Anda di halaman 1dari 9

ADMINISTRASI KEUANGAN

NEGARA & DAERAH


Pengertian Dana Perimbangan atau Dana
Transfer
Dana Perimbangan merupakan dana yang bersumber
dari penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah untuk
membiayai kebutuhan daerah. Dana Perimbangan
disebut juga transfer atau grants. Transfer merupakan
konsekuensi dari tidak meratanya keuangan dan
ekonomi daerah. Selain itu tujuan transfer adalah
mengurangi keuangan horizontal antar daerah,
mengurangi kesenjangan vertical Pusat-Daerah,
mengatasi persoalan efek pelayanan public antar
daerah, dan untuk menciptakan stabilitas aktivitas
perekonomian di daerah (Abdullah dan Halim 2003).
Dana Perimbangan dipisahkan menjadi empat jenis yaitu:
1. Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Bagi Hasil sebagaimana pasal
Pasal 11 UU No. 33/2004
a. Dana Bagi Hasil bersumber dari pajak dan sumber daya alam.
b. Dana Bagi Hasil yang bersumber dari pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas:

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB);


Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); dan
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam
Negeri dan PPh Pasal 21.

c. Dana Bagi Hasil (DBH) yang bersumber dari sumber daya alam sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berasal dari :
1. Kehutanan;
2. Pertambangan umum;
3. Perikanan;
4. Pertambangan minyak bumi;
5. Pertambangan gas bumi; dan
6. Pertambangan panas bumi.
2. Dana Alokasi Umum (DAU) Dana alokasi umum adalah dana yang berasal
dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi. Berdasarkan UU NO. 33 tahun 2004
pasal 29 Proporsi DAU antar Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota ditetapkan
berdasarkan imbangan kewenangan antara Propinsi dan Kabupaten/Kota.
Dana Alokasi Umum (DAU) atau disebut transfer atau block grant dari
pempus penting untuk pemda dalam menjaga/menjamin tercapainya standar
pelayanan public minimum diseluruh negeri (Simanjuntak dalam Sidik et al,
2002) Transfer merupakan konsekuensi dari tidak meratanya keuangan dan
ekonomi daerah. Selain itu tujuan transfer adalah mengurangi kesenjangan
keuangan horizontal antar-daerah, dan mengurangi kesenjangan vertical
Pusat-Daerah.mengatasi persoalan efek pelayanan public antar-daerah, dan
untuk menciptakan stabilitas aktivitas perekonomian di daerah (Abdullah dan
Halim 2003).
3. Dana Alokasi Khusus (DAK) Berdasarkan UU NO. 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah
Daerah Pasal 39 menyebutkan bahwa Dana Alokasi Khusus dialokasikan
kepada Daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan
Urusan Daerah sesuai dengan fungsi yang ditetapkan dalam APBN.
4. Dana Perimbangan dari Provinsi Dalam UU no 32/2004 maupun UU No
33/2004 tidak ada pasal yang secara tegas menetapkan aturan Dana
Perimbangan dari Pemerintah Provinsi untuk Pemerintah Kabupaten/Kota. Hal
yang mendasari adalah Peraturan Daerah yang dibenarkan dalam ke Undang
Undang tersebut untuk mengatur adanya Dana Perimbangan, Hibah, Dana
Darurat, Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, Dana
Penyesuaian dan Otonomi Khusus serta lain-lain Pendapatan Daerah yang
sah.(Abdulah dan Halim 2003)
Untuk memberi dukungan terhadap pelaksanaan otonomi daerah telah
diterbitkan UU no 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah. Sumber pembiayaan pemerintah daerah didalam rangka
perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah dilaksanakan atas dasar
desentralisasi, dekonsentrasi, dan pembantuan. Berkaitan dengan
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, hal tersebut
merupakan konsekuensi adanya penyerahan kewenangan pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah. Dengan demikian, terjadi transfer yang cukup
signifikan didalam APBN dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dan
pemerintah daerah secara leluasa dapat menggunakan dana ini apakah untuk
memberi pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat atau untuk keperluan
lain yang tidak penting.(Abdulah & Halim 2003)
Pengertian Sentralisasi, Desentralisasi, dan Dekonsentrasi

Dalam penyelenggaraan negara yang baik, maka


kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah haruslah
tetap terkonrol dan berjalan mulus baik secara kekuasaan
maupun relasi.
Membahas mengenai relasi atau hubungan antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah mengenai
pelimpahan wewenang biasa kita dengar istilah
sentralisasi, desentralisasi, dan dekonsentrasi.
Pengertian Sentralisasi
Sentralisasi adalah penyerahan kekuasaan serta wewenang pemerintahan
sepenuhnya kepada pemerintah pusat. 
 
Pemerintah pusat dimaksud adalah Presiden dan Dewan Kabinet. Kewenangan
yang dimaksud adalah kewenangan politik dan kewenangan administrasi.
Kewenangan politik adalah kewenangan membuat dan memutuskan kebijakan
sedangkan kewenangan administrasi adalah kewenangan melaksanakan
kebijakan.

Kelemahan Sistem Sentralisasi


Kebijakan dan keputusan-keputusan untuk daerah berada di pusat, sehingga
butuh waktu yang lama untuk melakukan itu. Selain itu, karena semua bentuk
pemerintahan berada di pusat, maka akan memberikan beban kerja yang tinggi
karena pekerjaan rumah tangga yang akan semakin menumpuk. 
Contoh Sistem Sentralisasi 
Lembaga keamanan negara yaitu TNI, melaksanakan perlindungan terhadap
Indonesia memalui tiga titik yaitu udara, darat dan laut. 
Bank Indonesia yang menjadi pusat pengaturan segala kebijakan moneter dan
fiskal.
Desentralisasi
Pengertian Desentralisasi
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang dari pusat kepada daerah untuk mengatur
rumah tangganya sendiri, namun tidak untuk semua hal, keamanan, hukum dan kebijakan
fiskal adalah beberapa hal yang masih terpusat, namun ada pendelegasian kepada
daerah.
 
Menurut UU Nomor 5 Tahun 1974, Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintah
dari pusat kepada daerah. Pelimpahan wewenang kepada Pemerintahan Daerah, semata-
mata untuk mencapai suatu pemerintahan yang efisien. Pelimpahan wewenang tersebut
menghasilkan otonomi. Otonomi itu sendiri adalah kebebasan masyarakat yang tinggal di
daerahnya itu sendiri untuk mengatur dan mengurus kepentingannya sendiri. 
 
Secara sederhana, pelimpahan wewenang pusat kepada daerah menjadi apa yang
disebut desentralisasi dan bentuk penerapannya adalah adanya otonomi tersebut.
Segala hal yang telah pusat berikan, yaitu wewenang dan tanggung jawab yang
diserahkan menjadi tanggung jawab daerah baik politik pelaksanaannya, rencana,
pembiayaan, dan pelaksanaan adalah wewenang dan tanggung jawab daerah itu sendiri.
Contoh Sistem Desentralisasi
- Dinas Pendidikan yang mengatur bagaimana pola pendidikan.
Dekonsentrasi
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang administrasi dari
pemerintah pusat kepada pejabat di daerah. Perlu digaris
bawahi, pelimpahan wewenang yang dimaksud adalah hanya
sebatas wewenang administrasi, untuk wewenang politik tetap
dipegang oleh pemerintah pusat. Bisa dikatakan dekonsentrasi
adalah perpaduan antara sentralisasi dan desentralisasi.
 
Contoh Sistem Dekonsentrasi
Kantor pelayanan pajak
Sangat sederhana pengertian . Sentralisasi, Desentralisasi dan
Dekonsentrasi. Semunya mengulas mengenai pelimpahan
wewenang antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
Intinya adalah pelimpahan wewenang baik itu politik maupun
admisnistrasi.

Anda mungkin juga menyukai