Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PAPER

KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH

EXPENDITURE ASSIGNMENT

Mata Kuliah Keuangan Negara dan Daerah

Disusun Oleh:

ARBY SAADLI VITMA (1610531040)


JEFRI ZARALI PUTRA (1610532016)
ROMI ALFIKRI (1610531020)
RYZKY AFRANATA (1610532024)
SUKMA FADSRI (1410532062)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

2017
KUTIPAN

Menurut Moh.Kusnadi dan Bintan R “kekuasaan negara terletak pada pemerintah


pusat, bukan pada pemerintah pusat,bukan pada pemerintahan daerah,tetapi pemerintah
pusat dapat menyerahkan sebagian kekuasaan pada pejabat-pejabatnya di daerah dalam
rangka dekonsentrasi atau pada kepala daerah berdasrkan hak otonomi dalam rangka
desentralisasi.

Menurut pasal 2 ayat 1 PP nomor 38 tahun 2007 “Urusan pemerintahan terdiri atas
urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah dan urusan
pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan”.

Menurut pendapat Litvack (1999) membedakan desentralisasi menjadi tiga bagian:


1.Desentralisasi politik, yaitu pelimpahan kewenangan yang lebih besar kepada
daerah yang melibatkan aspek pengambilan keputusan, termasuk penetapan
standar dan berbagai peraturan.
2. Desentralisasi administrasi, berupa pelimpahan kewenangan, tanggung jawab,
dan sumber daya antartingkat pemerintahan.
3. Desentralisasi fiskal, dalam bentuk pemberian kewenangan kepada daerah
untuk menggali sumber-sumber pendapatan, hak untuk menerima transfer dari
pemerintahan yang lebih tinggi, dan menentukan belanja rutin dan investasi
(pembangunan).

Mengutip Bahl (1998) dan Rahmawati (2008), Mardiasmo (2009) menyatakan


bahwa desentralisasi fiskal mensyaratkan adanya pembagian kewenangan kepada daerah
dalam hal penerimaan/pendanaan (revenue assignment) yang mengiringi pemberian tugas
dan kewenangan kepada pemerintah daerah (expenditure assignment) sehingga hubungan
keuangan pusat dan daerah perlu diberikan pengaturan sedemikian rupa.
MATERI

Bagan Hubungan Struktural Pemerintah Pusat dan Daerah

BerdasarkanPasal 9 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2014, urusan pemerintahan terbagi


menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Urusan pemerintahan absolute

Urusan pemerintah absolut adalah urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi


kewenangan pemerintah pusat.

2. Urusan pemerintahan konkuren

Urusan pemerintah konkuren adalah urusan pemerintahan yang dibagi antara


pemerintah pusat dan daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota.
3. Urusan pemerintahan umum

Urusan pemerintah umum adalah urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan


presiden sebagai kepala pemerintahan.

Urusan Pemerintahan Absolut

Berdasarkan Pasal 10ayat(1), Urusan pemerintahan absolut sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) meliputi:

a. politik luar negeri;

b. pertahanan;

c. keamanan;

d. yustisi;

e. moneter dan fiskal nasional; dan

f. agama.

Urusan Pemerintahan Konkuren

Berdasarkan Pasal 11 ayat (1), Urusan pemerintahan konkuren terdiriatas


Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan, yang pada Urusan
Pemerintahan Wajib kemudian dirinci menjadi Urusan Pemerintahan yang berkaitan
dengan Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan
Pelayanan Dasar. Berdasarkan Pasal 12 ayat (1), Urusan Pemerintahan Wajib
yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar meliputi:

a. tenaga kerja;

b. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;

c. pangan;

d. pertanahan;
e. lingkungan hidup;

f. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;

g. pemberdayaan masyarakat dan Desa;

h. pengendalian penduduk dan keluarga berencana;

i. perhubungan;

j. komunikasi dan informatika;

k. koperasi, usaha kecil, dan menengah;

l. penanaman modal;

m. kepemudaan dan olah raga;

n. statistik;

o. persandian;

p. kebudayaan;

q. perpustakaan; dan

r. kearsipan

Berdasarkan Pasal 12 ayat (1), Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan


dengan Pelayanan Dasar meliputi:

a. pendidikan;

b. kesehatan;

c. pekerjaan umum dan penataan ruang;

d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman;

e. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; dan


f. sosial.

Berdasarkan Pasal 12 ayat (3), Urusan Pemerintahan Pilihan meliputi:

a. kelautan dan perikanan;

b. pariwisata;

c. pertanian;

d. kehutanan;

e. energi dan sumber daya mineral;

f. perdagangan;

g. perindustrian; dan

h. transmigrasi.

Berdasarkan Pasal 13 ayat (2), Kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi


kewenangan Pemerintah Pusat adalah:

a. Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah provinsi atau lintas negara;

b. Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah provinsi atau lintas


negara;

c. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah


provinsi atau lintas negara;

d. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila


dilakukan oleh Pemerintah Pusat; dan/atau

e. Urusan Pemerintahan yang peranannya strategis bagi kepentingan nasional.


Berdasarkan Pasal 13 ayat (3), Kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi adalah:

a. Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah kabupaten/kota;

b. Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah kabupaten/kota;

c. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah


kabupaten/kota; dan/atau

d. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila


dilakukan oleh Daerah Provinsi.

Berdasarkan Pasal 13 ayat (4), Kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi


kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota adalah:

a. Urusan Pemerintahan yang lokasinya dalam Daerah kabupaten/kota;

b. Urusan Pemerintahan yang penggunanya dalam Daerah kabupaten/kota;

c. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya hanya dalam Daerah
kabupaten/kota; dan/atau

d. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila


dilakukan oleh Daerah kabupaten/kota.

Urusan Pemerintahan Umum

Berdasarkan Pasal 25 ayat (1), Urusan Pemerintahan Umum meliputi:

a. pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional dalam rangka


memantapkan pengamalan Pancasila, pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, pelestarian Bhinneka Tunggal Ika serta
pemertahanan dan pemeliharaan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa;

c. pembinaan kerukunan antar suku dan intra suku, umat beragama, ras, dan golongan
lainnya guna mewujudkan stabilitas kemanan lokal, regional, dan nasional;

d. penanganan konflik sosial sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

e. koordinasi pelaksanaan tugas antar instansi pemerintahan yang ada di wilayah


Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota untuk menyelesaikan permasalahan
yang timbul dengan memperhatikan prinsip demokrasi, hak asasi manusia,
pemerataan,
keadilan, keistimewaan dan kekhususan, potensi serta keanekaragaman Daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. pengembangan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila; dan

g. pelaksanaan semua Urusan Pemerintahan yang bukan merupakan kewenangan


Daerah dan tidak dilaksanakan oleh Instansi Vertikal.

Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Pemerintah Pusat dan


Daerah provinsi serta Daerah kabupaten/kota didasarkan pada prinsip akuntabilitas,
efisiensi, dan eksternalitas, serta kepentingan strategis nasional.

- Kriteria akuntabilitas adalah penanggung jawab suatu urusan pemerintahan


ditentukan berdasarkan kedeketannya/yang menerima langsung dampak/akibat yang
ditimbulkan.

- Kriteria efisiensi yakni daya guna dan hasil guna yang diperoleh jika urusan
pemerintahan tersebut akan berhasil guna ditangani/diurus Pemerintah maka itu
menjadi urusan pemerintah, demikian pula sebaliknya.

- Kriteria ekesternalitas adalah pembagian urusan pemerintahan yang ditentukan


berdasarkan dampak akibat yang ditimbulkan. Jika urusan pemerintahan tersebut
dalam penyelenggaraannya berdampak nasional maka itu menjadi urusan
Pemerintah, berdampak regional menjadi urusan Provinsi dan lokal menjadi urusan
Kabupaten/Kota.

Dalam pembagian urusan pemerintahan, ada beberapa asas yang digunakan yaitu:

- Dekonsentrasi

Asas dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagianurusan Pemerintahan yang


menjadi kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pusat / bias juga kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, / kepada walikota
maupun bupati sebagai penanggungjawab urusan pemerintahan umum.

- Desentralisasi

Asas desentralisasi merupakan penyerahan kewenangan dari pusat


kedaerah, dan domain dari desentralisasi sangat berkaitan dengan penyerahan
kekuasaan dari sebelumnya kekuasaan milik pusat menjadi milik daerah.

- Asas Tugas Pembantuan

Asas tugas pembantuan merupakan penugasan dari Pemerintah Pusat


kepada daerah otonom untuk menjalankan sebagian Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Pemerintah Pusat atau dari Pemerintah Daerah provinsi
kepada Daerah kota atau kabupaten untuk menjalankan sebagian Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.markijar.com/pengertian-hubungan-dan-pembagian.html?m=1

http://tiefani-mega.blogspot.co.id/pembagian-kekuasaan-antara-
pemerintah.html

http://percikgagasan.wordpress.com/2011/02/12/seri-desentralisasi-fiskal_04/

Anda mungkin juga menyukai