Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TERSTRUKTUR RESUME SUB CPMK-5

MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN (AKK)

MATA KULIAH

ANALISIS PEMANGKU KEPENTINGAN DAN LINGKUNGAN

OLEH :

ELISA ROSANI

22.13101.10.46

Dosen Pengampu Martawan Madari, SKM, MKM

PROGRAM PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG

2022
A. PENDAHULUAN

Dalam terjemahan bahasa indonesia, arti stakeholder adalah pemangku


kepentingan atau pihak yang berkepentingan. Stakeholder dapat dijumpai
dimanapun, terutama dalam kegiatan bisnis sehingga setiap perusahaan tidak
lepas dari keberadaan tokoh penting tersebut. Suatu perusahaan berinteraksi
dengan berbagai pihak/pemangku kepentingan mulai dari pemegang saham,
hingga kepada customer sampai karyawan bahkan dengan para supplier.

Menurut Freeman, stakeholders  adalah suatu kelompok masyarakat


ataupun individu yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pencapaian
tujuan tertentu dari organisasi. Berikutnya menurut Wibisono, pengertian
stakeholder adalah seseorang maupun kelompok yang punya kepentingan
secara langsung/tidak langsung bisa mempengaruhi atau dipengaruhi atas
aktivitas dan eksistensi perusahaan.

Stakeholder adalah individu atau kelompok yang berkepentingan di


dalam sebuah perusahaan seperti Pemegang saham, Regulator, Pemerintah,
Masyarakat, Pelanggan/konsumen, Lembaga swadaya masyarakat, Media
massa, Asosiasi industry, Pesaing/competitor, Mitra kerja, Karyawan,
Supplier dan Bank/kreditor.

Orang-orang yang memiliki kepentingan dan dipengaruhi oleh isu


strategis/masalah kebijakan yang berkembang, termasuk pula pihak yang
memiliki kekuatan untuk mempengaruhi isu/masalah tersebut. Mereka yang
mempunyai sumberdaya, informasi dan keahlian yang diperlukan untuk
merumuskan dan mengimplementasikan strategi dan pilihan kebijakan.

1
B. Pengertian
Pentingnya melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam
pembuatan Kebijakan atau penyelenggaraan Pemerintahan mendesak pembuat
kebijakan utk melakukan analisis pemangku kepentingan untuk bisa
mengakomodasi kepentingan dengan bijak.
Analisis pemangku kepentingan adalah sebuah proses penggabungan
dan analisis kualitatif secara sistematis utk mengetahui kepentingan siapa saja
yg hrs dipertimbangkan ketika menyusun/mengembangkan /pelaksanaan st
kebijakan atau program.
Analisis pemangku kepentingan adalah sebuah Teknik utk
mengurutkan dlm rk pemetaan dan pemahaman kekuasaan, poisi dan sudut
pandang dari pemangku kepentingan yg mempunyai kepentingan dlm
pembuatan kebijakan tsb (Buzse et al, 2005)

C. Klasifikasi
1. Inside stakeholder terdiri atas orang orang yg memiliki kepentingan dan
tuntutan terhadap SD perusahaan. Yaitu pemegang saham, manager,
karyawan
2. Pemegang saham (shareholder) = pemilik perusahaan
3. Manajer = pekerja perusahaan yang bertanggung jawab u/ SDO dan
memastikan tujuan perusahaan tercapai
4. Karyawan = pekerja nonmanajer, serangkaian tugas yang harus dilakukan
sesuai uraian jabatan. Jika melakukan tugas dengan baik akan mendapat
reward dan hukuman jika tugas kurang baik. Jika imbalan kurang
sepadang maka akan mengurangi kinerja bahkan berhenti
5. Outside stakeholder terdiri atas pihak yang bukan pemilik perusahaan
bukan karyawan perusahaan tetapi memiliki kepentingan penting trhdp
perusahaan. Yaitu pelanggan, kreditor, pemerintah, masyarakat, pemasok,
serikat pekerja.

2
6. Pelanggan = paling penting, perusahaan harus memenuhi harapan
pelanggan agar tidak beralih kepada produk pesaing.
7. Supplier = harus memiliki supplier yang banyak sehingga mendapatkan
bahan baku termurah dan tidak bergantung pada 1 supplier saja.
8. Pemerintah = harus mematuhi peraturan yang ada, perusahaan berfokus
pada lingkungan
9. Kreditor = ketika melakukan pinjaman harus bersedia membayar bunga,
kinerja keuangan suatu perusahaan harus sehat
10. Serikat pekerja = gaji dan jenjang karir yang menarik adalah kepentingan
serikat kerja. Tetapi perusahaan juga perlu meningkatkan produktivitas
dan loyalitas dengan biaya murah. Diperlukan serikat kerja profesional
untuk mengatasi konflik kedua belah pihak dan untuk bernegosiasi agar
kedua belah pihak saling menguntungkan
11. Komunitas Lokal = perusahaan memberi mereka lap kerja, pendapatan,
standar hidup
12. Masyarakat Umum = harus memiliki ketertarikan terhadap produk
domestik drpd prdk asing.
13. Media = Iklan sebagai sumber berita agar masyarakat tertarik trhd produk
perusahaan
14. Pesaing = diperlukan inovasi atau ciri-ciri produk yang lebih unggul
sehingga pelanggan pesaing dapat berpindah menjadi pengguna produk
perusahaan
15. Pedagang besar dan pengecer = berbagai macam pemasaran membantu
perusahaan menyalurkan produk perusahaan kepada pelanggan
16. Kelompok aksi sosial dan politik = dituntut menjalankan tanggung jawab
sosial

3
D. Keuntungan pendekatan berbasis pemangku
1. Dapat menggunakan opini dari pemangku kepentingan yang paling
berkuasa untuk membentuk suatu kebijakan di tahap awal
2. Mendapat dukungan dari pemangku kepentingan yang berkuasa untuk
membantu dan memenangkan lebih banyak sumber daya
3. Lewat komunikasi aktif di awal dan lebih sering, mereka paham
keuntungan kebijakan yang diberlakukan dukungan aktif ketika diperlukan
4. Mengantisipasi reaksi masyarakat terhadap kebijakan dan menjadi dasr
perencanaan tindakan utk mendapat dukungan masyarakat

E. Tahapan Analisis Pemangku Kepentingan


1. Identifikasi pemangku kepentingan

2. Identifikasi kepentingan

Contoh:
pemangku kepentingan tentang kebijakan penanggulangan Malaria di
Kota Palembang.

Daftar pemangku kepentingan:

a. Walikota
b. Direktur RS

4
c. Puskesmas
d. Dinas Kesehatan
e. Dinas Pemukiman
f. Kelurahan
g. Kecamatan
h. Masyarakat
i. FKM
j. Dinas Pendidikan…..dst

Posisi pemangku kepentingan

Pengaruh:

1. Tidak ada pengaruh


2. Sedikit pengaruh
3. Cukup berpengaruh
4. Pengaruh yang signifikan
5. Sangat berpengaruh

5
Peran:

1. Tidak berperan
2. Sedikit berperan
3. Cukup berperan
4. Peran yang signifikan
5. Sangat signifikan

3. Analisis pengaruh pemangku kepentingan yang teridentifikasi dan


Identifikasi resiko dan antisipasi manajemen resiko
- Motoring adalah pengawasan, tujuannya:
1. Mengawasi/memantau agar kebijakan yang sedang dijalankan
sesuai dengan tujuan
2. Mendeteksi sedini mungkin adanya kekurangan/kesalahan
3. Mengubah system, menambahkan sumber daya yang diperlukan
agar kebijakan dapat dijalankan lebih baik
4. Hasil monitoring menjadi bhana masukan bagi kebijakan lain yang
akan dibuat atau diimplementasikan

Monitoring = menjawab apa yang terjadi dalam proses pelaksanaan,


bagaimana, mengapa terjadi  menghasilkan informasi empiris (apa
yang terjadi)

6
- Evaluasi adalah upaya yang berkaitan dengan produksi informasi
mengenai nilai/mafaat hasil kebijakan. Evaluasi = menjawab
persoalan2 tentang perubahan yang terjadi  menghasilkan informasi
hasil penilaian

- Pendekatan Evaluasi Kebijakan

- Kriteria evaluasi
a. Stabilitas; apakh hasil berebda tergantung siapa yang mengawasi,
waktu dan tempat
b. Reliabilitas; apakah hasil evaluasi dapat dipegang atau tidak
c. Signifikansi; tingkat penting tidaknya kebijakan dan digunakan untuk
pilihan atau perbandingan kebijakan
d. Ekefektifan; kriteria untuk mengukur efek kebijakan
e. Efisiensi; seberapa banyak dibutuhkan dana dan SDm efektif yang
diinvesatikan untuk kebutuhan ini
f. Etik; apakah kebijakan dapat atau dilakukan tanpa masalah berkaitan
dengan hokum dan etik, melanggar hukum atau etika seperti masalah

7
pelanggaran privasi, melawan hokum, berpenaguh buruh pada tubuh
manusia dan lingkungan

- Sistem Evaluasi untuk Program Kebijakan

F. Analisis lingkungan dan Konteks POL,EKO, SOSBUD pada


Pengembangan Kebijakan
Proses Pengembangan Kebijakan dan implementasi Kebijakan kesehatan
dan actor atau pelaku kebijakan dipengaruhi oleh berbagai Konteks atau
faktor serta lingkungan kebijakan.
Istilah Lingkungan dan konteks kebijakan
- Dalam segitiga system kebijakan yg dikenbangkan Dunn (199$), unsur
lingkungan menjadi satu unsur di antara unsur segitiga kebijakan
lainnya L actor kebijakan dan konten kebijakan yg slaing
mempengaruhi.
- Dalam terminiologi segitiga system kebijakan Walt & Gilson (1994)
aspek lingkungan dimaknai sebagai Konteks.

8
- Kedua istilah mempunyai peran yang sama yaitu memberi pengaruh
dalam system dan kebijakan Kesehatan, akan tetapi beda dalam
penggunaan/cara pandang.

Jenis Lingkungan Pol, social, adminsitrasi ekonomi dan lingkungan


demografis , lingkungan geografis dan lingk budaya memiliki pengaruh yg besar
terutama dalam membentuk konteks kebijakan. Pengaruh yg diberikan berbeda beda
tergantung seberapa besar permasalahan kebijakan itu berkaitan dg tiap jenis
lingkungan.

Contoh dalam konteks Budaya (Pemahaman Gender dlm Pemb Kes) :Dalam
penanganan kasus anemia ibu hamil,setelah dirunut ternyata kondisi anemia
merupakan kumulatif dari anemia yg diderita sejak ms kanak kanak dan remaja.
Contoh lain: ternyata perlakuan antara anak perempuan dan anak Laki laki pd
berbagai daerah termasuk pola asuh dan pola PMT yg menjadi permssalahan.
Berdasarkan kenyataan tsb pendekatan kebijakan harus menyentuh perubahan
pemahaman berbasis gender terhadap pola asuh, pola didik dan pola PMT pd kel
masy sasaran. Instrumen kebijakan harus melibatkan partisipasi masyarakat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, Dumilah Dr. 2014. Kebijakan Kesehatan: Prinsip dan Praktik.

Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Ayuningtyas, Dumilah Dr. 2018. Analisis Kebijakan Kesehatan: Prinsip dan

Aplikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Dunn, William N. 2003. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press

10

Anda mungkin juga menyukai