Anda di halaman 1dari 68

TUGAS METODE PENELITIAN SOSIAL

“FUNGSI PENGAWASAN KANTOR INSPEKTORAT MELALUI APLIKASI


E-proksi DIKOTA KENDARI”

MUH ZAINUL IRFAN

C1G122015

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULKUTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengawasan pada hakikatnya merupakan fungsi yang melekat pada seorang pemimpin
atau manajemen tertinggi dalam setiap organisasi, sejalan dengan fungsi dasar manajemen
lainnya yaitu perencanaan dan pelaksanaan. Demikian halnya dalam organisasi pemerintahan,
fungsi pengawasan merupakan tugas dan tanggung jawab seorang kepala pemerintahan.
Sebagai contoh, di lingkup pemerintah provinsi merupakan tugas dan tanggung jawab
gubernur, sedangkan di pemerintah kabupaten dan kota merupakan tugas dan tanggung jawab
bupati dan walikota (Sabar, 2018).

Pengawasan sebagaimana dijelaskan dalam paparan ini didasarkan pada ketentuan


peraturan perundang-undangan, terutama dalam bentuk Undang-Undang dan peraturan. Sejak
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, berbagai Undang-Undang tentang
pemerintahan daerah telah dibuat oleh pembentuk Undang-Undang. Menariknya, aspek
pengawasan dalam berbagai Undang-Undang tersebut menunjukkan kecenderungan untuk
memiliki maksud dan tujuan yang sama (Sabar, 2018).

Peningkatan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pemerintahan di lingkup daerah


membutuhkan partisipasi semua pihak, terutama masyarakat yang akan menerima pelayanan.
Penyelenggaraan pemerintahan yang efektif sangat mendesak, dengan pendekatan yang
difokuskan pada memberikan pelayanan kepada masyarakat serta sebagai upaya
penyampaian kebijakan pemerintah pusat dan pelaksanaan program pemerintahan
(Mappangara, 2018).

Hal ini disebabkan oleh tuntutan masyarakat untuk memiliki aparatur pemerintahan
yang bersih dan berwibawa, tertib, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tuntutan ini
muncul karena ada praktik-praktik yang tidak terpuji yang dilakukan oleh aparatur
pemerintah umumnya dan aparatur pemerintah daerah khususnya. Salah satu penyebabnya
adalah kurangnya efektivitas pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh badan yang ada
dalam tubuh pemerintah daerah itu sendiri (Mappangara, 2018).
Dasar hukum yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pengawasan adalah
mengacu pada Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang
diperkuat oleh Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan
atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Keputusan Presiden No. 74 Tahun 2001 tentang
Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, dan Keputusan Menteri No.
41 Tahun 2001 tentang Pengawasan Represif Kebijakan Daerah.

Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah, pemerintah daerah diberi kewenangan yang besar untuk mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri secara otonom. Otonomi daerah dimaksudkan untuk memberikan
kesempatan dan keleluasaan kepada daerah otonom dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat secara bertanggung jawab menurut prakarsa sendiri, serta
berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kewenangan
yang luas tentu membutuhkan pengawasan yang optimal, karena tanpa pengawasan, ada
peluang terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan kewenangan, sehingga akan
mengakibatkan kerugian keuangan negara dan tidak terwujudnya kesejahteraan masyarakat
(Mappangara, 2018).

Penguasa atau pemimpin harus melakukan pengawasan, karena tanpa pengawasan


akan terjadi penyelewengan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengawasan yang efektif,
terutama yang berkaitan dengan tugas-tugas pokok pemerintahan dan pembangunan, ini
bertujuan untuk menunjang terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Untuk
mewujudkannya, perlu diterapkan fungsi pengawasan terhadap kinerja pemerintahan.

Pelayanan publik menjadi isu kebijakan yang semakin strategis dan menjadi topik
hangat dalam perbincangan. Pelayanan publik di Indonesia cenderung stagnan, dengan
implikasi yang sangat luas dalam kehidupan ekonomi, politik, sosial budaya, dan lainnya.
Perbaikan dan peningkatan pelayanan publik adalah tujuan dari agenda reformasi
pemerintahan di Indonesia. Hakikat dari pelayanan publik itu sendiri adalah memberikan
pelayanan kepada masyarakat, yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah
sebagai abdi masyarakat (Dewi, 2017).
Pemerintah berperan sebagai pelayan masyarakat dan harus mampu memberikan
pelayanan yang efektif, efisien, adil, transparan, dan akuntabel. Pelayanan publik sudah
menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,
masyarakat sangat membutuhkan pelayanan, bahkan bisa dikatakan bahwa pelayanan tidak
bisa dipisahkan dari kehidupan manusia (Hutagalung, 2018).

Pemerintah dibentuk untuk melayani masyarakat bukan untuk melayani dirinya sendiri,
namun dengan menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat
mengembangkan kreativitas dan kemampuan untuk mencapai kemajuan bersama (Basri,
2018). Pengaduan yang disampaikan oleh masyarakat kepada pemerintah adalah respons
terhadap pelayanan publik yang diterima oleh masyarakat dari pemerintah. Pengaduan
masyarakat adalah bentuk ketidakpuasan masyarakat yang disampaikan, baik secara lisan
maupun tertulis, kepada aparatur pemerintah terkait.Berupa sumbangan pikiran, saran,
gagasan, keluhan atau pengaduan yang bersifat membangun. Tersedianya ruang untuk
menyampaikan aspirasi (voice) dalam bentuk pengaduan dan protes terhadap jalannya
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik sangat penting dalam upaya perbaikan
kinerja tata pemerintahan secara keseluruhan (Dewi, 2017).

Hal ini dilihat dari masih banyaknya keluhan dan pengaduan dari masyarakat baik
secara langsung maupun melalui media massa, seperti prosedur yang berbelit-belit, tidak ada
kepastian jangka waktu penyelesaian, biaya yang dikeluarkan, tidak adanya transparansi,
sikap kurang responsif, dan lainnya. Akibat permasalahan tersebut, citra buruk pada
pengelolaan pelayanan publik masih melekat hingga saat ini. Maka dari itu, pemerintah
memanfaatkan teknologi informasi untuk mencapai tujuan tersebut (Pratama, 2015).

Untuk mendukung keberhasilan pengawasan pelayanan publik yang dilakukan oleh


pemerintah daerah, tidak sedikit pemerintah daerah memanfaatkan teknologi (e-government)
dalam memudahkan pengawasan di setiap instansi yang ada di daerah tersebut. Pemanfaatan
e-government diharapkan dapat menjadi alternatif dalam reformasi birokrasi menuju
pelayanan publik yang lebih baik.

Untuk mendukung keberhasilan implementasi e-government, pemerintah


mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan e-government. Hal ini dianggap sebagai langkah penting dalam
penerapan teknologi komunikasi dan informasi di bidang pemerintahan. Instruksi Presiden
No 3 Tahun 2003 adalah manifestasi keseriusan pemerintah dalam penyelenggaraan fungsi
pemerintahan dengan memanfaatkan infrastruktur teknologi informasi (TI).

Melalui Instruksi Presiden No 3 Tahun 2003, pemerintah menginstruksikan kepada


pejabat lembaga pemerintahan, termasuk gubernur dan bupati/walikota, untuk mengambil
langkah-langkah demi terlaksananya e-government secara nasional. Mereka harus
merumuskan dan melaksanakan rencana tindak lanjut serta berkoordinasi dengan Menteri
Komunikasi dan Informasi. Hal ini bertujuan untuk melaksanakan instruksi tersebut dengan
sebaik-baiknya (Instruksi Presiden, 2003).

Oleh karena itu, dalam pelaksanaan tugas pengawasan, Undang-Undang No 23 tahun


2014 pasal 216 menunjukkan peran inspektorat dalam membantu kepala daerah dalam
membina dan mengawasi pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan dan
tugas pembantuan oleh perangkat daerah. Inspektorat adalah lembaga pengawasan di daerah
dan menjadi unsur penunjang Pemerintah Daerah di Bidang Pengawasan.

Inspektorat dipimpin oleh seorang inspektur yang bertanggung jawab kepada Kepala
Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota) melalui Sekretaris Daerah. Tugas inspektorat mencakup
pengawasan fungsional terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan pengelolaan
Badan Usaha Milik Daerah serta usaha daerah lainnya (Sabar, 2018).

Peran inspektorat sangat penting dalam mendukung pelaksanaan pembangunan dan


pelayanan publik. Inspektorat diharapkan meningkatkan pengawasan, terutama pada
pelayanan publik yang bersentuhan langsung dengan masyarakat seperti pendidikan dan
kesehatan, guna mencapai pelayanan yang baik dan tidak memberikan dampak buruk bagi
masyarakat (Sabar, 2018).

Dalam mengontrol dan melakukan pengawasan terhadap kinerja pelayanan publik di


Kota Kendari, Pemerintah Kota Kendari dibantu oleh Kantor Inspektorat Kota Kendari.
Kantor Inspektorat Kota Kendari berfungsi sebagai unit pelaksana teknis fungsional di bidang
pengawasan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan Walikota. Dalam menjalankan tugas
pengawasan, Inspektorat menciptakan aplikasi yang diluncurkan pada bulan Agustus 2021,
yakni aplikasi e-Proksi Kendari.

Aplikasi e-Proksi Kendari dirancang untuk pencegahan korupsi secara elektronik. Ini
adalah inovasi program pencegahan korupsi yang menggabungkan berbagai program layanan
pencegahan korupsi dalam satu sistem. Aplikasi ini bertujuan memudahkan akses masyarakat
dan ODP dalam menerima layanan inspektorat kota kendari. Layanan yang ditawarkan
meliputi buku tamu, aduan publik, WBS, e-SKBT, LHKPN, Gol KPK, dan aplikasi JAGA.
Terdapat tiga fungsi penting agar aplikasi e-Proksi efektif, yaitu Assurance, Consulting, dan
Anti Corruption. E-Proksi mengimplementasikan dua fungsi, yakni Consulting dan Anti
Corruption. Fungsi Anti Corruption dilaksanakan dengan kegiatan saber pungli, sosialisasi
Gratifikasi LHKPN, WBS, dan pelaporan pada aplikasi jaga.id. Sementara fungsi Consulting
merupakan kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh inspektorat kepada OPD. Fungsi
Assurance dilaksanakan dalam bentuk pelaksanaan tugas Review, Audit, Monitoring, dan
tugas pengawasan lainnya. Tujuan aplikasi e-Proksi tidak hanya pencegahan korupsi, tetapi
juga memudahkan masyarakat dan OPD dalam mengakses dan menerima layanan dari
Inspektorat Kota Kendari tanpa harus mengunjungi kantor fisik Inspektorat.

Penelitian awal dilakukan dengan wawancara salah satu informan dari Dinas
Inspektorat Kota Kendari, yang menyebutkan bahwa selama aplikasi e-Proksi diterapkan dari
bulan Agustus 2021 hingga saat ini, terdapat 75 aduan yang masuk. Namun, hanya 44 aduan
yang telah diselesaikan, sementara beberapa aduan lainnya mengalami duplikasi akibat
kesalahan pengguna aplikasi e-Proksi dalam mengajukan aduan (14 Maret 2022).

Dari aduan yang masuk pada aplikasi e-proksi kebanyakankan pada dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipi kota kendari. Sejak peluncuran aplikasi e-Proksi pada
bulan Agustus 2021 hingga saat ini, sebagian besar aduan yang masuk berkaitan dengan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kendari. Laporan yang diterima terutama
menyoroti kelambatan dalam antrian dan pelayanan di dinas tersebut. Ini menunjukkan
bahwa meskipun ada aplikasi e-Proksi, permasalahan terkait pelayanan di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kendari belum sepenuhnya teratasi.
Sayangnya, sosialisasi aplikasi ini terbatas pada dinas dan instansi di Kota Kendari saja
dan tidak mencapai masyarakat secara luas. Sebagai akibatnya, banyak masyarakat yang
kurang mengetahui keberadaan aplikasi e-Proksi, padahal aplikasi ini seharusnya
diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin mengadukan masalah terkait pelayanan
pemerintah (14 Maret 2022).

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian


terkait dengan pelaksanaan aplikasi e-Proksi dengan mengambil judul “FUNGSI
PENGAWASAN KANTOR INSPEKTORAT MELALUI APLIKASI E-Proksi Di KOTA
KENDARI”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana fungsi pengawasan kantor Inspektorat melalui aplikasi E-Proksi di Kota
Kendari?

1.3. Tujuan Penilitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi
pengawasan kantor Inspektorat melalui aplikasi E-Proksi di Kota Kendari

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah perspektif civitas akademika
program studi ilmu pemerintahan, sebagai bahan kajian ilmu pemerintahan dalam proses
pelaksanaan kebijakan pemerintah dalam hal ini di bidang pengawasan dan e-government
berupa aplikasi e-Proksi di Inspektorat kota kendari.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi Pemerintah Daerah

Hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat bagi dinas terkait,agar dapat
menindak lanjuti segala permasalahan mengenai fungi pengawasan kantor Inspektorat
melalui aplikasi E-Proksi di kota kendari.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat terutama sebagai bahan informasi
bagi masyarakat serta dapat memberlakukan pemahaman kepada masyarakat mengenai
aplikasi e-Proksi di Inspektirat kota Kendari

3. Manfaat Metedologis

Manfaat penelitian in adalah sebagai rujukan dan media referensi sebagai peneliti
selanjutnya yang berkaitan dengan fungi pengawasan

1.5. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,
dan manfaat penelitian.

BAB II TINJAUAN MASALAH

Pada bab ini membahas tentang konsep pengawasan terdiri Defenisi Pengawasan,
Fungi Pengawasa, Landasan Hukumjenis Jenis Pengawasan, Prinsip Pengawasan,
Pentinganya Pengawasan, Tugas Dan Fungsi Inspektorat, Konsep E-Government, Defenisi E-
Government, Manfaat E-Government, Penilitian Terdahul, Kerangka Pikir.
BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab in membahas tentang metode penelitian yang menyebabkan jenis dan tujuan
penelitian, lokasi penelitiam, jenis dan sumber data, teknik pengumplan data, Teknik
pengumpulan data, teknis analisis data konseptualisasi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

pada bab ini berisi tentang hasil dan pembahasan di tempat penelitian

BAB V PENUTUP

Pada bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran.


BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pengawasan

2.1.1. Defenisi Pengawasan

Pengawasan dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari kata "awas”
yang berarti pengawasan merupakan kegiatan mengawasi kinerja di setiap organisasi
pemerintah daerah baik secara regular maupun langsung ke lapangan. Serta dapat juga di
definisikan bahwa pengawasan adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan-
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki"
(Sarwoto, 2006).

Pengawasan merupakan suatu proses untuk menetapkan pekerjaan, menilai seta


mengoreksi pelaksanaan pekerjaan agar sesuai perencanaan dan tujuan organisasi
(Manullang, 1996:127) yang dibandingkan dan diukur berdasarkan kriteria, norma dan
standar yang telah ditetapkan (Guntur dkk, 2005:89). Pengawasan memerlukan pemilihan
orang yang tepat yang mampu melaksanakan, menimbulkan minat serta mengajarkan
implementasi tap pekerjaan (Halsey, 2003:8).

Pengawasan adalah segala kegiatan dan tindakan untuk menjamin agar


penyelenggaraan suatu kegiatan tidak menyimpang dari tujuan serta rencana yang sudah di
programkan. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah adalah proses kegiatan
yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan secara efisien dan efektif
sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Sumarsono, 2010).

Pengawasan tidak lain adalah setiap usaha dan tindakan dalam rangka untuk
mengetahui sejauh mana pelaksanaan tugas yang dilaksanakan menurut ketentuan dan
sasaran yang hendak dicapai Secara umum pengawasan adalah segala kegiatan dan tindakan
untuk menjamin agar penyelenggaraan suatu kegiatan tidak menyimpang dari tujuan serta
rencana yang sudah di programkan. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah
adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan
secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-
undangan. (Sumarsono, 2010).

Sedangkan menurut Menurut Pramukti dan Chahyaningsih (2016: 15), pengawasan


adalah suatu bentuk aktivitas yang dilaksanakan untuk melakukan penilaian terhadap
aktivitas yang dilaksanakan, apakah kegiatan tersebut telah sesuai dengan yang direncakan
atau belum.

Menurut Prayudi Atmosudirdjo, pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan


pekerjaan apa yang dijalankan dan dilaksanakn ataudiselenggarakan itu dengan apa yang
dikehendaki, direncanakan atau di perhatikan. Didalam pemahaman ini terkandung makana
sinkronisasi. antara apa yang telah di rencanakan, kemudian dilaksanakan akhirnya di arakan
agar tidak terjadi penyimpangan antara rencana dan Pelaksanaan

Maka dapat disimpulkan bahwa pengawasan merupakan suatu tindakan kinerja dalam
mengawasi suatu kegiatan yang sudah di programkan. Lembaga pengawasan jiwanya adalah
manusia, oleh sebab itu keberhasilan dan kegagalan suatu lembaga pengawasan sangat
bergantung kepada manusianya, jika manusia berprilaku baik maka pengawasan juga akan
menjadi baik, tetapi demikian juga sebaliknya jika manusia ya berperilaku pembohong atau
tidak jujur terhadap apa yang ia kerjakan maka pengawsan akan menciptakan masalah
terhadap kelembagaan yang bersangkutan.

2.1.2. Fungsi Pengawasan

Menurut Maringan Mary Simbolon (2004:62) mengatakan bahwa fungsi pengawasan


diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Mempertebal rasa dan tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan wewenang
dalam pelaksanaan pekerjaan.

2 Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai dengan proseddur yang
ditentukan.
3. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian dan kelemahan, agar
tidak terjadi kerugian yang tidak dinginkan.

4. Untuk memperbiaki kesalahan dan penyelewengan, agar pelaksanaan pekerjaan tidak


mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan.

Menurut Sule dan Saefullah (2005) mengemukakan fungi pengawasan pada dasarnya
merupakan proses yang dilakukan untuk memastikan agar apa yang telah direncanakan
berjalan sebagaimana mestinya. Fungsi dari pengawasan itu sendiri yaitu:

1. Mengamati/Pemantauan/pemeriksaan

2. Memberi penilaian

3. Memberi Perbaikan

2.1.3. Landasan Hukum Pengawasan

Dasar hukum dalam pelaksanan pengawasan adalah mengacu pada Undang-Undang


No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah yaitu pada pasal 380 yang menugaskan
bupati dan wali kota untuk melaksanakan pengawasan hal in juga diperkuat oleh peraturan
pemerintahan No. 79 Tahun 2005 tentang pedoman pembinaan dan pengawasan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah, Keputusan Presiden No. 74 Tahun 2001 tentang tata
cara pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan keputusan Menteri No. 41
Tahun 2001 tentang pengawasan represif kebijakan daerah.

Di dalam Pasal 11 Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah


diuraikan kembali tentang segala urusan pemerintah yang kemudian harus diawasi oleh
pemerintah atau instansi terkait meliputi:

a. Urusan pemerintah konkuren yang menjadi kewenangan daerah terdiri atas urusan
pemerintah wajib dan urusan pemerintah pilihan
b. Urusan pemerintahan terdiri atas urusan pemerintah yang berkaitan dengan pelayanan
dasar dan urusan pemerintah yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar

c. Urusan pemerintah yang berkaitan dengan pelayanan dasar adalah urusan pemerintah wajib
yang sebagian subtansinya merupakan pelayanan dasar.

2.1.4. Jenis-Jenis Pengawasan (Viktor M. Situmorang, S.H dan Jusuf Juhir,

S.H.)

Dalam suatu Negara terlebih-lebih Negara yang sedan berkembang atau sedang
membangun, maka control atau pengawasan sangat urgen (beragam) atau penting baik
pengawasan secara vertical, horizontal, eksternal, internal, preventif maupun represif agar
maksud dan tujuan yang telah di tetapkan tercapai. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan
Negara atau organisasi, maka dalam hal pengawasan ini dapat pula diklasifikasikan macam-
macam pengawasn berdasarkan berbagai hal yakni:

1. Pengawasan langsung

Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakuakan oleh pimpinan atau pengawas
dengan mengamati, meneliti,memeriksa atau mengecek sendiri secara lansung di tempat
pekerjaan dan menerima laporan secara lansung pula dari pelaksana hal ini dilakukan
dengan inspeksi.

2. Pengawasan tidak langsung

Pengawasan tidak langsung diadakan dengan mempelajari laporan laporan yang di terima
dari pelaksana baik lisan maupun tertulis, mempelajari pendapat masyarakat dan sebagainya
tamp pengawasan.

3. Pengawasan Preventif dan Represif


Walaupun prinsip pengawasan adalah preventif, namun bila dihubungkan denganwaktu
Pelaksanaan pekerjaan, dapat dibedakan antara pengawasan preventif dan pengawasan
represif

a. Pengawasan Preventif

Pengawasan preventif dilakukan melalui pre audit sebelum pekerjaan dimulai. Misalnya
dengan pengawasan terhadap persiapan-persiapan rencana anggaran, rencana penggunaan
tenaga dan sumber-sumber lain.

b. Pengawasan Represif.

Adapun pengawasan represif dilakukan melalui pre audit, dengan pemeriksaan terhadap
Pelaksanaan dan sebagainya

4 . Pengawasan Intern dan Ekstern

a. Pengawasan Intern

Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh apart dalam organisasi itu
sendiri. Pada dasarya pengawasan harus dilakukan oleh pucuk pimpinan sendiri. Akan
tetapi, didalam praktek hal ini tidak selalu mungkin terjadi. Oleh karena itu, setiap
pimpinan unit dalam organisasi pada dasarya berkewajiban membantu puck pimpinan
mengadakan pengawasan secara fungsional sesuai dengan bidang tugasnya masing-
masing. Pengawasan sebagai fungi organic, built-in pada setiap jabatan pimpinan, mereka
harus mengawasi pimpinan melakukan pengawasan terhadap keseluruhan apart dalam
organisasi itu, seperti oleh inspetorat jendral dalam departemen.

b. Pengawasan Ekstern

Pengawasan ekstern adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparatur luar organisasi itu
sendiri, seprti halnya di bidang keuangan oleh badan pemeriksa keuangan sepanjang
meliputi seluru aparatur Negara dan Direktorat Jendral Pengawas Keuangan Negara
terhadap departemen instansi pemerintahan lain. Ditinjau dari segi keseluruhan organisasi
aparatur pemerintah, pengawasan oleh Direktor Jendral Pengawasan, Pengawas Keuangan
Negara merupakan pengawasan ekstern.

2.1.5. Prinsip Pengawasan

Prinsip-prinsip pengawasan yaitu:

a. Preventif, pengawasan yang pada akhirnya adalah untuk menjamin tercapainya


tujuan yang telah di tetapkan, maka yang terabaik adalah mencegah sebelum
kesalahan terjadi
b. Efisiensi, pengawasan harus dilaksanakan secara efisien, bukan justru
menghilangkan efisien kegiatan-kegiatan yang di lakukan
c. Objektivitas dan menghasilkan fakta, bahwa pengawasan dilaksanakan harus bersifat
objektif dan berdasarkan pada fakta-fakta tentang Pelaksanaan pekerjaan dan
berbagai factor yang dapat mempengaruhinya
d. Memperhatikan keputusan pemimpin, pengawas bertitik tolak pada keputusan
pemimpin dengan tujuan untuk mengetahui dan menilai ada tidaknya kesalahan dan
penyimpangan yang terjadi.

2.1.6 Pentingnya pengawasan

Ada beberapa faktor yang membuat pengawasan semakin diperlukan oleh setiap
organisasi, menurut Siswandi dan Iman (2009) adalah:

1. Perubahan lingkungan organisasi. Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus


menerus dan tidak dapat dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan persaingan baru,
diketemukannya bahan baku, adanya peraturan pemerintah baru, dan sebagainya. Melalui
fungsi pengawasan manajer mendeteksi perubahan-perubahan yang berpengaruh pada
barang dan jasa organisasi, sehingga mampu menghadapi tantangan atau memanfaatkan
kesempatan yang diciptakan perubahan-perubahan yang terjadi.
2. Peningkatan komplesitas organisasi. Semakin bear organisasi semakin memerlukan
pengawasan yang lebih formal dan hati-hati. Berbagai jenis produk harus diawasi untuk
menjamin bahwa kualitas dan profibilitas tetap terjaga, penjualan eceran pada para penyalur
perlu dianalisis dan dicatat secara tepat, bermacam-macam pasar organisasi, luar dan dalam
negeri, perlu selalu dimonitor. Disamping itu organisasi sekarang lebih bercorak
desentralisasi, dengan banyak agen-agen atau cabang-cabang penjualan dan kantor-kantor
pemasaran, pabrik-pabrik yang terpisah secara geografis atau fasilitas-fasilitas penelitian
terbesar luas. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih efisien
dan efektif.

3. Kesalahan-kesalahan. Bila para bawahan tidak pernah membuat kesalahan. Manajer dapat
secara sederhana melakukan fungi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota orga nisasi
sering membuat kesalahan memesan barang atau komponen yang salah, membuat
penentuan harga yang terlalu rendah, masalah-masalah, didiagnosa secara tidak tepat.
Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan-kesalahan tersebut
sebelum menjadi kritis.

4. Kebutuhan manajer untuk mendegelasikan wewenang. Bila manajer mendegelasikan


wewenang kepada bawahannya tanggungjawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu
satunya cara manajer dapat menentukan apakah bawahan telah melakukan tugas-tugas yang
telah dilimpahkan kepadanya adalah dengan mengimplementasikan sistem pengawasan.
Tapa system pengawasan tersebut, manajer tidak dapat memeriksa pelaksanaan tugas
bawahan

Kata pengawasan sering mempunyai konotasi yang tidak menyenangkan, karena


dianggap akan mengancam kebebasan dan otonomi pribadi. Padahal organisasi sangat
memerlukan pengawasan untuk menjamin tercapainya tujuan.Sehingga tugas manajer adalah
menemukan keseimbangan antara pengawasan organisasi dan kebebasan pribadi atau mencari
tingkat pengawasan yang tepat. Pengawasan yang berlebihan akan menimbulkan birokrasi,
mematikan kreativitas dan sebagainya. Yang akhirnya kan merugikan organisasi sendiri
Sebaiknya pengawasan yang tidak mencukupi dapat menimbulkan pemborosan sumber daya
dan membuat sulit pencapaian tujuan.
2.2. Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat Daerah

Inspektorat Daerah mempunyai tugas membantu Bupati atau walikota melakukan


membina dan mengawasi pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah dan tugas pembantuan oleh perangkat daerah.

Fungi Inspektorat Daerah:

1. perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi pengawasan;

2. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan, asistensi dan kegiatan penga wasan lainnya;

3. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Bupati;

4. penyusunan laporan hail pengawasan;

5. pelaksanaan administrasi Inspektorat Daerah; dan

6. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.

2.3. Konsep E-Government

2.3.1. Defenisi E-Government

Electronic Government yang familiar disebut E-Government merupakan salah satu


model sistem pemerintahan yang berorientasi pada kekuatan teknologi digital, dimana semua
pekerjaan administrasi, pelayanan terhadap masyarakat, pengawasan dan pengendalian
sumber daya milik organisasi yang bersangkutan dikendalikan dalam satu sistem dan juga
merupakan perkembangan baru dalam rangka peningkatan pelayanan publik

E-government secara umum dapat didefinisikan sebagai penggunaan teknologi digital


untuk mentransformasikan kegiatan pemerintah, yang bertujuan untuk meningkatkan
efektivitas, efisiens, dan ipenyampaian layanan (Forman, 2005).
Sedangkan menurut Hole (2011) secara konseptual konsep dasar dari e-government
sebenarnya adalah bagaimana memberikan pelayanan melalui elektronik (e-services), seperti
melalui internet, jaringan telepon seller dan komputer serta multimedia. Melalui
pengembangan E-government ini dilakukan pula penataan sistem manajemen informasi dan
proses pelayanan publik dan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi komunikasi dan
informasi.

Pengertian lain disampaikan oleh Hartono (2010) e-government merupakan suatu


proses sistem pemerintahan dengan memanfaatkan ICT (Information, Communication and
Technology) sebagai alat untuk memberikan kemudahan proses komunikasi dan transaksi
kepada warga masyarakat, organisasi bisnis dan lembaga pemerintah serta stafnya. Sehingga
dapat dicapai efisiensi, efektivitas, transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada
warganya. Dengan konsep pengembanga menyangkut hubungan Government to Government
(G2G), Government to Business (G2B) dan Government to Citizens (G2C).

Yong (2003:43) menyatakan -Government adalah penggunaan teknologi oleh


pemerintah khususnya penggunaan aplikasi berbasis web untuk meningkatkan akses dan
pemberian layanan pemerintah kepada warga negara, mitra bisnis, pegawai dan badan
pemerintah lainnya. Sedangkan Dhillon (2009:1) mengemukakan -Government merupakan
perubahan pada proses internal dan eksternal pemerintah dengan menggunakan teknologi
komunikasi dan informasi untuk menyediakan pelayanan publik secara luas.

Bank Dunia (World Bank ) mengemukakan bahwa E-Government refers to the we by


government agencies of information technologies (such as Wide Area Networks, the internet,
and mobile comput-ing) that have the ability to transform relations with citizens businesses
and arms of government. Yang artinya adalah Government dijadikan acuan yang digunakan
dalam sistem informasi pemerintahan (seperti dalam Wide Area Networks, internet, dan
komunikasi berjalan) yang memiliki kemampuan untuk menjembatani hubungan dengan
warga negara lainnya, para pebisnis dan berbagai elemen pemerintahan lainnya.

Konsep E-Government memang merupakan upaya pemerintah untuk memudahkan


aktifitas pemerintahan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. E-Government
sendiri merupakan salah satu bentuk pelayanan public yang dibuat oleh pemerintah dengan
tujuan agar dapat menjadi penghubung antara kedua belah pihak maupun pihak lain yang
berkepentingan. Yu-che dan James Perry berpendapat bahwa E-Government merupakan
sebuah garis depan dari rencana pemerintah untuk mendukung seta menyediakan informasi
dan peningkatan pelayanan pada masyarakat, pelaku bisnis, pekerja pemerintah, unit-unit
pemerintah lain dan organisasi sektor ketiga.e -Government merupakan sebuah modernisasi
pemanfaatan teknologi yang secara garis besar bukan sebuah perubahan yang sangat
mendasar di dalam sebuah tata pemerintahan yang dipastikan akan berjalan dalam jangka
waktu panjang dan bukan pula membuktikan bahwa ini merupakan awal dari sebuah proses
pertumbuhan dan perubahan sosial.

Menurut Zweers dan plangue (dalam Indrajit, 2002:30) mendefinisikan "'electronic


government adalah berhubungan dengan penyediaan informasi, layanan atau produk yang
disiapkan secara elektronis, dengan dan oleh pemerintah, tidak terbatas tempt dan waktu,
menawarkan nilai lebih untuk partisipasi pada semua kalangan". Sedangkan The World Bank
Group mendefinisikan "e-government refers to the use by government agncies of information
technologies (such as Wide Area Networks, the internet, and mobilecomputing) that have the
ability to transform relations with citizens, businesses, and other arms of government "
(electronic government berhubungan dengan penggunaan teknologi informasi (seperti wide
area network, internet dan mobile computing) oleh organisasi pemerintah yang mempunyai
kemampuan membentuk hubungan dengan negara, bisnis, dan organisasi lain dalam
pemerintahan).

Dari berbagai definisi e-government yang telah disampaikan diatas, setidaknya ada tiga
kesamaan karakteristik yang dimiliki setiap definisi (dalam indrajit, 2002:4), yaitu masing-
masing sebagai berikut:

1. Merupakan suatu mekanisme interaksi baru (modern) antara pemerintah dengan


masyarakat dan kalangan lain yang berkepentingan (stakeholder); dimana

2. Melibatkan penggunaan teknologi informasi (terutama internet); dengan tujuan

3. Memperbaiki mutu pelayanan yang selama ini berjalan.


Paparan para ahli tersebut bisa disimpulkan dalam memaknai e-government sebagai
penggunaan teknologi ole pemerintah khususnya penggunaan aplikasi berbasis elektronik
(web dan lain-lain) untuk meningkatkan akses dan pemberian pelayanan publik secara las
dengan baik dan optimal.

2.3.2. ManfaatE-Government

Manfaat yang diperoleh dengan diterapkannya electronic government menurut Indrajit


(2012:5) antara lain:

1) Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya (masyarakat,


kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi di
berbagai bidang kehidupan bernegara;

2) Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitaspenyelenggaraan pemerintahan


dalam rangka penerapan konsep Good Corporate Governance;

3) Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang
dikeluarkan pemerintah maupun stakeholder-nya untuk keperluan aktivitas sehari-hari;

4) Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan


baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan; dan

5) Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat
menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan perubahan global dan
trend yang ada; serta

6) Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses
pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis.

Dalam instruksi presiden nomor 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional
penegembangan electronic government, dalam hal ini electronic government diarahkan untuk
dapat mencapai empat tujuan, yaitu :

1. pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang memiliki kualitas
dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkau diseluruh
wilayah indonesia pada setiap saat tidak dibatasi oleh sekat waktu dan dengan biaya yang
terjangkau oleh masyarakat;

2. pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk meningkatkan


perkembanganperekonomian nasional dan memperkuat kemampuan menghadapi
perubahan dan persaingan perdagangan internasional;

3. pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga-lembaga negara seta


penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat berpatisipasi dalam
perumusan kebijakan negara;

4. pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien serta
memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah dan pemerintah daerah
otonom.

Dilihat dari sejarahnya, Dr Indrajit (2002:7) berpendapat bahwa konsep e-Government


berkembang karna adanya tiga pemicu utama yaitu:

1. Era globalisasi yang datang lebih cepat dari yang diperkirakan menuntut masyarakat harus
memiliki lingkungan yang kondusif agar dapat memposisiskan dirinya dan negaranya
alam pergaulan global. Pemerintah bertanggung jawab untuk menciptakan hal tersebut
dengan mengadakan reposisi terhadap perannya dalam sebuah negara, dari yang bersifat
internal dan fokus terhadap kebutuhan dalam negeri, menjadi lebih berorientasi kepada
eksternal dan fokus kepada bagaimana memposisikan masyarakat;

2. Pesatnya kemajuan teknologi informasi membuat data dan informasi dapat diciptakan dan
disebarluaskan dengan sangat cepat. Hal ini berarti bahwa setiap orang di dunia dapat
saling berkomunikasi secara langsung tanpa adanya perantara. kemajuan teknologi inilah
yang mempengaruhi sikap pemerintah dalam melayani masyarakat;

3. Perkembangan sektor swasta yang semakin cepat namun tidak diimbangi dengan perbaikan
dari pemerintah. Masyarakat cenderung memanfaatkan sektor swasta dalam meningkatkan
kualitas hidupnya sehingga standart pelayanan dapat dikatakan terus membaik dari waktu
kewaktu. Inilah yang menyebabkan masyarakat semakin menuntut pemerintah agar
meningkatkan kinerjanya.

Dalam buku Electronic Government (indrajid, 2002 : 15) dijelaskan, menurut risert
dari Hardvad JFK School of Government, terdapat tiga element penting yang harus dimiliki
untuk dapat menerapkan konsep E-Government. Tiga elemen tersebut adalah Support,
Capacity, dan Value.

2.4 Penelitian Terdahulu

Sebagaimana penelitian penulis yang berjudul «Fungi Pengawasan Kantor Inspektorat


Melalui aplikasi E-Proksi Di Kota Kendari", perlu kiranyauntuk meninjau beberapa
penelitian terdahulu secara sistematis. Hal ini dilakukan agar diketahui bahwa masalah yang
akan penulis teliti belum pernah diteliti sebelumnya, sehingga hasil penelitian ini dapat
dipertanggungjawabkan. Berikut adalah paparan mengenai penelitian terdahulu:

Pertama, penelitian Haris, dkk., Jurnal Administrasi Publik (JAP), dengan judul "Fungi
Pengawasan Inspektorat Kabupaten Serdang Bedagai (Studi Tentang Pengawasan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2014 Pada Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai)". (2016) peneletian ini menggunakan
penelitian kualitatif. Fokus penelitian ini ada pada fungsi pengawasan inspektorat terhadap
Pengawasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2014 Pada Kantor Kesatuan
Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai. Hasilnya, bahwa
Kinerja dari Inspektorat daerah dalam melakukan fingsi pengawasan di Kabupaten Serdang
Bedagai belum berjalan efektif. Hal ini diindikasikan dengan pembuktian bahwa
Independensi dari Inspektorat belum Nampak, Kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia
Aparatur pengawasan yang belum mencukupi dan ketersediaan sarana dan prasarana
pendukung yang belum memadai seperti jaringan internet. Perbedaan penlitian Haris dengan
penelitin penlis terdapat pada focus penelitina diamana penelitian Haris berfokus pada
pengawasan anggaran pendapatan belanja daerah sedang kan penelitianpenulis berfokus pada
bagaiman fungsi pengawasan kantor inspektorat kota kendari memlalui aplikasi E-Proksi.
Kedua, penelitian handayani dkk., Jurnal Administrasi Publik (JAP), dengan judul
"Pelaksanaan Fungsi Inspektorat Dalam Pengawasan Pemerintahan Daerah Di Kota
Makassar". (2018) penelitian menggunakan jenis kualitatif. Fokus penenelitian ini ada pada
Pelaksanaan Fungsi Inspektorat Dalam Pengawasan Pemerintahan Daerah Di Kota Makassar.
Hasilnya, penelitian menunjukkan bahwa : (1) Kebijakan Pemerintah menilai dan periksa
sejauh mana kebijakan Penyimpangan dalam Pelaksanaan aktivitas yang dilakukan oleh
Inspektorat kota Makassar. (2) Dengan di lakukan pengawasan pemerintah dapat menguji
secara langsung permasalahan yang terjadi. (3) Pelaksanaan penyelidikan dibutuhkan
kerjasama dengan pemerintah sehingga informasi yang diterima dalam melakukan
pemeriksaan dapat dijadikan obyek pengawasan. Perbedaan Pada penelitian sebelumnya
dengan penelitian ini ada objek yang di teliti memiliki kesamaan yaitu tentang pelaksaan
fungi pengawaan kantor inspektorat namun ada perbedaanya dapat dilihat dari proses fungsi
pengawasan dimana pada penelitian ini penulis berfokus pada fungsi pengawasan dengan
menggunakan media aplikasi yaitu E-Proksi.

Ketiga, penelitian phalevi dkk, Jurnal Administrasi Publik (JAP), dengan judul
Analisis Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Inspektorat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah di Kota Baubau. (2017). Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitif. Fokus
penelitian ini ada pada pertama, penyusunan pengawaan yang dulakukan oleh pejabat
inspektorat penulis menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh pejababt inspektorat sudah
cukup efektif sesuai dengan SOP setiap tahunnya. Kedua, pelaksaan pengawasan oleh pejabat
inspektorat penulis menggap bahwa apa yang dilakukan pejabat oleh pejabat tip tahunya
belum efektif. Ketiga, efektivitas pelaksanaan penyusunan dan pertanggung jawaban laporan
hail pengawasan dari masing masing SKPD yang sudah di periksa belum di tunjang oleh
ketersediaan data akurat/valid guna dapat disajikan. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan
penelitian ini memiliki perbedaan yaitu dimana pada penelitian ini berfokus pada kinerja
pengawasan menggunakan media yaitu aplikasi E-Proksi sedangkan penelitian sebelumnya
berfokus pada pengawasan inspketorat dalam penyelengraan pemrintah daerah tanpa
menggunakan media aplikasi sehingga penelitianini dan penelitian sebelumnya memiliki
perbedaan.
2.5 Kerangka Pikir

Kantor Inspektorat Kota Kendari adalah merupakan salah satu unit organisasi sebagai
unit pelaksana teknis fungsional intern di bidang pengawasan daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan Walikota.dengan perkembangan teknologi canggih sat ini maka diciptakannya
pelayanan melalui aplikasi dan web browser agar mencapai ke rana birokrasi pemerintahan
yang baik. Peran pemerintah pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat, hail
utama yang diharapkan dalam penyelenggaraan pemerintah adalah pelayanan publik yang
baik kepada masyarakat dalam mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan dan program kerja
yang dilaksanakan, oleh karena itu perlu untuk dilakukan pelayanan kepada masyarakat
melalui aplikasi sehingga dapat menciptakan model bar dalam pelayanan publik.

Maka dari itu tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan good
government dan good governance harus disusun dan dibuat dengan cermat dan terperinci
sebelumnya.

Konsep pengawasan mengacu pada (Malik, 2019) dijelaskan bahwa ada tiga fungi
pengawasan inspektorat daerah dalam pelaksaanya yaitu : Pemeriksaan, Perbaikan, dan
Penilaian.
FUNGSI PENGAWASAN KANTOR INSPEKTORAT MELALUI
APLKIKASI E-proksi DI KOTA KENDARI

Teori fungsi pengawasan menurut Sule dan Saefullah


(2005)

1. pemeriksaan

2. perbaikan

3. penilaian

Layanan E-proksi pada kantor inspektorat


kota Kendari
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. JenisPenelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu suatu penelitian yang
bertujuan menggambarkan dan bermaksud menjelaskan mengenai tungsi pengawasan kantor
inspektorat melalui aplikasi E-Proksi di Kota Kendari.

Pengertian penelitian deskriptif menurut Sugiyono adalah sebagai berikut: "Penelitian


deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih (independen) tapa membuat perbandingan, atau menghubungkan
dengan variabel yang lain. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah
metode penelitian kualitatif.

3.2. Lokasi Penilitian

Penelitian ini dilaksanakan pada kantor Inspektorat kota kendari dengan pertimbangan
bahwa merupakan salah satu pusat aktivitas penyelenggaraan pemerintahan dalam bidang
pengawasan, sehingga diperlukan penyelenggaraan E-Government pada kantor inspektorat
kendari terhadap pelayanan kepada masyarakat kota kendari.

3.3. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pihak yang dapat memberikan informasi tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan masalah penelitian. Informan yang diwawancarai di
dalam penelitian ini meliputi:

1. Admin aplikasi e-Proksi ( informan Kunci)

2. Masyarakat pengguna aplikasi e-Proksi


3.4 Jenis Dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

a. Data Primer, data yang penulis kumpulkan langsung dari responden dalam penelitian ini
penulis mengambil data dalam bentuk pendapat responden dengan menggunakan metode
kualitatif.

b. Data Sekunder, data yang diperoleh dari kegiatan menelaah buku-buku maupun informasi-
informasi lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yang diambil dari lembaga
atau instansi yang berkaitan.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan sebagai landasan dalam penelitian maka
penulis melakukan pengumpulan data dari lapangan dengan menggunakan 3 metode, yaitu:

1. Observasi adalah suatu proses pengamatan langsung tentang apa yang terjadi dilapangan,
sehingga penulis dapat memperkuat data yang ada.

2. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Teknik pengumpulan
data ini mendasarkan diri pada pengetahuan dan keyakinan pribadi. Wawancara dapat
dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap
muka (face to face) maupun menggunakan telepon.

3. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan berbagai dokumen


yang ada.

3.6. Teknis Analisis Data

Untuk menganalisa data, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri atau lebih (independen) tapa membuat
perbandingan, atau menghubungkan antara variable satu dengan variabel lain (Sugiyono,
2005:11).
3.7. Konseptualisasi

Untuk lebih jelasnya di sajikan sebagai berikut :

1. Pemeriksaan, dimana inspektorat melakukan pemeriksaan terhadap laporan yang masuk


dari aplikasi e-proksi dan langsung di tindak lanjuti mengatasi laporang yang ada

2. Penilaian yaitu dimana inspektorat melakukan penilaian terhadap laporan yang mask pada
aplikasi E-Proksi apakah laporan sesuai untuk ditindak lanjuti atau tidak.

3. Perbaikan adalah keadaan dimana keadaan itu diubah menjadi lebih baik dari sebelumnya
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Organisasi

4.1.1. Profil Kantor Inspektorat Kota Kendari

Inspektorat kota kendari dibntuk berdasarkan peraturan daerah kota kendari Nomor 5
Tahun 2022 tentang susunan organisasi dan tata kerja Inspektorat daerah Kota Kendaripada
pasal 2 BAB I Bentuk,Nomenklaktur Tipe Perangkat Daerah yang melaksanakan fungi
pengawas di wadahi dalam bentuk inspektorat.

Dalam rangka pengawasan atas jalannya Pemerintahan Daerah, Inspek torat Kota
Kendari sesuai Peraturan Pemerintah No : 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 64 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Propinsi dan Kabupaten/Kota, selanjutnya,
Walikota Kendari dibantu oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah, yaitu Inspektorat Kota
Kendari yang dibentuk berdasarkan Peraturan Walikota Kendari Nomor 12 Tahun 2020
tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Kendari Nomor 38 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Inspektorat Daerah Kota
Kendari

4.1.2. Visi Dan Misi Kantor Inspektorat Kota Kendari

1. Visi

Upaya menciptakan good governance bukan hanya tugas dan fungsi Inspektorat Kota
Kendari saja, tetapi juga merupakan tugas dan kewajiban instansi-instansi/lembaga
pemerintah lainnya. Dalam menghadapi tantangan adanya perubahan paradigma kegiatan
pemerintahan yang mendorong tercapainya pemerintahan yang baik (good governance)
Inspektorat Kota Kendari sebagai lembaga teknis di bidang pengawasan perlu memanfaatkan
peluang yang timbul dari adanya tantangan tersebut. Visi organisasi merupakan visi bersama
dirumuskan secara bersama dan menjadi pedoman dalam melaksanakan kegiatan untuk
mencapai tujuan. Sehubungan dengan hal it Inspektorat Kota Kendari menetapkan visi:
a. Peningkatan Kualitas adalah : beriman dan bertaqwa, bermoral dan berakhlak, sehat,
cerdas menguasai IPTEK, mampu secara berwawasan kebangsaan, independent,
bertanggungjawab, bersertifikat serta menguasai bidang tugasnya.
b. Dapat bertanggungjawab di bidangnya (Akuntabel) Dalam hal ini akuntabel dapat
diartikan sebagai kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban kinerja dan
tindakannya kepada pihak yang memiliki kewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban sehubungan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.
c. Efektif dan Efisien Dalam pembinaan dan pengawasan diharapkan mampu
melaksanakan tugas sesuai prosedur dan menghasilkan output kinerja yang dapat
dipertanggungjawaban dengan menggunakan sumber yang tersedia sebaik mungkin.

2. Misi

Misi merupakan suatu yang diemban atau dilaksanakan sesuai dengan visi yang telah
ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Pernyataan misi
diharapkan seluruh aparat dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal Inspektorat Kota
Kendari serta mengetahui peran dan program-programnya beserta hail yang akan dicapai.

Ada dua hal yang akan dilaksanakan Inspektorat Kota Kendari yaitu yang bersifat ke
dalam (inward) dan ke luar (outward). Ke dalam, Inspektorat Kota Kendari berupaya menata
dan meningkatkan pelayanan seta kemampuan personil dalam rangka mendukung tugas
operasional di bidang pengawasan. Keluar, Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara berupaya
meningkatkan peranannya dalam rangka mendukung menciptakan good governance dan
clean government.

Berkaitan dengan hal itu, Inspektorat Kota Kendari menetapkan misi Sehubungan
dengan misi tersebut Inspektorat Kota Kendari akan memberdayakan potensi apart
pengawasan sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia dengan didukung sarana dan
prasarana yang ada sehingga terwujud penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih dan
berwibawa.
4.1.3. Struktur Organisasi

Peraturan Walikota Kendari Nomor 12 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan
Walikota Kendari Nomor 38 Tahun 2016 Pasal 8 tentang Susunan Organisasi Inspektorat
Kota Kendari Terdiri dari :

a. Inspektur

b. Sekretariat

c. Inspektur Pembantu Wilayah I

d. Inspektur Pembantu Wilavah IT

e. Inspektur Pembantu Wilayah III

f. Inspektur Pembantu Wilayah IV

g. Inspektur Pembantu Investigasi

h. Kelompok Jabatan Fungsional


4.1.4. Tugas Dan Fungi Kantor Inspektorat Kota Kendari

Peraturan walikota kendari Nomor 38 tahun 2016 tentang Tugas pokok dan Fungsi
sebagi berikut :

1. Inspektur

Inspektur mempunyai tugas membantu Walikota membina, mengawasi urusan


pemerintahan yangmenjadi kewenangan daerah memimpin, mengkoordinasikan pelaksanaan
kegiatan di bidang pengawasan, membina hubungan kerjasama dengan instansi pemerintah,
swasta dan lembaga masyarakat

2. Skretaris

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1), Sekretariat
menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan koordinasi dan pengendalian rencana dan program kerja pengawasan;

b. penghimpunan, pengelolahan, penilaian dan penyimpanan laporan hail pengawasan apart


pengawasan fungsional daerah;

c. penyusunan bahan data dalam rangka pembinaan teknis fungsional;

d. penyusunan, penginventarisasian dan pengoordinasian dan data dalam rangka


penatausahaan proses penanganan pengaduan;

e. pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, surat menyurat dan rumah tangga,


perlengkapan dan kearsipan; dan

f. pelaksanaan fungi lain yang diberikan oleh Inspektur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sekretariat teridiri atas:

a. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan, yang mana Tugas dari Kasubag keuangan
Perencanaan dan Keuangan in yaitu menyiapkan bahan penyusunan perencanaan
keuangan, penatausahaan administrasi keuangan, program kerja pengawasan,
menghimpun dan menyiapkan rancangan peraturan perundang undangan, dokumentasi
dan pengolahan data Pengawasan

b. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan , yang mana Tugas dari Kasubag Evaluasi dan
Pelaporan ini yaitu menyiapkan baham penyusunan, menghimpun, mengolah, menilai dan
menyimpan laporan, inventarisasi hasil pengawasan dan tindak lanjut hail pengawasan
dan melakukan administrasi pengaduan masyarakat serta menyusun laporan kegiatan
pengawasan.

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, yang mana Tugas Kasubag Umum dan
Kepegawaian in yaitu melakukan pelayanan administrasi kepegawaian, Penatausahaan
surat menyurat dan kearsipan, urusan rumah tangga dan perlengkapan seta pemeliharaan
dan keamanan kantor serta keprotokolan

3. Inspektur Pembantu Wilayah I

Inspektur Pembantu Wilayah I mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan terhadap


penyelenggaraan tugas pembanguan, pemerintahan dan kemasyarakatan yang menjadi
kewenangan daerah dalam wilayah kerja Inspektur Pembantu Wilayah I.Dalam
Melaksanakan tugasnya Inspektur Pembantu Wilayah I Menyelenggrakan Fungsi:

a. Penyelenggaraan Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan


terhadap perangkat daerah meliputi:

1. Kecamatan Mandonga

2. Kecamatan Puuwatu

3. Kecamatan Kadia

4 Dinas Perhubungan

5. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

6. Dinas Kesehatan

7. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata


8. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah

9. Sekretariat Daerah Kota Kendari

10. PD Pasar

11. RSUD Kota Kendari

b. Pengawasan tugas dan fungsi, keuangan, barang kepegawaian terhadap penyelenggaraan


urusan pemerintah

c. Pelaksanaan reviu rencana kerja anggaran

d. Pelaksanaan reviu rencana keria Instansi Pemerintah

e. Pelaksanaan evaluasi sistem pengendalian internal

I. Pengaduan Masyarakat dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

g. Pemeriksaan terpadu dengan Irjen Kementerian / Inspektorat utama / Inspektorat Lembaga


Pemerintah non Kementerian, Inspektorat

h. Pemeriksaan hibah/bantuan sosial

i. Pendampingan,asistensi dan fasilitasi

J. Pelaksanaan tugas pembantuan dan dana bantuan keuangan

k. Pelaksanaan kegiatan prioritas lain sesuai kebijakan Walikota

l. Pengawalan reformasi birokrasi

m. Pemantauan pelaksanaan peraturan perundang - undangan

n. Pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan

o. Penyusunan peraturan perundang- undangan bidang pengawasan

p. Penyusunan pedoman/standar di bidang pengawasan


q. Pengkoordinasian program pengawasan

4. Inspektur Pembantu Wilayah Il

Inspektur Pembantu Wilayah II mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan terhadap


penyelenggaraan tugas pembanguan, pemerintahan dan kemasyarakatan yang menjadi
kewenangan daerah dalam wilayah kerja Inspektur Pembantu Wilayah II. Dalam
Melaksanakan tugasnya Inspektur Pembantu Wilayah II Menyelenggrakan Fungsi :

a. Penyelenggaraan Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan


terhadap perangkat daerah meliputi

1. Kecamatan Kendari

2. Kecamatan Kendari Barat

3. Sekretariat DPRD Kota Kendari

4. Dinas Pendidkan, Kepemudaan dan Olahraga

S. Badan Pengelola Pajak dan Retribusi

6. Badan Pengelola Keuangan dan Aset daerah

7. Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian

8. Dinas Penanaman Modal dan pelayanan Terpadu Satu Pintu

9. Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

10. Satuan Polisi Pamong Praja

11. PDAM Tirta Anoa

b. Pengawasan tugas dan fungsi, keuangan, barang kepegawaian terhadap penyelenggaraan


urusan pemerintah

c. Pelaksanaan reviu rencana kerja anggaran


d. Pelaksanaan reviu rencana kerja Instansi Pemerintah

e. Pelaksanaan evaluasi sistem pengendalian internal

f. Pengaduan Masyarakat dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

g. Pemeriksaan terpadu dengan Irjen Kementerian / Inspektorat utama / Inspektorat Lembaga


Pemerintah non Kementerian, Inspektorat

h. Pemeriksaan hibah/bantuan sosial

i. Pendampingan,asistensi dan fasilitasi

¡. Pelaksanaan tugas pembantuan dan dana bantuan keuangan

k. Pelaksanaan kegiatan prioritas lain sesuai kebijakan Walikota

1. Pengawalan reformasi birokrasi

m. Pemantauan pelaksanaan peraturan perundang - undangan

n. Pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan

o. Penyusunan peraturan perundang - undangan bidang pengawasan

p. Penyusunan pedoman/standar di bidang penga wasan

q. Pengkoordinasian program pengawasan

5. Inspektur Pembantu Wilayah Ill

Inspektur Pembantu Wilayah III mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan


terhadap penyelenggaraan tugas pembanguan, pemerintahan dan Kemasyarakatan yang
menjadi kewenangan daerah dalam wilayah kerja Inspektur pembantu Wilayah III. dalam
Melaksanakan tugasnya Inspektur Pembantu Wilayah III Menyelenggrakan Fungsi :
a. Penyelenggaraan Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan
terhadap perangkat daerah meliputi :

1. Kecamatan Poasia

2. Kecamatan Abeli

3. Kecamatan Nambo

4. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

5. Dinas Kelautan dan Perikanan

6. Dinas Komunikasi dan Informatika

7. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

8. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

9. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

10. Dinas Kebakaran

11. Badan Penanggulangan Bencana Daerah

b. Pengawasan tugas dan fungi, keuangan, barang kepegawaian terhadap penyelenggaraan


urusan pemerintah

c. Pelaksanaan reviu rencana kerja anggaran

d. Pelaksanaan reviu rencana kerja Instansi Pemerintah

e. Pelaksanaan evaluasi sistem pengendalian internal

f. Pengaduan Masyarakat dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

g. Pemeriksaan terpadu dengan Irjen Kementeriam / Inspektorat utama Inspektorat Lembaga


Pemerintah non Kementerian, Inspektorat

h. Pemeriksaan hibah/bantuan sosial


i. Pendampingan,asistensi dan fasilitasi

j. Pelaksanaan tugas pembantuan dan dana bantuan keuangan

k. Pelaksanaan kegiatan prioritas lain sesuai kebijakan Walikota Pengawalan reformasi


birokrasi

m. Pemantauan pelaksanaan peraturan perundang - undangan

m. Pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan

o. Penyusunan peraturan perundang - undangan bidang pengawasan

p. Penyusunan pedoman/standar di bidang pengawasan

q. Pengkoordinasian program pengawasan

6. Inspektur Pembantu Wilayah IV

Inspektur Pembantu Wilayah IV mempunyai tugs melaksanakan pemeriksaan terhadap


penyelenggaraan tugas pembanguan, pemerintahan dan kemasyarakatan yang menjadi
kewenangan daerah dalam wilayah kerja Inspektur Pembantu Wilayah IV. dalam
Melaksanakan tugasnya Inspektur Pembantu Wilayah IV Menyelenggrakan Fungsi:

a. Penyelenggaraan Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan


terhadap perangkat daerah meliputi :

1. Kecamatan Baruga

2. Kecamatan Wua - Wua

3. Kecamatan Kambu

4. Dinas Sosial

5. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan

6. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan


7. Dinas Pertanian

8 Dinas Pangan

9. Badan Kepegawaian, dan Pengembangan Sumberdaya Manusia

10. Inspektorat Kota Kendari

11. Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota kendari

12. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

b. tugas dan fungsi, keuangan, barang kepegawaian terhadap penyelenggaraan urusan


pemerintah

c. Pelaksanaan reviu rencana kerja anggaran

d. Pelaksanaan reviu rencana kerja Instansi Pemerintah

e. Pelaksanaan evaluasi sistem pengendalian internal

£. Pengaduan Masyarakat dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

g. Pemeriksaan terpadu dengan Irjen Kementerian/Inspektorat utama/Inspektorat Lembaga


Pemerintah non Kementerian, Inspektorat

h. Pemeriksaan hibah/bantuan sosial

i. pendampingan,asistensi dan fasilitasi

j. Pelaksanaan tugas pembantuan dan dana bantuan keuangan

K. Pelaksanaan kegiatan prioritas lain sesuai kebijakan Walikota

l. Pengawalan reformasi birokrasi

m. Pemantauan pelaksanaan peraturan perundang - undangan

n. Perantauan tindak lanjut hasil pengawasan


o. Penyusunan peraturan perundang - undangan bidang pengawasan

p. Penyusunan pedoman/standar di bidang pengawasan

7. Inspektur Pembantu Investigatif

Inspektur Pembantu Investigatif melaksanakan tugas membantu Inspektur di bidang


pelaksanaan pengawasan kelancaran pembangunan termasuk program lintas sektor,
pencegahan korupsi, audit atas penyesuaian harga, audit klaim, audit Investigatif terhadap
kasus - kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit
penghitungan keuangan negara/daerah dan pemberian keterangan ahli. Inspektur Pembantu
Investigasi dipimpin oleh Inspektur Pembantu yang berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada Inspektur. Dalam melaksanakan tugasnya Inspektur Pembantu Investigatif
menyelenggarakan fungsi :

a. Pengkajian, perumusan, dan penyusunan kebijakan teknis di bidang investigatif


b. Penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan investigatif
c. Penyusunan pedoman dan pemberian bimbingan teknis investigatif dan pencegahan
kolusi, korupsi dan nepotisme
d. Pengkoordinasian penyelenggaran pengawasan intern terhadap perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan yang menghambat kelancaran pembangunan termasuk program
lintas sektoral
e. Pelaksanaan audit atas penyesuaian harga, audit klaim dan audit investigative terhadap
kasus - kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara, dan
pemberian keterangan ahli pada organisasi perangkat daerah, dan/atau kegiatan lain yang
seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau
subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang didalamnya terdapat kepentingan
keuangan atau kepentingan lain pemerintah daerah, serta upaya pencegahan korupsi.
f. Pelaksanaan sosialisasi dan bimbingan teknis program anti korupsi kepada masyarakat,
dunia usaha, aparat pemerintah dan badan - badan lainnya
g. Pelaksanaan analisis, evaluasi dan pengolahan hasil pengawasan bidang penugasan
investigatif
h. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan pemerintah di bidang
keinvestigasian sesuai peraturan perundang-undangan

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan Fungsional Terdiri dari dua yaitu :

1. Auditor

Jabatan Fungsional ini Tugasnya Melaksanakan Kegiatan Perencanaan,


mengorganisasikan, pelaksanaan teknis, pengendalian dan evaluasi pengawaan. Jabatan
Fungsional Auditor terdiri dari 4 (empat) jenjang Jabatan :

1. Auditor Ahli Madya

2. Auditor Ahli Muda

3. Auditor Ahli Pratama

4. Auditor Ahli Penyelia

2. Pejabat Pemerintah Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD)

Jabatan Fungsional ini Tugasnya Melaksanakan Pengawasan atas penyelenggaraan


toknis urusan pemerintahan di Daeah di luar pengawasan keuangan, yang meliputi
pengawasan atas pembinaam pelaksanaan urusan pemerintahan, penga wasan atas peraturan
daerah dan peraturan Kepala daerah, pengawaan atas dekonsentrasi dan tugas pembantuan,
pengawasan untuk tujuan tertentu dan melaksakan evaluasi penyelenggaraan toknis
pemerintaham di daerah Jabatan Fungsional Pejabat Pemerintah Urusan Pemerintahan
Daerah (P2UPD) terdiri dari 3 jenjang Jabatan :

1. Pengawas Pemerintahan Madya


2. Pengawas Pemerintahan Muda

3. Pengawas Pemerintahan Pertama

4.2 Aplikkasi E-proksi

Gambaran aplikasi e-proksi kota kendari

Aplikasi e-Proksi merupakan layanan elekronik Program Pencegahan Korupsi di Kota


Kendari. Aplikasi ini dibangun dan di rancang agar dapar menjalankan tugas dan fungsi APIP
khususnya dalam pencegahan korupsi. Hal ini sejalan dengan Visi Misi Kota Kendari Menuju
Kola Layak huni, Berbasis Ekologi, Informasi Dan Teknologi.

Aplikasi e-Poroksi adalah sebuah inovasi program pencegahan korupsi secara eletronik
yang diranang untuk memasukan seluruh program layanan pencegahan korupsi dalam satu
sistem yang bertjuan untuk kemudahan akses masyarakat dan OPD dalam menerima layanan
inspektorat kota kendari. Jenis layanan yang di maksud adalah Buku tamu, Aduan public,
WBS, e-SKBT, LHKPN, Gol KPK, dan aplikasi JAGA. Id. Ada 3 (tiga) fungsi agar APIP
efektif yaitu : Assurance, Consulting dan Anti Corruption. E-Proksi adalah implementasi 2
fungi yaitu Consulting dan anti Corruptions. Anti Corruption diwujudkan dengan kegiatan
saber pungli ,sosialisasi Gratifikasi LHKPN, WBS dan pelaporan pada aplikasi jaga.id
selanjutnya consulting merupakan kegiatan pendamping yang dilakukan oleh inspektorat
Kepada OPD. Kegiatan Assurance diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan tugas Reviuw,
Audit, Monitoring Dan Tugas pengawasan lainya.

Tujuan aplikasi e-Proksi selain pencegahan korupsi juga aplikasi ini memudahkan
masyarakat dan OPD dalam mengakses/menerima layanan APIP tapa harus mengunjungi
kantor Inspektorat kota kendari. Aplikasi e-proksi bukan saja di peruntukan untuk masyarakat
melainkan juga untuk Aparatul Sipil Negara (ASN). Dimana pada aplikasi E-Proksi ada fitur
fitur yang hanya di peruntukan hanya untuk Aparatul sipil Negara. Berikut jenis fitur fitur
yanga ada pada aplikasi E-Proksi :

1. Daftar Tamu

Daftar tamu merupakan salah satu fitur pada aplikasi E-Proksi yang diperuntukan
untuk tamu yang berkunjung ata memiliki urusan di kantor inspektorat kota kendari.
Sehingga ketika anda memiliki urusan di kantor inspektorat kota kendari wajib mengisi daftar
tamu menggunakan aplikasi E-Proksi. Dimana ketikan anda membuka fitur pada daftar tamu
anda langsung di arahkan mengscane qrcode yang sudah disiapkan pada kantor inspektorat.
Setelah itu anda langsung mengisi nama dan tujuan anda di kantor E-Proksi.

2. E-SKBT
Elektronik Surat Keterangan Bebas Temuan (E-SKBT) merupakan fitur pada aplikasi
e-proksi yang di peruntukan untuk ASN kota kendari. Layanam Flektronik Surat Keterangan
Bebas Temuan adalah layanan pengurusan kenaikan pangkatan, pindah wilayah Kerja,
pension hidup maupun pensiun meninggal sebagai bukti bahwa ASN tersebut tidak memiliki
temuan pengawasan baik temuan BPK maupun temuan APIP Internal. Tujuan utama layanan
ini agar semua temuan pengawasan dapat kembali kas Negara/Daerah.

Standar oprasional prosedur elektronik surat keterangan bebas temuan (e-SKBT) sbb:

1. ASN yang akan menajukan Surat Bebas Temuan memilih jenis SKBT apa yang akan
dibuat dalam aplikasi E-Proksi dengan mengisi data yang ada pada aplikasi.

2. Jika permohonan telah dikirim maka admin BKSD akan memverivikasi data tersebut
kemudian diteruskan ke Inspektorat Kota Kemdari.

3. Admin E-SKBT akan melakukan verivikasi atas temuan permohonan. jika pemohon
memiliki temuan maka SKBT tidak akan diproses dan pemohon wajib melunasi temuan
tersebut. Namun jika pemohon tidak memiliki temuan maka SKBT segera diproses

4. Surat keterangan bebas temuan yang telah diproses kemudian diparaf oleh Kasubag
Evaluasi dan Pelaporan untuk diteruskan ke serketaris

5. Serketaris melakukan verivikasi tingkat kedua untuk memastikan kembalin bahwa


pemohon tidak memiliki temuan kemudian diparaf untuk diteruskan ke inspektur

6. Inspektur mentandatangani surat keterangan bebas temuan yang diajukan pemohon

7. Surat keterangan bebas temuan diserahkan kepada pemohon dan diarsipkan.

SKBT TAHUN 2022


NAIK PANGKAT PINDAH WILAYAH PENSIUN HIDUP PENSIUN
KERJA MENINGGAL

723 30 131 22
Gambar Tabel Laporan SKBT

3. Aduan publik

Aduan Publik merupakan aduan masyarakat yang dapat mengadukan semua kinerja
OPD yang ada pada wilayah Kora Kendari. Dimana aduan publik di peruntukan untuk semua
kalangan masyarakat. Melalui layanan imi masyarkat bisa terlibat mengawasi pemerintah
ataupun organisasi perangkat daerah Standar oprasional prosedur fitur aduan pubklik adalah
sebagai berikut :

1. Pelapor melakukan aduansecara tidak langsung

2. Aduan yang masuk diterima oleh admin lalu di telaah untuk kemudian diteruskan ke OPD
atau kelayanan APIP lainya

3. Jika aduan yang bersifat penindakan langsung dan administrative maka aduan diteruskan
kepada OPD yang bersangkutan akan tetapi jika aduan yang bersifat tipikor maka akan
diteruskan ke layanan APIP WBS.

4. Admin menyampaikan tindak lanjut atas laporan pengaduan kepada pelapor.

NO Tahun Aduan Masuk

1. 2021 22

2. 2022 92

Jumlah 144

Tabel Jumlah Laporan Yang Masuk Pada Fitur Aduan Publik (2022)

4. APIP WBS
APIP WBS merupakan layanan pelaporan indikasi korupsi. Melalui layanan ini anda
dapat melaporkan tindakan korupsi atasan atau teman sejawat kepada inspektorat. Layanan
APIP WBS di peruntukan untuk semua kalangan masyarakat, tidak hanya saja untuk ASN
tetapi non ASN juga bisa melaporkan apabila mengetalnui adanya indaksi korupsi dan Untuk
indentitas pelapor inspektorat menjamin kerahasiannya.

Standar oprasional prosedur Whistle Blowing System (WBS) sebagai berikut:

1. Pelapor melakukan pengaduan secara tidak langsung

2. Aduan yang masuk diterima, dicatat, didokumentasikan dan di sampaikan kepada


inspektur pembantu investigasi

3. Irban investigasi menerima laporan pengaduan dan menugaskan satgas WBS untuk
melakukan telaah

4. Penelaah yang ditunjuk berdasarkan nota dinas melakukan telahan

5. Laporan hail telaah disampaikan ke inspektur sebagai bahan pertimbangan pengambilan


keputusan tindak lanjut

6. Admin menerima informasi informasi dari telaahan terkait tindak lanjut dan
mendokumentasikan

7. Admin WBS menyampaikan tindak lanjut atas laporan pengaduan kepada pelapor

5. Klik KOWAS

Klik kowas atau Klinik Konsultasi pengawasan adalah layanan konsultasi dalam
pengawasan bagi OPD untuk mencegah terjadi kesalahan hal, penganggaran, pelaksanaan
serta pelaporan. hanya saja layanan klik kowas ini hanya untuk aparatul sipil Negara saja.
Tujuan lain layanan ini yaitu untuk memberikan kemudahan berkonsultasi bagi OPD tanpa
harus lagi bertemu langsung.

Standar oprasional prosedur klinik konsultasi pengawasan (Klinik KOWAS) adalah


sebagai berikut
1. Pemohon/PNS yang akan mengajukan konsultasi mendownload Kota Kendari lalu
membuat akun dan login

2. Pemohon/PNS yang akan melakukan konsultasi memilih icon Klinik Kowas pada aplikasi
E-proksi secara mandiri lalu mengimput data diri berupa nomor induk pegawai. Jika NIP
yang dimasukan benar maka akan menampilkan Data Identitas Pegawai yang akan
melakukan konsultasi

3. Pemohon/PNS memilih jenis konsultasi yang ada pada Klik Kowas sesuai dengan jenis
informasi yang dinginkan. Kemudian mengisi kolom pernyataan dan mengaplod lampiran
(jika ada berupa gambar/pdf maks. 5mb) setalah itu pemohon/PNS mengklik tombol kirim

4. Admin Klik Kowas pada bagian umum dan kepegawaian menerima pertanyaan
pemohon /PNS lalu meneruskan kepada Kasubag umum dan Kepegawaian

5. Memverivikasi kepada pertanyaan untuk menentukan pihak yang akan


menjawab/memberikan keterangan terkait pertanyaan/pemohon PNS.

6. Irban menerima pertanyaan tersebut dan meminta jawaban kepada fungsional


auditor/PPUPD yang memiliki keahlian terkait pertanyaan tersebut. Jawaban tersebut akan
diberikan kepada admin Klik Kowas untuk diteruskan kepada Pemohon/Pns

7. Admin Klik Kowas meruskan jawaban kepada pemohon/Pns

8. pemohon/PNS menerima jawaban dan mengecok pada kolom riwat dengan menekan detail
klinik konsultasi pengawasan

Selain itu aplikasi in di dukung dengan fitur-fitur tambahan lainya seperti informasi, E-
Survei, kontalk, Unduhan, Dan Statistik yang mendukung keberhasilan aplikasi E-proksi.
Dimana anda bias mengetahui tentang kegiatan kantor inspektorat dan lain sebagainya.

6. Cara Penggunaan Plikasi E-Proksi Dalam Melakukan Pelaporan

Berikut cara melakukan pelaporan pada aplikasi E-Proksi :


1. Download aplikasi E-Proksi pada playstore

Tampilan aplikasi e-proksi pada play store

2. kemudian masukkan email dan password


Gambar awal ketika login aplikasi e-proksi

3. selanjutnya pilih aduan public untuk melaporkan aduan anda, lalu memilihh untuk
melaporkan
Gambar tampilan menu pada aplikasi e-proksi
4. kemudian mengisi laporan anda sesuai dengan petunjuk yang diarahkan oleh aplikasi E-
proksi seperti instansi tujuan,judul laporan, isi laporan, tanggal kejadian, tempat atau lokasi
kejadian disertakan masukan lampiran berupa file atau foto sebagai bukti jika ada.

Gambar menu yang tersedia di apk e-proksi


4.3 Hasil

4.3.1. Fungi Pengawasan Kantor Inspektorat Melalui Aplikasi E-Proksi Di Kota


Kendari

Penyelenggaraan pemerintah daerah lebih ditujukan dalam meningkatkan kinerja


pembangunan disetiap sektor pemerintahan. Oleh karena itulah salah satu cara yang
dilakukan dalam pencapaian kinerja pelayanan sektor publik adalah melalui pengawasan,
dimana fungi dan peran pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan apabila aktivitas
yang dilakukan oleh apart pemerintahan daerah telah sesuai dengan yang direncanakan, dan
selain itu dilakukan tindak korektif dari hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan yang
direncanakan.

pengawasan merupakan salah satu aspek penting dalam peneyelenggaraan


pemerintahan karena dengan adanya pengawasan, maka tingkat penyelewengan dapat
ditekan serendah mungkin sehingga pencapaian tujuan suatu organisasi dapat terealisasi
sebagaimana mestinya. Sistem organisasi akan mengalami ketimpangan ketika tungsi
pengawasan tidak ada atau tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Kantor inspektorat kota kendari merupakan Salah satu instansi yang


memilikiwewenang dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap penyelengearaan
pemerintah daerah, dimana fungsi dan peran kantor inspektorat adalah melakukan
pengawasan atas kinerja perangkat daerah.

Oleh karena itu salah satu pengawasan yang dilakukan oleh kantor inspektorat kota
kendari terhadap kinerja pemerintah kota kendari melalui aplikasi yang dihadirkan oleh
walikota Kota kendari yang dinamakan e-Proksi (Elegktronik Program Pencegahan Korupsi).
Dimana kantor Inspektorat kota kendari sebagai pegelolah pada aplikasi E-proksi. Aplikasi
tersebut memberikan kesempatan bagi warga untuk melaporkan dugaan perilaku korupsi dan
pelayanan yang kurang baik dari pemerintah setempat. Melalui aplikasi e-Proksi ini,
masyarakat bisa langsung terlibat dalam proses pengawasan penyelenggaraan pemerintah.
Masyarakat bisa melaporkan adanya dugaan korupsi melalui aplikasi e-Proksi
Dalam hal ini untuk mengetahui fungsi pengawasan kantor Inspektorat melalui aplikasi
E-Proksi di Kota Kendari penulis menggunakan teori Sule dan saefullah (2005) dimana untuk
mengemukan fungsi pengawasan dapat dilihat dari tiga hal yang perlu dipenuhi yaitu
Pemerikasan, Perbaikan, dan Penilaian

Dalam lingkup wilayah, pemerintah Kota Kendari telah mengunakan (plikasi E-Proksi
berdasantan keputusan Wali Kota Kendari Nomor 740 Tatun 2021 ditetapkan sebagai
pembantu Wali Kota dalam melaksanakan pengawasan atas pelaksaan pelaksaan tugas aparat
pengawasan instansi (APIP).

Sesuai dengan teori Sule dan Saefullah (2005) yang penulis gunakan dalam melihat
fungsi pengawasan kantor Inspektorat Melalui Aplikasi E-Proksi di Kota Kendari. Dalam
pembahsan hasil penelitian ini akan di deskripsikan sesuai dengan dengan rumusan masalah
penelitian yang akan disesuaikan dengan teori fungsi pengawasan menurut Sule dan
Saefullah

1. Pemeriksaan

Pemeriksaan merupakan serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data,


keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan
suatu standar pemeriksaan. Dimana yang dimaksud disni adalah pemeriksaan terhadap
laporan yang masuk pada aplikasi E-Proksi.

Pemeriksaan laporan masyarakat yang masuk pada aplikasi E-Proksi dapat di lihat dari
hasil wawancara bersama Eni selaku admin pada aplikasi E-proksi pada kantor Inspektorat
Kota kendari yang menjelaskan bahwa:

'"Setalah laporan masuk pada admin inspektorat, inspektorat akan meneruskan pada
OPD terlapor, nanti dari laporan yang sudah di teruskan ke instansi terlapor, intansi
terlaporlah yang akan menyelesaikan laporan, tapi kalau laporan masih saja belum di
selesaikan oleh OPD terlapor maka pihak inspektorat akan menegur OPD terlapor,
tapi berbedah dengan laporan tindak pidana korupsi atau pungli, setelah admin
menerima laporan korupsi atau pungli, laporan akan masuk di admin E-Proksi dan di
teruskan ke admin APIP WBS. Nanti tim APIP WBS yang akan melakukan
pemeriksaan kepada pelapor dan terlapor. Dan pelapor tidak perlu takut karena
kerahasian identitas pelapor dijaga oleh dirahasiakan oleh inspektorat kota kendari."
(Hasil, Wawancara 9 juni 2022).

Berdasarkan wawancara diatas dapat dicermati bahwa proses permerikasan laporan


mengenai layanan publik dan laporan tindak pidana korupsi berbeda. Laporan layanan publik
yang masuk pada aplikasi E-Proksi akan didisposisi terlebih dahulu dan setelah itu langsung
di teruskan ke OPD terlapor dan apabila OPD terlapor mash saja belum menyelesaikan
laporannya pilhak inspektorat akan menegur OPD terlapor tersebut, sedangkan laporan tindak
pidana korupsi, setelah laporan diterima oleh admin E-Proksi, admin akan menerusken
laporan ke admin APIP WBS. Setelah itu nanti tim APIP WBS lah yang akan melakukan
pemeriksaan kepada pelapor dan terlapor. Dan juga informasi identitas pelapor akan dijaga
kerahasiaanya.

Selain itu, untuk mengetahui indikator pemeriksaan dalam penggunaan aplikasi E-


Proksi terhadap masyarakat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Isman selaku masyrakat
pengguna aplikasi E-Proksi, bahwa:

"Laporan yang saya adukan pada aplikasi E-Proksi mengenai pengupdatetan KTP
yang dibebani biaya pengurusan KTP kepada masyrakat sebesar Rp.50.000/kepala.
pada awalnya wilayah yang ditempati merupakan wilayah kecamatan abeli, namun
Berubah menjadi kecamatan nambo kemudian pemerintah setempat menyampaikan
kepada masyarakat untuk melakukan pergantian KTP dari Kecamatan Abeli diubah
menjadi Kecamatan Nambo. Terkait tindak lanjutinya, saya langsung menerima
WhatsApp dari inspektorat bahwa laporan saya sedang di proses, Terkait
pemerikasaan, Pihak inspektorat tidak pernah menghubungi saya menanyakan
laporan yang saya adukan". (Wawancara 5 juli 2022).

Berdasarkan hasil wawancara bersama Isman selaku pengguna atau pelapor pada
aplikasi E-Proksi mengenai indikator pemeriksaan dapat disiimpulkan bahwa setelah melapor
mengenai pungli KTP yang ada di kecamatan Nambo, aplikasi E-Prokst cepat merespon
aduan pelapor dengan menerima WhatsApp bahwa laporan pelapor sedang di proses,
sedangkan terkait pemeriksaan pihak Inspektorat tidak pernah menghubungi pelapor untuk
menanyakan laporan pungli tersebut

Selanjutnya yang dikemukakan oleh informan Sohirman selaku masyarakat yang


melakukan laporan pada aplikasi E-Proksi :

“aduan yang dilaporkan melalui aplikasi E-proksi mengenai honor aparat kelurahan
yang tidak dibayarkan. Terkait tindak lanjutinya terbilang cukup cepat pada saat
melaporkan pada aplikasi ini, laporan langsung terdisposisi kepada instansi terlapor
namun terkait tindak pemerikasan laporanyanya saya tidak mengetahuinya seperti apa
inspektorat melakukan pemeriksaan di kantor kelurahan dan tidak ada
pemeberitahuan kepada saya baik melalui via whattsap maupun aplikasi itu sendiri"
(Hasil wawancara, 6 juli 2022).

Sama halnya hasil wawancara dengan informan sebelumnya selaku pengguna atau
pelapor pada aplikasi E-Proksi dapat dicermati bahwa aduan yang dilaporkan melalui aplikasi
E-Proksi mengenai honor apart kelurahan yang sering tidak dibayarkan. Terkait
tindaklanjutinya cukup cepat, dengan laporan yang langsung terdisposisi ke instansi yang
dilaporkan. Namun terkait tindak lanjut pemerikasaan laporanya, tidak ada pemberitahuan
langsung kepada pelapor baik melalui via whattsap maupun aplikasi itu sendiri.

Begitu pula hasil wawancara bersama wahyu selaku pelapor pada aplikasi E-Proksi
yang menjelaskan bahwa:

“aduan yang dilaporkan pada aplikasi e-proksi mengenai lambatnya pelayanan


pengupdetan NIK anak pada Dis Capil Kota Kendari, Mengenai tindak lanjut dari
aduan yang dilaporkan terbilang cukup cepat karena saat aduan dilaporkan pada
aplikasi tersebut langsung didisposisi oleh admin dan diteruskan ke DisCapil Kota
Kendari dan langsung direspon oleh instansi terkait" (Hasil wawancara 16 juli
2022).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dicermati baliwa aduan yang bahwa aduan
yang dilaporkan melalui aplikasi e-proksi mengenail lambatnya pelayanan pengupdetan NIK
anak pada DisCapil., terkait tindaklanjiut dari aduan laporkan pada aplikasi e-proksi lumayan
cepat sehingga DisCapil Kota Kendari juga langsung merespon aduan yang laporkan.

2. Penilaian

Penilaian yang dimaksud disini adalah proses penilaian terhadap laporan apakah
laporan yang diadukan memnuhi kriteria untuk dilakukan perbaikan.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pelaksanaan pemeriksaan oleh inspektorat.


setelah dilakukan pemeriksaan perlu adanya penilaian terhadap laporan yang didukan pada
aplikasi E-Prooksi. ini sehubungan dengan fungsi pengawasan yang dijalankan di Kantor
Inspektorat Kota kendari, pelaksanaan berikutnya adalah penilaian terhadap laporan yang
masuk pada aplikasi E-Proksi di Kota Kendari.

Untuk mengetahui indikator penilaian dalam pelaksanaan aplikasi E-Proksi, maka


dilakukan wawancara bersama Eni selaku admin pada aplikasi E-Proksi yang mengemukakan
bahwa:

"Sebelum adanya aplikasi E-Proksi isu isu permasalahan yang kita ambil lewat
aplikasi Lapor Span. Akan tetapi aplikasi Lapor Span mempunyai linkup terlalu luas.
Sehingga Inspektorat berinisiatif membuat aplikasi sendiri yang yang lingkupnya
cukup di kota kendari saja. yaitu aplikasi E-Proksi. Laporan aduan masuk pada
aplikasi E-Porksi aka dilakukan penilaian terhadap laporan yang dilaporkan.
misalnya seperti laporan tindak pidana korupsi, laporan akan dilakukan investigasi
lebih lanjut apabila laporanya momenuhi, unsur 5w+1H dan dilengkapi dengan bukti,
penilaian ini dilakukan oleh tim APIP WBS dengan turun langsung menanyakan
kepada pelapor terkait aduan yang dia laporkan. Apabila Terbuki benar Inspektorat
akan melakukan investigasi lebin lanjut dengan melakukan permeriksaan terhadap
instansi terlapor." (Hasil Wawancara juni 2022).

serdasarkan wawancara diatas bersama Eni selaku admin aplikasi E-proksi dapat
dicermati bahwa dengan hadimya Aplikasi E- Proksi memudah kan inspektorat dalam
melakukan pengawasan dimana seblum adanya aplikasi e-proksi, pengawasan dilakukan
menggunakan Aplikasi Lapor SPAN, akan tetapi Aplikasi Lapor SPAN yang memiliki linkup
yang terlalu luas sehingga shingga Inspektorat berinisiatif membuat aplikasi yang lingkupnya
hanya cukup di Kota kendari saja. Pada aplikasi E-Proksi pemeriksaan Laporan aduan yang
masuk pada aplikasi E-Proksi dilakukan penilaian terlebih dahulu sebelum dilakukan
ivestigasi lebin lanjut kepada instansi pelapor. Proses penilain terhadap laporan dilakukan
dengan menanyakan langsung kepada pelapor. Laporan akan dilakukan investigasi lebih
lanjut apabila memenuhi unsur 5W+ 1H dengan dilengkapi bukti laporanya. Unsur 5W+1H
maksudnya pertanyaan yang sebagai dasar pengumpulan informasi untuk mengetahui
laporannya benar adanya.

Untuk mengetahui indikator penilaian dalam pelaksanaan aplikasi E-Proksi terhadap


masyarakat, maka dilakukan wawancara bersama Isman selaku masyarakat pengguna aplikasi
Eproksi yang mengemukakan bahwa :

"Setelah saya melaporkan aduan pungli KTP pada aplikasi E-Proksi, saya langsung
mendapat SMS via WhatsApp bahwa laporan saya sedang diproses. Namun setelah itu
tidak ada pemeberitahuan lebih lanjut mengenai proses laporan saya. Inspektorat juga
tidak pernah menghubungi saya menanyakan laporan pungli KTP tadi. Saya hanya
mendapat WhaisApp bahwa laporan saya sedang di proses " (Hasil wawancara, 6 juli
2022)

pendasarkan wawancara bersama Isman selaku masyarakat penguna aplikasi e-proksi


untuk mengetahui indicator penilaian pada aplikasi e-proksi dapat di ambil kesimpulan
bahwa setelah pelapor membuat laporan pada apulikasi E Proksi tidak ada permberitahuan
lebin lanjut terhadap laporan yang diadukan pelapor apa lagi pihak inspektorat turun secara
langsung menayakan terkait punali KTP kepada pelapor. Pelapor hanya menerima pesan via
WhaisApp bahwa laporanya sedang diproses.

Selanjutnya dikemukakan oleh informan Sohirman selaku masyarakat pengguna atau


melakukan laporan pada aplikasi E-Proksi :

“ Terkait laporan honor aparat kelurahan yang tidak kunjung di bayar, setelah saya
melapor saya tidak mendapat informasi lebih lanjut mengenai laporan yang saya
laporkan pada aplikasi E-Proksi. dan inspektorat juga tidak pernah menghubungi saya
menanyakan perihal laporan yang saya laporkan. Laporan saya hanya di teruskan
kekelurahan tersebut”. (Hasil wawancara 6 juli 2022)

Sama halnya dengan wawancara di atas untuk mengetahui indicator penilaian pada
aplikasi E-Proksi dapat di cermati bahwa setalah pelapor melaporkan aduan terkait
terlambatnya honor apart kelurahan yang tidak dibayar, pelapor tidak mendapatkan
pemberitahuan lebih lanjut mengenai laporanya baik melalui via WhatsApp. Laporan pelapor
hanya diteruskan kepada instansi terlapor.

Begitu pula hasil wawancara bersama Wahyu selaku pengguna aplikasi E-Proksi yang
menjelaskan bahwa :

'"laporan yang saya laporkan cukup cepat direspon oleh pengelolan aplikasi E-Proksi.
dengan langsung meneruskan laporan saya pada Discapil kota kendari Dengan
adanya aplikasi ini mempermudah masyarakat dalam memberikan aduan tanpa
datang langsung ke kantor yang di adukan" (Hasil wawancara 16 juli 2022)

Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama Wahyu dapat dicermati dan di


simpulkan bahwa laporan yang dilaporkan cukup cepat direspon oleh pihak inspektorat.
Sehingga dengan adanya aplikasi e-proksi dapat mempermudah masyarakat dalam
memberian aduan tanpa harus datang ke kantor yang ingin dilaporkan.

3. Perbaikan

Perbaikan yang dimaksud disini adalah memberikan solusi atau perbaikan perhadap
laporan yang dilakulkan dalam pelaksanaan aplikasi E-Proksi Fungsi pengawasan dalam
pelaksanaan Aplikasi E-Proksi selain dari pada dilakukannya pemeriksaan dan penilaian juga
ditunjang adanya bentuk perbaikan yang dilakukan oleh pengelolah aplikasi E-proksi
terhadap laporan yang dilakukan masyarakat.

Dari hasil wawancara dengan informan Eni selaku admin aplikasi E-Proksi
mengatakan bahwa:
"'perbaikan laporan tindak pidana korupsi dan perbaikan pelayana public pada
pelaksaan aplikasi E-Proksi itu berbeda. diamana Perbaikan pada laporan korupsi itu
harus dilakukan pemeriksaan dan penilaian terlebih dahulu pada laporan, baru bisa
dilakukan tindak lanjut pada laporan tersebut, apabila terbukti benar adanya tindak
pidana korupsi pelaku akan diberikan sanksi sesuai hukum yang berlaku. Sedangkan
perbaikan pada pelayanan publik inspektorat hanya cukup meneruskan pada OPD
terlapor dan apabila OPD terlapor tidak kunjung meyelesaikannya Inspektorat akan
menegur secara tegas OPD tersebut” (Hasil Wawancara 9 juni 2022)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa perbaikan pada laporan
tindak pidana korupsi dan perbaikan pelayanan publik berbeda. perbedaanya terdapat pada
proses penyelesaian laporan. Pada tindak pidana korupsi dilakukan pemeriksaan dan
penilaian terlebuh lalu dilakukan perbaikan pada laporan, apabila pelaku terbukti melakukan
tindak pidana korupsi maka akan dikenakan sanksi sesuai hukum yang berlaku. sedangkan
perbaikan pada pelayanan publik cukup diterusakan pada OPD terlapor, nanti OPD
terlaporlah yang akan menyelesaikan laporan, apabila tidak kunjung diselesaikan inspektorat
akan menghubungi pihak terlapor dan menegur secara tegas OPD tersebut.

Selain itu, untuk mengetahui indikator perbaikan dalam penggunaan aplikasi E-Proksi
terhadap masyarakat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Isman, selaku masyrakat
pengguna aplikasi E-Proksi, bahwa:

“Setalah saya membuat laporan di aplikasi ini. Saya langsung menerima whattshap
dari kantor inspektorat bahwa laporan saya sedang diproses. Setelah itu 3 hari atau 4
hari kemudian kabar mengenai pungli KTP tadi sudah tidak saya dengar lagi. Akan
tetapi saya tidak mengetahui kalau laporan saya sudah diselesaikan. Seharusnya apa
bila laporan saya sudah terselesaikan ada pemeberitahuan bahwasanya laporan saya
sudah selesai dan sudah ditindak lanjuti. Sehingga saya puas, Kalau seperti ini Saya
tidak tahu sudah di tangani atau tidak." (Hasil wawancara 5 juli 2022).

Berdasarkan hasil wawancara diatas untuk mengetahui indikator perbaikan dapat


cermati bahwa setelah pelapor melakukan aduan mengenai pungli KTP, pelapor sudah tidak
mendengar lagi ada nya pungli KTP tersebut. Akan tetapi pelapor tidak mengetahui bahwa
laporanya sudah diselesaikan atau tidak. Sehingga pelapor tidak merasa puas karena tidak
adanya pemeberitahuan bahwa laporan nya sudah di selesaikan atau tidak.

Sama halnya yang dikemukakan ole informan Sohirman selaku masyarakat yang
melaukan laporan pada aplikasi E-Proksi :

“Tindak lanjut dari laporan yang saya adukan lumayan cepat direspon di aplikasi ini.
Laporan saya langsung diteruskan pada OPD terkait. Setelan itu sebulan kemudian
terkait honor yang saya laporkan lewat aplikasi ini telah terselesaikan. Hanya saja
laporan informasi mengenai terselesainya laporan saya tidak jelas. Saya hanya
dengar saja dari teman sava bahwa gaji honorer di kelurahan tersebut sudah dibayar
"(Hasil wawancara, 6 juli 2022).

Berdasarkan hail wawancara diatas untuk mengetahui indikator perbaikan pada


aplikasi -Proksi dapat dicermati bahwa setelah sohinman melaporkan aduan pada aplikasi E-
Proksi aduan pelapor di respon cepat oleh inspektorat dan menindak laniuti laporan tersebut.
Sehingga adanya perbaikan atau terbayarnya honor aparat kelurahan. namun juga perlu
adanya kejelasan dari tindak lanjut aplikasi E-Proksi dan kejelasan informasi, agar pelapor
mengetahui laporanya terselesaikan atau tidak.

Begitu pula hasil wawancara bersama wahyu selaku pelapor pada aplikasi E-Proksi
yang menjelaskan bahwa:

'"Aplikasi ini cukup cepat dalam menindak lanjuti atau mendisposisi laporan saya,
sehingga ketika saya datang kembali kekantor Discapil Kota Kendari saya langsung
dilayani dan KTP saya langsung bisa terupdate." (Hasil wawancara 16 juli 2022)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dicermati dan simpulkan bahwa perbaikan pada
laporan pelapor yaitu pengupdatetan KTP terselesalkan dengan cepat setelah pelapor
melaporkan aduanya pada aplikasi E-Proksi.

4,4 Pembahasan

4.4.1. Fungsi Pengawasan Kantor Inspektorat Melalui Aplikasi E-Proksi Di


Kota Kendari
Pembahasan merupakan isi dari hasil analisis data dan fakta yang didapatkan di
lapangan serta sesuai dengan teori yang digunakan, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan tori fungsi pengawasan menurut Sule dan Saefullah (2005) . Teori
tersebut digunakan untuk mengetahui fungi pengawasan kantor inspektorat melalui
aplikasi E-Proksi dengan menggunakan berapa indikator, diantaranya Pemeriksaan,
Penilaian, dan Perbaikan

Berdasarkan dari hail penelitian tentang fungi pengawasan kantor inspektorat


melalui aplikasi E-Proksi di Kota Kendari maka penelitian ini menemukan hal
sebagai berikut:

1. Pemeriksaan

pemeriksaan yaitu dimana inspektorat melakukan pemeriksaan terhadap laporan


yang masuk dari aplikasi E Proksi dan langsung ditindaklanjuti mengatasi laporan
yang ada. Dalam pencitian ini, berdasarkan teori fungsi pengawasan yang dikemukan
oleh Sule dan Saefullah (2005) pada indikator pemeniksaan yaitu untuk menilai
apakah pemeriksaan dan pengawasan yang dilakukan menggunakan aplikasi E-proksi
sesuai dengan apa yang diharapkan kantor inspektorat kota kendari.

Kesimpulan dari beberapa hail wawancara diatas bahwa dengan adanya


pemeriksaan yang dilakukan Inspektorat kota dalam pengawasan menggunakan
aplikasi E-Proksi sudah terkoordinasi dengan baik karena masalah atau laporan vang
dilakukan masyarakat cepat diselesaikan. Akan tetapi, kurang jelasnya informasi
terselesainya laporan yang dilakukan oleh pengelola aplikasi schingga pelapor tidak
mengetahui apakah laporannya terselesaikan atau tidak

2. Penilaian

Penilaian yang dimaksud disini adalah penilaian terhadap laporan yang masuk
pada aplikasi E-Proksi apakah laporan yang masuk bisa dilakukan tindakan atau
tidak. berdasarkan teori fungsi pengawasan yang dikemukan oleh Sule dan Saefullah
(2005) pada indikator penilaian yaitu perlu adanya penilaian terhadap laporan untuk
mengetahui kebenaran laporan tersebut

Berdasarkan hasil pengamatan penelitian dilapangan, penilaian terhadap


laporan pada aplikasi E-Proksi tidak sesuai. Dikarenakan pernyataan yang dikatakan
oleh admin aplikasi E-Proksi tidak sesuai dengan yang terjadi dilapangan. Dimana
laporan agar bisa dilakukan investigasi lebih lanjut. Laporan harus memenuhi Unsur
5 W+-1 H dan lengkap dengan bukti yang ada. Dengan cara tim inspektorat turun
kelapangan untuk menanyakan kepada pelapor bahwa laporanya memenuhi unsur
tersbut atau tidak. Akan tetapi dari wawancara yang saya lakukan bersama
masyarakat. Tidak ada satupun pihak inspektorat yang turun kelapangan untuk
mencari tahu kebeneran laporan pelapor. Sehingga pernyataan pengelolah aplikasi E-
Proksi dan masyarakat tidak berkesinambungan walaupun masalah dari laporan yang
ada terselesaikan.

3. Perbaikan

Perbaikan yang dimaksud disini adalah memberikan solusi terhadap laporan


yang masuk aplikasi E-Proksi. Dalam penelitian ini, berdasarkan teori fungsi
pengawasan yang dikemukan oleh Sule dan Saefullah (2005) pada indikator
perbaikan bahwa slain dilakukanya pemeriksaan dan penilaian juga ditunjang adanya
bentuk perbaikan terhadap laporan yang masuk pada aplikasi E-Proksi.

Berdasarkan beberapa hasil wawancara diatas bahwa perbaikan pada laporan


tindak pidana korupsi dan perbaikan pelayanan publik berbeda. Perbedaanya terdapat
pada proses penyelesaian laporan. Dimana laporan yang masuk pada aplikasi e-Proksi
dilakukan pemerikasan terlebih dahulu, setalah itu adanya penilaian terhadap laporan
dan akhirnya dari laporan tersebut akan dilakukan perbaikan. Dan juga bentuk
perbaikan terhadap tindaklanjut laporan masyarakat terbilang cukup memuaskan
dengan laporan yang bisa dikatakan selesai walaupun informasi terselesainya laporan
bagi pelapor tidak jelas.
Dari data yang ada pula peneliti menyimpulkan juga bahwa laporan pada
aplikasi E-Proksi mengenai pungili, korupsi dan lain sebagainya cepat terselesaikan
dibandingkan dengan laporan yang manyangkut tentang pelayanan publik.pemyatan
ini didukung dengan data yang ad pada aplikasi E-Proksi. Dimana Iaporan yang
masuk pada aplikasi E-Proksi berjumlah 114 laporan. Dari jumlah 114 laporan
tersebut laporan yang banyak dilaporkan mengenai pelayanan yang ]ambat pada di
Discapil Kota Kendari. Sehingga bisa dikatakan dengan adanya aplikasi E-Proksi
tidak menyelesaikan permasalahan pada pelayanan yang ada pada DiScapil Kota
Kendari.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait Fungsi


Pengawasan Kantor Inspektorat Melalui Aplikasi E-Proksi Di Kota Kendari belum
terkoordinasi dengan baik sesuai dengan pengawasannya. Sesuai dengan indikator
fungsi pengawasan menurut Sule dan Saefullah (2005), yaitu dalam segi Penilaian
terhadap laporan yang masuk pada aplikasi E-Proksi bisa dikatakan tidak sesuai hal
ini dapat dilihat dari pernyataan inspektorat yang tidak berkesinambungan dengan
pernyataan masyarakat, dimana tidak ada satupun pihak inspektorat yang turun
kelapangan untuk mencari tahu kebeneran laporan pelapor.

Tetapi ada beberapa indikator yang sudah terkoordinasi dengan baik, yaitu
pemeriksaan dan perbaikan terhadap fungsi pengawasan melalui aplikasi e-proksi
telah dilaksanakan. Namun sayangnya, Perlu adanya keselarasan antara harapan
masyarakat dengan baik dari program aplikasi E-Proksi yang di jalankan oleh kantor
inspektorat kota kendari perlu terus dicoba untuk diwujudkan. Pengawasan yang di
lakukan oleh kantor inspektorat kota kendari melalui aplikasi E-Proksi mengenai
laporan yang dilakukan oleh masyarakat mempermudah masyarakat untuk
mendapatkan informasi terkait proses penangan laporannya. Kepuasan masyarakat
adalah tujuan utama dari terselesaikanya laporan yang diadukan atau aspirasi yang
disampaikan.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Inspektorat Daerah di kota kendari Sulawesi tenggara sebagai salah satu


penggerak fungi penzawasan internal yang bertanggung jawab langsung kepada
walikota terkait penyelenggaraan pemerintahan daerah memiliki beberapa fungsi
diantaranya melakukan pemeriksaan, penilaian dan memberikan perbaikan terhadap
laporan yang masuk pada aplikasi E-Proksi dikota kendari. Berdasarkan hasil
penelitian tentang Fungi pengawaan Kantor Inspektorat Melalui Aplikasi E-Proksi di
Kota Kendari maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Pemeriksaan yang dilakukan oleh kantor inspektorat Kota Kendari berdasarkan


laporan yang masuk pada aplikasi E-Proksi sudah terkordinasi dengan baik hal ini
dapat dilihat dari alur pemeriksaan laporan pada aplikasi E-Proksi. Akan tetapi,
kurangnya jelasnya informasi terselesainya laporan yang dilakukan oleh pengelola
aplikasi sehingga pelapor tidak mengetahui apakah laporannya terselesaikan atau
tidak .

2. Penilaian terhadap laporan yang masuk pada aplikasi E-Proksi bisa dikatakan tidak
sesuai hal ini dapat dilihat dari pernyataan inspektorat yang tidak berkesinambungan
dengan pernyataan masyarakat.

3. Perbaikan atau tindak lanjut terhadap laporan yang masuk pada aplikasi E- Proksi
cukup cepat diselesaikan. perbaikan terhadap laporan tindak pidana korupsi dan
perbaikan terhadap laporan pelayanan publik memiliki proses penyelesaian yang
berbeda. Namun kejelasan laporan informasi terselesainya bagi pelapor tidak begitu
jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Skripsi

Sabar, S. (2018). Fungi Pengawasan Inspektorat Di Bidang Kesehatan Kabupaten


Sikka (Doctoral Dissertation, Universitas Bosowa).

Mappangara, M. H. (2018). Analisis Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Inspektorat


Daerah Di Kabupatan Maros Sulawesi Selatan. Universitas Hasanuddin
Makassar.

Melda Malik, Riski Amelia (2019). Fungi Pengawasan Inspektorat Daerah Dalam
Pelaksanaan Pendidikan Gratis Di Kabupaten Gowa. Universitas
Muhammadiyah Makassar,

Sumber Buku

Sari, L. (2018). Fungi Dan Wewenang Ombudsman Dalam Meningkatkan


Pengawasan Pelayanan Publik Perspektif Figh Siyasah (Doctoral
dissertation, UI Raden Intan Lampung).

Sururama, Rahmawati., Amalia, Riski (2020). Pengawasan Pemerintah.


Bandung :cendikia perss

Ridwan, zulkarnain. (2011) . Fungi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakrat Di


Indonesia. Lampung: Unversitas Lampung Bandar Lampung

Marhawati, Besse. (2018). Pengantar Pengawasan Pendidikan. Yogyakarta: CV Budi


Utama
Sumber Jurnal

Haris, A., Kusmanto, H., & Mardiana, S. (2016). Fungsi Pengawasan Inspektorat
Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal Administrasi Publik: Public
Administration Journal, 6(1), 110-128.

Faizal, L. (2011). Fungsi Pengawasan DPRD di Era Otonomi Daerah. Jurnal Tapis:
Jurnal Teropong Aspirasi Politik Islam, 7(2), 15-29.

Novita, D., Kadir, A., & Siregar, N. S. S. (2020). Analisis Kinerja Inspektorat
Daerah Dalam Melakukan Fungsi Pengawasan (Studi Pada Inspektorat
Kota Langsa). Strukturasi: Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik,
2(2), 116- 128

Ada, Y., Kalangi, L., & Warongan, J. D. (2020). Analisis Pengawasan Inspektorat
Daerah Terhadap Pelaksanaan E-Procurement Pada Pemerintah Provinsi
Sulawesi Utara. Jurnal Riset Akuntansi Dan Auditing" Goodwill", 11 (2).

Sumber Hukum

1. Kepres. Undang-Undangan Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi


Nasional Pengembangan E-GOVERNMENT.

2. Keputusan Presiden No. 74 Tahun 2001 tentang tata cara pangawasan


penyelenggaraan pemerintahan daerah

3. Pasal 11 Undang-undang Nomor 23 tahun 2014

4. Keputusan Menteri No . 41 Tahun 2001 tentang penganasan represif kebijatan


daerah.

5. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah


6. Peraturan pemerintahan No. 72 Tahun 2005 tentang pedoman pembinaan dan
pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah,

7. Perpres. Nomor 95 Tahun 2018 Tentang Sistem Pemerintaham Berbasis Elektronik


(SPBE).

8. Permenpan. Nomor 15 Tahun 2014 Tentang pedoman Standar Pelayanan

Sumber Internet

9. https://sultra.tribunnews.com dikes Rabu 22 September 2021, pukul 16:15 WIB

10. https://inspektorat.kendarikota.go.id diakses17 September 2021

11.https://bumisultra.com/kendari/read/6069-kominfo-kendari-dan-inspektorat
sosialisasi-aplikasi-e-proksi Diakses Tanggal 28 September 2021 Pukul 08:43
WITA.

Anda mungkin juga menyukai