0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan20 halaman
Dokumen ini membahas koordinasi dan kerja sama antar pemerintah daerah. Koordinasi adalah menyatukan kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan. Gubernur dan bupati berperan mengoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban pemerintahan daerah. Kerja sama antar daerah dapat dilakukan secara bilateral atau multilateral untuk kepentingan bersama.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Tugas Administrasi Pemda ( Muhammad Jasela Saputra Dan Rivar Zia Ulhaq) Xx
Dokumen ini membahas koordinasi dan kerja sama antar pemerintah daerah. Koordinasi adalah menyatukan kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan. Gubernur dan bupati berperan mengoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban pemerintahan daerah. Kerja sama antar daerah dapat dilakukan secara bilateral atau multilateral untuk kepentingan bersama.
Dokumen ini membahas koordinasi dan kerja sama antar pemerintah daerah. Koordinasi adalah menyatukan kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan. Gubernur dan bupati berperan mengoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban pemerintahan daerah. Kerja sama antar daerah dapat dilakukan secara bilateral atau multilateral untuk kepentingan bersama.
R I VA R Z I A U L H A Q A. PENGERTIAN KOORDINASI Koordinasi adalah kegiatan yang dipimpin oleh ketua/kepala (yang mengkoordinasikan) untuk menyatupadukan kegiatan semua anggota/komponen/unit di bawah tanggungnya secara teratur dan menjamin kesatuan tindakan dalam mencapai tujuan. Koordinasi mengandung 3 unsur berikut : 1. Sebagai kegiatan menyatupadukan kegiatan unit-unit organisasi: 2. Kegiatan tersebut untuk menghilangkan kekacauan dan ketidak selarasan antar unit/pejabat: 3. Kegiatan tersebut digunakan untuk menyatupadukan program, waktu, dan biaya dalam rangka mencapai tujuan. Dapap kita simpulkan bahwa kegiatan koordinasi adalah menyatupadukan kegiatan organisasi pemerintahan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Beberapa pakar berpendapat bahwa masalah kerja sama, persengketaan, perselisihan, atau pertikaian merupakan bagian dari koordinasi sebagaimana diutarakan oleh ateng Safrudin (1976: 67). Jika kita kaitkan dengan ruang lingkupnya. Koordinasi pemerintahan itu meliputi hal berikut: 1. Kegiatan pemerintahan dan pembangunan akan melibatkan sumber daya dan masyarakat. Oleh karena itu, hasil guna dan daya guna menjadi pedoman. 2. Bagaimana menjamin keterpaduan dalam kegiatan untuk mencapai tujuan bersama dalam pemerintahan dan pembangunan. Komponen yang terlibat 3. sama penting, berbeda kontribusi karena perbedaan peran dan fungsi. Oleh kerena itu, tidak ada yang tidak diperhitungkan. Kita banyak mendengar dan melihat di berbagai media massa ataupun laporan resmi pemerintah tentang tumpang tindihnya kewenangan antara instansi vertikal milik pemerintah pusat dan dinas daerah. Seharusnya, instansi vertikal dengan dinas daerah saling sinergi (saling memperkuat), tetapi faktanya saling berbenturan kewenangan dan kepentingan. Akibatnya, terjadinya inefisiensi pemerintahan dan pembangunan. Misalnya, dalam penanganan bencana alam tampak sekali kurang atau bahkan tidak ada koordinasi antara instansi vertikal dan dinas daerah. Akibatnya, penduduk yang tertimpa musibah tidak ada yang dengan cepat ditolong oleh negara. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah saling lempar tanggung jawab. Pusat menyatakan bahwa masalah ini sudah merupakan kompetensi daerah, sedangkan daerah menyatakan bahwa urusan bencana tidak didesentralisasikan. Ketidakpaduan penanganan masalah pemerintahan dan pembangunan ini mendorong gagasan wadah koordinasi. Pada zaman orde baru, pada setiap tingkatAn pemerintahan, bentuk wadah koordinasi. Pada daerah tingkat 1, dibentuk musyawarah pimpinan daerah tingkat 1 (muspida tk 1) yang terdiri dari gubernur, panglima daerah militer, kepala kejaksaan tinggi, dan kepala kepolisian daerah. Pada daerah tingkat 2, dibentuk musyawarah pimpinan daerah tingkat 2 (Muspida tk 2) yang terdiri atas bupati/walikota, komandan daerah militer, kepala kejaksaan negeri, kepala kepolisian resor. Pada tingkat kecamatan, dibentuk musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) yang terdiri atas camat, komandan Koramil, kepala Polsek. Sejak 2000 sampai 2014, forum koordinasi pimpinan daerah tersebut dihilangkan. Akan tetapi, di bawah UU nomor 23/2014, forum koordinasi pimpinan daerah dibentuk kembali dengan nama baru: forum koordinasi pimpinan daerah disingkat forkopimda. Forum ini digunakan untuk membahas penyelenggaraan urusan pemerintahan umum. Forkopimda dibentuk di provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan. B. PERAN GUBERNUR DAN BUPATI/WALIKOTA DALAM KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI DAERAH Presiden selaku kepala pemerintahan dan pembangunan merupakan koordinator pemerintahan. Dalam melaksanakan kewenangannya, presiden mengangkat menteri-menteri. Selain itu, presiden dibantu pula oleh kepala lembaga pemerintahan non kementerian (lpnk). Lpnk adalah lembaga khusus yang membantu presiden dalam menangani masalah khusus yang bukan tugas dan fungsi kementerian serta merupakan unsur pemerintah pusat. Dengan bervariasinya tugas kementerian dan lpnk, diperlukan suatu instansi yang bertugas mengoordinasikan tugas dan kegiatan yang dilaksanakan oleh kementerian dan lpnk. Atas dasar pertimbangan tersebut, dibentuklah menteri koordinator yang bertugas mengkoordinasikan bidang-bidang kegiatan tertentu untuk kelancaran tugas kabinet. 1. PERAN KEPALA DAERAH DALAM KOORDINASI PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN DI DAERAH Kepala daerah, baik gubernur maupun Bupati walikota, mempunyai peran yang sangat menentukan dalam mencapai keberhasilan pembangunan. Di sini, peran sebagai koordinator juga sangat menentukan karena tanpa adanya koordinasi yang baik, jalannya pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan tidak efektif. Berikut ini adalah penjelasan peranan kepala daerah dalam koordinasi pemerintahan dan pembangunan. * Koordinasi perencanaan kepala daerah membuat rencana pembangunan jangka panjang (rpjp), Rencana pembangunan jangka menengah (rpjm), dan rencana kerja pembangunan (rkp). Dalam pembuatan perencanaan pembangunan tersebut. Kepala daerah berkoordinasi dengan DPRD untuk mendapat persetujuan. Rpjp dan RPJM ditetapkan dalam peraturan daerah, kemudian disosialisasikan kepada SKPD melalui sekretaris daerah dan untuk selanjutnya diterjemahkan menjadi program dan kegiatan masing-masing bidang tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah. * koordinasi pelaksanaan hasil perumusan kebijakan teknis masing-masing dinas/lembaga teknis daerah berupa program kegiatan dilaksanakan dalam bentuk program kegiatan pemerintahan dan pembangunan satuan pimpinan unit organisasi yang ada wajib mengawasi dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing agar tidak terjadi penyalahgunaan, penyimpangan, dan sejenis lainnya. Kalaupun ada, kesalahan tersebut segera dapat diperbaiki. Jadi, setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberi petunjuk dan bimbingan dalam pelaksanaan tugas. * koordinasi pelaporan setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan Bertanggung jawab pada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat waktu pada atasannya. Laporan yang diterima oleh atasan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya. Setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh satuan organisasi yang berada di bawahnya serta dalam rangka memberikan bimbingan kepada bawahan wajib mengadakan rapat secara berkala. * Koordinasi pertanggungjawaban masing-masing pimpinan perangkat daerah bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah. Selanjutnya sekretaris daerah menyampaikan laporan tersebut kepada bupati/walikota/gubernur. Setiap kepala daerah wajib mempertanggungjawabkan kegiatan berbasis Renstra tersebut kepada DPRd. Pertanggungjawaban kepala daerah terdiri atas berikut: 1 pertanggungjawaban akhir tahun anggaran 2 pertanggungjawaban akhir masa jabatan 3 pertanggungjawaban untuk hal tertentu. *koordinasi pelaksanaan tugas dekonsentrasi dan pembantuan pelaksanaan tugas dekonsentrasi dilakukan oleh perangkat dekonsentrasi. Baik di provinsi maupun di kabupaten/kota, sedangkan pelaksanaan tugas pembantuan dilakukan oleh dinas-dinas daerah. Dalam hal pelaksanaan dekonsentrasi, kepala daerah memberitahu kepada DPRD kegiatan dekonsentrasi agar DPRD mengetahui kegiatan dekonsentrasi sejak dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pelaporan. Dengan adanya koordinasi ini, diharapkan terjadi sinergi dalam pelaksanaan dan berdaya guna serta berhasil guna. Tugas pembantuan dilaksanakan oleh dinas daerah. Kepala daerah memberitahu kepada DPRD bahwa di daerahnya ia mendapat tugas dari pemerintah atasan untuk melaksanakan sebagian kewenangannya. Pelaksanaan tugas pembantuan perlu dikoordinasikan dengan pelaksanaan urusan pemerintahan yang didesentralisasikan agar tidak tumpang tindih. C. KERJASAMA ANTAR PEMERINTAHAN DAERAH 1. Pengertian kerjasama antar daerah kerjasama ini merupakan upaya yang sangat penting dalam memajukan daerah, terutama daerah yang secara potensial kaya sumber daya alam, tetapi kekurangan modal dan teknologi untuk mengelola sumber daya alam yang ada. Sumber daya manusia yang ada perlu ditingkatkan kualitasnya sejalan dengan masukan modal dan teknologi tersebut supaya tidak menjadi penonton dalam pembangunan daerah. Kerjasama antar daerah dalam bidang pemerintahan dapat dilakukan seperti berikut: a. Antar kabupaten/kota b. Antar kabupaten dari kota dan provinsi c. Antar kabupaten dan pemerintah pusat. 2. Bentuk kerjasama kerjasama dapat dikategorikan menjadi dua bentuk, yaitu kerjasama bilateral dan kerjasama multilateral. Kerjasama bilateral merupakan kerjasama yang melibatkan dua pihak. Kerjasama dua pihak ini terutama antar daerah bertetangga. Kendatipun demikian. Antar daerah yang tidak bertetangga atau cukup jauh kerjasama itu dapat dilakukan selama ada kebutuhan atau kepentingan masing-masing daerah. Sebagai contoh, kerjasama pemerintah DKI Jakarta dengan provinsi tetangganya, Jawa barat dan Banten dalam bidang berikut: a. Pembinaan tenaga kerja dan kependudukan; b. Ketentraman dan ketertiban; c. Transportasi; d. Tata ruang; dan sebagainya. Kerjasama bilateral tidak hanya dilakukan antar pemerintah daerah, tetapi dapat juga antar pemerintah daerah dengan badan atau lembaga lain yang berada di daerah atau wilayah dan lembaga yang berada di pusat atau di luar negeri atas dasar saling menguntungkan. Kerjasama multilateral merupakan kerjasama yang dilakukan oleh tiga pihak atau lebih untuk mengatur kepentingan bersama. Pada kerjasama multilateral ini, bidang kerjasama dapat terdiri atas beberapa bidang kegiatan dalam lingkup antar daerah, antar wilayah, antar negara untuk mewujudkan tujuan bersama. * Kerjasama multilateral antar daerah * Kerjasama multilateral antar daerah provinsi (antar wilayah) *kerjasama pemerintah daerah antar negara 3. Prosedur kerjasama untuk mencapai keputusan bersama dilakukan proses kerjasama yang dikenal dengan istilah prosedur kerjasama. Secara umum, prosedur kerjasama daerah dilakukan melalui hal berikut, A. Pada tahap awal, gagasan tentang kerjasama dicetuskan oleh salah satu pihak yang merasa berkepentingan, kemudian meminta persetujuan Kepala daerah bupati/walikota. Kepala daerah kemudian menyampaikan kepada DPRD untuk meminta persetujuannya. B. Tahap kedua, yaitu adanya prakarsa untuk melakukan kontak-kontak dengan pihak yang akan diajak kerjasama. Bentuknya adalah pembicaraan antar pejabat yang ditunjuk untuk mengurusi kerjasama tersebut. C. Setelah objek kerjasama dan prinsip-prinsip umum dalam kerjasama disepakati bersama, langkah lebih lanjut dapat dilakukan. Tahap ini merupakan penggarapan teknis kerjasama agar dapat berjalan dan menguntungkan pihak yang bekerja sama. D. Pembentukan badan kerjasama atau semacam panitia ad Hoc yang bertugas melakukan perundingan- perundingan, diskusi-diskusi, dan pengkajian lebih lanjut terhadap detail dari kerjasama yang akan dilakukan. E. Badan kerjasama beranggotakan wakil daerah dan wakil badan lembaga atau wakil pihak yang berkepentingan. Detail dari materi kerjasama biasanya menyangkut objek/materi yang akan di kerja samakan, susunan organisasi/personalia, ketentuan teknis pelaksanaan kerjasama. Pembiayaan/anggaran, jangka waktu, serta ketentuan lainnya yang dipandang perlu. F. Setelah badan kerjasama selesai menyusun draft keputusan bersama, tahap selanjutnya adalah proses finalisasi draft untuk selanjutnya dimintakan persetujuan kepada DPRD masing-masing daerah. G. Tahap penandatanganan keputusan bersama oleh masing-masing pihak: adanya penandatanganan oleh pihak yang bekerja sama dalam konteks, biasanya antara gubernur, bupati atau walikota serta antar gubernur, bupati, dan walikota dengan pihak lain (kepala badan/lembaga) yang berwenang menandatangani keputusan bersama tersebut. H. Pengesahan oleh DPRD masing-masing untuk kerjasama yang membebani masyarakat. RANGKUMAN/KESIMPULAN Makan bagian integral dalam menjalani manajemen pemerintahan daerah. Sebagai kegiatan manajemen, kegiatan ini akan lebih bermakna apabila ditunjang oleh kegiatan integrasi dan sinkronisasi dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan serta menjalankan misi untuk mewujudkan visi. Dalam pelaksanaan koordinasi pemerintah daerah, sekretaris daerah mempunyai peranan yang sangat penting. Ia mempunyai kedudukan, tugas, dan fungsi dalam mengkoordinasikan antar perangkat daerah yang mencakup dinas daerah atau unit pelaksana teknis daerah. Penyusunan atau pembentukan perangkat daerah didasarkan atau berpedoman pada peraturan pemerintah. Jumlah perangkat daerah harus disesuaikan dengan kebutuhan riil daerah atau kondisi nyata daerah sehingga terbentuk organisasi yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan, menjalankan misi, dan mewujudkan visi masing-masing daerah. Untuk pembangunan dan kemajuan daerah, pemerintah Daerah dapat Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak yang memungkinkan, baik dari sumber dalam negeri maupun luar negeri. Pemerintah daerah dapat bekerja sama apabila mendapat persetujuan DPRD. Kerjasama bilateral dalam negeri dapat dilakukan antar pemerintah daerah, pemerintah pusat dan dengan instansi atau lembaga yang dibutuhkan. Namun, dalam kerjasama luar negeri, daerah harus mendapat persetujuan pemerintah pusat yang diwakili oleh menteri keuangan. Menteri keuangan mengevaluasi kesesuaian proyek yang akan dibiayai, kemampuan keuangan daerah, dan kemampuan daerah untuk membayar pinjaman. Atas dasar ini persetujuan atau ketidaksetujuan diberikan oleh pemerintah pusat. TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro