1-55
Abstract: A principle is base, guidance or something that considered as truth; that become thinking purpose
and principles of guidance. Principles of Government come to be general principles as base and rule in
conducting appropriate government, therefore the governmental conduct can be polite, fair and honor, free
from cruelty, rule violation, abuse action of authority and too authoritative action. According to Constitution
No 32 in 2004, it states that in conducting governmental affairs, Government rules by itself or gives away a
part of the affairs to its elements or subsidiary in district or gives it to regional government and/or village
government. In line with conducting governmental affairs as regional authority, the regional carries out
autonomy widely in order to rule and accomplish governmental problems on its own based on autonomy and
“tugas pembantuan”.
Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam desa, dari pemerintah provinsi kepada kabu-
penyelenggaraan pemerintahannya menganut paten/kota dan/atau desa, serta dari pemerintah
asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas kabupaten/kota kepada desa untuk menye-
pembantuan. Dekonsentrasi dan tugas pemban- lenggarakan urusan pemerintahan dan pem-
tuan diselenggarakan karena tidak semua wewe- bangunan yang disertai dengan kewajiban
nang dan tugas pemerintahan dapat dilakukan melaporkan pelaksanaannya dan memper-
dengan rnenggunakan asas desentralisasi. Di- tanggungjawabkannya kepada yang memberi
samping itu, sebagai konsekuensi negara ke- penugasan. Tugas pembantuan diselenggarakan
satuan rnemang tidak dimungkinkan semua karena tidak semua wewenang dan tugas peme-
wewenang pemerintah didesentralisasikan dan rintahan dapat dilakukan dengan menggunakan
diotonomkan sekalipun kepada daerah. asas desentralisasi dan asas dekonsentrasi. Pem-
Pelaksanaan asas dekonsentrasi diletakkan berian tugas pembantuan dimaksudkan untuk
pada wilayah provinsi dalam kedudukannya meningkatkan efisiensi dan efektivitas penye-
sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan lenggaraan pemerintahan, pengelolaan pemba-
kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan ngunan, dan pelayanan umum. Tujuan pemberian
kepada gubenur sebagai wakil pemerintah di tugas pembantuan adalah memperlancar pelak-
wilayah provinsi. Gubernur sebagai kepala daerah sanaan tugas dan penyelesaian permasalahan,
provinsi berfungsi pula selaku wakil Pemerintah serta membantu penyelenggaraan pemerintahan,
di daerah, dalam pengertian untuk menjembatani dan pengembangan pembangunan bagi daerah
dan memperpendek rentang kendali pelak- dan desa.
sanaan tugas dan fungsi Pemerintah termasuk Pada hakekatnya dekonsentrasi masih
dalam pembinaan dan pengawasan terhadap dalam rumpun sentralisasi atau dekonsentrasi
penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah merupakan pembagian kewenangan dan tang-
kabupaten dan kota. gung jawab administratif antara departemen
pusat dengan pejabat pusat dilapangan. Peme-
Penyelenggaraan asas tugas pembantuan
rintah Pusat menugaskan aparatnya untuk
adalah cerminan dari sistem dan prosedur
menjalankan kewenangan pusat di daerah.
penugasan Pemerintah kepada daerah dan/atau
Menurut Smit (Made Suwandi, 2006:13), unit
103
Asas Dekonsentrasi dan Asas Tugas Pembantuan 15
dalam Penyelenggaraan Pemerintahan (Andi Pitono)
pemerintah yang dibentuk dengan kebijakan c. Apabila terjadi penolakan terhadap kebijakan
dekonsentrasi tersebut disebut “Field Adminis- pemerintah dan timbul tekanan-tekanan
tration”. Selanjutnya dikatakatan bahwa ada daerah terhadap pusat tentang suatu isu ter-
dua cara yang dapat ditempuh pusat dalam tentu, maka pusat dapat menugaskan aparat
membentuk pemerintah wilayah, apabila unit dekonsentrasi untuk berfungsi menghadapi
wilayah tersebut hanya diberi tanggung jawab tekanan-tekanan tersebut di daerah sehingga
untuk melaksanakan satu kewenangan tertentu pusat terhindar dari tekanan langsung oleh
saja maka unit tersebut disebut “Functional daerah.
Field Administration”. Sedangkan unit wilayah Sedangkan tujuan administrasi dari kebi-
diberi tanggung jawab untuk melakukan jakan dekonsentrasi sebagai berikut:
berbagai kewenangan pusat yang ada di daerah a. Pejabat dekonsentrasi diharapkan mampu
(multi functions), maka unit tersebut disebut mengetahi apa yang menjadi kebutuhan orang
“Integrated Field Administration”. daerah, sehingga mampu menyusun program-
Selanjutnya Rondinelli membahas konsep program pembangunan sesuai dengan ke-
dekonsentrasi menguraikan macam-macam tipe butuhan masyarakat lokal;
dekonsentrasi, status dan hubungan fungsional b. Dengan menempatkan pejabatnya di daerah,
kelembagaan, serta keluasan wewenang yang pusat akan dapat menugaskan mereka untuk
diperolehnya. Kemudian Rondinelli (1983:19) mengetahui potensi daerah guna dikembang-
membagi dua tipe dekonsentrasi, yaitu field kan bagi kepentingan nasional dan daerah
administration dan local administration. Tipe tersebut;
field administration, pejabat lapangan diberi
keleluasaan untuk mengambil keputusan seperti c. Pusat dapat memerintahkan pejabat-pejabat-
merencanakan, membuat keputusan-keputusan nya di daerah untuk membantu pelaksanaan
rutin, dan menyesuaikan pelaksanaan kebijakan program pusat yang ada di daerah, cara ini
pusat dengan kondisi setempat. Sedangkan local akan jauh lebih efisien dan efektif dibanding-
administration, semua pejabat disetiap tingkat kan dengan pengelolannya secara keseluruhan
pemerintahan merupakan perwakilan dari peme- dari pusat;
rintah pusat, seperti provinsi, distrik, kotapra dan d. Kebijakan dekonsentrasi akan lebih menjamin
sebagainya, yan dikepalai oleh seorang yang terjadi “speed of action” atas suatu kebijakan
diangkat oleh, berada di bawah dan bertanggung atau program pusat.
jawab kepada departemen pusat. Dari tataran teoritik tersebut terdapat ciri-
Ada dua tujuan utama yang ingin dicapai ciri utama dari kebijakan dekonsentrasi, yaitu:
pemerintah dalam menerapkan kebijakan de- a. Dekonsentrasi tidak lebih dari perpanjangan
konsentrasi, yaitu tujuan politis dan tujuan tangan pusat yang dilaksanakan di daerah
Administrasi (Made Suwandi, 2004:14). Tujuan melalui pejabat-pejabat pusat yang di-
politis dari kebijakan dekonsentrasi sebagai laksanakan di daerah yang bersangkutan.
berikut: b. Pejabat yang ditugaskan mempertang-
a. Dengan kebijakan dekonsentrasi, pemerintah gungjawabkan pelaksanaannya ke pusat dan
akan berusaha menugaskan aparatnya yang bukan kepada rakyat di daerah tersebut.
ada di daerah untuk mengetahui, menyerap Manakala kebijakan pusat tidak cocok untuk
dan menginformasikan apa-apa yang menjadi daerah, pejabat dekonsentrasi tersebut tidak
aspirasi daerah untuk disampaikan oleh tidak mempunyai diskresi untuk merubah
pemerintah; kebijakan tersebut, namun hanya meng-
b. Dengan adanya pejabat pemerintah yan usulkan perubahannya ke pusat. Rakyat
ditugaskan di daerah, akan bermanfaat untuk tidak dapat meminta pertanggung jawaban
menciptakan dukungan daerah terhadap perihal kebijakan yang telah digariskan pusat.
kebijakan pemerintah; Pejabat dekonsentrasi hanya bertanggung
16 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 3, Nomor 1, Maret
Asas Dekonsentrasi dan 2012, hlm. 1-55
Asas Tugas Pembantuan
dalam Penyelenggaraan Pemerintahan (Andi Pitono)
jawab dari aspek pelaksanaan dari kebijakan Indonesia dibagi dalam Wilayah-wilayah Propinsi
tersebut. dan Ibukota Negara. Wilayah Propinsi dibagi
c. Kebijakan, jenis kegiatan, sasaran, biaya, dalam Wilayah-wilayah Kabupaten dan Kota-
sarana dan prasarana pelaksanaan tugas ter- madya. Wilayah Kabupaten dan Kotamadya
sebut disiapkan oleh pusat. Anggaran pe- dibagi dalam Wilayah-wilayah Kecamatan.
jabat dekonsentrasi berasal dari pusat, se- Apabila dipandang perlu sesuai dengan pertum-
hingga akuntabilitas pemanfaatan anggaran buhan dan perkembangannya, dalam Wilayah
adalah ke pusat dan bukan ke rakyat daerah. Kabupaten dapat dibentuk Kota Administratip
yang pengaturannya ditetapkan dengan Peraturan
METODE Pemerintah.
Penelitian ini tergolong ke dalam analisis Setiap Wilayah dipimpin oleh seorang Kepala
deskriptif yang menjelaskan tentang asas Wilayah. Kepala Wilayah meliputi :
dekonsentrasi dan asas tugas pembantuan dalam a. Propinsi dan Ibukota Negara disebut Gubernur;
penyelenggaraan pemerintahan. Pembahasan b. Kabupaten disebut Bupati;
diarahkan kepada bagaimana upaya menerap- c. Kotamadya disebut Walikotamadya;
kan kedua azas di atas untuk penyelenggaraan d. Kota Administratip disebut Walikota;
pemerintahan yang efektif. Sementara itu in- e. Kecamatan disebut Camat.
forman penelitian adalah informan yang paham Kepala Wilayah sebagai Wakil Pemerintah
akan penyelenggaraan pemerintahan dan infor- adalah penguasa Tunggal di bidang pemerintahan
masi lainnya yang dapat mendukung penjelasan. dalam wilayahnya dalam arti memimpin peme-
rintahan, mengkoordinasikan pembangunan dan
membina kehidupan masyarakat di segala bidang.
HASIL
Menurut UU Nomor 5 Tahun 1974 bahwa
1. Dekonsentrasi Menurut UU Nomor 5 wewenang, tugas dan kewajiban Kepala Wilayah
Tahun 1974 adalah:
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang a. membina ketenteraman dan ketertiban di
dan Pemerintah atau Kepala Wilayah atau wilayahnya sesuai dengan kebijaksanaan
Kepala Instansi Vertikal tingkat atasnya kepada ketenteraman dan ketertiban yang ditetapkan
Pejabat-Pejabatnya di daerah. Instansi Vertikal oleh Pemerintah;
adalah perangkat dari Depertemen-Departemen b. melaksanakan segala usaha dan kegiatan di
atau Lembaga-Lembaga Pemerintah bukan bidang pembinaan ideologi Negara dan
Departemen yang mempunyai lingkungan kerja politik dalam negeri serta pembinaan kesatuan
di Wilayah yang bersangkutan. Bangsa sesuai dengan kebijaksanaan yan
Wilayah Administratip, selanjutnya disebut ditetapkan oleh Pemerintah;
Wilayah, adalah lingkungan kerja perangkat c. menyelenggarakan koordinasi atas kegiatan-
Pemerintah yang menyelenggarakan pelaksanaan kegiatan Instansi-instansi Vertikal dan antara
tugas pemerintahan umum di daerah. Urusan Instansi-Instansi Vertikal dengan Dinas-dinas
pemerintahan umum adalah urusan pemerintahan Daerah, baik dalam perencanaan maupun
yang meliputi bidang-bidang : pelaksanaan untuk mencapai dayaguna dan
a. ketentraman dan ketertiban, hasilguna yang sebesar-besarnya.
b. politik, d. Membimbing dan mengawasi penyelenggaraan
c. koordinasi pengawasan dan Pemerintah Daerah;
d. urusan pemerintahan lainnya yang tidak e. Mengusahakan secara terus-menerus agar
termasuk dalam tugas sesuatu Instansi dan segala peraturan perundang-undangan dan
tidak termasuk urusan rumah tangga Daerah. Peraturan Daerah dijalankan oleh Instansi-
Dalam rangka pelaksanaan asas dekon- Instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah
sentrasi, wilayah Negara Kesatuan Republik serta pejabat-pejabat yang ditugaskan untuk
Asas Dekonsentrasi dan Asas Tugas Pembantuan 17
dalam Penyelenggaraan Pemerintahan (Andi Pitono)
3. Perubahan Kebijakan Mengenai Tugas Pasal 2 ayat (2) UU 32 Tahun 2004 antara
Pembantuan Menurut UU 32 Tahun 2004 lain menyebutkan bahwa : “Pemerintahan Daerah
Secara konstitusional, asas tugas pembantuan mengatur dan mengurus sendiri urusan peme-
merupakan salah satu asas dalam penyeleng- rintahan menurut asas otonomi daerah dan tugas
garaan pemerintahan daerah (pasal 18A UUD pembantuan”. Lebih lanjut dalam pasal 10 ayat
1945 Amandemen). Menurut pasal 1 butir 9 UU (2) dikemukakan bahwa: “Dalam menyeleng-
Nomor 32 Tahun 2004 yang dimaksud dengan garakan urusan pemerintahan yang menjadi
Tugas Pembantuan adalah: Penugasan dari kewenangan Daerah, pemerintah Daerah men-
Pemerintah kepada Daerah dan/atau Desa, dari jalankan otonomi yang seluas-luasnya untuk
Pemerintah Propinsi kepada Kabupaten/Kota mengatur dan mengurus sendiri urusan peme-
dan/atau Desa, serta dari Pemerintah Kabupaten/ rintahan berdasarkan asas otonomi daerah dan
Kota kepada Desa untuk melaksanakan tugas tugas pembantuan.
tertentu. Untuk lebih jelas dapat disampaikan Di dalam pasal 20 ayat (2) dikemukakan
melalui bagan berikut : bahwa: “Dalam menyelenggarakan peme-
24 Jurnal Kebijakan Publik, Volume
Asas 3, Nomor 1, Maret
Dekonsentrasi dan2012,
Asas hlm.
Tugas1-55
Pembantuan
dalam Penyelenggaraan Pemerintahan (Andi Pitono)
rintahan, Pemerintah menggunakan asas desen- daerah, Pemerintah daerah menggunakan asas
tralisasi, tugas pembantuan, dan dekonsentrasi otonomi daerah dan tugas pembantuan. Dari
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. pengertian Tugas Pembantuan menurut kedua
Serta pada pasal 20 ayat (3) dikemukakan UU tersebut di atas disusun tabel perbandingan
bahwa: “Dalam menyelenggarakan pemerintahan sebagai berikut:
Tabel. 2
Perbandingan Pengertian Tugas Pembantuan
Menurut UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU Nomor 32 Tahun 2004
Mengacu kepada pendapat para ahli tersebut sentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan)
di atas, maka dapat dibedakan ciri-ciri dari ke tiga seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut:
asas penyelenggaraan pemerintahan daerah (de-
Tabel. 3
Perbandingan Tiga Asas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
NO ASAS CIRI-CIRI PELAKSANAAN
PEMERINTAHAN
Ryaas, Rasyid, dkk. 2003. Otonomi Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008
(Dalam Negara Kesatuan). Jakarta : tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Pustaka Pelajar. (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 20
Tambahan Lembaran Negara Nomor
Solihin, Dadang dan Marhayudi, Putut. 2002. 4816);