Anda di halaman 1dari 50

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Elviera Gamelia
Partisipasi Masyarakat
 Partisipasi berasal dari bahasa inggris “participate” yang artinya megikutsertakan, ikut mengambil
bagian (Willie Wijaya, 2004)
 Partisipasi didefinisikan individu sebagai keterlibatan mental dan emosional dalam situasi kelompok
yang mendorongnya untuk berkontribusi pada kelompok dan berbagi tanggung jawab untuk mereka
(Keith Davis, 1976)
 Partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang berkaitan dengan
pembagian: kewenangan, tanggung jawab, dan manfaat (Merdikanto, 2003).
Partisipasi masyakat di bidang kesehatan berarti keikutsertaan
seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan masalah
kesehatan mereka sendiri. Di dalam hal ini, masyarakat sendirilah
yang aktif memikirkan program-program kesehatan
masyarakatnya. Institusi kesehatan hanya sekedar memotivasi dan
membimbingnya (Notoadmodjo, 2007)

Masyarakat akan mulai memikirkan program-program kesehatan untuk memecahkan


masalah yang ada di wilayahnya. Puskesmas atau institusi kesehatan hanya sebagai
fasilitator dan hanya mengarahkan. Masyarakat yang secara langsung berpartisipasi.
Mengapa diperlukan partisipasi masyarakat dalam upaya pemberdayaan
masayarakat?
 Karena program pemberdayaan masyarakat dimuali dari perencanaan,
pelaksanaan atau implementasi sampai monitoring evaluasi, diharapkan
masyarakat itu sendiri yang bisa melaksanakan. Pihak eksternal seperti Puskesmas
atau LSM atau lainnya hanya sebagai fasilitator. Ketika tidak ada partisipasi atau
masyarakat pasif, maka program tersebut tidak akan berjalan dan tidak akan bisa
mengatasi masalah kesehatan.
LATAR BELAKANG / ALASAN ADANYA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PM
 Meningkatnya permasalahan kesehatan masyarakat dan penyakit (PTM dan PM), keadaan
sanitasi lingkungan yang tidak baik.
Dalam kesehatan masyarakat memang memiliki banyak kasus penyakit. Dahulu sangat banyak
penyakit menular, hingga berubah saat ini menjadi trend atau bergeser ke penyakit tidak
menular. Contoh penyakit menular: TB, COVID dan contoh Penyakit tidak menular: diabetes,
cancer. Selain adanya PM dan PTM di Indonesia, tetapi terdapat masalah sanitasi lingkungan
yang tidak baik.
 Tidak berkembangnya bakat, keterampilan dan kemampuan masyarakat
Fasilitator bisa meningkatkan skill mereka. Atau sebenarnya ada masyarakat yang memiliki
potensi tetapi ada beberapa masyarakat yang diberikan kesempatan yang sama untuk
memperlihatkan potensi dan partisipasinya.
 Tidak memberikan ruangan peran yang disukai oleh sasaran.
 Biasanya program mengabaikan pendapat sebagian besar sasaran → marjinalisasi, eksklusi
Program mengabaikan pendapat sebagian besar sasaran. Misalnya: ada program buttom up dan
top down, dan pemberdayaan masyarakat merupakan program buttom up sehingga bukan dari
tenaga kesehatan atau LSM. Tetapi seringkali pihak eksternal mengabaikan potensi, bakat, atau
ide-ide dari masyarakat (menganggap masyarakat kurang mampu).
 Tidak dapat ikut mendefinisikan kebutuhan kesehatan
Diabaikan tersebut mengakibatkan tidak dapat ikut dalam mendefinisikan kebutuhan kesehatan
ASUMSI DASAR PARTISIPASI
 Mayarakat lebih tahu kebutuhan kesehatan mereka sendiri. Karena bukan pihak eksternal
yang paling tahu tetapi masyarakat yang paling tahu mengenai kebutuhan mereka. Hal ini
terjadi karena masyarakat yang tinggal dan menetap di daerah tersebut, merka yang
mengetahui latar belakang sosial budaya dan ekonomi. Masyarakat yang paling tahu
mengenai kearifan lokal dan sumber daya yang bisa ditingkatkan di wilayahnya.
 Masyarakat pengetahuan dan keterampilan untuk peran tertentu dalam kesehatan
 Petugas kesehatan membutuhkan partisipasi masyarakat untuk keberhasilan program
Tanpa adanya partisipasi maka program tersebut tidak akan berhasil
Partisipasi berfungsi menumbuhkan kemampuan masyarakat untuk berkembang secara
mandiri (self-reliance) dalam usaha memperbaiki taraf hidup masyarakat.

Jadi partisipasi bida menumbuhkan kemauan dan kemampuan untuk memecahkan


masalah kesehatan yang ada di wilayah tersebut. Oleh karena itu antara wilayah yang
satu dengan wilayah yang lain pasti permasalah kesehatannya berbeda.
PRINSIP PARTISIPASI
1. Cakupan
Dalam prinsip partisipasi merupakan semua orang yang ada di masyarakat tersebut atau
wakil dari kelompok (perwakilan RT RW, perwakilan karang taruna) yang terkena dampak
dari hasil suatu keputusan.
2. Kesetaraan Kewenangan (equal powership)
Berbagai pihak terlibat harus menyeimbangkan distribusi kewenangan. Misalnya seluruh
masyarakat yang terlibat dalam proses pemberdayaan masyarakat memiliki wewenang
yang sama atau tidak membagi tugas dan tanggung jawab yang berat di salah satu (tida ada
dominitas dan minoritas)
3. Kesetaraan dan Kemitraan (Equal Partnership)
Setiap orang dalam anggota masyaraka pasti memiliki keterampilan, kemampuan dan
inisiatif. Masyarakat memilih lihat untuk menggunakan setiap kemampuan tersebut dalam
proses pemberdayaan masyarakat, sehingga setiap anggota masyarakat memiliki
kemampuan yang dapat digunakan. Jadi setara tergantung skill yang mereka miliki,
memiliki hak sama untuk berpartisipasi sesuai kemampuan.
4. Kesetaraan Tanggung Jawab
Semua pihak memiliki tanggung jawab yang jelas (tugas pokok dan fungsi). Adanya
KESETARAAN KEWENANGAN pasti akan timbul KESETARAAN TANGGUNG JAWAB. Ketika
dibagi kewenangan yang sama maka anggung jawab yang dilakukan semua anggota
masyarakat juga sama.
5. Kerjasama
Dibutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak sehingga dapat mencapai tujuan program
tersebut. Kerjasama merupakan softskill.
Misalnya kerjasama dalam mengolah sampah dengan baik, tetapi ketika tidak bisa
melakukan kerja sama maka akan percuma.
6. Transparansi
Semua pihak (baik stakeholder yang bekerja sama dengan masyarakat) diharapkan dapat
mengembangkan komunikasi yang terbuka serta kondusif dan ada komunikasi yang baik
antar terbuka, sehingga program dapat berjalan dengan baik.
7. Pemberdayaan Masyarakat
Keterlibatan berbagai pihak pasti akan memiliki kekurangan dan kelebihan dari setiap
pihak. Sehingga ketika mengetahui adanya kekurangan dan kelebihan maka diharapkan
ada keterlibatan aktif dalam setiap proses kegiatan. Sehingga akan saling melengkapi,
saling berkesinambungan, saling belajar, dan saling memberdayakan satu sama lain.
Dengan adanya komunikasi yang terbuka atau TRANSPARANSI maka akan diketahui
kekurangan dan kelebihan.
BENTUK PARTISIPASI
Apa yang bisa disumbangkan untuk berpastisipasi?
1. Nyata (berwujud)
 Uang
Misalnya di suatu desa ada anggota masyarakat yang tingkat pendapatannya tinggi
atau sosial ekonomi menengah ke atas, maka dapat memberikan dana untuk
memperlancar usaha-usaha sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
 Harta benda
Bisa menyumbahkan berbentuk benda. Misalnya: menyumbangkan alat kerja
(perkakas) untuk pemecahan masalah saluran pembuangan air limbah.
 Tenaga/keterampilan
Bentuknya berupa tenaga atau jasa untuk pelaksanaan usaha yang dapat menunjang
keberhasilan suatu program. Jadi tenaga fisik yang dipakai oleh masyaraat atau
berbagai pihak.
2. Abstrak (tidak memiliki wujud terlihat)
 Buah pikiran
Keterampilan atau skill. Misalnya skill pengelolaan sampah.
Sumbangan ide-ide atau gagasan untuk penyusunan suatu program sampai
pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini agar dapat memperlancar dan sharing.
Misalnya: pemberdayaan masyarakat kepada suami, yaitu memberikan ide-ide untuk
bisa memberdayakan masyarakat dalam penanganan ibu hamil resiko tinggi.
 Partisipasi sosial
Ada forum-forum diskusi seperti arisan, karang taruna. Dapat berupa sumbangan
perhatian yang dapat memotivasi agar berpartisipasi.
Misalnya dalam organisasi terkait desa siaga, dimana ada Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD). Dari situ ada pasrtisipasi sosial dan pihak eksternal bisa ikut
berpartisipasi untuk mengambil keputusan terkait kepentungan bersama.
 Pengambilan keputusan
Untuk mengambil keputusan bersama
 Partisipasi representative
Memberikan kepercayaan kepada orang lain yang duduk dalam suatu keorganisasian
atau sebuah tim. Memang ada kelebihan dan kekurangan seperti semua dihandle
oleh koordinator tanpa memberikan keperayaan kepada wakil atau anggota.
Diharapkan adanya partisipasi representative tidak dilakukan sendiri tetapi membagi
pada masing-masing anggota tim. Karena partisipasi adalah keterlibatan semua
pihak.
TIPE PARTISIPASI
TIPOLOGI KARAKTERISTIK
 Masyarakat berpartisipasi dengan cara diberitahu apa yang sedang
atau telah terjadi.
 Pengumuman sepihak oleh manajemen atau pelaksana proyek tanpa
memperhatikan tanggapan masyaraka
 Informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan profesional di
luar kelompok sasaran.
Partisipasi pasif/manipulatif

Masyarakat hanya diberi tahu bahwa di wilayahnya ada program.


Pengumuman ini sepihak oleh pelaksana projek tanpa memperhatikan
tanggapan masyarakat. ini adalah partisipasi paling rendah. Informasi
diberikan terbatas pada kalangan profesional (di luar kelompok
sasaran)
 Masyarakat berpartisipasi dengan cara menjawab pertanyaan-
pertanyaan penelitian seperti dalam kuesioner sejenisnya.
Partisipasi dengan cara
 Masyarakat tidak punya kesempatan untuk terlibat dan memengaruhi
memberikan informasi
proses penyelesaian
 Akurasi hasil penelitian tidak dibahas bersama masyarakat
Menjawab pertanyaan hanya ketika dibutuhkan tanpa diberi
kesempatan terlibat lebih jauhdalam program tersebut. Kemudian hasil
riset atau hasil analisis situasi tidak disebar luaskan ke masyarakat tetapi
hanya ke pihak-pihak tertentu.
 Masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi. Orang luar
mendengarkan dan membangun pandangan-pandangannya sendiri
untuk kemudian mendefinisikan permasalahan dan pemecahannya,
dengan memodifikasi tanggapan-tanggapan masyarakat
 Tidak ada peluang bagi pembuat keputusan bersama
 Para profesional tidak berkewajiban mengajukan pandangan-
pandangan masyarakat (sebagai masukan) untuk ditindaklanjuti.

Partisipasi melalui konsultasi  Misalnya ada projek konseling dan masyarakat berpartisipasi hanya
dengan berkonsultasi pada PIKKRR (Pusat Informasi Konseling
Kesehatan Reproduksi Remaja). Orang luar hanya mendengarkan dan
membangun pandangan-pandangan sendiri kemudian mendefinisikan
masalah pemecahan. Yang utama terlibat dalam pemecahan masalah
adalah pihak eksternal sehingga tida ada peluang untuk membuat
keputusan bersama. Para profesional tidak berkewajiban mengajukan
pandangan-pandangan masyarakat (sebagai masukan) untuk
ditindaklanjuti.
 Masyarakat berpartisipasi dengan cara menyediakan sumber daya
seperti tenaga kerja, demi mendapatkan makanan, upah, ganti rugi,
dan sebagainya
 Masyarakat tidak dilibatkan dalam eksperimen atau proses
pembelajarannya
Partisipasi untuk insentif materil
 Masyarakat tidak mempunyai andil untuk melanjutkan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan pada saat insentif yang disediakan/diterima
habis. Misalnya ada program bank sampak, tetapi mereka hanya
megnumpulkan sampaj hanya untuk mendapatkan uang. Tetapi tidak
dilibatkan dalam proses pembelajaran daur ulang sampah tersebut.
 Masyarakat berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk
mencapai tujuan yang berhubungan dengan proyek.
 Pembentukan kelompok setelah ada keputusan-keputusan utama
yang disepakati
Partisipasi fungsional  Pada awalnya, kelompok masyarakat ini bergantung pada pihak luar
(eksternal: fasilitator, dll) tetapi pada saatnya mampu mandiri.
Misalnya MMD, dimana awalnya masih harus ada tenaga kesehatan
yang memandi MMD. Tetapi lama kelamaan masyarakat mampu
mandiri. Tetapi kelemahannya, belum maksimal untuk pembahasan.
 Masyarakat berpartisipasi dalam analisis bersama yang mengarah
pada perencanaan kegiatan dan organisasi apa saja yang terlibat.
Ketika tidak ada organisasi yang aktif maka dapat membentuk
lembaga sosial baru atau penguatan kelembagaan yang telah ada.
 Partisipasi ini cenderung melibatkan metode inter-disiplin yang
Partisipasi interaktif mencari keragaman perspektif dalam proses belajar yang terstruktur
dan sistematik
 Kelompok-kelompok masyarakat mempunyai peran kontrol atas
keputusan-keputusan mereka, sehingga mereka mempunyai andil
dalam seluruh penyelenggaraan kegiatan. Sudah ada keputusan
bersama dan memiliki kontrol (lebih baik dari partisipasi interaktif).
 Masyarakat berpartisipasi dengan mengambil inisiatif secara bebas
(tidak dipengaruhi /ditekan pihak luar) untuk mengubah sistem -sistem
atau nilai -nilai yang mereka miliki.
 Masyarakat mengembangkan kontak dengan lembaga -lembaga lain
Self mobilization (sudah benar- untuk mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan sumberdaya yang
benar mandiri) dibutuhkan
 Masyarakat memegang kendali atas pemanfaatan sumberdaya yang
ada
Masyarakat sudah benar-benar mandiri artinya masyarakat
berpartisipasi mengambil inisiatif secara bebas dan tidak ada pengaruh
dari pihak fasilitator manapun. Masyarakat merencanakan,
melaksanakan sendiri tanpa adanya gagasan dan ide dari pihak luar.
Kemudian masyarakat mengembangkan kontak dengan lembaga-
lembaga lain atau kemitraan (misalnya pihak desa memiliki kontak
dengan pihak dinas untuk mengembangkan UKM dan UKBM) sehingga
mereka memiliki inisiatif sendiri untuk mendapatkan bantuan-bantuan
lokal. Masyarakat juga memegang kendali atas pemanfaatan sumber
daya yang ada, baik SDM, dana, SDA, dll.
JENIS PARTISIPASI
1. Perencanaan/Pengambilan Keputusan
Berkaitan dengan penentuan alternatif dengan masyarakat untuk menuju kata sepakat
tentang berbagai gagasan yang menyangkut kepentingan bersama. Sehingga ketika ada
permasalahan kesehatan yang ada wilayah tersebut, maka masyarakat mengambil
keputusan atau merencanakan program untuk memecahkan masalah bersama.
Dalam desa siaga, masyarakat yang hadir dalam MMD kemudian berpartisipasi
memberikan ide atau gagasan mengenai solusi pemecahan masalah.
Contoh lain: terbentuknya organisasi kelembagaan lokal untuk mendukung program
tersebut.
2. Pelaksanaan
Lanjutan dari rencana yang telah disepakati. Biasanya dalam bentuk menggerakakan
sumber daya dan dana, kegiataan administrasi dan koordinasi penjabara program.
Misalnya: menciptakan lingkungan bersih, PHBS, mengikuti kegiatan Posyandu, gotong
royong, menyediakan ambulans desa.
Atau dalam mengidentifikasi ibu hamil resiko tinggi, maka masyarakat menggalang dana
untuk ibu melahirkan sesuai dengan kemampuan. Atau dalam setiap RT atau disetiap RW
terdapat 1 mobil ambulans dan mobil tersebut harus siap siaga 24 jam untuk ibu
melahirkan.
3. Pengambilan kemanfaatan
Segi kualitas yang ditandai dengan peningkatan output (PHBS meningkat0. Segi kuantitas
dilihat seberapa besar persentase keberhasilan program yang dilaksanakan, apakah sesuai
dengan target yang telah ditetapkan.
4. Evaluasi
Bertujuan mengetahui apakah pelaksanaan program telah sesuai dengan rencana yang
ditetapkan atau ada penyimpangan. Evaluasi menilai kinerja kader, evaluasi PHBS anggota
masyarakat. sehingga bisa menetapkan terjadi peningkatan atau tidak.
AKTIVITAS PARTISIPASI DALAM KOMUNITAS
1. Need Assesment (Penjajakan kebutuhan)
 Menekankan opini tentang improvisasi yang diinginkan masyarakat. (menyampaikan ide
dan gagasan)
 Memprioritaskan tujuan
 Bernegosiasi dengan agensi (bernegoisasi dengan fasilitator)
2. Planning
 Merumuskan tujuan
 Menetapkan tujuan
 Mengkritisi rencana sehingga terjadi kesepakatan
3. Mobilizing
 Membangkitkan kesadaran masyarakat tentang kebutuhan
 Membangun atau mendukung struktur organisasi yang ada di masyarakat
Diharapkan bisa memberikan informasi yang tepat karena diperlukan kesadaran
masyarakat. misalnya tradisi ketika ada yang meninggal, amak terdapat kegiatan
tahlilan. Tetapi saat pandemi COVID, harus bisa memberikan informasi tepar yaitu
mengutamakan protokol kesehatan
4. Training
 Partisipasi dalam kegiatan pelatihan formal atau informal untuk meningkatkan
keterampilan komunikasi.
Diharapkan masyarakat bisa berpartisipasi dan mengikutinya. Tergantung
darisasarannya. Misalnya pelatihan daur ulang sampah organik atau pengolahan sampai
menjadi bubuk kompos. Dengan masyarakat datang pelatihan maka sudah termasuk
berpartisipasi.
 Pemeliharaan konstruksi
 Manajemen keuangan
5. Implementing
 Terlibat dalam aktivitas manajemen
 Berkontribusi langsung pada program, operasi dan pemeliharaan
 Menyumbangkan uang untuk biaya, membayar layanan atau biaya keanggotaan
organisasi komunitas. (produk nyata dan abstrak)
6. Monitoring Evaluation
 Partisipasi dalam penilaian pekerjaan yang telah dilakukan
 Mengenali perbaikan yang dapat dilakukan dan mendefinisikan kembali kebutuhan
ketika masih ada yang perlu diperbaiki.
MANFAAT PARTISIPASI
 Partisipasi memperluas basis pengetahuan dan representasi
 Partisipasi dapat mendorong kepemilikan lokal (memiliki rasa kepemilikan yang kuta),
komitmen, dan akuntabilitas.
 Partisipasi membantu terbangunnnya transparansi komunikasi dan hubungan – hubungan
antara stakeholder
 Partisipasi dapat membangun kapasitas masyarakat dan modal sosial. Otomatis dengan
adanya program pemberdayaan masyarakat maka dapat meningkatkan skill
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI
1. Internal
 Usia
Ketika program pemberdayaan masyarakat, usia mana yang lebih berpartisipasi? = usia
produktif ataupun usia dewa sehingga lebih terbuka
 Jenis Kelamin
Sasaran yang biasa dilatih adalah perempuan. Misalnya kader posyandu, kader jumantik.
 Pendidikan
Dimungkinkan yang lebih berpartisipasi adalah tingkat pendidikan menengah. Walaupun
secara teori seharusnya pendidikan tinggi karena memiliki pengalaman dan pemahaman
yang lebih baik.
 Pekerjaan
Memiliki pekerjaan tetap lebih berpartisipasi. Misal dalam menyumbang dana, harta
benda.
 Lamanya tinggal
2. Eksternal
 Komunikasi yang intensif antara pihak luar/tokoh masyarakat/lainnya
 Iklim sosial, ekonomi, politik dan budaya
 Kesempatan untuk berpartisipasi
 Kebebasan untuk berprakarsa dan berkreasi
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PARTISIPASI
1. Pendukung
 Komitmen yang kuat, rasa kebersamaan, kesadaran dan keikhlasan yang tinggi.
 Sumber daya
 Sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat
2. Penghambat
 Sosialisasi tidak merata
 Kordinasi kegiatan masih belum dilaksanakan secara positif
 Perumusan program dan kegiatan sekedar daftar keinginan, bukan daftar yang benar -
benar dibutuhkan oleh masyarakat
PERAN SERTA MASYARAKAT
DALAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Peran Serta Masyarakat
 Suatu proses yang melibatkan masyarakat, yaitu proses komunikasi dua arah
yang terus menerus untuk meningkatkan pengertian masyarakat secara
penuh atas suatu proses kegiatan (canter, 1977).

 Masyarakat dapat terlibat terlibat dalam perubahan sosial yang


memungkinkan mereka mendapatkan bagian keuntungan dari kelompok
yang berpengaruh (arnstein, 1969)

 Secara sederhana didefinisikan feed forward information (komunikasi dari


pemerintah kepada masyarakat tentang suatu kebijakan) dan feedback
information (komunikasi dari masyarakat ke pemerintah atas kebijakan itu).
Peran Serta Masyarakat (D.A. Setyawan, 2008)
Proses dimana individu, keluarga dan lembaga masyarakat termasuk
swasta:

● Mengambil tanggung jawab atas kesehatan diri, keluarga, dan masyarakat

● Mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri, keluarga, dan


masyarakat. Untuk mengembangkan kemampuan tersebut maka diperlukan
suatu proses. Dimana berawal dari tahu, mau, hingga mampu. Taha[an tersebut
membekali masyarakat menjadi mampu.

● Menjadi pelaku perintis kesehatan dan pemimpin yang menggerakkan kegiatan


masyarakat di bidang kesehatan berdasarkan atas kemandirian dan
kebersamaan. Diharapkan individu tersebut menjadi pelopor atau dapat menfasilitasi,
membantu, dan menggerakan kegiatan masyarakat terutama dalam bidang kesehatan. agar
mereka dapat mandiri untuk dapat menyelesaikan atau memecahkan masalahnya mereka sendiri
dan otomatis tidak mungkin mereka bisa mandiri tanpa adanya kerja sama, kebersamaan untuk
sama-sama dalam mencapai tujuan.
● Peran serta masyarakat amat menentukan terhadap
keberhasilan, kemandirian dan kesinambungan
pembangunan kesehatan
Terbukti secara Yuridis :
UU 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 5, 8, 71 dan 72

Dan dibahas khusus secara langsung pada pasal 71 dan 72 mengenai


peran serta masyarakat.
UU No 23 Tahun 1992 Pasal 5
Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
perseorangan, keluarga, dan lingkungannya.
Jadi setiap warga negara wajib untuk ikut serta

5
UU No 23 Tahun 1992 Pasal 8
Pemerintah bertugas menggerakkan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan dan pembiayaan kesehatan, dengan memperhatikan
fungsi sosial sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang
kurang mampu tetap terjamin.
 Ada tugas untuk pemerintah untuk menggerakan masyarakat agar
bisa aktif dan mandiri dalam meningkatkan kesehatan
 Terkait dengan jaminan kesehatan, dimana dahulu belum ada BPJS terkait JPKM.
Dimana masyarakat membayar premi tetapi tiap daerah memiliki JPKM yang berbeda.
UU No 23 Tahun 1992
Bab VII (Peran Serta Masyarakat)

● Pasal 71
1. Masyarakat memiliki kesempatan untuk berperan serta dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan beserta sumber dayanya.
Memang stakeholder ataupun fasilitator pemberdayaan masyarakat
diharapkan bisa memberikan kesempatan dan tidak menghalang-halangi.
Seperti dalam partsipasi, ada yang project hanya dimiliki beberapa bagian.
Tetapi dalam hal ini diharapkan semua masyarakat harus ada peran serta.
2. Pemerintah membina, mendorong, dan menggerakkan swadaya masyarakat
yang bergerak di bidang kesehatan agar dapat lebih berdayaguna dan berhasil
guna.
Masyarakat sebagai fasilitator. Dana, SDM, sumber daya, seluruhnya berasal dari masyarakat. hal
ini dikarenakan masyarakat lebih mampu dibandingkan ketika stakeholder yang memberikan,
maka nantinya tidak ada proses kemandirian dari masyarakat.
3. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara peran serta masyarakat di bidang
kesehatan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Biasanya masing-
masing pemerintah provinsi memiliki aturan tersendiri.
UU No 23 Tahun 1992
Bab VII (Peran Serta Masyarakat)
● Pasal 72
1. Peran serta masyarakat untuk memberikan pertimbangan dalam
ikut menentukan kebijaksanaan pemerintah pada
penyelenggaraan kesehatan dapat dilakukan melalui Badan
Pertimbangan Kesehatan Nasional, yang beranggotakan tokoh
masyarakat dan pakar lainnya.
Terdapat organisasi-organisasi yang berada di masyarakat dan
beranggotakan masyarakat itu sendiri.
2. Ketentuan mengenai pembentukan, tugas pokok, fungsi, dan tata
kerja Badan Pertimbangan Kesehatan Nasional ditetapkan dengan
Keputusan Presiden.

8
Tujuan Peran Serta Masyarakat

● Untuk meningkatkan jumlah dan mutu upaya


masyarakat di bidang kesehatan.
Upayanya bermacam-macam.

9
Tujuan Khusus Peran Serta Masyarakat
● Meningkatkan kemampuan tokoh masyarakat, tokoh
agama, pemimpin/pemuka masyarakat dalam
menggerakkan upaya kesehatan.

Dalam peran serta masyarakat diperlukan kepemimpinan dari perangkat


desa, atau toma, toga.
● Meningkatkan kemampuan organisasi masyarakat dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan.
Adanya organisasi selain toma, toga yaitu kelembagaan lokal
yang spesifik di daerah tersebut.
● Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menggali,
menghimpun dan mengelola dana/sarana masyarakat untuk
kesehatan
● Untuk menghasilkan masukan dan persepsi yang berguna
dari warga negara dan masyarakat yang berkepentingan
(public interest) dalam rangka meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan masalah kesehatan.
● Meningkatkan persatuan dan kebersamaan ke gotong
royongan dalam menyelesaikan masalah secara mandiri.
(kerja sama yang baik)
Memiliki hak kepemilikan bersama untuk mencapai tujuan
bersama.
Misalnya; mendirikan Posyandu dengan gotong royong, PSN
secara mandiri.

11
Sasaran Peran Serta Masyarakat

1. Tokoh Masyarakat (To-Ga ), perangkat desa, RT, RW,


Kadus dll.
2. Organisasi Masyarakat dan Organisasi Profesi
3. Keluarga dan Dasa Wisma
4. Kelompok Masyarakat dengan Kebutuhan Khusus
Misalnya: kelompok keluarga miskin yang dibutuhkan
perlakuan khusus sehingga bisa berdaya di tingkat
ekonomi
5. Masyarakat Umum di Desa, Kota dan
Pemukiman/kelompok khusus
Bentuk Peran Serta Masyarakat
6. Peran serta perorangan dan keluarga

Dilaksanakan oleh setiap anggota keluarga dan anggota masyarakat dalam


menolong dirinya sendiri dan keluarga, sehingga dapat hidup sehat.

Misalnya: menerapkan PHBS, mengelola lingkungan di rumah sendiri, bisa


mencari pelayanan kesehatan yang baik (terstandarisasi medis).

7. Peran serta masyarakat umum


Terkait dengan kegiatan menjalin hubungan yang erat dan dinamis antara
pemerintah dan masyarakat dengan cara mengembangkan komunikasi timbal
balik dalam hal memberi masukan. Jadi ada komunikasi efektif dengan
stakeholder atau pemerintah atau komunikasi feedback dalam memberikan
gagasan atau ide-ide kemudian memberikan feedback, dan menyebarluaskan
informasi kesehatan.
Peran serta masyarakat umum juga terkait bagaimana masyarakat bisa aktif.
Misalnya aktif sehingga bisa mengenali masalah, menentuka prioritas masalah
hingga ke penyelesaian masalah. Termasuk juga peran serta kelompok atau
organisasi yang ada di daerah tersebut seperti anggota PKK, karang taruna,
dasa wisma, dll.

8. Peran serta masyarakat penyelenggara upaya kesehatan


Dalam hal ini termasuk organisasi yang menyelenggarakan upaya kesehatan
atau memberikan layanan kesehatan, yang kegiatannya dilakukan
perseorangan atau kelompok seperti balai pengobatan swasta, RS besalin,
dokter praktik, penyelenggaran pendidikan dan pelatihan tenaga
kesehatan, termasuk peran serta kader yang berperan menyelenggarakan
Posyandu.

9. Peran serta profesi kesehatan


Sanitarian, apoteker, PPPKNI, Persagi, IAKMI, dll. Kegiatannya bisa berupa memberika layanan
kesehatan, memberikan pelatihan, merubah perilaku atau membantu pemerintah dalam
pengaturan profesi dan berbagai upaya yang berhubungan dengan kesehatan.
Prinsip Penggerakan Peran Serta
Masyarakat
1. Kepemimpinan
Terkait toma, toga, stakeholder yang bergantung pada
tingkatannya. Diharapkan kepemimpinannya memiliki atau
berwawasan KESUMA yaitu Kesehatan untuk Semua, yaitu
pemimpin yang memiliki wawasan kesehatan yang baik, maka
diharapkan ketika membuat kebijakan akan berkaitan dengan
kesehata yang baik.

Misalnya Bupati memiliki wawasan kesehatan yang baik


mengenai COVID, maka kebijakan COVID yang baik pula. Tidak
hanya Bupati tetapi sampai tingkat RT RW.
Prinsip Penggerakan Peran Serta
Masyarakat

2. Pengorganisasian
 Yaitu bisa melakukan intervensi community development di
bidang kesehatan pada setiap kelompok masyarakat.
 Diharapkan ada organisasi atau kelembagaan lokal yang bisa mendukung
permberdayaan masyarakat misalnya mendukung UKBM

3. Pendanaan
Pendanaan tersebut adalah swadaya dari masyarakat, bisa
berbentuk donatur atau pembiayaan kesehatan. Misalnya, suatu
desa memberikan insentif kepada ibu melahirkan. Tujuannya
mendukung penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Jenis Intervensi Peran Serta Masyarakat

1. Kepemimpinan
Kepemimpinan yang Kesuma (Kesehatan Untuk Semua), berwawasa, kemudian
memasukan inovasi.
2. Pengorgansasian
Bisa melalui UKBM
3. Pendanaan
Ada dana sehat, JPKM. Dengan adanya dana diharapkan bisa melestarikan inovasi atau
gagasan-gagasan.

15
Tahapan pembinaan Peran Serta
Mayarakat
1. Pertemuan / Pendekatan Tingkat Desa
2. Survey Mawas Diri (Community Self Survey / CS)
Biasanya di desa siaga, dimana masyarakat bisa mengenali masalahnya
sendiri.
3. Musyawarah Masyarakat Desa
MMD mengawal dari mulai mengenali masalah, pemecahan masalah.
Misalnya dengan pelatihan untuk SDM potensial seperti kader. Kemudian kader
yang akan menggerakan UKBM.
4. Pelatihan Kader
5. Pelaksanaan Upaya Kesehatan Oleh Masyarakat
Setelah dilaksanakan diharapkan ada pelestarian.
6. Pembinaan Pelestarian Kegiatan
Pelestarian yang kontinyu atau berkelanjutan, tidak 1-2 kali saja.
7. Pengenalan Sosio – Budaya Masyarakat
8. Setempat

16
Teknik Penggerakan Peran Serta

Masyarakat
● Menggunakan Ancaman/sanksi
Penggerakan peran serta masyarakat ada yang dilakukan secara
sukarela tanpa paksaan. Ketika peran sertanya pasif, maka terkadang
menggunakan ancaman atau sanksi. Ketika menggunakan ancaman
atau sanksi, biasanya menimbulkan adanya ketakutan. Sehingga mau
tidak mau melaksanakan peran serta.
Misalnya: seorang ibu yang tidak mau membawa anaknya ke Posyandu
Balita maka ketua RT ata RW memberikan ancaman tidak akan
memberikan surat keterangan untuk mengurus ke tingkat desa atau
kecamatan.
Penggunaan ancaman atau sanksi tidak akan langgeng atau bertahan
lama karena masyarakat akan kembali ke perilaku sebelumnya.
(reinforcement negatif).
● Pemberian Imbalan /reward
Lebih ke arah reinforcement positif.
● Menimbulkan Kesadaran
Pelan-pelan melakukan persuasi kemudian memberikan edukasi. Sehingga memerlukan
waktu untuk menimbulkan kesadaran.
● Teknik Kombinasi
Bisa menggunakan sanksi, reward, edukasi.

17
Faktor yang Mempengaruhi Peran Serta
Masyarakat
1. Faktor Masyarakat :
○ Manfaat kegiatan yang dilakukan
Masyarakat merasa ada atau tidaknya manfaat dari kegiatan yang
dilakukan. Jika merasa ada manfaat, maka masyarakat mau melakukan
peran serta. Hal ini termasuk dalam teori health belief model dimana ada
persepsi tentang manfaat (manfaat perubahan perilaku, manfaat
kegiatan). Maka dari itu untuk menggugah peran seta masyarakat, perlu
disampaikan manfaat kegiatan dan perubahan perilaku. Bisa pula
menggunakan teori perubahan perilaku.
○ Adanya kesempatan berperan serta
Semua masyarakat memiliki hak yang sama untuk berperan serta.
○ Keterampilan tertentu yang dapat disumbangkan
Jika kita memiliki skill tertentu, maka mereka akan lebih aktif untuk saling
berbagi kepada anggota masyarakat.
○ Rasa memiliki
Karena dari mengenali masalah, penentuan prioritas, hingga penyelesaian
masalah, seluruhnya terlibat. Dari hal tersebutlah rasa memiliki menjadi
tinggi
2. Faktor Tokoh Masyarakat dan Pimpinan Kader
Ketika tokoh masyarakat bisa menggerakan dan mengkomunikasikan dengan
baik maka masyarakat akan lebih terbuka.
3. Faktor Petugas
Tidak menghakimi tetapi merangkul seluruh masyarakat. karena masyarakat
memiliki karakter yang berbeda-beda.
4. Faktor Cara Kerja yang Digunakan
Berdasarkan metode pembedayaan untuk meningkatkan peran serta
masyarakat
5. Faktor lain:
○ Perilaku Individu: sikap, mental & kebutuhan individu.
○ Perilaku Masyarakat: Keadaan ekonomi, politik, sosbud,
pendidikan, agama.

8
Tolak Ukur Keberhasilan Peran Serta
Masyarakat

● Meningkatnya kemampuan kepemimpinan masyarakat


Pemimpin yang berwawasan Kesuma
● Meningkatnya pengorganisasian kesehatan oleh
masyarakat
● Meningkatnya peran serta masyarakat dalam
mengelola dana dan sumber daya untuk kesehatan
Dana kesehatan, dana untuk kegiatan kesehatan
● Meningkatnya penerimaan masyarakat
terhadap program kesehatan.
Biasnya ada pro dan kontra
19
UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat)

Wahana pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang dibentuk atas


dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk, dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
memberdayaan masyarakat dan memberikan kemudahan dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar / sosial dasar untuk mempercepat
penurunan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, Pencegahan
Stunting dan permasalahan kesehatan lainnya (Permenkes No 8 Tahun 2019).

20
Strata UKBM
1. Pratama
Baru dibentuk/ UKBM tergolong hidup segan mati tak mau (sudah lama dibentuk
tapi tidak aktif)
2. Madya
Sudah berjalan teratur tetapi cakupan masih rendah
3. Purnama
Sudah berjalan teratur dan cakupan telah tinggi
4. Mandiri
Sudah berjalan teratir, cakupan tinggi dan >50Persen masyarakatnya telah
menjadi anggota dana sehat
Bentuk Ideal UKBM
Dilandasi oleh dana sehat

D
P
K
L

22
Wujud Peran Serta Masyarakat dalam UKBM
Wujud
SDM Institusi Dana Lain

Pimpinan Dana Jasa

Jasa

Organisasi Asuransi Subsidi


swasta swasta silang

Anda mungkin juga menyukai