Perbekalan dalam unsur administrasi publik dapat diartikan sebagai aktifitas untuk
menyangkut pautkan terhdap peralatan, sehingga pembekalan akan menjadi suatu usaha
karja sama antara organisasi yang berupa proses pengadaan, penyimpanan, sampai
kepada penyingkiran barang-barang yang sudah tidak dipergunakan lagi.
Administrasi pemerintah desa tidak lepas dari kedelapan unsur administrasi tersebut dimana di
pemerintah desa juga memiliki organisasi sebagai wadah dimana administrasi dijalankan dan
dalam pemerintah desa sudah pasti ada yang namanya komunikasi baik itu dari pimpinan ke
bawahan maupun dari bawahan keatas agar koordinasi dan intruksi dapat berjalan lancar. Lalu
unsur manajemen dan tata usaha juga sangat erat kaitannya dengan pemerintah desa, dimana
setiap organisasi pasti akan ada kantor dan didalam kantor tersebut pastinya aka nada tata usaha
dan manajemen untuk mengelola desa mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dan tidak lupa
patinya juga ada pembekalan, kepegawaian dan keuangan dalam menjalankan roda pemerintahan
desa dan dibungkus dengan hubungan masyarakat (Humas) dimana dengan adanya humas akan
membantu menciptakan keterbukaan keuangan, keterbukaan organisasi, komunikasi dengan
masyarakat desa .
b. Pemerintahan Desa dijalankan oleh Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa. Kepala
Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa sedangkan Badan
Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan
Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa dan
melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.
Hubungan kerja antara Kepala Desa dengan BPD adalah hubungan kemitraan, konsultasi dan
koordinasi yang diatur dalam pasal 1 angka 7 yakni Kepala Desa dan BPD membahas dan
menyepakati bersama peraturan desa, Pasal 11 ayat 1 yakni Kepala Desa dan BPD memprakarsai
perubahan status desa menjadi kelurahan melalui musyawarah desa, pasal 27 huruf c yakni
Kepala Desa memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepada BPD,
pasal 32 ayat 1 yakni BPD memberitahukan kepada Kepala Desa mengenai akan berakhirnya
masa jabatan Kepala Desa secara tertulis enam bulan sebelum masa jabatannya berakhir, pasal
73 ayat 2 yakni Kepala Desa mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
dan memusyawarahkannya bersama BPD, pasal 77 ayat 3 yakni Kepala Desa dan BPD
membahas bersama pengelolaan kekayaan milik desa.
Pola hubungan kerja antara Kepala Desa dengan Badan Permusyawaratan Desa adalah bersipat
kemitraan, konsultatif dan koordinatif. Kemitraan dalam arti antara Kepala Desa dan BPD
melakukan kerjasama dalam melaksanakan pemerintahan Desa hal dapat terlihat dari
Pelaksanaan tugas Pemerintahan Desa yakni, Kepala Desa memimpin penyelenggaraan
pemerintahan Desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama oleh Badan
Permusyawaratan Desa, Kepala Desa menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat
persetujuan bersama Badan Permusyawaratan Desa, Kepala Desa menyusun dan mengajukan
rancangan Peraturan Desa mengenai Anggran Pendapatan Belanja Desa (RAPBDes) untuk di
bahas dan ditetapkan bersama dengan Badan Permusyawaratan Desa dan Kepala Desa
memberikan laporan Keterangan Pelaksanaan Pemerintahan Desa setiap akhir tahun anggaran
kepada Badan Permusyawaratan Desa.
Sedangkan hubungan kerja Kepala Desa dengan Badan Permusyawaratan Desa dalam bentuk
konsulatsi dilakukan dalam hal-hal tertentu, seperti Kepala Desa dalam pembentukan lembaga
kemasyarakatan Desa, pengangkatan perangkat atau staf Desa, kegiatan atau peringatan hari-hari
besar nasional atau keagamaan serta hal-halnya yang menyangkut pemerintahan Desa. Adapun
hubungan kerja dalam bentuk Koordinasi antara Kepala Desa dengan BPD dapat terlihat dari
pelaksanaan program atau kegiatan yang berasal dari Pemerintah, Pemerintah Daerah kepada
Pemerintah Desa, seperti program bantuan sosial (BPNT, PKH, KIS, KIP, Bedah Rumah) atau
program lainnya sebelum dilaksanakan terlebih dahulu dikoordinasikan dengan BPD untuk
memudahkan dalam pelaksanaan dan pengawasannya.
Sesuai peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang pedoman
pembangunan desa, tahapan penyusunan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM)
desa meliputi :
Adapun tim penyusun RPJM Desa terdiri dari kepala desa selaku pembina, sekretaris desa
selaku ketua, ketua lembaga pemberdayaan masyarakat selaku sekretaris, dan anggota yang
berasal dari perangkat desa, lembaga pemberdayaan masyarakat desa, dan unsur masyarakat
lainnya.
Dalam lingkup desentralisasi fiskal, desa mendapatkan tambahan pendapatan desa berupa
alokasi dari APBN dan lain-lain pendapatan yang sah. Selain itu terdapat pula aturan-aturan
yang lebih mendetail terkait belanja desa dan alokasi dana desa. Pertanggungjawaban APBDesa
juga diharapkan menjadi lebih transparan dan akuntabel sesuai dengan visi dan misi dari
desentralisasi fiskal itu sendiri. Namun, hal-hal tersebut tidak akan tercapai apabila tidak
dibarengi dengan penguatan kapasitas, kesiapan, dan kemampuan dari perangkat dan unsur
masyarakat desa. Jika kapasitas, kesiapan, dan kemampuan dari perangkat dan unsur masyarakat
desa dikuatkan maka tujuan dari otonomi desa secara umum dan tujuan dari desentralisasi
fiskal secara khusus dapat tercapai dengan maksimal. Dengan demikian maka reformasi
keuangan desa dapat terlaksana dengan efektif, efisien, akuntabel dan transparan.
3. a. Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang dari manajemen umum
yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Karena
sumber daya manusia dianggap semakin penting peranannya dalam pencapaian tujuan, maka
berbagai pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang sumber daya manusia (SDM)
dikumpulkan secara sistematis dalam apa yang disebut dengan Manajemen sumber daya
manusia. Istilah “manajemen” mempunyai arti sebagai kumpulan pengetahuan tentang
bagaimana seharusnya memanage (mengelola) sumber daya manusia.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan individu yang produktif dan bekerja sebagai penggerak
organisasi, baik itu organisasi yang ada di dalam suatu instansi atau perusahaan dan merupakan
sumber daya yang tidak dapat di gantikan serta menjadi aset yang penting. Sumber Daya
Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya,
organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan
misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam semua
kegiatan institusi/organisasi. Sehingga kedudukan sumber daya manusia dalam organisasi
sangatlah penting dan perlu untuk menjadi fokus manjemen dalam pengembangan organisasinya.
Dapat kita bayangkan apabila SDM suatu organisasi lemah maka tidak mungkin sebuah
organisasi dapat mencapai tujuannya.
b. Aset desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa, baik itu didapatkan
dari dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak
ainnya yang sah. Sedangkan barang milik desa adalah kekayaan milik desa berupa barang
bergerak dan barang tidak bergerak.
Pasal 76 ayat (1) UU Desa menyatakan bahwa Aset Desa dapat berupa Tanah kas Desa, Tanah
ulayat, Pasar Desa, Pasar hewan, Tambatan perahu, Bangunan Desa, Pelelangan ikan,Pelelangan
hasil pertanian, Hutan milik Desa, Mata air milik Desa, Pemandian umum, danAset lainnya milik
Desa
Adapun penerapan UU Desa membawa kemajuan yang sangat berarti berkenaan dengan aset
desa. Pertama, penegasan digunakannya istilah aset desa yang memiliki makna lebih luas dari
kekayaan desa. Kedua, bervariasinya uraian mengenai aset milik Desa baik aset
fisik/infrastruktur, aset finansial, dan aset sumber daya alam. Pemerintah telah memberi
pengakuan (rekognisi) dan proteksi terhadap aset desa seperti hutan milik Desa, tambatan
perahu, dan mata air milik Desa. Dengan kata lain, Pemerintah telah memberi proteksi dengan
melakukan redistribusi sumber daya alam yang selama ini dikuasai oleh negara. Ketiga, aset
finansial bukan hanya meliputi kekayaan desa yang dibeli dan diperoleh atas beban APB
Desa/Daerah, namun juga meliputi kekayaan desa yang dibeli dan diperoleh atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Keempat, proteksi terhadap Aset Desa juga diberikan
pada kekayaan milik desa yang selama ini telah diambil alih Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dikembalikan kepada Desa kecuali yang sudah digunakan untuk fasilitas umum. Hal ini
membuka upaya lebih luas bagi Desa dalam mengelola berbagai aset Desa untuk kesejahteraan
warganya, sejalan dengan salah satu tujuan pengaturan Desa yaitu mendorong prakarsa, gerakan,
dan partisipasi masyarakat Desa untuk pengembangan potensi dan aset Desa guna kesejahteraan
bersama.
4.a. menurut Koontz terdapat du acara untuk memastikan pegawai merubah tindakan/sikapnya
yang telah mereka lakukan dalam bekerja, yaitu dengan dilakukannya pengawasan langsung dan
pengawasan tidak langsung. Pengawasan langsung diartikan sebagai teknik pengawasan yang
dirancang untuk mengidentifikasi dan memperbaiki penyimpangan rencana. Dengan demikian
pada pengawasan langsung ini, pimpinan organisasi mengadakan pengawasan secara langsung
terhadap kegiatan yang sedang dijalankan, yaitu dengan cara mengamati, meneliti, memeriksa
dan mengevaluasi sendiri semua kegiatan yang sedang dijalankan tersebut. tujuannya agar
penyimpangan-penyimpangan terhadap rencana yang terjadi dapat diidentifikasi secara dini dan
dapat diperbaiki. Sementara pengawasan tidak langsung diartikan sebagai teknik pengawasan
yangdilakukan dengan menguji dan meneliti laporan-laporan pelaksanaan kerja. Tujuan
daripengawasan tidak langsung ini adalah untuk melihat dan mengantisipasi serta
dapatmengambil tindakan yang tepat untuk menghindarkan atau memperbaiki penyimpangan.
Pelayanan pemerintah desa terhadap masyarakatdalam pelayanan birokrasi desa/administrasi,
meliputi :
1. pembuatan KTP
pemerintah desa memberikan pelayanan pembuatan KTP dimana warga yang ingin
mendapatkan KTP dari kantor desa wajib membaw persyaratan yang telah ditentukan .
2. Pelatihan Desa
Pelatihan desa ini biasanya dilakukan untuk aparatur des, dalam rangka meningkatkan
kapasitas dari pihak pemerintah desa sekaligus BPD, dengan tujuan agar para peserta
yang mengikuti pelatihan bisa fungsi kerja dan tugas-tugas dalam pemerintah desa.
3. Perubahan data Kartu Keluarga
4. Pengurusan Surat Kematian
5. APBD Desa
6. Jaringan Aspirasi Rakyat
7. Laporan Pemerintah Desa
b. manfaat jika konsep pengawasan menurut Koontz tersebut diterapkan maka akan terjadi
pelayanan yang efektif dan efisien untuk masyarakat desa, serta akan dapat mengontrol kegiatan
yang sedang berjalan sehingga dapat memberikan arahan dan mendeteksi penyimpangan secara
awal terhadap kegiatan desa . serta dengan pengawasan yang efektif maka pelayanan terhadap
masyarakat akan semakin meningkat dan masyarakatpun akan merasa senang.
c. Pertanggungjawaban Pemerintah Desa dalam hal ini Kepala Desa mengalami perubahan yang
mendasar. Dulu sebelum lahirnya Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 Kepala Desa Bertangung
jawab Ke-pada Rakyat atau Masyarakat melalui BPD sedangkan sekarang berdasarkan Undang-
undang Nomor 6 tahun 2014 Pertanggung jawaban Kepala Desa disampaikan kepada Bupati
melalui Camat, sedangkan ke BPD hanya sebatas memberikan keterangan atau laporan atas
pelaksanaan tugas Pemerintahan Desa. Hal ini berarti posisi BPD dikurangi dan tidak sekuat
dulu.