PENDAHULUAN
Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki wilayah terbagi atas daerah provinsi
yang mana dalam daerah provinsi tersebut terbagi menjadi kabupaten/kota. Setiap wilayah
atau provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota mempunyai pemerintahan dearah yang
dimana hal tersebut di atur oleh Undang-Undang dalam menjalankan segala tugasnya dalam
pusat atau pemerintah pusat tidak kesulitan untuk mengatur daerah yang begitu luas yang
terbagi menjadi beberapa wilayah maka dari itu adanya Otonomi daerah yang di harapkan
daerah dapat mengatur daerahnya sendiri dengan diberikannya kewenangan pada pemerintah
daerah untuk melakukan pembangunan, mengembangkan potensi yang ada dalam daerah
tersebut yang bertujuan untuk memberikan kesejahteraan masyarakat pada daerah atau desa
(Fahisa & Afriyenti, 2023a)
tersebut. .
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. (Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014). Desa yang baik
adalah desa yang dimana pemerintah desanya memiliki tujuan utama yaitu untuk
mensejahterakan masyarakat. Dimana setiap apa yang direncanakan dan dilakukan semuanya
pemerintahan yang berhadapan langsung dengan masyarakat memiliki peran strategis dalam
kemajuan negara. Dimana kesejahteraan masyarakat dapat terjadi jika perangkat pemerintah
desa dapat menjadikan sebuah desa menjadi desa yang lebih maju dan produktif. Kemajuan
desa dapat memberikan dampak positif untuk perkembangan pemerintahan pusat dan akan
berakhir dengan perkembangan di sebuah negara. Perangkat desa atau disebut juga dengan
masyarakat. Hal yang paling utama dari urusan pemerintah desa adalah urusan pemerintahan
(AFISTA NUR KHASANAH 189-Article Text-858-1-10-20220308, t.t.; Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belan
dan legislative tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah dan
pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan
yang diperlukan bila diperkirakan akan terjadi deficit dan surplus. Dengan demikian,
anggaran mengkoordinasikan aktivitas belanja pemerintah dan memberi landasan bagi upaya
perolehan pendapatan dan pembiayaan oleh pemerintah untuk satu periode tertentu yang
menerima dana perimbangan keuangan pusat dan daerah sebagai satu sumber keuangan yang
nantinya akan disalurkan untuk setiap desa yang pembagiannya secara proporsional yaitu
paling sedikit 10% (sepuluh persen) yang disebut dengan alokasi dana desa. Kemudian,
penyaluran anggaran alokasi dana desa tersebut digunakan sebagai penunjang otonomi
Perencanaan dan penggunaan alokasi dana desa tidak jauh dari perencanaan dan penggunaan
yang telah di atur oleh pemerintah kota/kabupaten, sehingga penggunaan alokasi dana desa
bisa tepat dan teratur. Pelaksanaan pembangunan desa sesuai dengan apa yang telah
karena itu, pengelolaan alokasi dana desa yang baik dan benar merupakan kunci dalam
(Amiruddin & Azikin, 2012)
mewujudkan tercapainya otonomi daerah.
Alokasi dana desa yang disalurkan pada pemerintah desa merupakan wujud
dana desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan
dengan tertib dan disiplin anggaran. (Pemendagri Nomor 113 Tahun 2014 Pasal 2).
Pengelolaan alokasi dana desa yang direncanakan serta di realisasikan oleh pemerintah desa
akan dibuktikan dengan adanya laporan pertanggungjawaban atau yang kita kenal dengan
laporan keuangan daerah. Pengelolaan alokasi dana desa guna mewujudkan masyarakat yang
sejahtera harus bersifat akuntabilitas dan transparansi. Laporan keuangan daerah tersebut
nantinya berguna sebagai bahan evaluasi kinerja pemerintah desa serta berguna bagi
(Tamanagung dkk., t.t.)
pengawas daerah untuk melihat kinerja pemerintah desa. .
adalah perusahaan/organisasi harus menyediakan informasi yang memadai dan relevan serta
dapat diakses oleh para pemangku kepentingannya. Tujuan transparansi keuangan sendiri
masih dapat dikatakan kurang memadai, hal ini dinyatakan melalui masih terbatasnya akses
yang dilakukan oleh pemerintah dalam memberikan informasi keuangan. Hal ini disebabkan
karena masih terbatasnya media yang digunakan dalam memberikan informasi. Pemerolehan
informasi hanya di dapat melalui baliho yang di pasang di depan kantor desa, dan
pemasangan papan pengunguman penggunaan dana desa pada tempat-tempat yang akan di
laksanakannya pembangunan selama proses pembangunan berlangsung. Akses yang terbatas
tersebut menyebabkan masyarakat masih belum cukup baik dalam memperoleh informasi
(Ekonomi dkk., t.t.)
dana desa.
penting. Dimana pertanggungjawaban yang diberikan oleh pemerintah desa dalam bentuk
akuntabilitas laporan keuangan yang nantinya berguna sebagai bukti atas apa yang telah di
kelola oleh pemerintah dalam kurun waktu tertentu. Namun peran akuntabilitas disini
didukung dengan adanya transparansi laporan keuangan. Hal ini berguna agar dapatnya pihak
tertentu dalam memperoleh informasi mengenai pengelolaan keuangan pemerintah. Selain itu
adanya transparansi pada tokoh masyarakat juga berguna untuk melihat dan mengawasi
pengelolaan alokasi dana desa sehingga tidak terjadi penyalahgunaan anggaran. Informasi
tersebut nantinya akan menjadi bahan atau acuan untuk meningkatkan kinerja pemerintah di
masa yang akan datang. Hal ini dilakukan agar pengelolaan alokasi dana desa digunakan
sesuai dengan aturan dan undang-undang yang berlaku. Sehingga tindakan penyalahgunaan
anggaran alokasi dana desa dapat dihindari, atau jika kemungkinan terjadinya
penyalahgunaan alokasi dana desa dapat dimusyawarahkan dan diarahkan kearah yang lebih
(M Rorimpandey dkk., 2022)
tepat dan benar.
bertujuan agar segala keputusan dalam pengelolaan alokasi dana desa bisa mencapai hasil
yang diharapkan. Informasi pengelolaan laporan keuangan alokasi dana desa nantinya
digunakan sebagai bahan ukuran dalam menilai hasil yang diperoleh pemerintah desa.
Sehingga apabila tidak tercapainya target dalam memperoleh hasil atas keluaran yang telah
dilakukan, bisa diambil kebijakan atau keputusan dalam pencapaian periode berikutnya.
Kebijakan yang ditetapkan bermaksud agar pemerintah desa dapat memperoleh hasil yang
(M Rorimpandey dkk., 2022)
lebih baik di masa yang akan dating.
Dari hal tersebut dapat dilihat dari Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 yang
dimana peraturan tersebut mengalami perubahan pada peraturan Pemerintah No. 47 Tahun
2015 yang menyebutkan jika kini Desa mempunyai wewenang untuk mengatur sumber daya
dan arah pemabangunan. Untuk itu segala keberhasilan dalam suatu pembangunan maupun
untuk kesejahteraan yang ada pada pemerintah daerah atau desa semua elemen di harapkan
untuk memberikan partisipasi karena hal tersebut yang dapat memberikan dorongan untuk
mendorong terbangunnya pengelolaan desa yang baik. Dalam hal ini pelaksanaan alokasi
dana desa harus memili pengelolaan yang jelas agar dapat transparan terhadap masyarakat.
(Hulinggi dkk., t.t.)
Di Provinsi Sulawesi Tengah pengalokasian Dana Desa mencapai angka Rp. 1,48
Triliun. Dimana dari pengalokasian dana tersebut dibagi ke beberapa kaupaten yang ada di
Sulawesi Tengah. Dalam hal ini salah satu objek penelitian yang akan dilakukan yaitu di
Kecamatan Tinombo.
Peneliti memiliki alasan tersendiri dalam memilih program Alokasi Dana Desa (ADD)
dibandingkan program lain yang diprogramkan pemerintah. Pemilihan topik penelitian pada
program Alokasi Dana Desa (ADD) karena program Alokasi Dana Desa (ADD) memiliki
implikasi yang sangat besar dan signifikan terhadap pembangunan desa di setiap kabupaten
yang ada di Indonesia terutama di Provinsi Sulawesi Tengah. Alokasi Dana Desa (ADD)
sepenuhnya ditangani secara gotong royong oleh pemerintah desa dan juga masyarakat secara
langsung, dana yang dikelola secara terbuka akan memberikan hasil program pembangunan
desa yang baik. Faktor lain yang membuat peneliti dalam melakukan penelitian mengenai
Alokasi Dana Desa (ADD) di Kecamatan Tinombo karena peneliti ingin secara ilimah
kinerja keuangan, dengan objek penelitian yaitu pemerintah Desa Se Kecamatan Tinombo
yang menggunakan laporan pertanggung jawaban Alokasi Dana Desa (ADD) tahun 2023.
Dengan demikian maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah dalam
Mautong.
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak antara lain :
1. Manfaat Teoritis
ilmu akuntansi khususnya pada bidang Akuntabilitas tentang Pengelolaan dana desa dengan
Studi Fenomenlogi.
2. Manfaat Praktis
a. Peneliti lain
Penelitian ini diharapakan bermanfaat sebagai bahan referensi serta perbandingan bagi
peneliti lain dalam melakukan penelitian.
b. Universitas
Penelitian ini dapat bermanfaat dalam menambah sumber referensi dan informasi serta
c. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan masukan bagi pihak-pihak yang