Anda di halaman 1dari 4

C.

EVIDENCE BASED PRACTICE

1) Pengertian EBP Menurut Beberapa Ahli :


 Menurut Ingersoll G, 2000, EBP adalah penggunaan teori dan informasi yang
diperoleh berdasarkan hasil penelitian secara teliti, jelas dan bijaksana dalam
pembuatan keputusan tentang pemberian askep pada individu atau sekelompok
pasien dan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan pilihan dari pasien
tersebut.
 Menurut Greenberg & Pyle, 2006, EBP adalah bukti yang digunakan untuk
mendukung pengambilan keputusan di pelayanan kesehatan.
 Menurut Melnyk & Fineout-Overholt, 2011, EBP adalah penggunaan bukti
ekternal, bukti internal (clinical expertise), serta manfaat dan keinginan pasien
untuk mendukung pengambilan keputusan di pelayanan kesehatan.
2) Model EBP
1. Haynes et al (1996) membuat suatu model keputusan klinis berdasarkan bukti ilmiah.
Pada model tersebut, terdapat 4 komponen yang dapat mempengaruhi pengelolaan
masalah yang dihadapi pasien, yaitu penguasaan klinis, pilihan pasien terhadap
alternatif bentuk perawatan, hasil penelitian klinis, dan sumber-sumber yang tersedia.

a) Keahlian klinis
Elemen paling penting dalam menerapkan aturan-aturan dan panduan
dalam memberikan askep.
b) Hasil penelitian
Kesuksesan menggunakan hasil penelitian adalah dengan memastikan
bahwa desain penelitian yang tepat digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Masing-masing desain penelitian mempunyai
tujuan, kekuatan dan kelemahan.
c) Pilihan pasien
Pilihan pasien terhadap asuhan keperawatan dapat meliputi proses
memilih perawatan alternatif dan mencari second opinions.
d) Sumber-sumber
Yang dimaksud dengan sumber-sumber di sini adalah sumber-sumber
terhadap perawatan kesehatan. Hampir seluruh keputusan dalam
perawatan kesehatan mempunyai implikasi terhadap sumber-sumber,
misalnya pada saat suatu intervensi mempunyai potensi yang
menguntungkan bagi pasien, namun tidak dapat segera dilaksanakan
karena keterbatasan biaya.
2. Sedangkan Melnyk dan Overholt (2011) membuat suatu model komponen evidence
based berdasarkan pengambilan keputusan klinik sebagai berikut :

a) Bukti eksternal yaitu berupa Hasil penelitian, teori-teori yang lahir dari
penelitian, pendapat dari ahli, hasil dari diskusi panel para ahli.
b) Bukti internal yaitu penilaian klinis, hasil dari proyek peningkatan kualitas
dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan klinik, hasil dari pengkajian
dan evaluasi pasien, alasan klinis, evaluasi dan penggunaan sumber daya
tenaga kesehatan yang diperlukan untuk melakukan treatment yang dipilih,
dan mencapai hasil yang diharapkan.
c) Manfaat dan keinginan pasien yaitu memberikan manfaat terbaik untuk
kondisi pasien saat itu dan meminimalkan pembiayaan.
3) Tujuan EBP
Grinspun, Virani & Bajnol, 2001, Mengatakan bahwa tujuan dari EBP adalah
memberikan data pada perawat praktisi berdasarkan bukti ilmiah agar dapat
memberikan perawatan secara efektif dengan menggunakan hasil penelitian yang
terbaik, menyelesaikan masalah yang ada di tempat pemberian pelayanan terhadap
pasien, mencapai kesempurnaan dalam pemberian asuhan keperawatan dan jaminan
standar kualitas dan untuk memicu adanya inovasi.
4) Manfaat EBP
Menurut Trinder & Reynolds (2006), manfaat evidence based practice dalam
keperawatan yaitu :
1. Menjadi jembatan antara penelitian dan praktik.
2. Mengeliminasi penelitian dengan kualitas penelitian yang buruk.
3. Mencegah terjadinya informasi yang overload terkait hasil-hasil penelitian.
4. Mengeliminasi budaya “practice which is not evidence based”.
5) Langkah-Langkah dalam EBP
Menurut Melnyk dan Overholt (2011), terdapat 7 langkah dalam Evidence
Based Practice yaitu :
1. Menumbuhkan semangat menyelidiki.
2. Menanyakan pertanyaan klinik dengan menggunakan PICO/PICOT format.
3. Mencari dan mengumpulkan bukti-bukti (artikel penelititan) yang paling relevan
dengan PICO/PICOT.
4. Melakukan penilaian kritis terhadap bukti-bukti (artikel penelititan).
5. Mengintegrasikan bukti-bukti (artikel penelititan) terbaik dengan salah satu ahli di
klinik serta memperhatikan keinginan dan manfaatnya bagi pasien dalam membuat
keputusan atau perubahan.
6. Mengevaluasi outcome dari perubahan yang telah diputuskan berdasarkan bukti-
bukti.
7. Menyebarluaskan hasil dari EBP.
Sedangkan menurut Cluett (2006) terdapat 5 langkah dalam proses evidence
based practice yaitu :
1. Berefleksi terhadap praktek keperawatan dan mengidentifikasi “area yang masih
tidak pasti”.
2. Menterjemahkan “area yang masih tidak pasti” tersebut menjadi
pertanyaanpertanyaan yang fokus dan dapat dicari jawabannya.
3. Mencari literatur terkait hasil penelitian yang menggunakan desain penelitian yang
sesuai untuk membantu dalam menjawab pertanyaan pada langkah 2.
4. Mengkritisi penelitian.
5. Mengubah praktek keperawatan jika hasil penelitian yang dikritisi menyarankan hal
tersebut.

Referensi

 Grinspun, D., Virani, T., & Bajnok, I. (2001). Nursing best practice guidelines: The
RNAO project. Hospital Quarterly, 4, 54-57
 Ingersoll G. Evidence-based nursing: what it is and isn’t. Nurs Outlook 2000;48:151-
2.
 XMelnyk, B.M. & Fineout-Overholt, E., 2011. Evidence-based Practice in Nursing &
Healthcare: A Guide to Best Practice Second Edition, Lippincott Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai