KARDIOVASKULAR
”Kejang”
Oleh
Putri Maharani
183110187
3.A
Dosen pembimbing
TAHUN 2021
Resume Kejang
1. Pengertian kejang
Kejang adalah suatu perubahan fungsi pada otak secara mendadak dan sangat singkat atau
sementara yang dapat disebabkan oleh aktifitas yang abnormal serta adanya pelepasan listrik
serebal yang sangat berlebihan. Kejang Demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 380C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium
(Indrayati & Haryanti, 2019).
Kejang demam merupakan kejang yang paling sering terjadi pada anak Sebanyak 2%
sampai 5% anak yang berumur kurang dari 5 tahun pernah mengalami kejang disertai demam
dan kejadian terbanyak adalah pada usia 17-23 bulan. Secara umum kejang demam memiliki
prognosis yang baik, namun sekitar 30 sampai 35% anak dengan kejang demam pertama akan
mengalami kejang demam berulang (Erdina Yunita et al., 2016).
3. Patofisiologi
Penanganan pertama yang tepat dilakukan orangtua saat anak kejang demam
adalah tetap tenang dan jangan panik, berusaha menurunkan suhu tubuh anak,
memposisikan anak dengan tepat yaitu posisi kepala anak dimiringkan,
ditempatkan ditempat yang datar, jauhkan dari benda-benda atau tindakan
yang dapat mencederai anak. Selain itu, tindakan yang penting untuk
dilakukan orangtua adalah dengan mempertahankan kelancaran jalan nafas
anak seperti tidak menaruh benda apapun dalam mulut dan tidak memasukkan
makanan ataupun obat dalam mulut(Indrayati & Haryanti, 2019)
5. Pemeriksaan Diagnostik
Periksa darah / lab: Hb, Ht, Leukosit, Trombosit.
EEG
Lumbal punksi
CT-SCAN (Indrayati & Haryanti, 2019)
6. Faktor kejang
Adanya faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya kejang demam berulang
adalah riwayat kejang demam dalam keluarga, usia kurang dari 12 bulan, temperatur
yang rendah saat kejang, dan cepatnya kejang setelah demam.4 Selain empat faktor di
atas, adanya faktor jenis kelamin, riwayat epilepsi dalam keluarga, dan kejang demam
kompleks pada kejang demam pertama juga ditambahkan sebagai faktor prediktif
kejang demam berulang (Labir et al., 2017)
B. Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermi b.d proses penyakit
2) Perfusi jaringan tidak efektif b.d reduksi aliran darah ke otak
3) Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan
4) Resiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
5) Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, proses yang kontinue yang
penting untuk menjamin kualitas dan ketepatan perawatan yang diberikan, yang dilakukan
dengan meninjau respon pasien untuk menentukan keefektifan rencana keperawatan dalam
memenuhi kebutuhan klien.
DAFTAR PUSTAKA
Erdina Yunita, V., Afdal, A., & Syarif, I. (2016). Gambaran Faktor yang Berhubungan
dengan Timbulnya Kejang Demam Berulang pada Pasien yang Berobat di Poliklinik
Anak RS. DR. M. Djamil Padang Periode Januari 2010 – Desember 2012. Jurnal
Kesehatan Andalas, 5(3), 705–709. https://doi.org/10.25077/jka.v5i3.605
Indrayati, N., & Haryanti, D. (2019). Gambaran Kemampuan Orangtua Dalam Penanganan
Pertama Kejang Demam Pada Anak Usia Toddler. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah
STIKES Kendal, 9(2), 149–154. https://doi.org/10.32583/pskm.9.2.2019.149-154
Labir, K., Sulisnadewi, N. L. K., & Mamuaya, S. (2017). Pertolongan pertama dengan
kejadian kejang demam pada anak. Journal Nursing, 1–7. http://poltekkes-
denpasar.ac.id/files/JURNAL GEMA KEPERAWATAN/DESEMBER 2014/ARTIKEL
Ketut Labir dkk,.pdf