PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Elviera Gamelia
Partisipasi Masyarakat
Partisipasi berasal dari bahasa inggris “participate” yang artinya megikutsertakan, ikut mengambil
bagian (Willie Wijaya, 2004)
Partisipasi didefinisikan individu sebagai keterlibatan mental dan emosional dalam situasi kelompok
yang mendorongnya untuk berkontribusi pada kelompok dan berbagi tanggung jawab untuk mereka
(Keith Davis, 1976)
Partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang berkaitan dengan
pembagian: kewenangan, tanggung jawab, dan manfaat (Merdikanto, 2003).
Partisipasi masyakat di bidang kesehatan berarti keikutsertaan
seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan masalah
kesehatan mereka sendiri. Di dalam hal ini, masyarakat sendirilah
yang aktif memikirkan program-program kesehatan
masyarakatnya. Institusi kesehatan hanya sekedar memotivasi dan
membimbingnya (Notoadmodjo, 2007)
Partisipasi melalui konsultasi Misalnya ada projek konseling dan masyarakat berpartisipasi hanya
dengan berkonsultasi pada PIKKRR (Pusat Informasi Konseling
Kesehatan Reproduksi Remaja). Orang luar hanya mendengarkan dan
membangun pandangan-pandangan sendiri kemudian mendefinisikan
masalah pemecahan. Yang utama terlibat dalam pemecahan masalah
adalah pihak eksternal sehingga tida ada peluang untuk membuat
keputusan bersama. Para profesional tidak berkewajiban mengajukan
pandangan-pandangan masyarakat (sebagai masukan) untuk
ditindaklanjuti.
Masyarakat berpartisipasi dengan cara menyediakan sumber daya
seperti tenaga kerja, demi mendapatkan makanan, upah, ganti rugi,
dan sebagainya
Masyarakat tidak dilibatkan dalam eksperimen atau proses
pembelajarannya
Partisipasi untuk insentif materil
Masyarakat tidak mempunyai andil untuk melanjutkan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan pada saat insentif yang disediakan/diterima
habis. Misalnya ada program bank sampak, tetapi mereka hanya
megnumpulkan sampaj hanya untuk mendapatkan uang. Tetapi tidak
dilibatkan dalam proses pembelajaran daur ulang sampah tersebut.
Masyarakat berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk
mencapai tujuan yang berhubungan dengan proyek.
Pembentukan kelompok setelah ada keputusan-keputusan utama
yang disepakati
Partisipasi fungsional Pada awalnya, kelompok masyarakat ini bergantung pada pihak luar
(eksternal: fasilitator, dll) tetapi pada saatnya mampu mandiri.
Misalnya MMD, dimana awalnya masih harus ada tenaga kesehatan
yang memandi MMD. Tetapi lama kelamaan masyarakat mampu
mandiri. Tetapi kelemahannya, belum maksimal untuk pembahasan.
Masyarakat berpartisipasi dalam analisis bersama yang mengarah
pada perencanaan kegiatan dan organisasi apa saja yang terlibat.
Ketika tidak ada organisasi yang aktif maka dapat membentuk
lembaga sosial baru atau penguatan kelembagaan yang telah ada.
Partisipasi ini cenderung melibatkan metode inter-disiplin yang
Partisipasi interaktif mencari keragaman perspektif dalam proses belajar yang terstruktur
dan sistematik
Kelompok-kelompok masyarakat mempunyai peran kontrol atas
keputusan-keputusan mereka, sehingga mereka mempunyai andil
dalam seluruh penyelenggaraan kegiatan. Sudah ada keputusan
bersama dan memiliki kontrol (lebih baik dari partisipasi interaktif).
Masyarakat berpartisipasi dengan mengambil inisiatif secara bebas
(tidak dipengaruhi /ditekan pihak luar) untuk mengubah sistem -sistem
atau nilai -nilai yang mereka miliki.
Masyarakat mengembangkan kontak dengan lembaga -lembaga lain
Self mobilization (sudah benar- untuk mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan sumberdaya yang
benar mandiri) dibutuhkan
Masyarakat memegang kendali atas pemanfaatan sumberdaya yang
ada
Masyarakat sudah benar-benar mandiri artinya masyarakat
berpartisipasi mengambil inisiatif secara bebas dan tidak ada pengaruh
dari pihak fasilitator manapun. Masyarakat merencanakan,
melaksanakan sendiri tanpa adanya gagasan dan ide dari pihak luar.
Kemudian masyarakat mengembangkan kontak dengan lembaga-
lembaga lain atau kemitraan (misalnya pihak desa memiliki kontak
dengan pihak dinas untuk mengembangkan UKM dan UKBM) sehingga
mereka memiliki inisiatif sendiri untuk mendapatkan bantuan-bantuan
lokal. Masyarakat juga memegang kendali atas pemanfaatan sumber
daya yang ada, baik SDM, dana, SDA, dll.
JENIS PARTISIPASI
1. Perencanaan/Pengambilan Keputusan
Berkaitan dengan penentuan alternatif dengan masyarakat untuk menuju kata sepakat
tentang berbagai gagasan yang menyangkut kepentingan bersama. Sehingga ketika ada
permasalahan kesehatan yang ada wilayah tersebut, maka masyarakat mengambil
keputusan atau merencanakan program untuk memecahkan masalah bersama.
Dalam desa siaga, masyarakat yang hadir dalam MMD kemudian berpartisipasi
memberikan ide atau gagasan mengenai solusi pemecahan masalah.
Contoh lain: terbentuknya organisasi kelembagaan lokal untuk mendukung program
tersebut.
2. Pelaksanaan
Lanjutan dari rencana yang telah disepakati. Biasanya dalam bentuk menggerakakan
sumber daya dan dana, kegiataan administrasi dan koordinasi penjabara program.
Misalnya: menciptakan lingkungan bersih, PHBS, mengikuti kegiatan Posyandu, gotong
royong, menyediakan ambulans desa.
Atau dalam mengidentifikasi ibu hamil resiko tinggi, maka masyarakat menggalang dana
untuk ibu melahirkan sesuai dengan kemampuan. Atau dalam setiap RT atau disetiap RW
terdapat 1 mobil ambulans dan mobil tersebut harus siap siaga 24 jam untuk ibu
melahirkan.
3. Pengambilan kemanfaatan
Segi kualitas yang ditandai dengan peningkatan output (PHBS meningkat0. Segi kuantitas
dilihat seberapa besar persentase keberhasilan program yang dilaksanakan, apakah sesuai
dengan target yang telah ditetapkan.
4. Evaluasi
Bertujuan mengetahui apakah pelaksanaan program telah sesuai dengan rencana yang
ditetapkan atau ada penyimpangan. Evaluasi menilai kinerja kader, evaluasi PHBS anggota
masyarakat. sehingga bisa menetapkan terjadi peningkatan atau tidak.
AKTIVITAS PARTISIPASI DALAM KOMUNITAS
1. Need Assesment (Penjajakan kebutuhan)
Menekankan opini tentang improvisasi yang diinginkan masyarakat. (menyampaikan ide
dan gagasan)
Memprioritaskan tujuan
Bernegosiasi dengan agensi (bernegoisasi dengan fasilitator)
2. Planning
Merumuskan tujuan
Menetapkan tujuan
Mengkritisi rencana sehingga terjadi kesepakatan
3. Mobilizing
Membangkitkan kesadaran masyarakat tentang kebutuhan
Membangun atau mendukung struktur organisasi yang ada di masyarakat
Diharapkan bisa memberikan informasi yang tepat karena diperlukan kesadaran
masyarakat. misalnya tradisi ketika ada yang meninggal, amak terdapat kegiatan
tahlilan. Tetapi saat pandemi COVID, harus bisa memberikan informasi tepar yaitu
mengutamakan protokol kesehatan
4. Training
Partisipasi dalam kegiatan pelatihan formal atau informal untuk meningkatkan
keterampilan komunikasi.
Diharapkan masyarakat bisa berpartisipasi dan mengikutinya. Tergantung
darisasarannya. Misalnya pelatihan daur ulang sampah organik atau pengolahan sampai
menjadi bubuk kompos. Dengan masyarakat datang pelatihan maka sudah termasuk
berpartisipasi.
Pemeliharaan konstruksi
Manajemen keuangan
5. Implementing
Terlibat dalam aktivitas manajemen
Berkontribusi langsung pada program, operasi dan pemeliharaan
Menyumbangkan uang untuk biaya, membayar layanan atau biaya keanggotaan
organisasi komunitas. (produk nyata dan abstrak)
6. Monitoring Evaluation
Partisipasi dalam penilaian pekerjaan yang telah dilakukan
Mengenali perbaikan yang dapat dilakukan dan mendefinisikan kembali kebutuhan
ketika masih ada yang perlu diperbaiki.
MANFAAT PARTISIPASI
Partisipasi memperluas basis pengetahuan dan representasi
Partisipasi dapat mendorong kepemilikan lokal (memiliki rasa kepemilikan yang kuta),
komitmen, dan akuntabilitas.
Partisipasi membantu terbangunnnya transparansi komunikasi dan hubungan – hubungan
antara stakeholder
Partisipasi dapat membangun kapasitas masyarakat dan modal sosial. Otomatis dengan
adanya program pemberdayaan masyarakat maka dapat meningkatkan skill
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI
1. Internal
Usia
Ketika program pemberdayaan masyarakat, usia mana yang lebih berpartisipasi? = usia
produktif ataupun usia dewa sehingga lebih terbuka
Jenis Kelamin
Sasaran yang biasa dilatih adalah perempuan. Misalnya kader posyandu, kader jumantik.
Pendidikan
Dimungkinkan yang lebih berpartisipasi adalah tingkat pendidikan menengah. Walaupun
secara teori seharusnya pendidikan tinggi karena memiliki pengalaman dan pemahaman
yang lebih baik.
Pekerjaan
Memiliki pekerjaan tetap lebih berpartisipasi. Misal dalam menyumbang dana, harta
benda.
Lamanya tinggal
2. Eksternal
Komunikasi yang intensif antara pihak luar/tokoh masyarakat/lainnya
Iklim sosial, ekonomi, politik dan budaya
Kesempatan untuk berpartisipasi
Kebebasan untuk berprakarsa dan berkreasi
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PARTISIPASI
1. Pendukung
Komitmen yang kuat, rasa kebersamaan, kesadaran dan keikhlasan yang tinggi.
Sumber daya
Sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat
2. Penghambat
Sosialisasi tidak merata
Kordinasi kegiatan masih belum dilaksanakan secara positif
Perumusan program dan kegiatan sekedar daftar keinginan, bukan daftar yang benar -
benar dibutuhkan oleh masyarakat
PERAN SERTA MASYARAKAT
DALAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Peran Serta Masyarakat
Suatu proses yang melibatkan masyarakat, yaitu proses komunikasi dua arah
yang terus menerus untuk meningkatkan pengertian masyarakat secara
penuh atas suatu proses kegiatan (canter, 1977).
5
UU No 23 Tahun 1992 Pasal 8
Pemerintah bertugas menggerakkan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan dan pembiayaan kesehatan, dengan memperhatikan
fungsi sosial sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang
kurang mampu tetap terjamin.
Ada tugas untuk pemerintah untuk menggerakan masyarakat agar
bisa aktif dan mandiri dalam meningkatkan kesehatan
Terkait dengan jaminan kesehatan, dimana dahulu belum ada BPJS terkait JPKM.
Dimana masyarakat membayar premi tetapi tiap daerah memiliki JPKM yang berbeda.
UU No 23 Tahun 1992
Bab VII (Peran Serta Masyarakat)
● Pasal 71
1. Masyarakat memiliki kesempatan untuk berperan serta dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan beserta sumber dayanya.
Memang stakeholder ataupun fasilitator pemberdayaan masyarakat
diharapkan bisa memberikan kesempatan dan tidak menghalang-halangi.
Seperti dalam partsipasi, ada yang project hanya dimiliki beberapa bagian.
Tetapi dalam hal ini diharapkan semua masyarakat harus ada peran serta.
2. Pemerintah membina, mendorong, dan menggerakkan swadaya masyarakat
yang bergerak di bidang kesehatan agar dapat lebih berdayaguna dan berhasil
guna.
Masyarakat sebagai fasilitator. Dana, SDM, sumber daya, seluruhnya berasal dari masyarakat. hal
ini dikarenakan masyarakat lebih mampu dibandingkan ketika stakeholder yang memberikan,
maka nantinya tidak ada proses kemandirian dari masyarakat.
3. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara peran serta masyarakat di bidang
kesehatan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Biasanya masing-
masing pemerintah provinsi memiliki aturan tersendiri.
UU No 23 Tahun 1992
Bab VII (Peran Serta Masyarakat)
● Pasal 72
1. Peran serta masyarakat untuk memberikan pertimbangan dalam
ikut menentukan kebijaksanaan pemerintah pada
penyelenggaraan kesehatan dapat dilakukan melalui Badan
Pertimbangan Kesehatan Nasional, yang beranggotakan tokoh
masyarakat dan pakar lainnya.
Terdapat organisasi-organisasi yang berada di masyarakat dan
beranggotakan masyarakat itu sendiri.
2. Ketentuan mengenai pembentukan, tugas pokok, fungsi, dan tata
kerja Badan Pertimbangan Kesehatan Nasional ditetapkan dengan
Keputusan Presiden.
8
Tujuan Peran Serta Masyarakat
9
Tujuan Khusus Peran Serta Masyarakat
● Meningkatkan kemampuan tokoh masyarakat, tokoh
agama, pemimpin/pemuka masyarakat dalam
menggerakkan upaya kesehatan.
11
Sasaran Peran Serta Masyarakat
2. Pengorganisasian
Yaitu bisa melakukan intervensi community development di
bidang kesehatan pada setiap kelompok masyarakat.
Diharapkan ada organisasi atau kelembagaan lokal yang bisa mendukung
permberdayaan masyarakat misalnya mendukung UKBM
3. Pendanaan
Pendanaan tersebut adalah swadaya dari masyarakat, bisa
berbentuk donatur atau pembiayaan kesehatan. Misalnya, suatu
desa memberikan insentif kepada ibu melahirkan. Tujuannya
mendukung penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Jenis Intervensi Peran Serta Masyarakat
1. Kepemimpinan
Kepemimpinan yang Kesuma (Kesehatan Untuk Semua), berwawasa, kemudian
memasukan inovasi.
2. Pengorgansasian
Bisa melalui UKBM
3. Pendanaan
Ada dana sehat, JPKM. Dengan adanya dana diharapkan bisa melestarikan inovasi atau
gagasan-gagasan.
15
Tahapan pembinaan Peran Serta
Mayarakat
1. Pertemuan / Pendekatan Tingkat Desa
2. Survey Mawas Diri (Community Self Survey / CS)
Biasanya di desa siaga, dimana masyarakat bisa mengenali masalahnya
sendiri.
3. Musyawarah Masyarakat Desa
MMD mengawal dari mulai mengenali masalah, pemecahan masalah.
Misalnya dengan pelatihan untuk SDM potensial seperti kader. Kemudian kader
yang akan menggerakan UKBM.
4. Pelatihan Kader
5. Pelaksanaan Upaya Kesehatan Oleh Masyarakat
Setelah dilaksanakan diharapkan ada pelestarian.
6. Pembinaan Pelestarian Kegiatan
Pelestarian yang kontinyu atau berkelanjutan, tidak 1-2 kali saja.
7. Pengenalan Sosio – Budaya Masyarakat
8. Setempat
16
Teknik Penggerakan Peran Serta
Masyarakat
● Menggunakan Ancaman/sanksi
Penggerakan peran serta masyarakat ada yang dilakukan secara
sukarela tanpa paksaan. Ketika peran sertanya pasif, maka terkadang
menggunakan ancaman atau sanksi. Ketika menggunakan ancaman
atau sanksi, biasanya menimbulkan adanya ketakutan. Sehingga mau
tidak mau melaksanakan peran serta.
Misalnya: seorang ibu yang tidak mau membawa anaknya ke Posyandu
Balita maka ketua RT ata RW memberikan ancaman tidak akan
memberikan surat keterangan untuk mengurus ke tingkat desa atau
kecamatan.
Penggunaan ancaman atau sanksi tidak akan langgeng atau bertahan
lama karena masyarakat akan kembali ke perilaku sebelumnya.
(reinforcement negatif).
● Pemberian Imbalan /reward
Lebih ke arah reinforcement positif.
● Menimbulkan Kesadaran
Pelan-pelan melakukan persuasi kemudian memberikan edukasi. Sehingga memerlukan
waktu untuk menimbulkan kesadaran.
● Teknik Kombinasi
Bisa menggunakan sanksi, reward, edukasi.
17
Faktor yang Mempengaruhi Peran Serta
Masyarakat
1. Faktor Masyarakat :
○ Manfaat kegiatan yang dilakukan
Masyarakat merasa ada atau tidaknya manfaat dari kegiatan yang
dilakukan. Jika merasa ada manfaat, maka masyarakat mau melakukan
peran serta. Hal ini termasuk dalam teori health belief model dimana ada
persepsi tentang manfaat (manfaat perubahan perilaku, manfaat
kegiatan). Maka dari itu untuk menggugah peran seta masyarakat, perlu
disampaikan manfaat kegiatan dan perubahan perilaku. Bisa pula
menggunakan teori perubahan perilaku.
○ Adanya kesempatan berperan serta
Semua masyarakat memiliki hak yang sama untuk berperan serta.
○ Keterampilan tertentu yang dapat disumbangkan
Jika kita memiliki skill tertentu, maka mereka akan lebih aktif untuk saling
berbagi kepada anggota masyarakat.
○ Rasa memiliki
Karena dari mengenali masalah, penentuan prioritas, hingga penyelesaian
masalah, seluruhnya terlibat. Dari hal tersebutlah rasa memiliki menjadi
tinggi
2. Faktor Tokoh Masyarakat dan Pimpinan Kader
Ketika tokoh masyarakat bisa menggerakan dan mengkomunikasikan dengan
baik maka masyarakat akan lebih terbuka.
3. Faktor Petugas
Tidak menghakimi tetapi merangkul seluruh masyarakat. karena masyarakat
memiliki karakter yang berbeda-beda.
4. Faktor Cara Kerja yang Digunakan
Berdasarkan metode pembedayaan untuk meningkatkan peran serta
masyarakat
5. Faktor lain:
○ Perilaku Individu: sikap, mental & kebutuhan individu.
○ Perilaku Masyarakat: Keadaan ekonomi, politik, sosbud,
pendidikan, agama.
8
Tolak Ukur Keberhasilan Peran Serta
Masyarakat
20
Strata UKBM
1. Pratama
Baru dibentuk/ UKBM tergolong hidup segan mati tak mau (sudah lama dibentuk
tapi tidak aktif)
2. Madya
Sudah berjalan teratur tetapi cakupan masih rendah
3. Purnama
Sudah berjalan teratur dan cakupan telah tinggi
4. Mandiri
Sudah berjalan teratir, cakupan tinggi dan >50Persen masyarakatnya telah
menjadi anggota dana sehat
Bentuk Ideal UKBM
Dilandasi oleh dana sehat
D
P
K
L
22
Wujud Peran Serta Masyarakat dalam UKBM
Wujud
SDM Institusi Dana Lain
Jasa