memperoleh
kembali, atau mengurangi volume
komponen spesifik pada aliran limbah
Metoda Pengolahan Biologis
Melibatkan transformasi kimiawi yang
ditimbulkan oleh tindakan organisme
hidup.
ASPEK YANG DIPERTIMBANGAN DALAM
PROSES PENGOLAHAN LIMBAH
Sifat limbah
Sifat yang dikehendaki dari keluaran
Kelengkapan teknis dari alternatif
pengolahan
Pertimbangan ekonomi
Pertimbangan lingkungan hidup
Pertimbangan energi
Pertimbangan operasi dan pemeliharaan
Pertimbangan evaluasi

Pengolahan Limbah yang Tepat


Jenis-jenis Pengolahan
Limbah
1. Pengolahan Secara Fisik
2. Pengolahan secara Kimia; dan
3. Pengolahan secara Biologis
Pengolahan secara Fisik
Sentrifugasi
Penyaringan
Pengendapan

Penyaringan dan Pengendapan

Sentrifugasi
Pengolahan Secara
Tujuan
Kimiawi
Menetralisasi efluen
Miningkatkan kerja separasi solid dan
penghilangan bahan-bahan organik
Memflokulasi zat-zat anorganik terlarut
Menghilangkan konsentrasi sisa lemak dan
minyak
Meningkatkan kinerja proses flokulasi dan filtrasi
Mengoksidasi zat-zat pewarnaan atau bahan
beracun yang tidak dapat mengurai.
Macam Pengolahan
Kimiawi
Netralisasi dan Presipitasi (NaOH untuk
menetralisasi dan mengendapkan logam)
Reduksi/Oksidasi (ex: pembakaran dlm
incenerator)
Solidifikasi / Stabilisasi -limbah
ditambahkan dengan reagent dan
membentuk suatu solid (misalnya
ditambahkan dengan semen
Kelebihan Pengolahan
Kimiawi
Penghilangan total terhadap bahan pencemar
anorganik
Bahan pencemar beracun dapat merusak
proses biologi, tetapi tidak dapat merusak
proses kimiawi
Proses biologi sering peka terhadap variasi
konsentrasi dan beban organik, dan
memerlukan waktu penyesuaian relatif lama,
tidak dalam proses kimiawi
Kebutuhan dari kelengkapan proses lebih
sederhana
Kekurangan Pengolahan
Kimiawi
Pengolahan secara kimiawi dapat
berarti penambahan beban pada efluen
dengan garam-garam logam yang
terbentuk pada lumpur yang ditimbulkan
pengolahan kimiawi.
Pengolahan Secara
Biologis
Melibatkan transformasi kimiawi yang
ditimbulkan oleh tindakan organisme hidup
Bakteri
Jamur
Avertebrata
Tanaman Air

Wetland sebagai media pengolah limbah


Prosedur Pengolahan
Limbah B3
Standar Pengolahan Limbah bahan berbahaya
Beracun(B3)

Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan


Beracun (B3), adalah proses untuk mengubah
jenis, jumlah dan karakteristik limbah B3
menjadi tidak berbahaya dan/atau tidak beracun
dan/atau immobilisasi limbah B3 sebelum
ditimbun dan/atau memungkinkan agar limbah
B3 dimanfaatkan kembali (daur ulang).
Pemilihan proses pengolahan limbah B3,
teknologi dan penerapannya didasari atas
evaluasi kriteria yang menyangkut kinerja,
keluwesan, kehadalan, keamanan, operasi dari
teknologi yang digunakan, dan pertimbangan
lingkungan. Timbunan limbah B3 yang sudah
tidak dapat diolah atau dimanfaatkan lagi harus
ditimbun pada lokasi penimbunan (landfill) yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Persyaratan Pengolahan Limbah B3

Persyaratan Lokasi Pengolahan LimbahB3


Pengolahan limbah B3 dapat dilakukan di
dalam lokasi penghasil limbah B3 atau di luar
penghasil limbah B3. Untuk pengolahan di
dalam lokasi penghasil, lokasi pengolahan
disyaratkan :
1. Merupakan daerah bebas banjir, dan
2. Jarak antara lokasi pengolahan dan lokasi
fasilitas umum minimal 50 meter.
Persyaratan lokasi pengolahan limbah B3 di luar
lokasi penghasil adalah :
Merupakan daerah bebas banjir;
Pada jarak paling dekat 150 meter dari jalan
utama/jalan tol dan 50 meter untuk jalan lainnya;
Pada jarak paling dekat 300 meter dari daerah
pemukiman, perdagangan, rumah sakit, pelayanan
kesehatan atau kegiatan sosial, hotel, restoran,
fasilitas keagamaan dan pendidikan;
Pada jarak paling dekat 300 meter dari garis pasang
naik laut, sungai, daerah pasang surut, kolam,
danau, rawan, mata air dan sumur penduduk;
Pada jarak paling dekat 300 meter dari daerah yang
dilindungi (cagar alam, hutan lindung dan lain-
lainnya).
Persyaratan Fasilitas Pengolahan Limbah B3
Dalam pengoperasian limbah B3 harus
menerapkan system operasi yang meliputi :
a. Sistem Keamanan Fasilitas
Sistem keamanan yang diterapkan dalam
pengoperasian fasilitas pengolahan limbah B3
sekurang-kurangnya harus :
Memiliki system penjagaan 24 jam yang
memantau, mengawasi dan mencegah orang
yang tidak berkepentingan masuk ke lokasi;
Mempunyai pagar pengaman atau penghalang
lain yang memadai dan suatu system untuk
mengawasi keluar masuk orang dan kendaraan
melalui pintu gerbang maupun jalan masuk lain;
Mempunyai tanda yang mudah terlihat dari jarak
10 meter dengan tulisan Berbahaya yang
dipasang pada unit/bangunan pengolahan dan
penyimpanan, serta tanda Yang Tidak
Berkepentingan Dilarang Masuk yang
ditempatkan di setiap pintu masuk ke dalam
fasilitas dan pada setiap jarak 100 meter di
sekeliling lokasi;
Mempunyai penerangan yang memadai di
sekitar lokasi.
b. Sistem Pencegahan Terhadap Kebakaran

Untuk mencegah terjadi kebakaran atau hal lain yang tak


terduga di fasilitas pengolahan, maka sekurang-
kurangnya harus :
Memasang system arde (Electrikal Spark Grounding)
Memasang tanda peringatan, yang jelas terlihat dari
jarak 10 meter, dengan tulisan : Awas Berbahaya,
Limbah B3 (mudah terbakar, , dan lain-lain). Dilarang
Keras Menyalakan Api Atau Merokok !
Memasang peralatan pendeteksi bahaya kebakaran
yang bekerja secara otomatis selama 24 jam terus
menerus, berupa : (a) Alat deteksi peka asam (smoke
sensing alarm), dan(b) Alat deteksi peka panas (heat
sensing alarm),
Tersediannya system pemadam kebakaran yang berupa
: (a) Sistem permanen dan otomatis, dengan
menggunakan bahan pemadam air, busa, gas atau bahan
kimia kering, dengan jumlah mutu sesuai kebutuhan; (b)
Pemadam kebakaran portable dengan kapasitas minimum
10 kg untuk setiap 100 m2 dalam ruangan ;
Menata jarak atau lorong antara kontainer kontainer
yang berisi limbah B3 minimum 60 cm sehingga tidak
mengganggu gerakan orang, peralatan pemadam
kebakaran, peralatan pengendali/pencegah tumpahan
limbah, dan peralatan untuk menghilangkan kontaminasi
ke semua arah di dalam lokasi;
Menata jarak antara bangunan-bangunan yang memadai
sehingga mobil pemadam kebakaran mempunyai akses
menuju lokasi kebakaran.
c. Sistem pencegahan Tumpahan Limbah
Fasilitas pengolahan limbah B3 harus mempunyai rencana,
dokumen dan petunjuk teknis operasi pencegahan tumpahan
limbah B3 yang meliputi : (a) Pemeriksaan Mingguan terhadap
fasilitas pengolahan, dan (b) Sistem tanda bahaya peringatan
dini yang bekerja selama 24 jam dan yang akan memberi
tanda bahaya sebelum terjadi tumpahan/luapan limbah (level
control).
Pengawas harus dapat mengidentifikasi setiap kelainan yang
terjadi, seperti malfungsi, kerusakan, kelalaian operator,
kebocoran atau tumpahan yang dapat menyebabkan
terlepasnya limbah dari fasilitas pengolahan ke lingkungan.
Program ini juga harus menyangkut terlepasnya limbah dari
fasilitas pengolahan ke lingkungan. Program ini juga harus
menyangkut mekanisme tanggap darurat;
Penggunaan bahan penyerap (absorbent) yang sesuai dengan
jenis dan karakteristik tumpahan limbah B3.
d. Sistem Penangulangan Keadaan Darurat
Fasilitas pengolahan limbah B3 harus mempunyai
system untuk mengatasi keadaan darurat yang mungkin
terjadi. Persyaratan minimum untuk system tanggap
darurat antara lain:
Ada koordinator penanggulangan keadaan darurat, yang
bertanggungjawab melaksanakan tindakan-tindakan
yang harus diakukan sesuai dengan prosedur
penanganan kondisi darurat yang terjadi;
Jaringan komunikasi atau pemberitahuan kepada : (a)
Tim penangulangan keadaan darurat, (b) Dinas
pemadam kebakaran, (c) Pihak kepolisian, (d) Ambulan
dan pelayanan kesehatan, (e) Sekolah, rumah sakit dan
penduduk setempat, (f) Aparat pemerintah terkait
setempat;
Memiliki prosedur evakuasi bagi seluruh
pekerja fasilitas pengolahan limbah B3.
Mempunyai peralatan penanggulangan
keadaan darurat;
Tersedianya peralatan dan baju pelindung
bagi seluruh staf penanggulangan keadaan
darurat di lokasi, dan sesuai dengan jenis
limbah B3 yang ditangani di lokasi tersebut;
Memiliki prosedur tindakan darurat
pengangkutan;
Menetapkan prosedur untuk penutupan
sementara fasilitas pengolahan;
Melakukan pelatihan bagi karyawan dalam
penanggulangan keadaan darurat yang
dilakukan minimal dua kali dalam setahun.
e. Sistem Pengujian Peralatan
Semua alat pengukur, peralatan operasi
pengolahan dan perlengkapan pendukung
operasi harus diuji minimum sekali dalam
setahun;
Hasil pengujian harus dituangkan dalam berita
acara yang memuat hasil uji coba penanganan
system keadaan darurat. Informasi tersebut
harus selalu tersedia di lokasi fasilitas
pengolahan limbah B3.
Pelatihan Karyawan
Perusahaan wajib memberikan pelatihan secara berkala
kepada karyawan yang meliputi :
1) Pelatihan dasar, diantaranya;
a) Pengenalan limbah; meliputi jenis limbah, sifat dan
karakteristik serta bahayannya terhadap lingkungan dan
manusia, serta tindakan pencegahannya;
b) Peralatan pelindung: menyangkut kegunaan dan
penggunaannya;
c) Pelatihan untuk keadaan darurat: meliputi kebakaran, ledakan,
tumpahan, matinya listrik, evakuasi, dan sebagainnya;
d) Prosedur inspeksi;
e) Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K);
f) Peralatan keselamatan kerja (K3);
g) Peraturan perundangan-undangan tentang pengolahan limbah
B3.
2) Pelatihan khusus
a) Pemeliharaan peralatan pengolahan dan
peralatan penunjangnya;
b) Pengoperasian alat pengolahan dan peralatan
penujangnya;
c) Laboratorium;
d) Dokumentasi dan pelaporan;
e) Prosedur penyimpanan dokumentasi dan
pelaporan.
Persyaratan Penanganan Limbah B3 Sebelum
Diolah
Sebelum melakukan pengolahan, terhadap
limbah B3 harus dilakukan uji analisa
kandungan/parameter fisika dan/atau kimia
dan/atau biologi guna menetapkan prosedur yang
tepat dalam proses pengolahan limbah B3
tersebut. Setelah kandungan/parameter fisika
dan/atau kimia dan/atau biologi yang terkandung
dalam limbah B3 tersebut di ketahui, maka
tahapan selanjutnya adalah menentukan pilihan
proses pengolahan limbah B3 yang dapat
memenuhi kualitas dan baku mutu pembuangan
dan/atau lingkungan yang ditetapkan.
Proses Bioremediasi dan phytoremediasi
merupakan proses alami sehingga
membutuhkan waktu yang relatif lama
untuk membersihkan limbah B3, terutama
dalam skala besar. Selain itu, karena
menggunakan makhluk hidup, proses ini
dikhawatirkan dapat membawa senyawa-
senyawa beracun ke dalam rantai makanan
di ekosistem.
2. Metode Pembuangan Limbah B3
a. Sumur dalam/ Sumur Injeksi (deep well injection)
Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak
membahayakan manusia adalah dengan cara
memompakan limbah tersebut melalui pipa
kelapisan batuan yang dalam, di bawah lapisan-
lapisan air tanah dangkal maupun air tanah
dalam. Secara teori, limbah B3 ini akan
terperangkap dilapisan itu sehingga tidak akan
mencemari tanah maupun air. Namun,
sebenarnya tetap ada kemungkinan terjadinya
kebocoran atau korosi pipa atau pecahnya
lapisan batuan akibat gempa sehingga limbah
merembes kelapisan tanah.
b. Kolam penyimpanan (surface impoundments)
limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-
kolam yang memang dibuat untuk limbah B3.
Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang
dapat mencegah perembesan limbah. Ketika air
limbah menguap, senyawa B3 akan
terkosentrasi dan mengendap di dasar.
Kelemahan metode ini adalah memakan lahan
karena limbah akan semakin tertimbun dalam
kolam, ada kemungkinan kebocoran lapisan
pelindung, dan ikut menguapnya senyawa B3
bersama air limbah sehingga mencemari udara.
c. Landfill untuk limbah B3 (secure landfils)
limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun
harus pengamanan tinggi. Pada metode
pembuangan secure landfills, limbah B3
ditempatkan dalam drum atau tong-tong,
kemudian dikubur dalam landfill yang didesain
khusus untuk mencegah pencemaran limbah
B3. Landffill ini harus dilengkapi peralatan
monitoring yang lengkap untuk mengontrol
kondisi limbah B3 dan harus selalu dipantau.
Metode ini jika diterapkan dengan benar
dapat menjadi cara penanganan limbah B3
yang efektif. Namun, metode secure landfill
merupakan metode yang memliki biaya
operasi tinggi, masih ada kemungkinan
terjadi kebocoran, dan tidak memberikan
solusi jangka panjang karena limbah akan
semakin menumpuk.
(PPLi)
Solidification dan Stabilisation

Co-Processing and Thermal Destruction

P-Chem Treatment & Biological Treatment

Oil Sludge Treatment

Bioremediation

Landfill

Sequencing Batch Reactor


Proses stabilisasi merupakan :
Rangkaian dari berbagai
bentuk pengolahan awal
secara kimia Dicampur
dengan semen Portland, fly
ash dan bahan pemadat
lainnya, air, serta bahan kimia
lain.
Limbah stabil ditimbun
dengan aman di landfill.
Co-Processing and Thermal Destruction :

Pemusnahan limbah dengan pemanasan.


Limbah B3 organik dicampur dengan produk
petroleum sehingga dihasilkan bahan bakar
sintetis (shyntetic fuel).
Produk akhir dari pencampuran ini akan diuji di
laboratorium agar spesifikasinya konsisten
dengan standar International.
Temperatur pembakaran sangat tinggi (1.200
1.400 0C) dan waktu tinggal lama di dalam
tanur.
42
P-Chem Treatment & Biological Treatment :
Proses kombinasi pengolahan secara fisika maupun
kimia, ditambah dengan proses biologi
Dilengkapi dengan tahap pengolahan artificial
wetland (perencanaan lahan basah) mencapai
standar kebersihan yang paling tinggi untuk air
buangan.
Untuk limbah cair yang memiliki tingkat asam-basa
yang tinggi maka dilakukan penetralan terlebih
dahulu didalam buffer pond dengan tambahan
bahan kimia yang dapat menetralkan asam dan
basa..
Oil Sludge Treatment System OSTS (Sistem
Pengolahan Lumpur Minyak)

- Proses yang mampu memisahkan dan mengambil


ulang minyak dari lumpur minyak (oil sludge).
- Teknologi ini memadukan berbagai proses, antara
lain : centrifuge, sistem purifikasi, dan stabilisasi.
- Setelah dipisahkan dan dipurifikasi, minyak yang
diperoleh dapat diguna ulang baik oleh pelanggan
sendiri ataupun PPLi.
- Residu padat hasil pemisahan ditimbun di secure
landfill PPLi atau dimusnahkan secara thermal.
- Air limbah produk pemisahan dapat diolah di PPLi
(ataupun di lokasi pelanggan) untuk memenuhi baku
mutu buangan. 44
Bioremediation
Dengan memanfaatkan bakteri aktif dan proses
hayati alami
Mengolah berbagai jenis limbah seperti lumpur
minyak, tar, tanah dan air tanah yang
terkontaminasi hidrokarbon.
Air tanah yang tercemar oleh pelarut organik
ataupun hidrokarbon volatile lainnya, diolah
dengan ekstraksi uap dalam proses in-situbio
treatment.
Landfill Limbah B3
- Landfill B3 di PPLi dirancang sesuai dengan standar Indonesia,
Bank Dunia, dan USEPA.
- Limbah-limbah B3 tertentu yang dihasilkan oleh perusahaan
dapat ditimbun langsung di landfill limbah B3.
- Metoda dan bahan-bahan yang digunakan untuk konstruksi
landfill dijamin integritasnya.
- Air yang meresap melalui limbah B3 (disebut lindi) ditangkap
oleh lapisan HDPE (High Density Polyethilen) yang kedap air.
Sequencing Batch Reactor

Cairan yang bersentuhan dengan limbah disebut


lindi. Cairan tersebut bisa berupa air hujan, uap
air di dalam limbah yang diproses dan hasil
dekomposisi. Manajemen lindi adalah bagian
yang penting terhadap upaya perlindungan
lingkungan.
Lindi diolah di unit pengolahan biologi.
Untuk memenuhi standar kualitas air buangan.
PPLi secara kontinyu memompa lindi dari sistem
pengumpul lindi yang terdapat di dasar landfill
dan juga dari sumber lainnya.
Karena PPLi memindahkan lindi tersebut pada
saat lindi tersebut dihasilkan, maka PPLi telah
meminimumkan resiko lingkungan di area
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai