Anda di halaman 1dari 19

MATERI POKOK 1

PEMANGKU KEPENTINGAN DAN PERANNYA


DALAM PENDEKATAN ONE HEALTH
Pendahuluan
Kita mungkin sudah sering mendengar istilah pemangku kepentingan, baik yang
berkecimpung di pemerintahan maupun di dunia bisnis. Namun tahukah saudara apa
itu pemangku kepentingan? Dan bagaimana pula dengan perannya?

Untuk itu mari kita pelajari pada modul ini definisi dari pemangku kepentingan, apa
perannya dalam kaitannya dengan pendekatan One Health.

Indikator Hasil Belajar


Menjelaskan pemangku kepentingan dan perannya dalam pendekatan One Health.
Uraian Materi Pokok 1

Sebelum anda mempelajari lebih lanjut tentang Pemangku Kepentingan dan


Perannya dalam One Health, apakah anda mengetahui apa itu definisi
pemangku kepentingan?
Anda sebagai petugas kesehatan agar dapat berkolaborasi lintas sektor dengan
baik, maka maka anda perlu memahami materi ini. Uraian berikut ini bisa
menambah wawasan anda dalam memahami pemangku kepentingan dan perannya
dalam pendekatan One Health.

1.1. Definisi Pemangku Kepentingan

Dari aspek semantik, pemangku kepentingan didefinisikan sebagai perorangan,


organisasi dan sejenisnya yang memiliki andil atau perhatian dalam bisnis atau
industry (Hornby 1995). Pemangku kepentingan adalah setiap individu atau organisasi
yang dapat memberikan dampak positif atau pun negatif atau mereka yang terkena
dampak dari apa yang dilakukan oleh perusahaan, institusi atau organisasi
pemerintah.

Pemangku kepentingan dapat dibedakan atas tiga kelompok (Crosby 1992), yaitu :

1. Pemangku kepentingan utama, yakni yang menerima dampak positif atau


negatif dari suatu kegiatan
2. Pemangku kepentingan penunjang adalah yang menjadi perantara dalam
membantu proses penyampaian kegiatan. Mereka dapat digolongkan atas
pihak penyandang dana, pelaksana, pengawas, dan organisasi advokasi
seperti organisasi pemerintahan, LSM, dan pihak swasta. Dalam beberapa
kegiatan, pemangku kepentingan penunjang dapat merupakan perorangan
atau kelompok kunci yang memiliki kepentingan baik formal maupun
informal
3. Pemangku kepentingan kunci, yakni yang berpengaruh kuat atau penting
terkait dengan masalah, kebutuhan, dan perhatian terhadap kelancaran
kegiatan. Pemangku kepentingan kunci ini bisa juga merupakan pemangku
kepentingan utama dan penunjang.
1.2. Identifikasi Pemangku Kepentingan

Proses identifikasi pemangku kepentingan disebut dengan analisa pemangku


kepentingan dilakukan untuk menentukan komunitas atau kelompok masyarakat atau
organisasi swasta dan pemerintah yang dibutuhkan dalam implementasi program atau
kegiatan dalam hal ini terkait kegiatan dengan pendekatan One Health.

Tahapan analisa pemangku kepentingan meliputi:

1. Mengidentifikasi semua stakeholder baik internal maupun eksternal


(brainstorming). Pada sesi ini dilakukan brainstoirming untuk menentukan siapa
saja yang termasuk stakeholder yang ada baik stakeholder internal maupun
eksternal, dan disepakati secara bersama.
2. Mengidentifikasi kebutuhan stakeholder dan kepentingannya (interest). Setelah
itu, kemudian dilihat seberapa besar kepentingan stakeholder terhadap
organisasi. Apakah low atau high. Demikian juga terhadap power yang dimilikinya.
Kelompok harus menentukan apakah termasuk low atau high.
3. Mengklasifikasikan kepentingan stakeholdernya (menggunakan Stakeholder
Mapping). Setelah itu, dilakukan pemetaan dalam stakeholder mapping (matriks
pada gambar 1.)
4. Mengidentifikasi area konflik antara: Stakeholder vs Stakeholder, Organisasi vs
Stakeholder. Kemudian baru dilakukan analisa, siapa saja yang mempunyai area
konflik dengan kita.
5. Memprioritaskan, mensinkronkan, menyeimbangkan stakeholder. Jika sudah
ditentukan tindakannya, maka barulah kita bisa memprioritaskan, mensinkronkan
dan menyeimbangkan kebutuhan stakeholder dengan kita.
6. Menyelaraskan kebutuhan stakeholder dengan strategi organisasi. Sehingga
dengan demikian, kita dapat menyelaraskan kebutuhan stakeholder dengan
strategi organisasi.
Gambar 1. Matriks ini merupakan alat bantu dalam melakukan identifikasi pemangku
kepentingan berdasarkan tingkat kekuasaan dan tingkat ketertarikan

Gambar 1

Ada empat area dalam matriks analisis pemangku kepentingan yang perlu
diperhatikan. Pemahaman akan keempatnya sangat penting karena akan
menentukan perlakuan atau strategi dalam melakukan komunikasi dan pendekatan
dengan para stakeholder ini. Area ini adalah:

1. Low Power-Low Interest: Monitor


Kelompok ini tidak (dan tidak diharapkan) untuk secara aktif terlibat dalam proyek.
Kelompok ini bahkan tidak tahu dan tidak mau tahu lebih dalam mengenai proyek.
Namun, kita tetap harus tahu siapa mereka. Tetap awasi/Monitor mereka dan
kemungkinan mereka untuk berpindah ke kategori pelanggan/pemangku
kepentingan lainnya.
Contoh: LSM

2. High Power-Low Interest: Keep Satisfied (tetap terpuaskan)

Kelompok ini adalah pihak-pihak yang memiliki wewenang dalam mengambil


keputusan. Mereka tidak memiliki kepentingan dan kesediaan untuk terlibat
secara aktif. Biasanya sulit untuk menjangkau dan berkomunikasi dengan
kelompok ini secara konsisten. Dalam mengelola kelompok ini dibutuhkan strategi
keterlibatan proaktif untuk membuat mereka puas/keep them satisfied.

Contoh: Kepala Daerah

3. High Interest-Low Power: Keep Informed (tetap terinformasi)


Kelompok ini terpengaruh oleh suatu kegiatan namun tidak memberi dampak
besar pada kegiatan tertentu. Kelompok ini meminta waktu yang lebih banyak
daripada yang bisa kita berikan kepada yang lain. Karena itu penting untuk
menemukan cara yang efisien untuk membuat mereka terinformasikan/keep them
informed. Beberapa cara yang bisa digunakan: Jejak Pendapat, Email Updates,
Presentasi, Publikasi.

Contoh: petugas lapangan

4. High Interest-High Power: Manage Closely (pengelolaan yang ketat) Biasanya


kelompok ini adalah pemilik bisnis dan pemangku jabatan lain yang berwenang
mengambil keputusan. Mereka Biasanya mudah diidentifikasi. Kelompok ini
sangat penting karena dapat mengganggu/ mempertahankan/ mengembangkan
proyek. Kelompok ini biasanya mudah dilibatkan/actively engage dengan cara
memberlakukan komunikasi yang transparan dan konsisten

Contoh: kepala dinas

Selain dari matriks tersebut, alat bantu lain untuk pemetaan pemangku kepentingan
yaitu One Health System Mapping and Analysis Resource Tool (OH-SMART). OH-
SMART merupakan Metode/Instrumen Pemetaan dan Analisis Sumber Daya Sistem
One Health yang awalnya dikembangkan untuk membantu institusi dalam
mengkoordinasikan perencanaan penanggulangan wabah, metode/instrumen ini juga
dapat digunakan untuk menganalisis berbagai sistem/program. Metode/instrumen ini
memungkinkan untuk memetakan interaksi institusi-institusi pada suatu jaringan lintas
sektoral dalam mengatasi suatu masalah kesehatan dan menganalisis bagaimana
kolaborasi yang telah ada dilakukan,bagaimana kolaborasi tersebut benar-benar
dilaksanakan, masalah dan kesenjangannya danbagaimana peluang untuk mengatasi
atau memecahkan kesenjangan yang terbaik untukmemperkuat kolaborasi dengan
pendekatan One Health.

Berikut contoh pemetaan pemangku kepentingan menggunakan OH-SMART) :


Gambar 2

Gambar 3

1.3. Peran Pemangku Kepentingan dalam Pendekatan One Health

Menurut Nugroho (2014, h.16-17) dalam penelitian Ali dkk, stakeholder dalam
program pembangunan diklasifikasikan berdasarkan peranannya, antara lain:
a. Policy creator yaitu pemangku kepentingan yang berperan sebagai pengambil
keputusan dan penentu suatu kebijakan.
b. Koordinator yaitu pemangku kepentingan yang berperan mengkoordinasikan
stakeholder lain yang terlibat.
c. Fasilitator yaitu pemangku kepentingan sebagai fasilitator yang berperan
menfasilitasi dan mencukupi apa yang dibutuhkan kelompok sasaran.
d. Implementer yaitu pemangku kepentingan pelaksana kebijakan yang di
dalamnya termasuk kelompok sasaran.
e. Akselerator yaitu pemangku kepentingan yang berperan mempercepat dan
memberikan kontribusi agar suatu program dapat berjalan sesuai sasaran
atau bahkan lebih cepat waktu pencapaiannya.

Berikut adalah beberapa ruang lingkup dalam menangani One Health dan sesuai
dalam gambaran Gibbs (SEAOHUN. 2014) :
1. Dokter hewan : Untuk isu kesehatan hewan dan keamanan pangan,
epidemiologi penyakit pada hewan
2. Dokter : Untuk isu kesehatan manusia, epidemiologi penyakit pada manusia
3. Perawat : Untuk isu kesehatan manusia/komunitas
4. Ahli kesehatan masyarakat : Untuk isu kesehatan komunitas, strategi
pencegahan penyakit, epidemiologi, pengetahuan tentang penyakit menular
5. Ahli epidemiologi : Epidemiologi, pengontrolan penyakit, surveilans, desain
kuesioner
6. Ilmuwan kemargasatwaan : Ekologi kemargasatwaan, zoology
7. Pengobat tradisional : isu kesehatan komunitas, memahami metode
pengobatan tradisional
8. Pemimpin/politisi local : Penting untuk aksi dan dukungan dalam komunitas
local
9. Ahli kesehatan lingkungan : menilai kontaminasi lingkungan, sumber
penyakit, perubahan factor-faktor lingkungan
10. Ahli ekologi : hubungan antar organism dan komponen yang berhubungan di
lingkungan
11. Ahli ekonomi : Menilai dampak financial dari penyakit dan biaya dari
rekomendasi pengontrolan atau pemberantasan ; uang dan jumlah sering
menjadi sesuatu yang penting bagi politisi
12. Ahli komunikasi : komunikasi resiko, interaksi dengan media, keterlibatan
dengan komunitas
13. Pekerja layanan darurat : untuk kejadian luar biasa atau bencana akut
14. Teknisi laboratorium : untuk konfirmasi organism yang menyebabkanpenyakit
15. Ahli farmasi : untuk pengobatan penyakit
16. Ahli logistic : logistic dalam merespon kejadian luar biasa
17. Hubungan masyarakat/pemasaran : untuk interaksi media dan public
18. Spesialis bidang teknologi informasi : untuk teknologi informasi, analisis data,
penyimpanan data dan penyebaran data
19. Ilmuwan sosial : untuk dinamika budaya dan kelompok yang mempengaruhi
risiko, penularan atau pencegahan.

Beberapa contoh peran pemangku kepentingan dalam implementasi One Health di


Indonesia:

Contoh 1. Pengendalian rabies di Bali

Peran pemangku kepentingan dalam pengendalian rabies di Bali

Kelompok Peran

Dinas Peternakan - Membuat kebijakan tentang rabies,


- Menyediakan dan menganggarkan
pembelian vaksin pada anjing
- Melakukan penganggaran biaya program
pengendalian rabies.
- Melakukan pengawasan dan evaluasi
terhadap pelaksanaan program

Dinas Kesehatan - Membuat kebijakan tentang kasus gigitan


anjing
- Menyediakan vaksin untuk kasus gigitan
anjing
- Menganggarkan untuk pelaksanaan program
kesehatan
- Melakukan pengawasan dan evaluasi
program kesehatan
Kelompok Peran

Puskeswan dan - Menjamin ketersediaan vaksin HPR


dokter hewan - Melakukan vaksinasi anjing terjadwal dan
wilayah saat dibutuhkan
- Menerima laporan data jumlah anjing per
wilayah serta status vaksin
- Melakukan observasi anjing suspect rabies
serta konfirmasi kasus rabies ke puskesmas
- Respond dalam 1 x 24 jam terhadap laporan
puskesmas.

Puskesmas - Melakukan observasi pasien kasus gigitan


anjing
- Melaporkan ke puskeswan tentang kejadian
kasus gigitan
- Pemberian VAR tahap 1 selanjutnya
menunggu laporan kasus gigitan
positif/negatif dari puskeswan
- Melakukan penyelidikan epidemiologi ke
rumah kasus, mendata status vaksin dan
kepemilikan anjing, jumlah orang
- yang digigit disekitarnya dan kapan mulai
digigit.

Tokoh masyarakat - Menerima informasi dari masyarakat


- Melaporkan kondisi kejadian gigitan anjing
pada kepala desa dan kader rabies
- Memberikan edukasi kepada masyarakat

Kader rabies - Melakukan pendataan terhadap kepemilikan


anjing, status vaksin
- Memberikan edukasi pada masyarakat
Kelompok Peran

- Memberikan respond terhadap laporan


masyarakat untuk observasi anjing dan
penanganan luka gigitan melalui
- koordinasi dengan puskesmas dan
puskeswan.

Kantor desa - Menyelenggarakan pelatihan kader


- Pendanaan program kader kesehatan
- Menyiapkan tenaga admin untuk
meneruskan data ke puskesmas dan
puskeswan

Program - Membentuk kordinator di setiap 10 KK yang


Kasinoman rabies mampu merespond cepat terhadap laporan
kasus anjing suspect rabies di wilayahnya
dan kasus gigitan anjing.

Contoh 2. Pandemi Covid-19 di Indonesia

Peran pemangku kepentingan dalam penanganan Pandemi COVID-19 dengan


pendekatan One Health, antara lain:

Kelompok Peran
Pemerintah Pusat - Pembentukan Komite Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19) dan Pemulihan Ekonomi
Nasional, beserta Tim Pelaksana
yang meliputi Satuan Tugas
Penanganan Covid-19 dan Satuan
Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional

Kementerian Kesehatan - Penguatan sistem kesehatan


nasional
Kelompok Peran
- Penyusunan pedoman pencegahan
dan pengendalian Covid-19
- Pemantauan surveilans Covid-19
pada manusia
- Penguatan fasilitas kesehatan
- Pengawasan lintas batas negara
- Penyiapan sarana dan prasarana
- Dan lain-lain

Kementerian Pertanian - Melakukan pemeriksaan sampel


Covid-19 pada manusia di beberapa
wilayah melalui laboratorium
veteriner
- Melakukan surveilans Sars-Cov Virus
pada hewan

Kementerian Lingkungan - Melakukan surveilans penyakit pada


Hidup dan Kehutanan satwa liar dalam platform Sehat Satli
- Melakukan upaya-upaya perbaikan
untuk lingkungan dan hutan
- Menciptakan inovasi-inovasi baru
dalam peningkatan kualitas
lingkungan dan hutan serta
kesejahteraan masyarakat

Pemerintah Daerah - Memberikan dukungan kebijakan,


(Provinsi/Kabupaten/Kota) teknis, administrasi dan fasilitas
dalam rangka penanganan COVID-
19
- Menetapkan sasaran dan strategi
penanganan yang dituangkan dalam
rencana aksi
Kelompok Peran
- Mengerahkan sumber daya untuk
pelaksanaan kegiatan penanganan
COVID-19
- Melakukan pemantauan dan
pembinaan kepada semua
komponen dan satgas yang
- ada di kecamatan dan desa, baik
secara langsung maupun melalui
webinar
- Mendukung penerapan kebijakan
penyesuaian pembatasan sosial
menuju masa adaptasi kebiasaan
baru
- Melakukan pengawasan secara ketat
terhadap penerapan adaptasi
kebiasaan baru di lingkungan
lembaga/instansi masing-masing
sesuai dengan protokol kesehatan;
- Mendukung penerapan protokol
kesehatan bagi masyarakat di tempat
dan fasilitas umum dalam rangka
pencegahan dan pengendalian
COVID-19
- Mengoordinasikan dan
mengendalikan pelaksanaan
kegiatan penanganan COVID-19
dengan kecamatan, instansi/lembaga
pemerintah daerah, swasta,
perguruan tinggi, elemen masyarakat
sipil, media massa serta pihak
lainnya;
Kelompok Peran
- Melaksanakan pencegahan,
penanganan dan pemulihan bencana
COVID-19 di wilayahnya
- Menyampaikan laporan kejadian dan
pelaksanaan penanganan COVID-19
kepada Kepala Daerah.

Kepala Desa/Kelurahan - Melaksanakan koordinasi dan


mobilisasi sumber daya dalam
penanganan COVID-19;
- Mengendalikan penyelenggaraan
gugus tugas di tingkat
desa/kelurahan;
- Memantau dan memastikan protokol
kesehatan berjalan sesuai ketentuan;
- Melakukan pendataan kesehatan
seluruh masyarakat desa/kelurahan,
termasuk warga miskin dan warga
berisiko tinggi;
- Melakukan pendataan warga yang
keluar dan masuk desa/kelurahan.
- Memantau warga usia lanjut, warga
yang memiliki status kasus konfirmasi,
kasus konfirmasi tanpa gejala, kontak
erat, dan kasus suspek COVID-19
dan harus menjalani isolasi mandiri;
- Mmenyiapkan alternatif lokasi dan
fasilitas isolasi mandiri yang layak
atas kesepakatan masyarakat
desa/kelurahan;
Kelompok Peran
- Melaporkan pelaksanaan penanganan
COVID-19 kepada Ketua Gugus
Tugas Tingkat Kecamatan.

Ketua TP PKK - Melakukan advokasi atau lobi kepada


Desa/Kelurahan segenap komponen pemerintahan
- Menggalang dukungan dan kerjasama
dengan organisasi atau lembaga lain
yang
- ada di desa/kelurahan dalam
penanggulangan COVID-19;
- Memfasilitasi penyampaian
komunikasi risiko terkait COVID-19
kepada warga
- desa/kelurahan melalui kader PKK;
- Bekerja sama dengan Puskesmas
dalam penyelenggaraan kegiatan
berbasis
- masyarakat yang ada di
desa/kelurahan.

Puskesmas - Melobi Kepala Desa/Lurah


- Membina Relawan di tingkat
desa/kelurahan
- Peningkatan kapasitas mitra (aparat
desa/kelurahan, TP PKK, Ormas,
LSM, mitra usaha)
- Memberikan dukungan sosial melalui
komunikasi risiko
- Menggerakkan Posyandu dan UKBM
lainnya bersama mitra tingkat
kecamatan
Kelompok Peran
Perguruan Tinggi - Melakukan kajian riset dan inovasi
dalam percepatan penangulangan
pandemi Covid-19
- Melakukan edukasi kepada
masyarakat melalui tulisan di media
massa atau seminar melalui teknologi
informasinberbasis internet

Swasta/Dunia Usaha - Memberi dukungan dana, logistic dan


kebutuhan pokok, dan lain-lain melalui
CSR (Cooperate Social
Responsibility)
- Menetapkan kebijakan internal terkait
dengan keselamatan dan kesehatan
karyawan
- Melakukan edukasi pencegahan
penularan COVID-19 di lingkup
internal perusahaan

Peneliti - Memonitoring prediksi wabah penyakit


zoonosis dan melakukan early
warning system
- Mengontrol inang dan vektor
penyebab penyakit zoonosis,
monitoring satwa liar melalui
penelitian guna mengevaluasi
perubahan inang dan patogen
potensial
- Melakukan investigasi in vitro evolusi
karakteristik agen infeksi dari waktu
ke waktu
- Memberikan edukasi ke masyarakat
mengenai risiko dan perawatan
Kelompok Peran
kesehatan hewan dalam hubungan
human-animal interface
SEKARANG SAYA TAHU

● Pemangku kepentingan merupakan pelaku baik perorangan maupun


kelompok yang memiliki andil dalam memberikan dampak baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap program kesehatan
● Setiap pemangku kepentingan memiliki peran masing-masing dalam
pendekatan One Health, terutama dalam pencegahan dan pengendalian
penyakit.

Anda mungkin juga menyukai