Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS FALETEHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
(OBS. FEBRIS)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah


KEPERAWATAN DASAR PROFESI NERS

Disusun Oleh:
Eha Huwaida Hayati
5023031056

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
2023-2024
1. PENGERTIAN
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh
ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,5°C). Demam adalah proses
alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh. Demam terajadi pada
suhu > 37, 2°C, biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamur atau parasit),
penyakit autoimun, keganasan , ataupun obat – obatan (Hartini, 2015).
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan
pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar demam pada anak merupakan akibat
dari perubahan pada pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit – penyakit
yang ditandai dengan adanya demam dapat menyerang sistem tubuh.Selain itu demam
mungkin berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan non spesifik
dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi (Wardiyah, 2016).

2. ETIOLOGI
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun
penyakit lain. Demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat
toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak
atau dehidrasi (Guyton dalam Thobroni, 2015).
Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal dalam Thobroni (2015)
bahwa etiologi febris,diantaranya:
1. Suhu lingkungan.
2. Adanya infeksi
3. Pneumonia.
4. Malaria.
5. Otitis media.
6. Imunisasi

3. PATOFISIOLOGI
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi
atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke
tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen
adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan
luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau
merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non infeksi).
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada
tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus
pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan
produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh
dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar
keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan
pengeluaran panas.

4. MANIFESTASI KLINIK
Menurut Nurarif, tanda dan gejala terjadinya febris adalah:
1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,5⁰C - 39⁰C)
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Pemeriksaan laboratorium
 Darah dan urine
 Pemeriksaan feses
 Malaria smear
 Rapid diagnostik test (RDT)
 Bacterial smear
 Kimia darah
6. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pada keadaan hipepireksia ( demam ≥ 41 °C ) jelas diperlukan penggunaan obat – obatan
antipiretik. Ibuprofen mungkin aman bagi anak – anak dengan kemungkinan penurunan
suhu yang lebih besar dan lama kerja yang serupa dengan kerja asetaminofin.
7. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
a) PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Identitas klien Meliputi : nama, tempat/ tanggal lahir, umur, jenis kelamin,
nama orang tua, perkerjaan orang tua, alamat, suku, bangsa, agama.
b. Keluhan utama Klien yang biasanya menderita febris mengeluh suhu tubuh
panas > 37,5 °C, berkeringat, mual/muntah.
c. Riwayat kesehatan sekarang Pada umumnya didapatkan peningktan suhu
tubuh diatas 37,5 °C, gejala febris yang biasanya yang kan timbul menggigil,
mual/muntah, berkeringat, nafsu makan berkurang, gelisah, nyeri otot dan
sendi.
d. Riwayat kesehatan dulu Pengakjian yang ditanyakan apabila klien pernah
mengalmi penyakit sebelumnya.
e. Riwayat kesehatan keluarga Penyakit yang pernah di derita oleh keluarga baik
itu penyakit keturunan ataupun penyakit menular, ataupun penyakit yang
sama.
f. Genogram Petunjuk anggota keluarga klien.
g. Riwayat kehamilan dan kelahiran Meliputi : prenatal, natal, postnatal, serta
data pemebrian imunisasi pada anak.
h. Riwayat sosial Pengkajian terhadap perkembangan dan keadaan sosial klien
i. Kebutuhan dasar
1) Makanan dan minuman Biasa klien dengan febris mengalami nafsu
makan, dan susuh untuk makan sehingga kekurang asupan nutrisi.
2) Pola tidur Biasa klien dengan febris mengalami susah untuk tidur karena
klien merasa gelisah dan berkeringat.
3) Mandi
4) Eliminasi klien febris biasanya susah untuk buang air besar dan juga bisa
mengakibatkan terjadi konsitensi bab menjadi cair.
j. Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran Biasanya kesadran klien dengan febris 15 – 13, berat badan
serta tinggi badan
2) Tanda – tanda vital Biasa klien dengan febris suhunya > 37,5 °C, nadi >
80 x i Head to toe
a) Kepala dan leher Bentuk, kebersihan, ada bekas trauma atau tidak
b) Kulit, rambut, kuku Turgor kulit (baik-buruk), tidak ada gangguan /
kelainan.
c) Mata Umumnya mulai terlihat cekung atau tidak.
d) Telingga, hidung, tenggorokan dan mulut Bentuk, kebersihan, fungsi
indranya adanya gangguan atau tidak, biasanya pada klien dengan
febris mukosa bibir klien akan kering dan pucat.
e) Thorak dan abdomen Biasa pernafasan cepat dan dalam, abdomen
biasanya nyeri dan ada peningkatan bising usus bising usus normal
pada bayi 3 – 5 x
f) Sistem respirasi Umumnya fungsi pernafasan lebih cepat dan dalam
g) Sistem kardiovaskuler Pada kasus ini biasanya denyut pada nadinya
meningkat
h) Sistem muskuloskeletal Terjadi gangguan apa tidak.
i) Sistem pernafasan Pada kasus ini tidak terdapat nafas yang tertinggal /
gerakan nafas dan biasanya kesadarannya gelisah, apatis atau koma
j) Pemeriksaan tingkat perkembangan
(1) Kemandirian dan bergaul Aktivitas sosial klien
(2) Motorik halus Gerakan yang menggunakan otot halus atau
sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh
kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya : memindahkan
benda dari tangn satu ke yang lain, mencoret – coret, menggunting
(3) Motorik kasar Gerakan tubuh yang menggunakan otot – otot besar
atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang di pengaruhi
oleh kematangan fisik anak contohnya kemampuan duduk,
menendang, berlari, naik turun tangga
(4) Kognitif dan bahasa Kemampuan klien untuk berbicara dan
berhitung
k) Data penunjang Biasanaya dilakukan pemeriksaan labor urine, feses,
darah, dan biasanya leokosit nya > 10.000 (meningkat), sedangkan Hb,
Ht menurun. Data pengobatan Biasanya diberikan obat antipiretik
untuk mengurangi shu tubuh klien, seperti ibuprofen, paracetamol
(Yahya, 2018).
b) DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme
3. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
c) INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan (SDKI)
1. Hipertermia Setelah dilakukan Manajemen hipertermia
berhubungan dengan intervensi Observasi:
proses penyakit keperawatan - Identifikasi penyebab
ditandai dengan suhu diharapkan hipertermia
tubuh diatas nilai termoregulasi - Monitor suhu tubuh
normal. membaik dengan - Monitor kadar
Ditandai Dengan: kriteria hasil: elektrolit
- Suhu tubuh - Mengigil - Monitor haluaran
diatas normal membaik urine
- Kejang - Kejang - Monitor komplikasi
- Takikardi menurun akibat hipertermia
- Takipnea - Takikardi Terapeutik:
- Kulit terasa membaik - Sediakan lingkungan
hangat - Takipnea yang dingin
membaik - Longgarkan atau
- Suhu tubuh lepaskan pakaian
membaik - Berikan cairan oral
- Suhu kulit - Lakukan pendinginan
membaik eksternal
- Ventilasi - Anjurkan tirah baring
membaik - Hindari pemberian
antipiretik atau
aspirin
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu.
2. Deficit nutrisi Setelah dilakukan Manajememn gangguan
berhubungan dengan intervensi makan
peningkatan keperawatan Observasi:
kebutuhan diharapkan status - Monitor asupan dan
metabolisme nutrisi pasien keluarnya makanan
Ditandai dengan: membaik dengan dan cairan serta
- Berat badan kriteria hasil: kebutuhan kalori
menurun - Porsi makan Terapeutik:
minimal 10% yang - Timbang berat badan
dibawah dihabiskan secara rutin
rentang ideal meningkat - Rencanakan program
kriteria - Diare menurun pengobatan untuk
- Cepat kenyang - Frekuensi perawatan dirumah
setelah makan makan Edukasi:
- Kram/nyeri membaik - Ajarkan pengaturan
abdomen - Nafsu makan diet yang baik
- Bising usus membaik - Ajarkan keterampilan
hiperaktif - Bising usus koping untuk
- Otot membaik penyelesaian masalah
mengunyah prilaku makan
lemah Kolaborasi:
- Otot menelan - Kolaborasi dengan
lemah ahli gizi tentang target
berat badan,
kebutuhan kalori, dan
pilihan makanan.
3. Hipovolemia Setelah dilakukan Pemantauan cairan
berhubungan dengan intervensi Observasi:
kehilangan cairan keperawatan - Monitor frekuensi dan
aktif ditandai dengan diharapkan status kekuatan nadi
- Pengisian vena cairan membaik - Monitor frekuensi
menurun dengan kriteria hasil: napas
- Status mental - Kekuatan nadi - Monitor tekanan
berubah meningkat darah
- Suhu tubuh - Turgor kulit - Monitor elastisitas
meningkat meningkat turgor kulit
- Tekanan darah - Monitor intake output
membaik cairan
- Suhu tubuh - Identifikasi tanda-
membaik tanda hipovolemia
- Identifikasi factor
ketidakseimbangan
cairan

Anda mungkin juga menyukai