Anda di halaman 1dari 64

DESAIN PENELITIAN

Riset Keperawatan

Fitria Masulili
Introduction
● Desain penelitian merupakan cara sistematis yang digunakan
untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan penelitian.

● Dalam desain penelitian dimuat aturan yang harus dipenuhi dalam


seluruh proses penelitian.

● Desain penelitian (pengertian luas) mencakup berbagai hal yang


dilakukan peneliti mulai dari identifikasi masalah, rumusan
hipotesis, definisi operasional, cara pengumpulan data hingga
analisis data.

● Desain penelitian (pengertian sempit) merupakan pedoman untuk
mencapai tujuan penelitian
Cont…
Desain penelitian yang dipilih oleh peneliti merupakan cara yang paling
efisien untuk menjawab tujuan dan pertanyaan penelitian.

Bukan berarti bahwa desain yang dipilih lebih unggul dari desain
penelitian yang lainnya.

Desain yang dipilih merupakan desain yang paling sesuai dan tepat untuk
menjawab tujuan dan pertanyaan penelitian  penelitian secara efisien
dan efektif

Jika tidak sesuai dengan pertanyaan atau tujuan penelitian  hasil dan
kesimpulan yang diperoleh akan salah.
Klasifikasi Jenis Penelitian
Secara garis besar klasifikasi jenis penelitian terdiri dari dua

1 Penelitian kuantitatif

2 Penelitian kualitatif
PENELITIAN
KUANTITATIF
Penelitian yang dilakukan untuk
menjawab pertanyaan penelitian dengan
cara-cara mengikuti kaidah keilmuan
yaitu konkrit/empiris, obyektif terukur,
rasional dan sistematis, dengan data hasil
penelitian yang diperoleh berupa angka-
angka serta analisis menggunakan metode
statistika.
Gambar klasifikasi desain penelitian kuantitatif (Sastroasmoro, 2014 dan
Notoatmodjo, 2010)

Desain penelitian
kuantitatif

Observasional
1. Deskriptif Eksperimen/Intervensi
2. Analitik 1. Pre experimental designs
a. Cross Sectional 2. True experimental designs
b. Case Control 3. Quasi experimental design
c. Cohort

10/7/2021 6
01
DESAIN PENELITIAN
OBSERVASIONAL Terbagi 2:
Desain penelitian deskriptif
& desain penelitian analitik
Desain Penelitian Observasional

Definisi Cont… Cont…

Penelitian dimana Hanya mengamati Hasil penelitian yang


peneliti tidak fenomena alam atau diperoleh dari sampel
melakukan intervensi sosial yang terjadi, tersebut kemudian dapat
atau perlakuan dengan sampel sebagai digeneralisasikan kepada
terhadap variabel. bagian dari populasi dan populasi yang lebih luas.
jumlah sampel yang
diperlukan cukup banyak
01a
Desain penelitian
deskriptif
Desain penelitian deskriptif Hasil penelitian yang diperoleh
dari penelitian deskriptif antara
lain berupa distribusi frekuensi
dalam bentuk persentase atau
Desain penelitian deskriptif proporsi, mean, median dan
merupakan penelitian untuk melihat sebagainya.
gambaran fenomena yang terjadi di
dalam suatu populasi tertentu

Di bidang kesehatan, penelitian Contoh


deskriptif ini digunakan untuk Gambaran berat badan dan tinggi badan balita
menggambarkan atau di Desa Z Tahun 2021
mendeskripsikan masalah-masalah
kesehatan yang terjadi di masyarakat Gambaran status gizi anak usia sekolah di
atau di dalam komunitas tertentu, Kecamatan A Tahun 2021
Desain penelitian deskriptif disebut juga survei deskriptif. Jenis masalah survei
deskriptif dapat digolongkan ke dalam hal-hal:

01 02
Survei rumah tangga Survei Morbiditas
(household survey), (morbidity survey),

03 04
Survei analisis jabatan Survei pendapat umum
(functional analysis survey) (public opinion survey)
Survei rumah tangga (household survey)
Yaitu suatu survey yang ditujukan kepada rumah
tangga

Pengumpulan data pada kepada keluarga (KK &


anggota) tentang kondisi kesehatan anggota keluarga
& informasi tentang rumah dan lingkungannya.

Sering digunakan dalam penelitian kesehatan antara lain


seperti Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan penelitian
kesehatan lainnya.

Contohnya:
Perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat di
Kelurahan R Kota D
Gambaran status gizi balita di Kota M Tahun 2020
Survei Morbiditas (morbidity survey),

Yaitu suatu survey untuk mengetahui distribusi,


insidensi dan atau prevalensi kejadian suatu
penyakit dalam masyarakat atau populasi
tertentu.

Contoh
Distribusi 10 besar penyakit di rumah sakit atau
Puskesmas di Kota K, Tahun L

Gambaran kejadian diare pada Balita di Wilayah


Kerja Puskesmas z
Survei analisis jabatan (functional analysis survey)
Yaitu survei yang dilakukan untuk mengetahui tugas & tanggung
jawab petugas kesehatan, kegiatan para petugas terkait dengan
pekerjaannya, hubungan antara atasan dengan bawahan, situasi
dan kondisi kerja termasuk fasilitas yang mendukung dalam
pekerjaannya.

Contohnya
Gambaran kinerja petugas kesehatan di Intalasi Rawat Jalan RS M

Gambaran beban kerja sumber daya manusia Kesehatan di Puskesmas C

Peran perawat dalam pembinaan keluarga sejahtera di Kota B

Gambaran analisis jabatan, rekrutmen, seleksi, penempatan dan promosi


pegawai pada jabatan struktural Dinas Keshatan Kota G Tahun 2014
Survei pendapat umum (public opinion survey)

Yaitu survei yang digunakan untuk memperoleh gambaran


tentang tanggapan publik atau masyarakat terhadap
suatu program pelayanan kesehatan atau masalah-
masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat.

Misalnya di bidang kesehatan untuk mengetahui


tanggapan atau sikap masyarakat terhadap program
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dalam pencegahan
penularan penyakit Demam Berdarah.

Contoh lainnya Kepuasan pasien terhadap pelayanan


kesehatan di Ruang rawat Inap RS D
01b
Desain penelitian
analitik, terbagi 3:
Cross Sectional, Case
Control & Cohort
Desain Penelitian Analitik

Desain penelitian analitik merupakan suatu penelitian


untuk mengetahui bagaimana dan mengapa suatu
fenomena terjadi melalui sebuah analisis statistik 
seperti korelasi antara sebab dan akibat atau faktor
risiko dengan efek  dapat dilanjutkan untuk
mengetahui seberapa besar kontribusi dari sebab atau
faktor risiko tersebut terhadap akibat atau efek.

10/7/2021 17
01. Rancangan atau desain Cross Sectional

Penelitian cross sectional merupakan suatu


penelitian yang mempelajari korelasi (hubungan)
antara paparan atau faktor risiko (independen) dengan
akibat atau efek (dependen),

Pengumpulan data dilakukan bersamaan secara


serentak dalam satu waktu antara faktor risiko
dengan efeknya (point time approach), artinya semua
variabel (independen & dependen) diobservasi pada
waktu yang sama
Gambar skema dasar penelitian cross sectional (Riyanto, 2011)
Variabel independen dan dependen diobservasi atau diukur satu kali
pada waktu yang sama

Efek
Faktor risiko (+)
Efek (-)

Efek
Faktor risiko (-)
Efek (-)

10/7/2021 19
Langkah-langkah penelitian cross sectional
1 Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian variabel independen
(faktor risiko) & variabel dependen (efek)

2 Menetapkan populasi & sampel penelitian

3 Melaksanakan pengumpulan data atau observasi terhadap variabel


independen dan variabel dependen sekaligus pada waktu yang sama

4 Melakukan analisis hubungan dengan membandingkan


proporsi antar kelompok hasil observasi atau pengukuran
Contoh rancangan cross sectional

● Tujuan penelitian: untuk mengetahui hubungan antara


karakteristik dengan kinerja petugas P-care

● Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:


a) Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian
1) Variabel dependen: kinerja
2) Variabel independen: karakteristik (umur, pendidikan,
masa kerja, jenis kelamin)
Contoh …

b) Menetapkan populasi dan sampel.


1) Populasi penelitiannya pada penelitian ini adalah petugas P – care di
puskesmas di kota atau kabupaten X. Petugas P – care di tiap
puskesmas sekitar 1 – 3 orang.
2) Pada penelitian kuantitatif besar sampel harus diperhatikan karena
memerlukan sampel yang cukup banyak.
3) Bila jumlah populasinya sedikit maka dapat diambil seluruhnya
menjadi sampel penelitian dengan menggunakan teknik pemilihan
sampel total sampling
c) Melakukan pengumpulan data melalui wawancara dan observasi.
d) Mengolah dan menganalisis data yg telah dikumpulkan
Hasil analisis membuktikan apakah ada hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen ataukah sebaliknya tidak ada
hubungan.
Kelebihan desain cross Kelemahan desain cross
sectional sectional
Desain ini relatif mudah, murah dan Memerlukan jumlah sampel yang banyak,
hasilnya cepat dapat diperoleh terutama apabila variabel yang diteliti
banyak.
Dapat digunakan untuk meneliti
sekaligus banyak variabel Tidak dapat menggambarkan
Jarang terancam drop out perkembangan penyakit secara akurat.
Kurang tepat untuk memprediksi suatu
Dapat dijadikan dasar untuk penelitian kecenderungan.
selanjutnya seperti kohort atau
eksperimen Kesimpulan korelasi faktor risiko
dengan efek paling lemah bila
dibandingkan dengan dua rancangan
analitik lainnya
02. Rancangan atau desain Case Control
● Penelitian case control merupakan suatu penelitian analitik yang
mempelajari sebab – sebab kejadian atau peristiwa secara
retrospektif.

● Dalam bidang kesehatan suatu kejadian penyakit diidentifikasi saat ini


kemudian paparan atau penyebabnya diidentifikasi pada waktu yang
lalu.

10/7/2021 24
Skema dasar penelitian case control (Riyanto, 2011)
Ditelusuri waktu retrospektif (ke Penelitian
Apakah ada faktor belakang) mulai dari sini

Risiko (+)
Efek (+)
Kasus
Risiko (-)

Risiko (+)
Efek (-)
Kontrol
Risiko (-)

10/7/2021 25
Langkah-langkah penelitian case control

1. Mengindentifikasi variabel-variabel penelitian.


2. Menetapkan populasi dan sampel penelitian.
3. Mengidentifikasi kasus.
4. Memilih sampel sebagai kontrol.
5. Melakukan pengukuran retrospektif untuk melihat penyebab atau
faktor risiko.
6. Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi antara
variabel-variabel dari kasus penelitian dengan variabel-variabel
kontrol.
Contoh
● Tujuan penelitian: untuk membuktikan hubungan faktor risiko (ASI
eksklusif, pola MP ASI, pola asuh, BBLR, dan penghasilan keluarga)
dengan gizi buruk pada anak dibawah dua tahun (baduta).

● Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi variabel dependen (efek) dan variabel independen (faktor


risiko).

Variabel dependen: gizi buruk pada baduta

Variabel independen: ASI eksklusif, pola MP ASI, pola asuh, BBLR, penghasilan
keluarga

10/7/2021 27
Cont…
2. Menetapkan populasi dan sampel.

Populasinya adalah semua anak usia di bawah dua tahun (6-23 bulan) di
kota atau kabupaten X.

Sampelnya adalah sebagian dari anak usia di bawah dua tahun (6-23
bulan) di kota atau kabupaten X.

Misalnya ditentukan sampel dipilih di suatu desa atau kecamatan dengan


kasus gizi buruk tertinggi di kota atau kabupaten X.

3. Mengidentifikasi kasus, yaitu anak usia baduta yang menderita gizi buruk.
Kasus diambil dari populasi yang telah ditentukan sejumlah hasil perhitungan
menggunakan rumus besar sampel.

10/7/2021 28
Cont…
4. Memilih sampel sebagai kontrol.

Kontrol merupakan anak usia baduta yang sehat.

Jumlah sampel kasus dan kontrol setara atau sama.

Pemilihan sampel kontrol berdasarkan kesamaan karakteristik dengan


sampel kasus seperti lokasinya yang berdekatan atau masih satu daerah
dengan sampel kasus.

Untuk meminimalisir terjadinya bias, dilakukan pengendalian pada saat


seleksi atau pemilihan sampel, dengan cara dilakukan matching antara
kelompok kasus dengan kelompok kontrol dengan kriteria: berjenis kelamin
sama, memiliki usia setara atau maksimal selisih usia 3 bulan.

10/7/2021 29
Cont…
5. Melakukan pengukuran retrospektif untuk melihat penyebab atau faktor risiko.
Pengukuran variabel-variabel penelitian terhadap kasus dan kontrol ditanyakan
melalui ibunya dengan menggunakan instrumen kuesioner.

6. Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi antara variabel-variabel


kasus dengan variabel-variabel kontrol.

7. Analisis data dilakukan dengan membandingkan proporsi faktor risiko yang positif
dan negatif pada kelompok kasus dan kelompok kontrol,

Sehingga diperoleh bukti ada atau tidaknya hubungan antara variabel-variabel


faktor risiko (ASI eksklusif, Pola MP ASI, Pola asuh, BBLR, penghasilan keluarga)
dengan gizi buruk pada baduta.

10/7/2021 30
Kelebihan Desain Case Control
▪ Desain ini merupakan salah satu ● Dapat menggunakan sampel
cara dan atau kadang bahkan penelitian yang lebih sedikit
satu – satunya cara untuk
meneliti kasus yang jarang atau ● Dapat digunakan untuk
langka mengidentifikasi berbagai
faktor risiko sekaligus dalam
▪ Hasil dapat diperoleh dengan satu penelitian
cepat

▪ Biaya yang diperlukan relatif


murah
Kelemahan Desain Case Control
Pengambilan data faktor risiko secara ● Kadang – kadang sulit memilih
retrospektif lebih mengandalkan daya sampel kontrol yang benar – benar
ingat sehingga ada kemungkinan sebanding dengan kelompok kasus
responden lupa atau tidak ingat terhadap karena banyaknya faktor risiko yang
apa yang pernah dialaminya  recall harus dikendalikan.
bias.
● Tidak dapat digunakan untuk
Pengambilan data sekunder juga dapat menentukan lebih dari satu
dilakukan misalnya dengan melihat variabel dependen, jadi hanya
catatan pada dokumen rekam medis  dihubungkan dengan satu kasus
seringkali kurang dapat memberikan atau efek.
informasi yang akurat karena isinya
kurang lengkap.
03. Rancangan atau desain Cohort
● Desain penelitian cohort merupakan suatu penelitian yang mempelajari hubungan
antara faktor risiko dengan efek, yang dilakukan secara propektif atau kedepan
sebelum terjadinya efek.
● Subyek penelitian diikuti dan diamati secara terus menerus sampai jangka waktu
tertentu.
● Secara alamiah, pada perjalanannya dari subyek tersebut ada yang terpapar faktor
risiko ada yang tidak.
● Subyek yang terpapar oleh faktor risiko menjadi kelompok yang diteliti dan
subyek yang tidak terpapar menjadi kelompok kontrol,
● Karena berangkat dari populasi yang sama maka kedua kelompok tersebut
dikatakan sebanding.
● Kemudian ditentukan apakah telah terjadi efek atau suatu kasus yang diteliti.

10/7/2021 33
Skema dasar penelitian cohort (Riyanto, 2011)
Penelitian
mulai dari sini Diikuti secara prospektif (kedepan Apakah terjadi

Efek (+)
Risiko (+)
Kasus
Efek (-)

Efek (+)
Risiko (-)
Kontrol
Efek (-)

10/7/2021 34
Langkah-langkah penelitian cohort
1. Mengindentifikasi faktor-faktor risiko (variabel independen) dan efek (variabel
dependen).
2. Menetapkan populasi dan sampel penelitian.
3. Memilih sampel dengan faktor risiko positif dari sampel dengan efek negatif.
4. Memilih sampel sebagai kontrol.
5. Mengobservasi perkembangan kedua kelompok tersebut sampai batas waktu yang
telah ditentukan  selanjutnya mengidentifikasi ada tidaknya efek yang timbul.
6. Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi antara subyek yang
mendapat efek positif dengan subyek yang mendapat efek negatif baik pada
kelompok risiko positif maupun kelompok negatif.

10/7/2021 35
Contoh Penelitian Cohort
Tujuan penelitian: untuk mengetahui hubungan perilaku merokok ibu hamil dengan
kejadian berat badan bayi lahir rendah (BBLR) di kota Semarang.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:


1. Mengidentifikasi variabel dependen (efek) dan variabel independen (faktor risiko).
Variabel dependen : kejadian BBLR. Variabel independen : perilaku merokok ibu
hamil.
2. Menetapkan populasi dan sampel.
Populasinya adalah seluruh ibu hamil baik yang merokok (kelompok risiko positif)
maupun yang tidak merokok (kelompok risiko negatif) di kota Semarang.
Kemudian dari populasi tersebut mengidentifikasi ibu hamil yang merokok dan ibu
hamil yang tidak merokok dengan masing-masing kelompok jumlahnya sama.

10/7/2021 36
Cont…
3. Mengamati perkembangan efek pada kelompok risiko positif dan kelompok risiko
negatif:
Dengan mengamati perilaku ibu hamil dari kedua kelompok tersebut sampai
melahirkan,
Kemudian mengukur berat badan bayi lahir untuk mengetahui kejadian BBLR

4. Melakukan analisis hubungan dengan cara membandingkan proporsi antar


kelompok ibu yang anaknya BBLR dengan proporsi kelompok ibu yang anaknya
tidak BBLR, diantara kelompok ibu yang merokok dan kelompok ibu yang tidak
merokok

10/7/2021 37
Kelebihan Desain Cohort
● Dapat digunakan untuk
▪ Merupakan desain yang paling
meneliti beberapa efek
baik untuk menerangkan
sekaligus dari suatu faktor
hubungan antara faktor risiko
risiko tertentu.
dengan efek, menentukan
insiden dan perjalanan penyakit.
● Memiliki kekuatan yang
paling baik untuk meneliti
▪ Sangat baik dilakukan terhadap
berbagai masalah kesehatan,
kasus yang bersifat fatal dan
karena penelitian dilakukan
progresif
secara longitudinal.
Kelemahan Desain Cohort
Biasanya memerlukan waktu yang Penelitian pada kasus yang
lama. jarang terjadi kurang efisien.

Lebih rumit dan memerlukan Kurang etis karena mengamati


sarana dan biaya yang mahal. faktor risiko pada subyek
sampai terjadinya efek.
Kemungkinan ada subyek yang
drop out dan dapat mengganggu
analisis data.
02
DESAIN PENELITIAN
EKSPERIMEN, terbagi atas:
Pre experimental designs, True
experimental designs dan Quasi
experimental design
PENGERTIAN
Desain penelitian eksperimen
Merupakan penelitian dengan
adanya perlakuan atau
intervensi yang bertujuan untuk
mengetahui akibat yang
ditimbulkan setelah dilakukan
intervesi kepada satu atau lebih
kelompok.

Kemudian, hasil intervensi


tersebut dibandingkan dengan
kelompok yang tidak diberikan
intervensi (kontrol).
Langkah-langkah penelitian eksperimen

Membuat rumusan
masalah. 01 02 Membuat tujuan
penelitian

Membuat hipotesis 03 04 Menyusun rencana


eskperimen
penelitian.
meliputi: ………
Rencana eksperimen…

a. b. c.
Menetapkan variabel Memilih desain Menentukan sampel
independen dan eksperimen yang akan penelitian
dependen. digunakan.

d. e. f.
Menyusun metode Menyusun outline Menyusun
penelitian seperti alat prosedur pengumpulan hipotesis statistik.
ukur. data.
Cont…Langkah-langkah
. Melakukan
pengumpulan data
tahap pertama
(pretest).
05 06 Melakukan
eksperimen.

Melakukan
pengumpulan data 07 08 Melakukan
pengolahan dan
tahap kedua analisis data.
(posttest)..
Pembanding atau kontrol dalam penelitian eksperimen

● Kontrol merupakan sampel penelitian yang tidak diberikan


intervensi atau perlakuan.
● Kelompok kontrol sebagai pembanding dengan kelompok yang
diberikan intervensi atau perlakuan,  untuk melihat perubahan
variabel apakah perubahan yang terjadi betul–betul karena adanya
perlakuan atau karena hal lain.
Cont…Pembanding atau kontrol ….

● Manfaat kontrol dalam penelitian eksperimen:


○ Untuk mencegah munculnya faktor-faktor yang sebenarnya
tidak diharapkan berpengaruh terhadap variabel dependen.
○ Untuk membedakan berbagai variabel yang tidak diperlukan
dari variabel yang diperlukan
○ Untuk menggambarkan secara kuantitatif hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat, dan sejauh mana
tingkat hubungan antara kedua variabel tersebut.
Desain penelitian eksperimen terdapat tiga macam
Desain eksperimen 01 02 03

01. Desain penelitian


pra – eksperimen (pre Posttest only design
One group pretest Static group comparison
experimental designs) posttest design

02. Desain penelitian Desain pretest-posttest Desain posttest dengan


eksperimen dengan kelompok Randomized Salomon kelompok kontrol
sungguhan (true kontrol (pretest–posttest Four Group (posttest only control
experimental designs) with control group) group design)

03. Desain penelitian Desain rangkaian waktu Non equivalent control


group
eksperimen semu Desain runtut waktu dengan kelompok
(quasi experimental (time series design) pembanding (control Separate sample
designs) time series design) pretest posttest
Desain penelitian pra eksperimen
01. Posttest only design
○ Desain penelitian yang dilakukan Kelemahan …
perlakuan atau intervensi tanpa ○ Tidak ada kontrol (kelompok kontrol)
diawali dengan pretest dan tanpa dan tidak ada observasi awal atau
kontrol, diberikan posttest setelah pretest sehingga kemungkinan
perlakuan kesimpulan yang diperoleh apakah
betul-betul akibat perlakuan atau
○ Tidak membandingkan sebelum dan karena faktor lain.
sesudah perlakuan, antara kelompok
intervensi & kelompok tanpa Kekuatan …
perlakuan, gambar rancangannya:
Lebih cepat dan mudah dan dapat
Perlakuan/Intervensi Posttest digunakan untuk menjajagi masalah-
masalah yang diteliti atau
X O2 mengembangkan gagasan atau metode
alat-alat tertentu
Cont… pra eksperimen
02. One group pretest posttest design

○ Desain penelitian yang diberikan Prettest Perlakuan/Intervensi Posttest


pretest/observasi, lalu diberi
perlakuan atau intervensi, dilanjutkan 01 X O2
posttest. Tanpa kelompok kontrol

○ Membandingkan sebelum dan


sesudah perlakuan, tidak Kelemahan …
dibandingkan kelompok intervensi & ○ Tdak ada jaminan apabila perubahan
kelompok tanpa perlakuan, yang terjadi benar–benar karena
adanya perlakuan.
○ Gambar rancangannya:
Cont… pra eksperimen
03. Static group comparison

○ Sama dengan desain posttest only ○ Hasil pengukuran kedua


design, kelompok dibandingkan

○ Perbedaan  ditambahkan ○ Gambar rancangannya:


kelompok kontrol atau pembanding.

○ Kelompok eksperimen diawali


dengan dilakukannya intervensi Perlakuan Posttest

atau perlakuan (X)  dilakukan Kel. eksperimen


pengukuran (O2) pada kedua X 02
kelompok (intervensi & kontrol) Kel. kontrol 02
Desain penelitian eksperimen sungguhan
01. Desain pretest-posttest dengan
kelompok kontrol
○ Dilakukan randomisasi berupa ○ Setelah beberapa waktu
pengelompokan anggota-anggota kemudian dilakukan pengukuran
kelompok eksperimen dan kontrol kedua (O2) pada kedua kelompok
secara acak atau random. tersebut.
○ Gambar rancangannya:
○ Kemudian diawali dengan
pengukuran (O1) baik pada
kelompok eksperimen maupun pada Prettest Perlakuan Posttest
kelompok kontrol,
Kel. eksperimen 01 X 02
○ Lalu diberi intervensi atau
perlakuan (X) pada kelompok Kel. kontrol
01 02
eksperimen.
Cont… Desain pretest-posttest dengan kelompok kontrol

○ Kedua kelompok sudah dilakukan randomisasi  mempunyai sifat yang sama


sebelum perlakuan,  perbedaan pada hasil posttest dari kedua kelompok
tersebut dapat disebut sebagai pengaruh dari intervensi atau perlakuan.

○ Desain ini merupakan salah satu desain terkuat dalam mengontrol ancaman–
ancaman terhadap validitas

○ Pelaksanaan di lapangan agak sulit karena biasanya kesulitan dalam melakukan


randomisasi dan ada masalah dari segi etika, misalnya untuk membandingkan
reaksi suatu pengobatan atau suatu terapi, dimana pada satu kelompok
mendapat perlakuan sementara kelompok yang lainnya tidak mendapatkan.
Cont… Desain pretest-posttest dengan kelompok kontrol

○ Desain ini dapat diperluas dengan menambahkan lebih dari satu variabel yaitu
dengan melakukan perlakuan pada lebih dari satu kelompok dengan
perlakuan yang berbeda,
○ Gambarkan rancangannya: Prettest Perlakuan Posttest

Kel. Eksperimen (a)


01 X (a) 02

Kel. Eksperimen (b) 01 X (b) 02

Kel. kontrol 01 02

○ Pada desain ini, kesimpulan–kesimpulan mengenai efek perbedaan antara


perlakuan yang satu dengan yang lainnya dapat dicapai tanpa menggunakan
kelompok kontrol.
Desain penelitian eksperimen sungguhan
02. Randomized Salomon Four Group

Desain ini dapat mengatasi kelemahan eksternal validitas pada desain yang ada
pada desain pretest-posttes with control group.

Apabila pretest mungkin mempengaruhi subyek sehingga mereka menjadi lebih


sensitif terhadap perlakuan dan mereka bereaksi secara berbeda dari subyek yang
tidak mengalami pretest, maka eksternal validitas terganggu dan kita tidak dapat
membuat generalisasi dari penelitian itu untuk populasi, demikian pula kalau ada
interaksi antara pretest dengan perlakuan.
Desain penelitian eksperimen sungguhan
02. Randomized Salomon Four Group … cont

Desain Solomon ini dapat mengatasi masalah mengatasi masalah ini dengan cara
menambah kelompok ke–3 (dengan perlakuan dan tanpa pretest) dan kelompok ke–4
(tanpa perlakuan dan tanpa pretest).

Bentuk desain ini sebagai berikut: Prettest Perlakuan Posttest

Kel. 01 X 02
Intervensi

Kel. Kontrol 01 02
Kel. Kontrol
X 02

Kel. Kontrol
02
Desain penelitian eksperimen sungguhan
03. Desain posttest dengan kelompok kontrol
(posttest only control group design)
○ Desain ini memungkinkan peneliti
○ Desain penelitian ini hampir sama mengukur pengaruh perlakuan
dengan desain penelitian pada eksperimen dengan cara
eksperimen sungguhan yang lain membandingkan kedua kelompok
○ Perbedaan: tidak dilakukan pretest, namun tidak dapat seberapa besar
karena kelompok eksperimen dan perubahannya terjadi karena tidak
kelompok kontrol diambil dengan dilalukan pretest untuk menentukan
cara random maka kelompok– data awal.
kelompok tersebut dianggap sama ○ Gambar rancangannya:
sebelum dilakukan intervensi.
Perlakuan Posttest

Kel. eksperimen
X 02
Kel. kontrol 02
Desain penelitian eksperimen semu
01. Desain runtut waktu (time series
design)
○ Sehingga validitasnya lebih tinggi
● Desain penelitian ini melakukan dan pengaruh faktor luar dapat
pretest dan posttest namun tanpa dikurangi.
kelompok kontrol,
○ Bentuk desainnya:
● Memiliki keuntungan dengan
pengukuran atau observasi yang
secara berulang–ulang baik
sebelum dilakukan intervensi Prettest Perlakuan/Intervensi Posttest

maupun sesudah intervensi,


01 02 03 04 X 05 06 07 08
Desain penelitian eksperimen semu
02. Desain rangkaian waktu dengan kelompok
pembanding (control time series design)

● Desain penelitian ini pada dasarnya


merupakan time series, ○ Bentuk desainnya:

● Namun pada desain ini


menggunakan kelompok kontrol. Prettest Perlakuan Posttest

Kel. 01 02 03 X 04 05 06
● Keuntungan dari desain ini lebih Intervensi

menjamin adanya validitas internal Kel. Kontrol 01 02 03 X 04 05 06


yang tinggi karena memiliki
kelompok kontrol dan pengukuran
yang berulang–ulang.
Desain penelitian eksperimen semu
03. Non equivalent control group
○ Desain yang dimungkinkan untuk ○ Rancangan ini  evaluasi program
membandingkan hasil intervensi pendidikan kesehatan atau pelatihan-
program kesehatan pada kelompok pelatihan lainnya, perbandingan hasil
kontrol yang serupa tetapi tidak perlu intervensi program kesehatan di suatu
kelompok yang benar–benar sama. kecamatan/desa dengan
kecamatan/desa lainnya
○ Misalnya penelitian tentang ○ Pengambilan sampel tidak
random/tidak acak
pengaruh pelatihan kader terhadap
○ Bentuk desainnya:
cakupan posyandu

○ Kelompok intervensi  akan Prettest Perlakuan Posttest

diberikan pelatihan kader, & kelompok Kel. 01 X 02


kontrol (tdk diberi pelatihan)  tidak Intervensi

perlu sama persis anggota kelompok Kel. Kontrol 01 02


tsb
Desain penelitian eksperimen semu
04. Separate sample pretest posttest
○ Desain penelitian ini diawali dengan ○ Desain ini sangat baik untuk menghindari
pengukuran pertama (pretest) pada pengaruh atau efek dari pretest.
sampel yang telah dipilih secara random
dari populasi. ○ Desain penelitian ini sering digunakan
dalam penelitian kesehatan dan keluarga
○ Kemudian dilakukan intervensi pada berencana
seluruh populasi.
○ Bentuk desainnya:
○ Selanjutnya dilakukan pengukuran kedua
(posttest) pada kelompok sampel yang
lain tapi masih dari populasi yang sama. Prettest Perlakuan Posttest

Kel. 01 X
Intervensi

Kel. Kontrol X 02
Cont…

Rancangan-rancangan
eksperimen sungguhan (true
eksperiment)  dapat juga
digunakan dalam penelitian
eskperimen semu

Simbol R (randominasi) tidak


dilakukan atau diabaikan
Penerapan Penelitian Eksperimen (Intervensi)
di Bidang Kesehatan secara garis besar terdiri dari dua:

01. Penelitian intervensi preventif 02. Penelitian intervensi kuratif


● Penelitian yang digunakan untuk ● Penelitian yang digunakan untuk
mempelajari hubungan faktor-faktor risiko memberikan perlakuan terhadap
dengan suatu kejadian penyakit atau kasus perkembangan suatu penyakit.
dengan memberikan perlakuan tentang
faktor risiko tersebut kepada subyek. ● Misalnya  imunisasi massal difteri di
Perlakuan diberikan secara kolektif namun suatu daerah untuk menurunkan
dapat diamati dengan pendekatan prevalensi penyakit difteri.
individual.
● Misalnya  perlakuan berupa penyuluhan
tentang imunisasi dasar lengkap pada ibu–
ibu yang memiliki bayi di komunitas,
efeknya akan dilihat dengan meningkatnya
cakupan imunisasi di komunitas tersebut.
METODE PENELITIAN LAIN (NOTOATMODJO, 2010)

02 04
01 Comparative
study
Studi
Perbandingan Prediction study
Case study Studi Prediksi
Studi

05
Penelaahan
kasus
03
Correlation Studi Korelasi
Evaluation study
study
Studi Evaluasi
Thanks!
Semoga Bermanfaat

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai