a. Pasal 18A ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 (hasil amandemen)
b. Ketetapan MPR No.IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan dalam penyelenggaraan Otonomi Daerah
dan Ketetapan MPR No.VI/MPR/2002 tentang Rekomendasi atas Laporan Pelaksanaan Putusan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia oleh Presiden, DPA, DPR, BPK, dan MA;
c. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
dan UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
Pokok-pokok muatan UU No. 33 Tahun 2004 sebagaimana disebutkan pada akhir Penjelasan
Umum, antara lain sebagai berikut :
Menurut Pasal 5 terdapat dua macam sumber penerimaan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi yang didanai oleh APBD, yaitu: (a) pendapatan daerah, dan (b) pembiayaan (ayat(1).
Pada pasal 5 ayat (2) disebutkan bahwa “pendapatan daerah” sebagai komponen penerimaan daerah
bersumber dari:
a. Pendapatan asli daerah (PAD)
b. Dana perimbangan
c. Lain-lain pendapatan
Materi 2: Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari
hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang di
pisahkan dan lain-lain.
a. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBM yang
dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi.
b. Dana Bagi Hasil
Menurut pasal 11 ayat (1) dan (2), dana bagi hasil (DBH) sebagai dana dari pendapatan APBN yang dibagi hasilkan
kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu, bersumber dari pajak dan sumber daya alam.
Kebijakan pengalokasian dana pusat untuk daerah dapat disimak dari nota keuangan dan RAPBN yang
diajukan oleh presiden ke DPR setiap tahunnya. Dalam nota keuangan dan RAPBN tahun 2016,
disebutkan bahwa pokok-pokok kebijakan belanja negara tahun 2016 pada dasarnya diarahkan agar APBN
lebih efisien, produktif, dan berkualitas.
Transfer ke daerah merupakan bagian dari belanja negara dalam rangka mendanai pelaksanaan
desentralisasi fiskal, yang terdiri atas dana perimbangan, dana otonomi khusus, dan dana keistimewaan
DIY, serta dana tranfer lainnya.
Dana transfer lainnya merupakan dana yang dialokasikan untuk membantu daerah dalam rangka
melaksanakan kebijakan tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tranfer ke daerah dikelompokkan ke dalam tiga klasifikasi besar, yaitu :
1. Dana perimbangan
2. Dana insentif daerah
3. Dana otonomi khusus dan dana keistimewaan Yogyakarta.