C1G122015
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Pengawasan pada hakikatnya merupakan fungsi yang melekat pada seorang pemimpin
atau manajemen tertinggi dalam setiap organisasi, sejalan dengan fungsi dasar manajemen
lainnya yaitu perencanaan dan pelaksanaan. Demikian halnya dalam organisasi pemerintahan,
fungsi pengawasan merupakan tugas dan tanggung jawab seorang kepala pemerintahan.
Sebagai contoh, di lingkup pemerintah provinsi merupakan tugas dan tanggung jawab
gubernur, sedangkan di pemerintah kabupaten dan kota merupakan tugas dan tanggung jawab
bupati dan walikota (Sabar, 2018).
Hal ini disebabkan oleh tuntutan masyarakat untuk memiliki aparatur pemerintahan
yang bersih dan berwibawa, tertib, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tuntutan ini
muncul karena ada praktik-praktik yang tidak terpuji yang dilakukan oleh aparatur
pemerintah umumnya dan aparatur pemerintah daerah khususnya. Salah satu penyebabnya
adalah kurangnya efektivitas pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh badan yang ada
dalam tubuh pemerintah daerah itu sendiri (Mappangara, 2018).
Dasar hukum yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pengawasan adalah
mengacu pada Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang
diperkuat oleh Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan
atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Keputusan Presiden No. 74 Tahun 2001 tentang
Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, dan Keputusan Menteri No.
41 Tahun 2001 tentang Pengawasan Represif Kebijakan Daerah.
Pelayanan publik menjadi isu kebijakan yang semakin strategis dan menjadi topik
hangat dalam perbincangan. Pelayanan publik di Indonesia cenderung stagnan, dengan
implikasi yang sangat luas dalam kehidupan ekonomi, politik, sosial budaya, dan lainnya.
Perbaikan dan peningkatan pelayanan publik adalah tujuan dari agenda reformasi
pemerintahan di Indonesia. Hakikat dari pelayanan publik itu sendiri adalah memberikan
pelayanan kepada masyarakat, yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah
sebagai abdi masyarakat (Dewi, 2017).
Pemerintah berperan sebagai pelayan masyarakat dan harus mampu memberikan
pelayanan yang efektif, efisien, adil, transparan, dan akuntabel. Pelayanan publik sudah
menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,
masyarakat sangat membutuhkan pelayanan, bahkan bisa dikatakan bahwa pelayanan tidak
bisa dipisahkan dari kehidupan manusia (Hutagalung, 2018).
Pemerintah dibentuk untuk melayani masyarakat bukan untuk melayani dirinya sendiri,
namun dengan menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat
mengembangkan kreativitas dan kemampuan untuk mencapai kemajuan bersama (Basri,
2018). Pengaduan yang disampaikan oleh masyarakat kepada pemerintah adalah respons
terhadap pelayanan publik yang diterima oleh masyarakat dari pemerintah. Pengaduan
masyarakat adalah bentuk ketidakpuasan masyarakat yang disampaikan, baik secara lisan
maupun tertulis, kepada aparatur pemerintah terkait.Berupa sumbangan pikiran, saran,
gagasan, keluhan atau pengaduan yang bersifat membangun. Tersedianya ruang untuk
menyampaikan aspirasi (voice) dalam bentuk pengaduan dan protes terhadap jalannya
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik sangat penting dalam upaya perbaikan
kinerja tata pemerintahan secara keseluruhan (Dewi, 2017).
Hal ini dilihat dari masih banyaknya keluhan dan pengaduan dari masyarakat baik
secara langsung maupun melalui media massa, seperti prosedur yang berbelit-belit, tidak ada
kepastian jangka waktu penyelesaian, biaya yang dikeluarkan, tidak adanya transparansi,
sikap kurang responsif, dan lainnya. Akibat permasalahan tersebut, citra buruk pada
pengelolaan pelayanan publik masih melekat hingga saat ini. Maka dari itu, pemerintah
memanfaatkan teknologi informasi untuk mencapai tujuan tersebut (Pratama, 2015).
Inspektorat dipimpin oleh seorang inspektur yang bertanggung jawab kepada Kepala
Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota) melalui Sekretaris Daerah. Tugas inspektorat mencakup
pengawasan fungsional terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan pengelolaan
Badan Usaha Milik Daerah serta usaha daerah lainnya (Sabar, 2018).
Aplikasi e-Proksi Kendari dirancang untuk pencegahan korupsi secara elektronik. Ini
adalah inovasi program pencegahan korupsi yang menggabungkan berbagai program layanan
pencegahan korupsi dalam satu sistem. Aplikasi ini bertujuan memudahkan akses masyarakat
dan ODP dalam menerima layanan inspektorat kota kendari. Layanan yang ditawarkan
meliputi buku tamu, aduan publik, WBS, e-SKBT, LHKPN, Gol KPK, dan aplikasi JAGA.
Terdapat tiga fungsi penting agar aplikasi e-Proksi efektif, yaitu Assurance, Consulting, dan
Anti Corruption. E-Proksi mengimplementasikan dua fungsi, yakni Consulting dan Anti
Corruption. Fungsi Anti Corruption dilaksanakan dengan kegiatan saber pungli, sosialisasi
Gratifikasi LHKPN, WBS, dan pelaporan pada aplikasi jaga.id. Sementara fungsi Consulting
merupakan kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh inspektorat kepada OPD. Fungsi
Assurance dilaksanakan dalam bentuk pelaksanaan tugas Review, Audit, Monitoring, dan
tugas pengawasan lainnya. Tujuan aplikasi e-Proksi tidak hanya pencegahan korupsi, tetapi
juga memudahkan masyarakat dan OPD dalam mengakses dan menerima layanan dari
Inspektorat Kota Kendari tanpa harus mengunjungi kantor fisik Inspektorat.
Penelitian awal dilakukan dengan wawancara salah satu informan dari Dinas
Inspektorat Kota Kendari, yang menyebutkan bahwa selama aplikasi e-Proksi diterapkan dari
bulan Agustus 2021 hingga saat ini, terdapat 75 aduan yang masuk. Namun, hanya 44 aduan
yang telah diselesaikan, sementara beberapa aduan lainnya mengalami duplikasi akibat
kesalahan pengguna aplikasi e-Proksi dalam mengajukan aduan (14 Maret 2022).
Dari aduan yang masuk pada aplikasi e-proksi kebanyakankan pada dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipi kota kendari. Sejak peluncuran aplikasi e-Proksi pada
bulan Agustus 2021 hingga saat ini, sebagian besar aduan yang masuk berkaitan dengan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kendari. Laporan yang diterima terutama
menyoroti kelambatan dalam antrian dan pelayanan di dinas tersebut. Ini menunjukkan
bahwa meskipun ada aplikasi e-Proksi, permasalahan terkait pelayanan di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kendari belum sepenuhnya teratasi.
Sayangnya, sosialisasi aplikasi ini terbatas pada dinas dan instansi di Kota Kendari saja
dan tidak mencapai masyarakat secara luas. Sebagai akibatnya, banyak masyarakat yang
kurang mengetahui keberadaan aplikasi e-Proksi, padahal aplikasi ini seharusnya
diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin mengadukan masalah terkait pelayanan
pemerintah (14 Maret 2022).
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana fungsi pengawasan kantor Inspektorat melalui aplikasi E-Proksi di Kota
Kendari?
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi
pengawasan kantor Inspektorat melalui aplikasi E-Proksi di Kota Kendari
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah perspektif civitas akademika
program studi ilmu pemerintahan, sebagai bahan kajian ilmu pemerintahan dalam proses
pelaksanaan kebijakan pemerintah dalam hal ini di bidang pengawasan dan e-government
berupa aplikasi e-Proksi di Inspektorat kota kendari.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat bagi dinas terkait,agar dapat
menindak lanjuti segala permasalahan mengenai fungi pengawasan kantor Inspektorat
melalui aplikasi E-Proksi di kota kendari.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat terutama sebagai bahan informasi
bagi masyarakat serta dapat memberlakukan pemahaman kepada masyarakat mengenai
aplikasi e-Proksi di Inspektirat kota Kendari
3. Manfaat Metedologis
Manfaat penelitian in adalah sebagai rujukan dan media referensi sebagai peneliti
selanjutnya yang berkaitan dengan fungi pengawasan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,
dan manfaat penelitian.
Pada bab ini membahas tentang konsep pengawasan terdiri Defenisi Pengawasan,
Fungi Pengawasa, Landasan Hukumjenis Jenis Pengawasan, Prinsip Pengawasan,
Pentinganya Pengawasan, Tugas Dan Fungsi Inspektorat, Konsep E-Government, Defenisi E-
Government, Manfaat E-Government, Penilitian Terdahul, Kerangka Pikir.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab in membahas tentang metode penelitian yang menyebabkan jenis dan tujuan
penelitian, lokasi penelitiam, jenis dan sumber data, teknik pengumplan data, Teknik
pengumpulan data, teknis analisis data konseptualisasi.
pada bab ini berisi tentang hasil dan pembahasan di tempat penelitian
BAB V PENUTUP
TINJUAN PUSTAKA
Pengawasan dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari kata "awas”
yang berarti pengawasan merupakan kegiatan mengawasi kinerja di setiap organisasi
pemerintah daerah baik secara regular maupun langsung ke lapangan. Serta dapat juga di
definisikan bahwa pengawasan adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan-
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki"
(Sarwoto, 2006).
Pengawasan tidak lain adalah setiap usaha dan tindakan dalam rangka untuk
mengetahui sejauh mana pelaksanaan tugas yang dilaksanakan menurut ketentuan dan
sasaran yang hendak dicapai Secara umum pengawasan adalah segala kegiatan dan tindakan
untuk menjamin agar penyelenggaraan suatu kegiatan tidak menyimpang dari tujuan serta
rencana yang sudah di programkan. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah
adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan
secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-
undangan. (Sumarsono, 2010).
Maka dapat disimpulkan bahwa pengawasan merupakan suatu tindakan kinerja dalam
mengawasi suatu kegiatan yang sudah di programkan. Lembaga pengawasan jiwanya adalah
manusia, oleh sebab itu keberhasilan dan kegagalan suatu lembaga pengawasan sangat
bergantung kepada manusianya, jika manusia berprilaku baik maka pengawasan juga akan
menjadi baik, tetapi demikian juga sebaliknya jika manusia ya berperilaku pembohong atau
tidak jujur terhadap apa yang ia kerjakan maka pengawsan akan menciptakan masalah
terhadap kelembagaan yang bersangkutan.
1. Mempertebal rasa dan tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan wewenang
dalam pelaksanaan pekerjaan.
2 Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai dengan proseddur yang
ditentukan.
3. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian dan kelemahan, agar
tidak terjadi kerugian yang tidak dinginkan.
Menurut Sule dan Saefullah (2005) mengemukakan fungi pengawasan pada dasarnya
merupakan proses yang dilakukan untuk memastikan agar apa yang telah direncanakan
berjalan sebagaimana mestinya. Fungsi dari pengawasan itu sendiri yaitu:
1. Mengamati/Pemantauan/pemeriksaan
2. Memberi penilaian
3. Memberi Perbaikan
a. Urusan pemerintah konkuren yang menjadi kewenangan daerah terdiri atas urusan
pemerintah wajib dan urusan pemerintah pilihan
b. Urusan pemerintahan terdiri atas urusan pemerintah yang berkaitan dengan pelayanan
dasar dan urusan pemerintah yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar
c. Urusan pemerintah yang berkaitan dengan pelayanan dasar adalah urusan pemerintah wajib
yang sebagian subtansinya merupakan pelayanan dasar.
S.H.)
Dalam suatu Negara terlebih-lebih Negara yang sedan berkembang atau sedang
membangun, maka control atau pengawasan sangat urgen (beragam) atau penting baik
pengawasan secara vertical, horizontal, eksternal, internal, preventif maupun represif agar
maksud dan tujuan yang telah di tetapkan tercapai. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan
Negara atau organisasi, maka dalam hal pengawasan ini dapat pula diklasifikasikan macam-
macam pengawasn berdasarkan berbagai hal yakni:
1. Pengawasan langsung
Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakuakan oleh pimpinan atau pengawas
dengan mengamati, meneliti,memeriksa atau mengecek sendiri secara lansung di tempat
pekerjaan dan menerima laporan secara lansung pula dari pelaksana hal ini dilakukan
dengan inspeksi.
Pengawasan tidak langsung diadakan dengan mempelajari laporan laporan yang di terima
dari pelaksana baik lisan maupun tertulis, mempelajari pendapat masyarakat dan sebagainya
tamp pengawasan.
a. Pengawasan Preventif
Pengawasan preventif dilakukan melalui pre audit sebelum pekerjaan dimulai. Misalnya
dengan pengawasan terhadap persiapan-persiapan rencana anggaran, rencana penggunaan
tenaga dan sumber-sumber lain.
b. Pengawasan Represif.
Adapun pengawasan represif dilakukan melalui pre audit, dengan pemeriksaan terhadap
Pelaksanaan dan sebagainya
a. Pengawasan Intern
Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh apart dalam organisasi itu
sendiri. Pada dasarya pengawasan harus dilakukan oleh pucuk pimpinan sendiri. Akan
tetapi, didalam praktek hal ini tidak selalu mungkin terjadi. Oleh karena itu, setiap
pimpinan unit dalam organisasi pada dasarya berkewajiban membantu puck pimpinan
mengadakan pengawasan secara fungsional sesuai dengan bidang tugasnya masing-
masing. Pengawasan sebagai fungi organic, built-in pada setiap jabatan pimpinan, mereka
harus mengawasi pimpinan melakukan pengawasan terhadap keseluruhan apart dalam
organisasi itu, seperti oleh inspetorat jendral dalam departemen.
b. Pengawasan Ekstern
Pengawasan ekstern adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparatur luar organisasi itu
sendiri, seprti halnya di bidang keuangan oleh badan pemeriksa keuangan sepanjang
meliputi seluru aparatur Negara dan Direktorat Jendral Pengawas Keuangan Negara
terhadap departemen instansi pemerintahan lain. Ditinjau dari segi keseluruhan organisasi
aparatur pemerintah, pengawasan oleh Direktor Jendral Pengawasan, Pengawas Keuangan
Negara merupakan pengawasan ekstern.
Ada beberapa faktor yang membuat pengawasan semakin diperlukan oleh setiap
organisasi, menurut Siswandi dan Iman (2009) adalah:
3. Kesalahan-kesalahan. Bila para bawahan tidak pernah membuat kesalahan. Manajer dapat
secara sederhana melakukan fungi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota orga nisasi
sering membuat kesalahan memesan barang atau komponen yang salah, membuat
penentuan harga yang terlalu rendah, masalah-masalah, didiagnosa secara tidak tepat.
Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan-kesalahan tersebut
sebelum menjadi kritis.
2. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan, asistensi dan kegiatan penga wasan lainnya;
6. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.
Dari berbagai definisi e-government yang telah disampaikan diatas, setidaknya ada tiga
kesamaan karakteristik yang dimiliki setiap definisi (dalam indrajit, 2002:4), yaitu masing-
masing sebagai berikut:
2.3.2. ManfaatE-Government
3) Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang
dikeluarkan pemerintah maupun stakeholder-nya untuk keperluan aktivitas sehari-hari;
5) Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat
menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan perubahan global dan
trend yang ada; serta
6) Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses
pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis.
Dalam instruksi presiden nomor 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional
penegembangan electronic government, dalam hal ini electronic government diarahkan untuk
dapat mencapai empat tujuan, yaitu :
1. pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang memiliki kualitas
dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkau diseluruh
wilayah indonesia pada setiap saat tidak dibatasi oleh sekat waktu dan dengan biaya yang
terjangkau oleh masyarakat;
4. pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien serta
memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah dan pemerintah daerah
otonom.
1. Era globalisasi yang datang lebih cepat dari yang diperkirakan menuntut masyarakat harus
memiliki lingkungan yang kondusif agar dapat memposisiskan dirinya dan negaranya
alam pergaulan global. Pemerintah bertanggung jawab untuk menciptakan hal tersebut
dengan mengadakan reposisi terhadap perannya dalam sebuah negara, dari yang bersifat
internal dan fokus terhadap kebutuhan dalam negeri, menjadi lebih berorientasi kepada
eksternal dan fokus kepada bagaimana memposisikan masyarakat;
2. Pesatnya kemajuan teknologi informasi membuat data dan informasi dapat diciptakan dan
disebarluaskan dengan sangat cepat. Hal ini berarti bahwa setiap orang di dunia dapat
saling berkomunikasi secara langsung tanpa adanya perantara. kemajuan teknologi inilah
yang mempengaruhi sikap pemerintah dalam melayani masyarakat;
3. Perkembangan sektor swasta yang semakin cepat namun tidak diimbangi dengan perbaikan
dari pemerintah. Masyarakat cenderung memanfaatkan sektor swasta dalam meningkatkan
kualitas hidupnya sehingga standart pelayanan dapat dikatakan terus membaik dari waktu
kewaktu. Inilah yang menyebabkan masyarakat semakin menuntut pemerintah agar
meningkatkan kinerjanya.
Dalam buku Electronic Government (indrajid, 2002 : 15) dijelaskan, menurut risert
dari Hardvad JFK School of Government, terdapat tiga element penting yang harus dimiliki
untuk dapat menerapkan konsep E-Government. Tiga elemen tersebut adalah Support,
Capacity, dan Value.
Pertama, penelitian Haris, dkk., Jurnal Administrasi Publik (JAP), dengan judul "Fungi
Pengawasan Inspektorat Kabupaten Serdang Bedagai (Studi Tentang Pengawasan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2014 Pada Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai)". (2016) peneletian ini menggunakan
penelitian kualitatif. Fokus penelitian ini ada pada fungsi pengawasan inspektorat terhadap
Pengawasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2014 Pada Kantor Kesatuan
Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai. Hasilnya, bahwa
Kinerja dari Inspektorat daerah dalam melakukan fingsi pengawasan di Kabupaten Serdang
Bedagai belum berjalan efektif. Hal ini diindikasikan dengan pembuktian bahwa
Independensi dari Inspektorat belum Nampak, Kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia
Aparatur pengawasan yang belum mencukupi dan ketersediaan sarana dan prasarana
pendukung yang belum memadai seperti jaringan internet. Perbedaan penlitian Haris dengan
penelitin penlis terdapat pada focus penelitina diamana penelitian Haris berfokus pada
pengawasan anggaran pendapatan belanja daerah sedang kan penelitianpenulis berfokus pada
bagaiman fungsi pengawasan kantor inspektorat kota kendari memlalui aplikasi E-Proksi.
Kedua, penelitian handayani dkk., Jurnal Administrasi Publik (JAP), dengan judul
"Pelaksanaan Fungsi Inspektorat Dalam Pengawasan Pemerintahan Daerah Di Kota
Makassar". (2018) penelitian menggunakan jenis kualitatif. Fokus penenelitian ini ada pada
Pelaksanaan Fungsi Inspektorat Dalam Pengawasan Pemerintahan Daerah Di Kota Makassar.
Hasilnya, penelitian menunjukkan bahwa : (1) Kebijakan Pemerintah menilai dan periksa
sejauh mana kebijakan Penyimpangan dalam Pelaksanaan aktivitas yang dilakukan oleh
Inspektorat kota Makassar. (2) Dengan di lakukan pengawasan pemerintah dapat menguji
secara langsung permasalahan yang terjadi. (3) Pelaksanaan penyelidikan dibutuhkan
kerjasama dengan pemerintah sehingga informasi yang diterima dalam melakukan
pemeriksaan dapat dijadikan obyek pengawasan. Perbedaan Pada penelitian sebelumnya
dengan penelitian ini ada objek yang di teliti memiliki kesamaan yaitu tentang pelaksaan
fungi pengawaan kantor inspektorat namun ada perbedaanya dapat dilihat dari proses fungsi
pengawasan dimana pada penelitian ini penulis berfokus pada fungsi pengawasan dengan
menggunakan media aplikasi yaitu E-Proksi.
Ketiga, penelitian phalevi dkk, Jurnal Administrasi Publik (JAP), dengan judul
Analisis Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Inspektorat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah di Kota Baubau. (2017). Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitif. Fokus
penelitian ini ada pada pertama, penyusunan pengawaan yang dulakukan oleh pejabat
inspektorat penulis menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh pejababt inspektorat sudah
cukup efektif sesuai dengan SOP setiap tahunnya. Kedua, pelaksaan pengawasan oleh pejabat
inspektorat penulis menggap bahwa apa yang dilakukan pejabat oleh pejabat tip tahunya
belum efektif. Ketiga, efektivitas pelaksanaan penyusunan dan pertanggung jawaban laporan
hail pengawasan dari masing masing SKPD yang sudah di periksa belum di tunjang oleh
ketersediaan data akurat/valid guna dapat disajikan. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan
penelitian ini memiliki perbedaan yaitu dimana pada penelitian ini berfokus pada kinerja
pengawasan menggunakan media yaitu aplikasi E-Proksi sedangkan penelitian sebelumnya
berfokus pada pengawasan inspketorat dalam penyelengraan pemrintah daerah tanpa
menggunakan media aplikasi sehingga penelitianini dan penelitian sebelumnya memiliki
perbedaan.
2.5 Kerangka Pikir
Kantor Inspektorat Kota Kendari adalah merupakan salah satu unit organisasi sebagai
unit pelaksana teknis fungsional intern di bidang pengawasan daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan Walikota.dengan perkembangan teknologi canggih sat ini maka diciptakannya
pelayanan melalui aplikasi dan web browser agar mencapai ke rana birokrasi pemerintahan
yang baik. Peran pemerintah pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat, hail
utama yang diharapkan dalam penyelenggaraan pemerintah adalah pelayanan publik yang
baik kepada masyarakat dalam mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan dan program kerja
yang dilaksanakan, oleh karena itu perlu untuk dilakukan pelayanan kepada masyarakat
melalui aplikasi sehingga dapat menciptakan model bar dalam pelayanan publik.
Maka dari itu tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan good
government dan good governance harus disusun dan dibuat dengan cermat dan terperinci
sebelumnya.
Konsep pengawasan mengacu pada (Malik, 2019) dijelaskan bahwa ada tiga fungi
pengawasan inspektorat daerah dalam pelaksaanya yaitu : Pemeriksaan, Perbaikan, dan
Penilaian.
FUNGSI PENGAWASAN KANTOR INSPEKTORAT MELALUI
APLKIKASI E-proksi DI KOTA KENDARI
1. pemeriksaan
2. perbaikan
3. penilaian
METODE PENELITIAN
3.1. JenisPenelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu suatu penelitian yang
bertujuan menggambarkan dan bermaksud menjelaskan mengenai tungsi pengawasan kantor
inspektorat melalui aplikasi E-Proksi di Kota Kendari.
Penelitian ini dilaksanakan pada kantor Inspektorat kota kendari dengan pertimbangan
bahwa merupakan salah satu pusat aktivitas penyelenggaraan pemerintahan dalam bidang
pengawasan, sehingga diperlukan penyelenggaraan E-Government pada kantor inspektorat
kendari terhadap pelayanan kepada masyarakat kota kendari.
Informan dalam penelitian ini adalah pihak yang dapat memberikan informasi tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan masalah penelitian. Informan yang diwawancarai di
dalam penelitian ini meliputi:
Adapun jenis dan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Data Primer, data yang penulis kumpulkan langsung dari responden dalam penelitian ini
penulis mengambil data dalam bentuk pendapat responden dengan menggunakan metode
kualitatif.
b. Data Sekunder, data yang diperoleh dari kegiatan menelaah buku-buku maupun informasi-
informasi lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yang diambil dari lembaga
atau instansi yang berkaitan.
Untuk memperoleh data yang diperlukan sebagai landasan dalam penelitian maka
penulis melakukan pengumpulan data dari lapangan dengan menggunakan 3 metode, yaitu:
1. Observasi adalah suatu proses pengamatan langsung tentang apa yang terjadi dilapangan,
sehingga penulis dapat memperkuat data yang ada.
2. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Teknik pengumpulan
data ini mendasarkan diri pada pengetahuan dan keyakinan pribadi. Wawancara dapat
dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap
muka (face to face) maupun menggunakan telepon.
Untuk menganalisa data, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri atau lebih (independen) tapa membuat
perbandingan, atau menghubungkan antara variable satu dengan variabel lain (Sugiyono,
2005:11).
3.7. Konseptualisasi
2. Penilaian yaitu dimana inspektorat melakukan penilaian terhadap laporan yang mask pada
aplikasi E-Proksi apakah laporan sesuai untuk ditindak lanjuti atau tidak.
3. Perbaikan adalah keadaan dimana keadaan itu diubah menjadi lebih baik dari sebelumnya
BAB IV
Inspektorat kota kendari dibntuk berdasarkan peraturan daerah kota kendari Nomor 5
Tahun 2022 tentang susunan organisasi dan tata kerja Inspektorat daerah Kota Kendaripada
pasal 2 BAB I Bentuk,Nomenklaktur Tipe Perangkat Daerah yang melaksanakan fungi
pengawas di wadahi dalam bentuk inspektorat.
Dalam rangka pengawasan atas jalannya Pemerintahan Daerah, Inspek torat Kota
Kendari sesuai Peraturan Pemerintah No : 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 64 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Propinsi dan Kabupaten/Kota, selanjutnya,
Walikota Kendari dibantu oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah, yaitu Inspektorat Kota
Kendari yang dibentuk berdasarkan Peraturan Walikota Kendari Nomor 12 Tahun 2020
tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Kendari Nomor 38 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Inspektorat Daerah Kota
Kendari
1. Visi
Upaya menciptakan good governance bukan hanya tugas dan fungsi Inspektorat Kota
Kendari saja, tetapi juga merupakan tugas dan kewajiban instansi-instansi/lembaga
pemerintah lainnya. Dalam menghadapi tantangan adanya perubahan paradigma kegiatan
pemerintahan yang mendorong tercapainya pemerintahan yang baik (good governance)
Inspektorat Kota Kendari sebagai lembaga teknis di bidang pengawasan perlu memanfaatkan
peluang yang timbul dari adanya tantangan tersebut. Visi organisasi merupakan visi bersama
dirumuskan secara bersama dan menjadi pedoman dalam melaksanakan kegiatan untuk
mencapai tujuan. Sehubungan dengan hal it Inspektorat Kota Kendari menetapkan visi:
a. Peningkatan Kualitas adalah : beriman dan bertaqwa, bermoral dan berakhlak, sehat,
cerdas menguasai IPTEK, mampu secara berwawasan kebangsaan, independent,
bertanggungjawab, bersertifikat serta menguasai bidang tugasnya.
b. Dapat bertanggungjawab di bidangnya (Akuntabel) Dalam hal ini akuntabel dapat
diartikan sebagai kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban kinerja dan
tindakannya kepada pihak yang memiliki kewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban sehubungan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.
c. Efektif dan Efisien Dalam pembinaan dan pengawasan diharapkan mampu
melaksanakan tugas sesuai prosedur dan menghasilkan output kinerja yang dapat
dipertanggungjawaban dengan menggunakan sumber yang tersedia sebaik mungkin.
2. Misi
Misi merupakan suatu yang diemban atau dilaksanakan sesuai dengan visi yang telah
ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Pernyataan misi
diharapkan seluruh aparat dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal Inspektorat Kota
Kendari serta mengetahui peran dan program-programnya beserta hail yang akan dicapai.
Ada dua hal yang akan dilaksanakan Inspektorat Kota Kendari yaitu yang bersifat ke
dalam (inward) dan ke luar (outward). Ke dalam, Inspektorat Kota Kendari berupaya menata
dan meningkatkan pelayanan seta kemampuan personil dalam rangka mendukung tugas
operasional di bidang pengawasan. Keluar, Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara berupaya
meningkatkan peranannya dalam rangka mendukung menciptakan good governance dan
clean government.
Berkaitan dengan hal itu, Inspektorat Kota Kendari menetapkan misi Sehubungan
dengan misi tersebut Inspektorat Kota Kendari akan memberdayakan potensi apart
pengawasan sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia dengan didukung sarana dan
prasarana yang ada sehingga terwujud penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih dan
berwibawa.
4.1.3. Struktur Organisasi
Peraturan Walikota Kendari Nomor 12 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan
Walikota Kendari Nomor 38 Tahun 2016 Pasal 8 tentang Susunan Organisasi Inspektorat
Kota Kendari Terdiri dari :
a. Inspektur
b. Sekretariat
Peraturan walikota kendari Nomor 38 tahun 2016 tentang Tugas pokok dan Fungsi
sebagi berikut :
1. Inspektur
2. Skretaris
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1), Sekretariat
menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan koordinasi dan pengendalian rencana dan program kerja pengawasan;
f. pelaksanaan fungi lain yang diberikan oleh Inspektur sesuai dengan tugas dan fungsinya.
a. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan, yang mana Tugas dari Kasubag keuangan
Perencanaan dan Keuangan in yaitu menyiapkan bahan penyusunan perencanaan
keuangan, penatausahaan administrasi keuangan, program kerja pengawasan,
menghimpun dan menyiapkan rancangan peraturan perundang undangan, dokumentasi
dan pengolahan data Pengawasan
b. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan , yang mana Tugas dari Kasubag Evaluasi dan
Pelaporan ini yaitu menyiapkan baham penyusunan, menghimpun, mengolah, menilai dan
menyimpan laporan, inventarisasi hasil pengawasan dan tindak lanjut hail pengawasan
dan melakukan administrasi pengaduan masyarakat serta menyusun laporan kegiatan
pengawasan.
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, yang mana Tugas Kasubag Umum dan
Kepegawaian in yaitu melakukan pelayanan administrasi kepegawaian, Penatausahaan
surat menyurat dan kearsipan, urusan rumah tangga dan perlengkapan seta pemeliharaan
dan keamanan kantor serta keprotokolan
1. Kecamatan Mandonga
2. Kecamatan Puuwatu
3. Kecamatan Kadia
4 Dinas Perhubungan
6. Dinas Kesehatan
10. PD Pasar
1. Kecamatan Kendari
1. Kecamatan Poasia
2. Kecamatan Abeli
3. Kecamatan Nambo
1. Kecamatan Baruga
3. Kecamatan Kambu
4. Dinas Sosial
8 Dinas Pangan
1. Auditor
Aplikasi e-Poroksi adalah sebuah inovasi program pencegahan korupsi secara eletronik
yang diranang untuk memasukan seluruh program layanan pencegahan korupsi dalam satu
sistem yang bertjuan untuk kemudahan akses masyarakat dan OPD dalam menerima layanan
inspektorat kota kendari. Jenis layanan yang di maksud adalah Buku tamu, Aduan public,
WBS, e-SKBT, LHKPN, Gol KPK, dan aplikasi JAGA. Id. Ada 3 (tiga) fungsi agar APIP
efektif yaitu : Assurance, Consulting dan Anti Corruption. E-Proksi adalah implementasi 2
fungi yaitu Consulting dan anti Corruptions. Anti Corruption diwujudkan dengan kegiatan
saber pungli ,sosialisasi Gratifikasi LHKPN, WBS dan pelaporan pada aplikasi jaga.id
selanjutnya consulting merupakan kegiatan pendamping yang dilakukan oleh inspektorat
Kepada OPD. Kegiatan Assurance diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan tugas Reviuw,
Audit, Monitoring Dan Tugas pengawasan lainya.
Tujuan aplikasi e-Proksi selain pencegahan korupsi juga aplikasi ini memudahkan
masyarakat dan OPD dalam mengakses/menerima layanan APIP tapa harus mengunjungi
kantor Inspektorat kota kendari. Aplikasi e-proksi bukan saja di peruntukan untuk masyarakat
melainkan juga untuk Aparatul Sipil Negara (ASN). Dimana pada aplikasi E-Proksi ada fitur
fitur yang hanya di peruntukan hanya untuk Aparatul sipil Negara. Berikut jenis fitur fitur
yanga ada pada aplikasi E-Proksi :
1. Daftar Tamu
Daftar tamu merupakan salah satu fitur pada aplikasi E-Proksi yang diperuntukan
untuk tamu yang berkunjung ata memiliki urusan di kantor inspektorat kota kendari.
Sehingga ketika anda memiliki urusan di kantor inspektorat kota kendari wajib mengisi daftar
tamu menggunakan aplikasi E-Proksi. Dimana ketikan anda membuka fitur pada daftar tamu
anda langsung di arahkan mengscane qrcode yang sudah disiapkan pada kantor inspektorat.
Setelah itu anda langsung mengisi nama dan tujuan anda di kantor E-Proksi.
2. E-SKBT
Elektronik Surat Keterangan Bebas Temuan (E-SKBT) merupakan fitur pada aplikasi
e-proksi yang di peruntukan untuk ASN kota kendari. Layanam Flektronik Surat Keterangan
Bebas Temuan adalah layanan pengurusan kenaikan pangkatan, pindah wilayah Kerja,
pension hidup maupun pensiun meninggal sebagai bukti bahwa ASN tersebut tidak memiliki
temuan pengawasan baik temuan BPK maupun temuan APIP Internal. Tujuan utama layanan
ini agar semua temuan pengawasan dapat kembali kas Negara/Daerah.
Standar oprasional prosedur elektronik surat keterangan bebas temuan (e-SKBT) sbb:
1. ASN yang akan menajukan Surat Bebas Temuan memilih jenis SKBT apa yang akan
dibuat dalam aplikasi E-Proksi dengan mengisi data yang ada pada aplikasi.
2. Jika permohonan telah dikirim maka admin BKSD akan memverivikasi data tersebut
kemudian diteruskan ke Inspektorat Kota Kemdari.
3. Admin E-SKBT akan melakukan verivikasi atas temuan permohonan. jika pemohon
memiliki temuan maka SKBT tidak akan diproses dan pemohon wajib melunasi temuan
tersebut. Namun jika pemohon tidak memiliki temuan maka SKBT segera diproses
4. Surat keterangan bebas temuan yang telah diproses kemudian diparaf oleh Kasubag
Evaluasi dan Pelaporan untuk diteruskan ke serketaris
723 30 131 22
Gambar Tabel Laporan SKBT
3. Aduan publik
Aduan Publik merupakan aduan masyarakat yang dapat mengadukan semua kinerja
OPD yang ada pada wilayah Kora Kendari. Dimana aduan publik di peruntukan untuk semua
kalangan masyarakat. Melalui layanan imi masyarkat bisa terlibat mengawasi pemerintah
ataupun organisasi perangkat daerah Standar oprasional prosedur fitur aduan pubklik adalah
sebagai berikut :
2. Aduan yang masuk diterima oleh admin lalu di telaah untuk kemudian diteruskan ke OPD
atau kelayanan APIP lainya
3. Jika aduan yang bersifat penindakan langsung dan administrative maka aduan diteruskan
kepada OPD yang bersangkutan akan tetapi jika aduan yang bersifat tipikor maka akan
diteruskan ke layanan APIP WBS.
1. 2021 22
2. 2022 92
Jumlah 144
Tabel Jumlah Laporan Yang Masuk Pada Fitur Aduan Publik (2022)
4. APIP WBS
APIP WBS merupakan layanan pelaporan indikasi korupsi. Melalui layanan ini anda
dapat melaporkan tindakan korupsi atasan atau teman sejawat kepada inspektorat. Layanan
APIP WBS di peruntukan untuk semua kalangan masyarakat, tidak hanya saja untuk ASN
tetapi non ASN juga bisa melaporkan apabila mengetalnui adanya indaksi korupsi dan Untuk
indentitas pelapor inspektorat menjamin kerahasiannya.
3. Irban investigasi menerima laporan pengaduan dan menugaskan satgas WBS untuk
melakukan telaah
6. Admin menerima informasi informasi dari telaahan terkait tindak lanjut dan
mendokumentasikan
7. Admin WBS menyampaikan tindak lanjut atas laporan pengaduan kepada pelapor
5. Klik KOWAS
Klik kowas atau Klinik Konsultasi pengawasan adalah layanan konsultasi dalam
pengawasan bagi OPD untuk mencegah terjadi kesalahan hal, penganggaran, pelaksanaan
serta pelaporan. hanya saja layanan klik kowas ini hanya untuk aparatul sipil Negara saja.
Tujuan lain layanan ini yaitu untuk memberikan kemudahan berkonsultasi bagi OPD tanpa
harus lagi bertemu langsung.
2. Pemohon/PNS yang akan melakukan konsultasi memilih icon Klinik Kowas pada aplikasi
E-proksi secara mandiri lalu mengimput data diri berupa nomor induk pegawai. Jika NIP
yang dimasukan benar maka akan menampilkan Data Identitas Pegawai yang akan
melakukan konsultasi
3. Pemohon/PNS memilih jenis konsultasi yang ada pada Klik Kowas sesuai dengan jenis
informasi yang dinginkan. Kemudian mengisi kolom pernyataan dan mengaplod lampiran
(jika ada berupa gambar/pdf maks. 5mb) setalah itu pemohon/PNS mengklik tombol kirim
4. Admin Klik Kowas pada bagian umum dan kepegawaian menerima pertanyaan
pemohon /PNS lalu meneruskan kepada Kasubag umum dan Kepegawaian
8. pemohon/PNS menerima jawaban dan mengecok pada kolom riwat dengan menekan detail
klinik konsultasi pengawasan
Selain itu aplikasi in di dukung dengan fitur-fitur tambahan lainya seperti informasi, E-
Survei, kontalk, Unduhan, Dan Statistik yang mendukung keberhasilan aplikasi E-proksi.
Dimana anda bias mengetahui tentang kegiatan kantor inspektorat dan lain sebagainya.
3. selanjutnya pilih aduan public untuk melaporkan aduan anda, lalu memilihh untuk
melaporkan
Gambar tampilan menu pada aplikasi e-proksi
4. kemudian mengisi laporan anda sesuai dengan petunjuk yang diarahkan oleh aplikasi E-
proksi seperti instansi tujuan,judul laporan, isi laporan, tanggal kejadian, tempat atau lokasi
kejadian disertakan masukan lampiran berupa file atau foto sebagai bukti jika ada.
Oleh karena itu salah satu pengawasan yang dilakukan oleh kantor inspektorat kota
kendari terhadap kinerja pemerintah kota kendari melalui aplikasi yang dihadirkan oleh
walikota Kota kendari yang dinamakan e-Proksi (Elegktronik Program Pencegahan Korupsi).
Dimana kantor Inspektorat kota kendari sebagai pegelolah pada aplikasi E-proksi. Aplikasi
tersebut memberikan kesempatan bagi warga untuk melaporkan dugaan perilaku korupsi dan
pelayanan yang kurang baik dari pemerintah setempat. Melalui aplikasi e-Proksi ini,
masyarakat bisa langsung terlibat dalam proses pengawasan penyelenggaraan pemerintah.
Masyarakat bisa melaporkan adanya dugaan korupsi melalui aplikasi e-Proksi
Dalam hal ini untuk mengetahui fungsi pengawasan kantor Inspektorat melalui aplikasi
E-Proksi di Kota Kendari penulis menggunakan teori Sule dan saefullah (2005) dimana untuk
mengemukan fungsi pengawasan dapat dilihat dari tiga hal yang perlu dipenuhi yaitu
Pemerikasan, Perbaikan, dan Penilaian
Dalam lingkup wilayah, pemerintah Kota Kendari telah mengunakan (plikasi E-Proksi
berdasantan keputusan Wali Kota Kendari Nomor 740 Tatun 2021 ditetapkan sebagai
pembantu Wali Kota dalam melaksanakan pengawasan atas pelaksaan pelaksaan tugas aparat
pengawasan instansi (APIP).
Sesuai dengan teori Sule dan Saefullah (2005) yang penulis gunakan dalam melihat
fungsi pengawasan kantor Inspektorat Melalui Aplikasi E-Proksi di Kota Kendari. Dalam
pembahsan hasil penelitian ini akan di deskripsikan sesuai dengan dengan rumusan masalah
penelitian yang akan disesuaikan dengan teori fungsi pengawasan menurut Sule dan
Saefullah
1. Pemeriksaan
Pemeriksaan laporan masyarakat yang masuk pada aplikasi E-Proksi dapat di lihat dari
hasil wawancara bersama Eni selaku admin pada aplikasi E-proksi pada kantor Inspektorat
Kota kendari yang menjelaskan bahwa:
'"Setalah laporan masuk pada admin inspektorat, inspektorat akan meneruskan pada
OPD terlapor, nanti dari laporan yang sudah di teruskan ke instansi terlapor, intansi
terlaporlah yang akan menyelesaikan laporan, tapi kalau laporan masih saja belum di
selesaikan oleh OPD terlapor maka pihak inspektorat akan menegur OPD terlapor,
tapi berbedah dengan laporan tindak pidana korupsi atau pungli, setelah admin
menerima laporan korupsi atau pungli, laporan akan masuk di admin E-Proksi dan di
teruskan ke admin APIP WBS. Nanti tim APIP WBS yang akan melakukan
pemeriksaan kepada pelapor dan terlapor. Dan pelapor tidak perlu takut karena
kerahasian identitas pelapor dijaga oleh dirahasiakan oleh inspektorat kota kendari."
(Hasil, Wawancara 9 juni 2022).
"Laporan yang saya adukan pada aplikasi E-Proksi mengenai pengupdatetan KTP
yang dibebani biaya pengurusan KTP kepada masyrakat sebesar Rp.50.000/kepala.
pada awalnya wilayah yang ditempati merupakan wilayah kecamatan abeli, namun
Berubah menjadi kecamatan nambo kemudian pemerintah setempat menyampaikan
kepada masyarakat untuk melakukan pergantian KTP dari Kecamatan Abeli diubah
menjadi Kecamatan Nambo. Terkait tindak lanjutinya, saya langsung menerima
WhatsApp dari inspektorat bahwa laporan saya sedang di proses, Terkait
pemerikasaan, Pihak inspektorat tidak pernah menghubungi saya menanyakan
laporan yang saya adukan". (Wawancara 5 juli 2022).
Berdasarkan hasil wawancara bersama Isman selaku pengguna atau pelapor pada
aplikasi E-Proksi mengenai indikator pemeriksaan dapat disiimpulkan bahwa setelah melapor
mengenai pungli KTP yang ada di kecamatan Nambo, aplikasi E-Prokst cepat merespon
aduan pelapor dengan menerima WhatsApp bahwa laporan pelapor sedang di proses,
sedangkan terkait pemeriksaan pihak Inspektorat tidak pernah menghubungi pelapor untuk
menanyakan laporan pungli tersebut
“aduan yang dilaporkan melalui aplikasi E-proksi mengenai honor aparat kelurahan
yang tidak dibayarkan. Terkait tindak lanjutinya terbilang cukup cepat pada saat
melaporkan pada aplikasi ini, laporan langsung terdisposisi kepada instansi terlapor
namun terkait tindak pemerikasan laporanyanya saya tidak mengetahuinya seperti apa
inspektorat melakukan pemeriksaan di kantor kelurahan dan tidak ada
pemeberitahuan kepada saya baik melalui via whattsap maupun aplikasi itu sendiri"
(Hasil wawancara, 6 juli 2022).
Sama halnya hasil wawancara dengan informan sebelumnya selaku pengguna atau
pelapor pada aplikasi E-Proksi dapat dicermati bahwa aduan yang dilaporkan melalui aplikasi
E-Proksi mengenai honor apart kelurahan yang sering tidak dibayarkan. Terkait
tindaklanjutinya cukup cepat, dengan laporan yang langsung terdisposisi ke instansi yang
dilaporkan. Namun terkait tindak lanjut pemerikasaan laporanya, tidak ada pemberitahuan
langsung kepada pelapor baik melalui via whattsap maupun aplikasi itu sendiri.
Begitu pula hasil wawancara bersama wahyu selaku pelapor pada aplikasi E-Proksi
yang menjelaskan bahwa:
2. Penilaian
Penilaian yang dimaksud disini adalah proses penilaian terhadap laporan apakah
laporan yang diadukan memnuhi kriteria untuk dilakukan perbaikan.
"Sebelum adanya aplikasi E-Proksi isu isu permasalahan yang kita ambil lewat
aplikasi Lapor Span. Akan tetapi aplikasi Lapor Span mempunyai linkup terlalu luas.
Sehingga Inspektorat berinisiatif membuat aplikasi sendiri yang yang lingkupnya
cukup di kota kendari saja. yaitu aplikasi E-Proksi. Laporan aduan masuk pada
aplikasi E-Porksi aka dilakukan penilaian terhadap laporan yang dilaporkan.
misalnya seperti laporan tindak pidana korupsi, laporan akan dilakukan investigasi
lebih lanjut apabila laporanya momenuhi, unsur 5w+1H dan dilengkapi dengan bukti,
penilaian ini dilakukan oleh tim APIP WBS dengan turun langsung menanyakan
kepada pelapor terkait aduan yang dia laporkan. Apabila Terbuki benar Inspektorat
akan melakukan investigasi lebin lanjut dengan melakukan permeriksaan terhadap
instansi terlapor." (Hasil Wawancara juni 2022).
serdasarkan wawancara diatas bersama Eni selaku admin aplikasi E-proksi dapat
dicermati bahwa dengan hadimya Aplikasi E- Proksi memudah kan inspektorat dalam
melakukan pengawasan dimana seblum adanya aplikasi e-proksi, pengawasan dilakukan
menggunakan Aplikasi Lapor SPAN, akan tetapi Aplikasi Lapor SPAN yang memiliki linkup
yang terlalu luas sehingga shingga Inspektorat berinisiatif membuat aplikasi yang lingkupnya
hanya cukup di Kota kendari saja. Pada aplikasi E-Proksi pemeriksaan Laporan aduan yang
masuk pada aplikasi E-Proksi dilakukan penilaian terlebih dahulu sebelum dilakukan
ivestigasi lebin lanjut kepada instansi pelapor. Proses penilain terhadap laporan dilakukan
dengan menanyakan langsung kepada pelapor. Laporan akan dilakukan investigasi lebih
lanjut apabila memenuhi unsur 5W+ 1H dengan dilengkapi bukti laporanya. Unsur 5W+1H
maksudnya pertanyaan yang sebagai dasar pengumpulan informasi untuk mengetahui
laporannya benar adanya.
"Setelah saya melaporkan aduan pungli KTP pada aplikasi E-Proksi, saya langsung
mendapat SMS via WhatsApp bahwa laporan saya sedang diproses. Namun setelah itu
tidak ada pemeberitahuan lebih lanjut mengenai proses laporan saya. Inspektorat juga
tidak pernah menghubungi saya menanyakan laporan pungli KTP tadi. Saya hanya
mendapat WhaisApp bahwa laporan saya sedang di proses " (Hasil wawancara, 6 juli
2022)
“ Terkait laporan honor aparat kelurahan yang tidak kunjung di bayar, setelah saya
melapor saya tidak mendapat informasi lebih lanjut mengenai laporan yang saya
laporkan pada aplikasi E-Proksi. dan inspektorat juga tidak pernah menghubungi saya
menanyakan perihal laporan yang saya laporkan. Laporan saya hanya di teruskan
kekelurahan tersebut”. (Hasil wawancara 6 juli 2022)
Sama halnya dengan wawancara di atas untuk mengetahui indicator penilaian pada
aplikasi E-Proksi dapat di cermati bahwa setalah pelapor melaporkan aduan terkait
terlambatnya honor apart kelurahan yang tidak dibayar, pelapor tidak mendapatkan
pemberitahuan lebih lanjut mengenai laporanya baik melalui via WhatsApp. Laporan pelapor
hanya diteruskan kepada instansi terlapor.
Begitu pula hasil wawancara bersama Wahyu selaku pengguna aplikasi E-Proksi yang
menjelaskan bahwa :
'"laporan yang saya laporkan cukup cepat direspon oleh pengelolan aplikasi E-Proksi.
dengan langsung meneruskan laporan saya pada Discapil kota kendari Dengan
adanya aplikasi ini mempermudah masyarakat dalam memberikan aduan tanpa
datang langsung ke kantor yang di adukan" (Hasil wawancara 16 juli 2022)
3. Perbaikan
Perbaikan yang dimaksud disini adalah memberikan solusi atau perbaikan perhadap
laporan yang dilakulkan dalam pelaksanaan aplikasi E-Proksi Fungsi pengawasan dalam
pelaksanaan Aplikasi E-Proksi selain dari pada dilakukannya pemeriksaan dan penilaian juga
ditunjang adanya bentuk perbaikan yang dilakukan oleh pengelolah aplikasi E-proksi
terhadap laporan yang dilakukan masyarakat.
Dari hasil wawancara dengan informan Eni selaku admin aplikasi E-Proksi
mengatakan bahwa:
"'perbaikan laporan tindak pidana korupsi dan perbaikan pelayana public pada
pelaksaan aplikasi E-Proksi itu berbeda. diamana Perbaikan pada laporan korupsi itu
harus dilakukan pemeriksaan dan penilaian terlebih dahulu pada laporan, baru bisa
dilakukan tindak lanjut pada laporan tersebut, apabila terbukti benar adanya tindak
pidana korupsi pelaku akan diberikan sanksi sesuai hukum yang berlaku. Sedangkan
perbaikan pada pelayanan publik inspektorat hanya cukup meneruskan pada OPD
terlapor dan apabila OPD terlapor tidak kunjung meyelesaikannya Inspektorat akan
menegur secara tegas OPD tersebut” (Hasil Wawancara 9 juni 2022)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa perbaikan pada laporan
tindak pidana korupsi dan perbaikan pelayanan publik berbeda. perbedaanya terdapat pada
proses penyelesaian laporan. Pada tindak pidana korupsi dilakukan pemeriksaan dan
penilaian terlebuh lalu dilakukan perbaikan pada laporan, apabila pelaku terbukti melakukan
tindak pidana korupsi maka akan dikenakan sanksi sesuai hukum yang berlaku. sedangkan
perbaikan pada pelayanan publik cukup diterusakan pada OPD terlapor, nanti OPD
terlaporlah yang akan menyelesaikan laporan, apabila tidak kunjung diselesaikan inspektorat
akan menghubungi pihak terlapor dan menegur secara tegas OPD tersebut.
Selain itu, untuk mengetahui indikator perbaikan dalam penggunaan aplikasi E-Proksi
terhadap masyarakat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Isman, selaku masyrakat
pengguna aplikasi E-Proksi, bahwa:
“Setalah saya membuat laporan di aplikasi ini. Saya langsung menerima whattshap
dari kantor inspektorat bahwa laporan saya sedang diproses. Setelah itu 3 hari atau 4
hari kemudian kabar mengenai pungli KTP tadi sudah tidak saya dengar lagi. Akan
tetapi saya tidak mengetahui kalau laporan saya sudah diselesaikan. Seharusnya apa
bila laporan saya sudah terselesaikan ada pemeberitahuan bahwasanya laporan saya
sudah selesai dan sudah ditindak lanjuti. Sehingga saya puas, Kalau seperti ini Saya
tidak tahu sudah di tangani atau tidak." (Hasil wawancara 5 juli 2022).
Sama halnya yang dikemukakan ole informan Sohirman selaku masyarakat yang
melaukan laporan pada aplikasi E-Proksi :
“Tindak lanjut dari laporan yang saya adukan lumayan cepat direspon di aplikasi ini.
Laporan saya langsung diteruskan pada OPD terkait. Setelan itu sebulan kemudian
terkait honor yang saya laporkan lewat aplikasi ini telah terselesaikan. Hanya saja
laporan informasi mengenai terselesainya laporan saya tidak jelas. Saya hanya
dengar saja dari teman sava bahwa gaji honorer di kelurahan tersebut sudah dibayar
"(Hasil wawancara, 6 juli 2022).
Begitu pula hasil wawancara bersama wahyu selaku pelapor pada aplikasi E-Proksi
yang menjelaskan bahwa:
'"Aplikasi ini cukup cepat dalam menindak lanjuti atau mendisposisi laporan saya,
sehingga ketika saya datang kembali kekantor Discapil Kota Kendari saya langsung
dilayani dan KTP saya langsung bisa terupdate." (Hasil wawancara 16 juli 2022)
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dicermati dan simpulkan bahwa perbaikan pada
laporan pelapor yaitu pengupdatetan KTP terselesalkan dengan cepat setelah pelapor
melaporkan aduanya pada aplikasi E-Proksi.
4,4 Pembahasan
1. Pemeriksaan
2. Penilaian
Penilaian yang dimaksud disini adalah penilaian terhadap laporan yang masuk
pada aplikasi E-Proksi apakah laporan yang masuk bisa dilakukan tindakan atau
tidak. berdasarkan teori fungsi pengawasan yang dikemukan oleh Sule dan Saefullah
(2005) pada indikator penilaian yaitu perlu adanya penilaian terhadap laporan untuk
mengetahui kebenaran laporan tersebut
3. Perbaikan
Tetapi ada beberapa indikator yang sudah terkoordinasi dengan baik, yaitu
pemeriksaan dan perbaikan terhadap fungsi pengawasan melalui aplikasi e-proksi
telah dilaksanakan. Namun sayangnya, Perlu adanya keselarasan antara harapan
masyarakat dengan baik dari program aplikasi E-Proksi yang di jalankan oleh kantor
inspektorat kota kendari perlu terus dicoba untuk diwujudkan. Pengawasan yang di
lakukan oleh kantor inspektorat kota kendari melalui aplikasi E-Proksi mengenai
laporan yang dilakukan oleh masyarakat mempermudah masyarakat untuk
mendapatkan informasi terkait proses penangan laporannya. Kepuasan masyarakat
adalah tujuan utama dari terselesaikanya laporan yang diadukan atau aspirasi yang
disampaikan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
2. Penilaian terhadap laporan yang masuk pada aplikasi E-Proksi bisa dikatakan tidak
sesuai hal ini dapat dilihat dari pernyataan inspektorat yang tidak berkesinambungan
dengan pernyataan masyarakat.
3. Perbaikan atau tindak lanjut terhadap laporan yang masuk pada aplikasi E- Proksi
cukup cepat diselesaikan. perbaikan terhadap laporan tindak pidana korupsi dan
perbaikan terhadap laporan pelayanan publik memiliki proses penyelesaian yang
berbeda. Namun kejelasan laporan informasi terselesainya bagi pelapor tidak begitu
jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Skripsi
Melda Malik, Riski Amelia (2019). Fungi Pengawasan Inspektorat Daerah Dalam
Pelaksanaan Pendidikan Gratis Di Kabupaten Gowa. Universitas
Muhammadiyah Makassar,
Sumber Buku
Haris, A., Kusmanto, H., & Mardiana, S. (2016). Fungsi Pengawasan Inspektorat
Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal Administrasi Publik: Public
Administration Journal, 6(1), 110-128.
Faizal, L. (2011). Fungsi Pengawasan DPRD di Era Otonomi Daerah. Jurnal Tapis:
Jurnal Teropong Aspirasi Politik Islam, 7(2), 15-29.
Novita, D., Kadir, A., & Siregar, N. S. S. (2020). Analisis Kinerja Inspektorat
Daerah Dalam Melakukan Fungsi Pengawasan (Studi Pada Inspektorat
Kota Langsa). Strukturasi: Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik,
2(2), 116- 128
Ada, Y., Kalangi, L., & Warongan, J. D. (2020). Analisis Pengawasan Inspektorat
Daerah Terhadap Pelaksanaan E-Procurement Pada Pemerintah Provinsi
Sulawesi Utara. Jurnal Riset Akuntansi Dan Auditing" Goodwill", 11 (2).
Sumber Hukum
Sumber Internet
11.https://bumisultra.com/kendari/read/6069-kominfo-kendari-dan-inspektorat
sosialisasi-aplikasi-e-proksi Diakses Tanggal 28 September 2021 Pukul 08:43
WITA.