PP. NO 44 TAHUN 2009L PERMENKES NO.75 THN 2014 PP. NO 44 TAHUN 2009 PASAL. 1 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Pasal 4 Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pasal. 7 1. Rumah sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan. 2. Rumah sakit dapat didirikan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau swasta. Pasal 8 Persyaratan lokasi sebagaimana yg dimaksus pasal 7, harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, sesuai dgn hasil kajian kebutuhan. • Ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan lingkungan sebagaimanamana dimaksud, menyangkut Upaya Pemantauan Lingkungan, Upaya Pengelolaan Lingkungan, dan/atau dengan analisis mengenai dampak lingkungan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan PERSYARATAN TEHNIS SISTIM SANITASI RUANG REHABILITASI MEDIK A. Sistim air bersih. 1. Sistim air bersih harus direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan sumber air bersih dan distribusinya 2. Sumber air bersih dapar diperoleh dengan sumber air berlangganan dan/atau sumber air lainnya yg memenuhi persyaratan kesehatan 3. Perencanaan sistim distribusi air bersih dalam bangunan ruang rehabilitasi medik harus memenuhi debit air dan tekanan minimal yang disyaratkan B. Sistim pembuangan air kotor dan/atau air limbah 1. Sisitm pembuangan air kotorvdan/atau air limbah harus direncankan dan dipasang dengan mempertimbangkan jenis dan tingkat bahayanya 2. Pertimbangan jenis air kotor dan/atau air limbah diwujudkan dalam bentuk pemilihan sistim pengaliran/pembuangan dan penggunaan peralatan yang dibutuhkan 3. Pertimbangan tingkat bahaya air kotor dan/atau air limbah diwujudkan dalam bentuk sistim pengolahan dan pembuangannya. C. Sistim pembuangan kotoran dan sampah. 1. Sistim pembuangan kotoran dan sampah harus direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan fasilitas penampungan dan jenisnya 2. Pertimbangan fasilitas penampungan diwujudkan dalam bentuk penyediaan tempat penampungan kotoran dan sampah, yg diperhitungkan berdasarkan fungsi bangunan, jumlah penghuni dan volume kotoran dan sampah 3. Pertimbangan jenis kotoran dan sampah diwujudkan dalam bentuk penempatan perwadahan dan/atau pengolahannya yg tdk mengganggu kesehatan penghuni, masyarakat dan lingkungannya. PUSKESMAS (Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 tahun 2014. Pasal. 1 Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas, adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan Upaya Promotif dan Preventif, untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi tinginya di wilayah kerjanya. Pasal. 2 Pembangunan Kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan utk mewujudkan masyarakat yang : 1. Memiliki prilaku sehat yg meliputi kesadaran, kemauan, dan kempuan hidup sehat 2. Mampu menjangkauvpelayanan kesehatan bermutu 3. Hidup dalam lingkungan yang sehat dan 4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. PRINSIP PENYELENGGARAAN PUSKESMAS 1. Paradigma sehat 2. Pertanggungjawaban wilayah 3. Kemandirian masyarakat 4. Pemerataan 5. Teknologi dan tepat guna dan 6. Keterpaduan dan kesinambungan. Pasal. 5 Puskesmas menyelenggarakan Fungsi : 1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama diwilayah kerjanya dan 2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. PERSYARATAN LOKASI PUSKESMAS 1. Tidak ditepi lereng 2. Tidak dekat dengan kaki gunung yg rawan tanah longsor 3. Tidak dekat anak sungai, sungai atau badan air yg dapat mengikis pondasi 4. Tidak di atas atau dekat jalur pertahanan aktif 5. Tidak di daerah rawan banjir 6. Tidak dalam Zone topan 7. Tidak didaerah rawan badai, dll PERSYARATAN PRASARANA PUSKESMAS 1. Sistim Ventilasi pada bangunan Puskesmas dapat berupa Ventilasi alami dan/atau ventilasi mekanis. Jumlah bukaan ventilasi alami tidak kurang dari 15% dari luas lantai. 2. Besarnya pertukaran udara yg disarankan utk berbagai fungsi ruangan di bangunan puskesmas minimal 12 kali pertukaran udara per jam dan utk Km/WC 10 kali pertukaran udara per jam. 3. Sistim pencahayaan didistribusikan rata dalam ruangan, dan lampu2 yg digunakan usahakan dari jenis hemat energi. TINGKAT PENCAHAYAAN 1. Ruang administrasi kantor, R.Kepala Puskesmas, ruang rapat, ruang pendaftaran, dan rekam medik, ruang pemeriksaan umum > 200 Lux 2. Ruang KIA, KB imunisasi, Kes.Gigi, R.ASI, R.Promkes, R.Farmasi, R.Rawat Inap, R.Rawat pasca persalinan > 200 Lux 3. Laboratorium, ruangan tindakan, ruang gawat darurat > 300 Lux 4. Dapur, ruangan tunggu, gudang umum, KM/Wc, ruang sterilisasi, ruang cuci linen > 100 Lux