Anda di halaman 1dari 11

PENGOLAHAN LIMBAH B3 INFEKSIUS DI PT.

JASA MEDIVEST
MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Rekayasa Limbah

Disusun oleh :
Annisa Nur Wahidah P17333117401
Ambar Salsa Azzahra P17333117426
Fenni Maulani P17333117439
Ikfa Puspita P17333117406
Reta Athaya P17333117438
Selvi Wulandari P17333117425

PROGRAM STUDI D-IV JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI BANDUNG
2020
 Judul Praktikum
Kunjungan Pengolahan Limbah B3 Infeksius pada PT Jasa Medivest
 Tanggal Praktikum
5 Desember 2019
 Lokasi Praktikum
PT Jasa Medivest
 Tujuan Praktikum
Mengetahui proses pengolahan limbah B3 infeksius yang terdapat pada PT Jasa
Medivest
 Dasar Teori
Menurut PP No. 101 tahun 2014 Tentang Pengeloaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun, yang dimaksud dengan bahan berbahaya dan beracun (B3)
adalah zat, energy dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemari dan/atau
merusak lingkungan hisup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Limbah B3 adalah sisa
suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3. Limbah B3 dapat berasal dari
B3 kadaluwarsa, B3 tumpah, B3 yang tidak memenuhi spesifikasi produk yang akan
dibuang, bekas kemasan B3 dan limbah B3 dari sumber yang spesifik. Karakteristik
limbah B3 adalah mudah meledak, mudah menyala, reaktif, infeksius, korosif
dan/atau beracun(PP.No. 101, 2014).
Proses penyimpanan sementara limbah B3 sampai pengangkutan ke pengolah
akhir harus mengikuti beberapa persyaratan penyimpanan dan pengangkutan. Hal ini
dimaksudkan untuk menjamin keamanan dan keselamatan proses penyimpanan dan
pengangkutan mengingat besarnya potensi bahaya dari beberapa limbah B3.
Persyaratan penyimpanan dan pengangkutan dapat diikuti dengan melihat dari
karakteristik dan potensi bahaya dari setiap limbah B3. Karakteristik limbah B3
dijadikan landasan yang digunakan untuk menentukan perlakuan dalam proses
penyimpanan sementara dan pengemasan pada saat akan dilakukan proses
pengangkutan (Kepmen. Tenaga Kerja No. 187, 1999). Limbah padat B3 tidak
diperbolehkan dibuang langsung ke tempat pembuangan akhir limbah domesti dan
harus diolah terlebih dahulu(Girsang, 2013). Pengolahan limbah B3 dalah proses
untuk mengurangi dan/atau menghilangkan sifat bahaya sifat bahaya dan/atau sifat
racun (PP, 2014). Pemilihan jenis pengolahan limbah B3 tergantung pada
karakteristik dan kandungan limbah tersebut.
Menurut KEP-03/BAPEDAL/09/1995, proses pengolahan secara fisika dan
kimia bertujuan untuk mengurangi daya racun limbah B3 dan/atau menghilangkan
sifat/karakteristik limbah B3 dari berbahaya menjadi tidak berbahaya. Proses
pengolahan secara stabilisasi/solidifikasi bertujuan untuk mengubah watak fisik dan
kimia limbah B3 dengan cara penambahan senyawa pengikat B3 agar pergerakan
senyawa B3 ini terhambat atau terbatasi dan membentuk massa monolit dengan
struktur yang kekar. Proses pengolahan secara insenerasi bertujuan untuk
menghancurkan senyawa B3 yang terkandung di dalamnya menjadi senyawa yang
tidak mengandung B3.
 Pembahasan

PT. Jasa Medivest merupakan perusahaan pengolahan Limbah B3, khususnya


Limbah B3 infeksius. Diperlukan pengolahan untuk Limbah B3 infeksius karena jika
tidak dilakukan pengolahan, limbah tersebut dapat menimbulkan dampak lain, dapat
menjadi media penular penyakit dan media paparan penyakit. Terdapat peraturan
pemerintah yang mengatur tentang bagaimana cara pengolahan limbah B3,
diantaranya:

1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 56 Tahun 2014


2. Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014

PT. Jasa Medivest merupakan perusahan pengolahan limbah B3 dengan skala


besar. Contoh instansi yang menggunakan jasa pengolahan limbah B3 infeksius PT.
Jasa Medivest adalah Rumah Sakit Hasan Sadikin dengan berat limbah 1 ton/hari.
Abu hasil proses pembakaran Limbah B3 infeksius PT. Jasa Medivest akan di kirim
ke Landfill sebagai pihak lain yang ditunjuk oleh pemerintah.

Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009, setiap orang yang


menghasilkan limbah B3 dan tidak melakukan pengelolaan terhadap Limbah B3 yang
dihasilkan akan dikenakan sanksi. Sanksi dapat berupa denda minimal Rp.3 Miliar
atau kurungan penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 3 tahun.

Pengolahan Limbah B3
PT. Jasa Medivest pertama kali berdiri pada tahun 1996 di Malaysia. Pada
tahun 2006 Gubernur Jawa Barat memerintahkan agar Jawa Barat bersih dari limbah
medis, kemudian pada tahun 2009 PT. Jasa Medivest mulai beroperasi. PT. Jasa
Medivest memiliki 2 plant. Terdapat 2 buah incenerator yang diajukan di AMDAL
dengan kapasitas setiap incenerator yaitu 12 Kg/hari. Incenerator yang digunakan
memiliki sifat continue, artinya limbah lama yang terdapat di dalam incenerator
didorong oleh limbah baru yang masuk. Pada awal mula beroperasi, PT. Jasa
Medivest hanya mengolah limbah B3 sebanyak 1 ton/bulan. Hingga pada tahun 2012,
PT. Jasa Medivest mampu mengolah Limbah B3 sebanyak 12 ton/bulan.

Regulasi yang menjadi acuan bagi PT. Jasa Medivest untuk melakukan pengolahan
limbah B3 diantaranya adalah :

1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009


2. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. 56
Tahun 2015
4. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 128 Tahun 2003 dan Keputusan Menteri
Energi Sumber Daya Manusia No. 1693 Tahun 2001
5. Keputusan Kepala Bapedal No. 03 Tahun 1995

Sumber potensi Limbah B3 pada kegiatan industri adalah sebagai berikut :


PT. Jasa Medivest tidak dilengkapi dengan Laboraturium untuk pemeriksaan
Limbah B3. Semua Limbah B3 yang masuk ke PT. Jasa Medivest sudah dianggap
sebagai Limbah B3 infeksius. PT. Jasa Medivest termasuk perusahaan pegolahan
Limbah B3 dengan metode Thermal.
Interaksi Antar Pelaku Pengolahan

PT. Jasa Medivest telah memiliki izin untuk melakukan pengolahan Limbah
B3 infeksius dari Pemerintah Kabupaten Karawang dan sudah termasuk izin untuk
penyimpanan Limbah B3 infeksius dari Rumah Sakit. (izin dari pemerintah kab.
Karawang aja apa izin dari pemerintah pusat juga ada?)

Tahapan Pengolahan Limbah B3 Infeksius

PT. Jasa Medivest

PT. Jasa Medivest menggunakan prinsip Cradle to Grave yaitu pencegahan


pencemaran yang dilakukan sejak dihasilkannya limbah B3 sampai dengan
ditimbun/dikubur (dihasilkan, dikemas, digudangkan/penyimpanan, ditransportasikan,
didaur ulang, diolah, ditimbun/ dikubur)

Tahapan pengolahan Limbah B3 infeksius di PT. Jasa Medivest diantaranya sebagai


berikut:

1. Penerimaan Limbah B3 infeksius dari pihak penghasil.


2. Proses penimbangan Limbah B3 infeksius untuk memastikan kapasitas
incenerator.
3. Proses pembakaran (burning) selama 8 jam yang merupakan waktu yang
dibutuhkan untuk sistem continue pengolahan limbah.
4. Proses kontrol
5. Proses pencucian Bin
6. Proses preparing cleaning bins. Bin yang sudah bersih akan dikembalikan pada
pihak penghasil Limbah B3 infeksius.
7. Abu hasil pembakaran (Fly Ash dan Bottom Ash)
8. Pembuangan residu akhir
9. Secured Landfill

Proses Pengolahan Limbah B3 Infeksius

PT. Jasa Medivest

Pada unit incenerator terdapat 2 buah burner, yaitu Primary Burner dan
Secondary Burner. Fungsi burner pada incenerator adalah sebagai unit pengolah
Limbah B3 infeksius dengan metode Thermal. Suhu yang digunakan pada Primary
Burner adalah 1000o C, sedangkan suhu yang digunakan pada Secondary Burner
adalah 1200o C. Waktu tinggal dari proses pembakaran Primary Burner ke Secondary
Burner adalah 2 detik.
Incenerator PT. Jasa Medivest dilengkapi dengan unit pengolahan emisi hasil
proses pembakaran (burning), diantaranya yaitu :

1. Heat Exchanger
2. Cooling Tower yang berfungsi sebagai unit pendinginan dan untuk menghilangkan
senyawa organik pada emisi
3. Rotary Contactor dengan penambahan Lime and Carbon yang bertujuan untuk
mengikat asam dan menghilangkan bau dengan mekanisme adsorbsi oleh carbon
4. Fabric Filter yang bertujuan untuk menyaring partikel. Unit Fabric Filter dilengkapi
dengan Bag Filter yang berfungsi untuk menyaring partikel dengan kerapatan 0,1 µ
particle yang menempel pada Lime dan Carbon
5. Stack Outlet yang berfungsi sebagai keluaran gas hasil pengolahan Limbah B3
infeksius dengan kecepatan udara 2 m/s.
6. Abu hasil pembakaran (Fly Ash dan Bottom Ash) kemudian akan dikirim ke Landfill.

Pengujian Emisi

Frekuensi pengujian emisi yaitu :

1. 3 bulan, untuk pengujian 14 parameter emisi dengan metode Dioxin Furan.


2. 6 bulan, untuk pengujian ambien

DRA = pengujian pada mesin incenerator (tolong dilengkapin)

Cakupan Wilayah PT. Jasa Medivest

Cakupan wilayah PT. Jasa Medivest yaitu meliputi wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta,
dan Tangerang. PT. Jasa Medivest memiliki alat transportasi pengangkutan yang dapat
digunakan untuk mengangkut Limbah B3 selain infeksius. Untuk melakukan
pengangkutan, penghasil Limbah B3 harus melakukan kontak dengan pengolah limbah
terlebih dahulu

Monitoring

Monitoring yang dilakukan oleh PT. Jasa Medivest diantaranya yaitu :


1. Sensor temperatur
2. Sensor getaran
3. Sensor opasitas
4. Check List terhadap fan yang berfungsi untuk mengalirkan udara dari Primary Burner
ke Secondary Burner
5. Continues Componen Monitoring terhadap CO, CO2, dan O2 dengan tujuan untuk
mengukur efisiensi pembakaran.

 Kesimpulan

PT. Jasa Medivest merupakan perusahaan pengolahan Limbah B3, khususnya


Limbah B3 infeksius dengan skala besar. Contoh instansi yang menggunakan jasa
pengolahan limbah B3 infeksius PT. Jasa Medivest adalah Rumah Sakit Hasan
Sadikin dengan berat limbah 1 ton/hari. Abu hasil proses pembakaran Limbah B3
infeksius PT. Jasa Medivest akan di kirim ke Landfill sebagai pihak lain yang ditunjuk
oleh pemerintah.

Dalam proses pengolahan limbah B3 infeksius PT. Jasa Medivest


menggunakan prinsip Cradle to Grave yaitu pencegahan pencemaran yang dilakukan
sejak dihasilkannya limbah B3 sampai dengan ditimbun/dikubur (dihasilkan, dikemas,
digudangkan/penyimpanan, ditransportasikan, didaur ulang, diolah, ditimbun/
dikubur)

Tahapan pengolahan Limbah B3 infeksius di PT. Jasa Medivest diantaranya sebagai


berikut:

1. Penerimaan Limbah B3 infeksius dari pihak penghasil.


2. Proses penimbangan Limbah B3 infeksius untuk memastikan kapasitas
incenerator.
3. Proses pembakaran (burning) selama 8 jam yang merupakan waktu yang
dibutuhkan untuk sistem continue pengolahan limbah.
4. Proses kontrol
5. Proses pencucian Bin
6. Proses preparing cleaning bins. Bin yang sudah bersih akan dikembalikan pada
pihak penghasil Limbah B3 infeksius.
7. Abu hasil pembakaran (Fly Ash dan Bottom Ash)

Proses pengolahan limbah B3 infeksius Pada unit incenerator terdapat 2 buah


burner, yaitu Primary Burner dan Secondary Burner. Fungsi burner pada incenerator
adalah sebagai unit pengolah Limbah B3 infeksius dengan metode Thermal. Suhu
yang digunakan pada Primary Burner adalah 1000o C, sedangkan suhu yang
digunakan pada Secondary Burner adalah 1200o C. Waktu tinggal dari proses
pembakaran Primary Burner ke Secondary Burner adalah 2 detik.

Incenerator PT. Jasa Medivest dilengkapi dengan unit pengolahan emisi hasil
proses pembakaran (burning), diantaranya yaitu :

1. Heat Exchanger
2. Cooling Tower yang berfungsi sebagai unit pendinginan dan untuk
menghilangkan senyawa organik pada emisi
3. Rotary Contactor dengan penambahan Lime and Carbon yang bertujuan untuk
mengikat asam dan menghilangkan bau dengan mekanisme adsorbsi oleh carbon
4. Fabric Filter yang bertujuan untuk menyaring partikel. Unit Fabric Filter
dilengkapi dengan Bag Filter yang berfungsi untuk menyaring partikel dengan
kerapatan 0,1 µ particle yang menempel pada Lime dan Carbon
5. Stack Outlet yang berfungsi sebagai keluaran gas hasil pengolahan Limbah B3
infeksius dengan kecepatan udara 2 m/s.
6. Abu hasil pembakaran (Fly Ash dan Bottom Ash) kemudian akan dikirim ke
Landfill.

 Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai