Anda di halaman 1dari 5

Learning Journal

Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual


di Puskesmas pada Masa Pandemi Covid-19 Gelombang I Angkatan II
Tahun 2022

Nama Peserta : Rizki Afrianto


Nomor Daftar Hadir : 29
Materi : Etnografi Kesehatan
Pengertian Etnografi

Etnografi adalah sejenis metode penelitian terapan untuk penemuan relevansi


sosiokultural dengan mengeksplorasi model-model kehidupan sehari-hari dan
interaksi kelompok-kelompok sosial-budaya (divisi budaya) tertentu dalam ruang
atau konteks tertentu.

Tujuan Etnografi Kesehatan

1 Nilai-nilai budaya yg NEGATIF akan dimodifikasi sehingga tidak merugikan


kesehatan masyarakat.
2 Nilai-nilai budaya yg POSITIF di masyarakat didorong & dikembangkan
menjadi kekuatan dalam peningkatan kualitas upaya pembangunan
kesehatan.
Hubungan Budaya dengan Kesehatan

Aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan


menurut G.M. Foster (1973) antara lain :

1. Pengaruh Tradisi Ada beberapa tradisi di dalam masyarakat yang dapat


berpengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat.
2. Sikap Fatalistis Hal ini adalah sikap fatalistis yang juga mempengaruhi
perilaku kesehatan. Contoh: beberapa anggota masyarakat dikalangan
kelompok tertentu (fanatik) yang beragam tertentu percaya bahwa anak
adalah titipan tuhan, dan sakit atau mati adalah takdir, sehingga masyarakat
kurang berusaha untuk segera mencari pertolongan pengobatan bagi
anaknya yang sakit.
3. Sikap Ethosentris Sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling
baik jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain.
4. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya Contoh: Dalam upaya
perbaikan gizi, disuatu daerah pedesaan tertentu, menolak untuk makan
daun singkong, walaupun mereka tahu kandungan vitaminnya tinggi.
Setelah diselidiki ternyata masyarakat beranggapan daun singkong hanya
pantas untuk makanan kambing, dan mereka menolaknya karena status
mereka tidak dapat disamakan dengan kambing.
5. Pengaruh norma Contoh: upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi banyak mengalami hambatan karena ada norma yang melarang
hubungan antara dokter yang memberikan pelayanan dengan bumil sebagai
pengguna pelayanan.
6. Pengaruh nilai Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh
terhadap perilaku kesehatan. Contoh: masyarakat memandang lebih
bergengsi beras putih daripada beras merah, padahal mereka mengetahui
bahwa vitamin B1 lebih tinggi diberas merah daripada diberas putih.
7. Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses
sosialisasi terhadap perilaku kesehatan Kebiasaan yang ditanamkan sejak
kecil akan berpengaruh terhadap kebiasaan pada seseorang ketika dewasa
kelak. Misalnya saja, manusia yang biasa makan nasi sejak kecil, akan sulit
diubah kebiasaan makannya setelah dewasa.
8. Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku Kesehatan Apabila
seorang petugas kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan
masyarakat, maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan
terjadi jika melakukan perubahan, menganalisis factor-faktor yang
terlibat/berpengaruh pada perubahan, dan berusaha untuk memprediksi
tentang apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebut.
Salah satu konsep yang digunakan dalam berpikir sistem (System Thinking) untuk
melakukan analisis permasalahan adalah IceBerg Theory atau yang dikenal
dengan teori gunung es. Dengan sistem ini, seorang Systems Thinker akan melihat
bahwa sebuah kejadian (Event) mungkin saja tidak berdiri sendiri. System Thinker
melihat permasalahan dalam 4 (empat) tingkatan:

1. Kejadian (event) Peristiwa adalah kejadian yang dapat kita lihat, dengar
atau rasakan yang terjadi di dunia ini.
2. Perilaku (System or pattern of Behavior) Pola/pattern adalah sebuah pola
tertentu yang menjadi pemicu terjadinya sebuah peristiwa. Setiap peristiwa
pasti memiliki sebuah pola tertentu. Tidak ada hal yang kebetulan di dunia
ini, semua pasti terjadi karena ada pola tertentu.
3. Struktur (Underlying/ Sistematic Structure) Struktur adalah peristiwa yang
menyebabkan atau mendorong terjadinya sebuah pola tertentu.
4. Mental Models Mental model adalah nilai, kepercayaan atau asumsi yang
menopang atau menyangga pandangan masyarakat mengenai sebuah
structure.
Peran Pemangku Kepentingan Layanan Kesehatan Dalam Pengambilan
Keputusan Di Masyarakat

1. Identifikasi Pemangku Kepentingan


Sebelum anda mampu mengidentifikasi siapa pemangku kepentingan yang
akan terlibat dengan tugas anda, maka anda harus memahami terlebih
dahulu apa definisi dari pemangku kepentingan atau stakeholder.
Pemangku kepentingan atau yang biasa disebut juga steakholder adalah
orang-orang, atau kelompok atau lembaga yang kemungkinan besar terkena
pengaruh dari suatu kegiatan/program atau sebaliknya yang mungkin
memberikan pengaruh terhadap hasil dari kegiatan/ program baik pengaruh
itu positif maupun negatif.

2. Analisis Pemangku Kepentingan / Stakeholder


Mengapa penting dilakukan analisis stakeholder ini :
a. Untuk menentukan siapa yang seharusnya ikut berpartisipasi dalam
proses (kegiatan/program)
b. Untuk menentukan bagaimana setiap pihak seharusnya
berperan/partisipasi
c. Untuk menilai cara yang tepat dan kemampuan para pihak untuk
berpartisipasi
Analisis stakeholder ini merupakan instrumen yang sangat penting untuk
memahami konteks sosial dan kelembagaan dari satu kegiatan program / kegiatan.
Hal-hal yang diungkap dari tools ini bisa memberikan informasi sangat penting
seawal mungkin tentang:

1. siapa saja yang akan dipengaruhi oleh program / kegiatan baik positif
ataupun negative.
2. siapa saja yang mungkin memberikan pengaruh terhadap program /
kegiatan baik positif ataupun negative.
3. individu, kelompok, dan lembaga apa saja yang perlu dilibatkan dalam
program / kegiatan serta bagaimana caranya; dan siapa saja yang perlu
dibangun kapasitasnya agar turut berpartisipasi aktif di dalamnya
Alat yang bisa anda gunakan untuk membantu proses identifikasi yaitu “Matriks
Pemangku Kepentingan”. Matriks tersebut dapat:

1. membandingkan dan memperbedakan informasi yang tersedia terkait


beragam pemangku kepentingan yang berbeda.
2. dapat mencakup berbagai jenis informasi.
3. tidak menjadikan proses bersifat “partisipatory”.
4. Informasi dapat dikumpulkan secara konsultatif, dianalisis dan
ditindaklanjuti; atau matriks tersebut dapat dibuat, dianalisis dan diterapkan
oleh pemangku kepentingan sendiri.
Terdapat dua hal penting, yaitu stakeholder yang mempunyai pengaruh (influence)
dan stakeholder yang sangat berkepentingan / mempunyai arti penting
(importance).

1. Pengaruh/influence lebih menunjukkan tingkat kekuasaan yang dimiliki


stakeholder terhadap jalannya program / kegiatan. Hal ini dapat diuji melalui
cara-cara pengendalian dan penguasaan mereka terhadap proses-proses
pengambilan keputusan baik secara langsung maupun melalui penguasaan
terhadap jalannya program / kegiatan atau sebaliknya melalui perintangan
terhadap jalannya program / kegiatan. Penguasaan ini bisa berasal dari
status atau kekuasaan yang memang dimiliki, ataupun melalui hubungan
informal dengan pemimpin-pemimpin formal yang dia miliki selama ini.
2. Kepentingan/importance berkaitan dengan tingkatan di mana pencapaian
tujuan program / kegiatan sangat tergantung pada keterlibatan aktif yang
diberikan oleh kelompok stakeholder bersangkutan. Stakeholder yang
berkepentingan terhadap program / kegiatan pada umumnya adalah yang
kebutuhankebutuhannya bersesuaian dengan tujuan program / kegiatan.
Beberapa kelompok stakeholder mungkin sangat penting/importance
terhadap satu program / proyek (seperti: kelompok perempuan perdesaan
pada program kesehatan reproduksi), namun boleh jadi
pengaruhnya/influence sangat-sangat terbatas terhadap program / kegiatan.
Kelompok stakeholder ini membutuhkan upaya-upaya khusus untuk lebih
meningkatkan partisipasi mereka serta lebih meyakinkan mereka bahwa
kebutuhan-kebutuhan mereka sungguh-sungguh sejalan dengan program /
kegiatan.
Contoh beberapa pemangku kepentingan ditingkat puskesmas:

1. Pemangku kepentingan pemerintah, seperti pemerintah kecamatan (camat,


sekcam), pemerintah desa (kades, rt, rw kaur), dinas/uptd dsb.
2. Pemangku kepentingan dari organisasi masyarakat (ormas/LSM): Karang
taruna.
3. Pemangku kepentingan dari masyarakat: tokoh adat, ustad, dukun beranak
dl
Dengan memperhatikan kelompok steakholder, strategi untuk mempengaruhinya
adalah:

1. PROMOTERS yaitu kelompok yang memiliki kepentingan terhadap program


dan juga memiliki kekuatan untuk membantu keberhasilan atau kegagalan
program/kegiatan. Stakeholder yang mempunyai daya pengaruh tinggi dan
kepentingan yang tinggi pula, harus bisa dilibatkan sepenuhnya di seluruh
tahapan program /kegiatan.
Strategi yang dipersiapkan:
a. Komunikasi dengan memberikan informasi untuk menambah keyakinan
akan sangat diperlukan dan bergunanya program/kegiatan.
b. Menyampaikan maksud, tujuan, manfaat dari hasil serta impactnya.
c. Meminta dukungan secara penuh.
2. DEFENDER yaitu kelompok yang memiliki kepentingan pribadi dan dapat
menyuarakan kepentingan dalam komunitas tetapi kekuatannya kecil untuk
mempengaruhi program/kegiatan. Stakeholder dengan pengaruh yang kecil
namun kepentingan / arti penting terhadap proyek yang sangat tinggi
membutuhkan upaya-upaya khusus dan strategi-strategi khusus, agar
mereka menjadi yakin bahwa kebutuhan-kebutuhan mereka sejalan dengan
tujuan program / kegiatan dan keterlibatkan mereka sungguh-sungguh
sangat bermakna. Strategi yang dipersiapkan:
a. Komunikasi dengan motivasi untuk membuktikan bahwa kita bersama
bisa.
b. Menjaga semangat, motivasi, apresiasi, melibatkan
3. LATENS yaitu kelompok steakholder tidak memiliki kepentingan khusus
maupun terlibat dalam program/kegiatan, tetapi mereka memiliki kekuatan
besar untuk mempengaruhi program jika mereka menjadi tertarik.
Stakeholder yang mempunyai daya pengaruh tinggi namun tidak terlalu
berkepentingan, bukanlah target utama program / kegiatan, namun sangat
mungkin menjadi penentang / opposan atau minimal selalu mengintervensi.
Strateginya :
a. Membangun komunikasi lebih intensif akan penting, manfaat dan
dampak program
b. Memperlakukan mereka dengan sangat baik
4. APATHETICS yaitu kelompok yang tidak memiliki kepentingan atau
kekuatan dan mungkin tidak mengetahui adanya program/kegiatan.
Stakeholder dengan pengaruh dan kepentingan yang kecil atau bahkan
tidak sama sekali, mau tidak mau juga perlu dilibatkan dalam program /
kegiatan namun tidak memerlukan statregi partisipasi / pelibatan mereka
secara sangat khusus. Stretaginya: Memberikan informasi seperlunya dan
menjaga hubungan agar tidak menjadi penghambat
Pengaruh Sosial Budaya terhadap Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan
Kesehatan

Muatan lokal yang disesuaikan sesuai konteks dan wilayah tugas anda. Anda akan
menelaah isu-isu sensitif tentang budaya di masyarakat yang berkorelasi dengan
isu kesehatan/ pelayanan kesehatan sesuai lokasi (wialayah) tugas yang akan
Anda tempati

***Penugasan Learning Journal


a. Membaca materi yang tersedia di folder materi pada LMS Pintar untuk
pembelajaran yang akan diberikan
b. Mengisi learning journal (form terlampir)
c. Mengupload ke LMS Pintar sampai jam 21.00 WIB sehari sebelum jadwal materi
tersebut diberikan

Anda mungkin juga menyukai