Anda di halaman 1dari 4

Ni Putu Monika Pratiwi/1907511102/G2

“KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER DALAM OTONOMI DAERAH”

Dana Alokasi Umum (DAU)


Dana Alokasi Umum adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DAU tersebut dialokasikan dalam
bentuk block grant, yaitu penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada daerah.

Formula dan faktor-faktor penentuan DAU secara nasional:


Secara nasional, penyusunan besaran DAU nasional sebesar 26 persen dari PDN Neto yang
ditetapkan dalam APBN pada hakikatnya mengacu kepada UU Nomor 33/2004 dengan
penyesuaian dan langkah-langkah kebijakan sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi.
Terkait dengan hal tersebut, rumusan formula perhitungan DAU tersebut dalam
perkembangannya mengalami penyesuaian dan langkah-langkah kebijakan, yaitu:

1. Periode 2001-2003, rumusan formula perhitungan DAU dalam APBN didasarkan


kepada Pasal 7 UU Nomor 25 Tahun 1999, yaitu ditetapkan sebesar 25% (dua puluh
lima persen dari penerimaan dalam negeri bersih (penerimaan dalam negeri setelah
dikurangi dengan dana bagi hasil dan DAK yang bersumber dari dana reboisasi).
2. Dalam tahun 2004-2005, rumusan formula perhitungan DAU dalam APBN
berdasarkan kesepakatan antara Pemerintah dan DPR, yaitu ditetapkan sebesar 25,5%
(dua puluh lima koma lima persen) dari penerimaan dalam negeri bersih.
3. Periode 2006–2012, rumusan formula perhitungan DAU dalam APBN didasarkan
kepada UU Nomor 33 Tahun 2004, yaitu ditetapkan 26% (dua puluh enam persen) dari
Pendapatan Dalam Negeri (PDN) Neto yang ditetapkan dalam APBN. Berdasarkan
Penjelasan Pasal 27 ayat (1) UU Nomor 33 Tahun 2004, PDN Neto adalah penerimaan
negara yang berasal dari pajak dan bukan pajak setelah dikurangi dengan penerimaan
negara yang dibagihasilkan kepada daerah.
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Pengertian dana alokasi khusus menurut UU No. 33 Tahun 2004 adalah dana yang berasal dari
APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk membantu membiayai kebutuhan khusus,
termasuklah yang berasal dari dana reboisasi. Kebutuhan khusus yang dimaksud yaitu:
1) Kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus alokasi umum,
dan/atau
2) Kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional. Penerimaan negara yang
berasal dari dana reboisasi sebesar 40 persen disediakan kepada daerah penghasil sebagai
DAK

Faktor-faktor Penentu

DAK nasional ditetapkan dalam APBN, sesuai dengan kemampuan APBN. yang kemudian
ditindaklanjuti dengan perhitungan alokasi DAK per daerah. Penghitungan alokasi DAK
dilakukan melalui 2 (dua) tahapan, yaitu:

(a) Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK

(b) Penentuan besaran alokasi DAK masing-masing daerah.

Kriteria umum sebagaimana dirumuskan berdasarkan kemampuan keuangan daerah yang


dicerminkan dari penerimaan umum APBD setelah dikurangi belanja Pegawai Negeri Sipil
Daerah. Kemampuan keuangan daerah dihitung melalui indeks fiskal netto. Daerah yang
memenuhi kriteria umum merupakan daerah dengan indeks fiskal netto tertentu yang ditetapkan
setiap tahun. Kriteria khusus dirumuskan berdasarkan:

(a) Peraturan perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan otonomi khusus; dan

(b) Karakteristik daerah. Kriteria khusus dirumuskan melalui indeks kewilayahan oleh
Menteri Keuangan dengan mempertimbangkan masukan dari Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional dan menteri/pimpinan lembaga terkait.

Sementara itu, kriteria teknis disusun berdasarkan indikator-indikator kegiatan khusus yang akan
didanai dari DAK. Kriteria teknis dirumuskan melalui indeks teknis oleh menteri teknis terkait.
Menteri teknis menyampaikan kriteria teknis kepada Menteri Keuangan.
Perimbangan Keuangan Pusat & Daerah
Hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah ini ditandai dengan adanya dana
perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari pemerintah pusat yang dialokasikan kepada
pemerintah daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalan rangka pelaksanaan desentralisasi,
yang terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil dari
pemerimaan pajak dan SDA.

Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
menagandung pokok-pokok muatan sebagai berikut:

1) Penegasan Prinsip-Prinsip Dasar Perimbangan Keuangan Pemerintah danvPemerintah


Daerah
2) Penambahan jenis Dasar Bagi Hasil (DBH) sektor Pertambangan Panas Bumi, PPh Pasal
25/29 dan PPh Pasal 21
3) Pengelompokan Dana Reboisasi yang semula masuk dalam Komponen DAK menjadi
DBH.
4) Penyempurnaan Prinsip pengalokasian DAU
5) Penyempurnaan Prinsip Pengalokasian DAK
6) Penyempurnaan persyaratan dan mekanisme Pinjaman Daerah, termasuk obligasi Daerah.
7) Pengaturan pengelolaan dan Pertanggung jawaban Keuangan.
8) Penegasan Pengaturan Sistim Informasi Keuangan Daerah (SIKD)
9) Penambahan Pengaturan Hibah dan Dana Darurat
10) Prinsip Akuntabilitas dan responsibilitas Dipertegas denagn pemberiansanksi

Dalam Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 ini diatur tentang perimbangan keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yng berdasarkan atas hubungan fungsi, yaitu
berupa sistem keuangan daerah yang diatur berdasakan pembagian kewenangan, tugas dan
tanggung jawab antar tingkat pemerintahan sesuai dengan pada UU tentang Pemerintahan
Daerah.

Asas desentralisasi yang memberikan wewenang kepada daerah untuk mengurus rumah
tangganya sendiri mengindikasikan adanya dua pihak yang akan saling berhubungan. Dalam UU
No 33 tahun 2004 dirincikan bahwa dana perimbangan keuangan terbagi menjadi yaitu bagian
yaitu:
a) Dana bagi hasil,
b) Dana alokasi umum
c) Dana alokasi khusus.

Adapun tujuan hubungan keuangan pusat dan daerah, meliputi:

1) Pembagian kekuasaan yang rasional antar berbagai tingkatan pemerintahan dalam


memungut dan membelanjakan sumber dana pemerintah, yakni suatu pembagian yang
sesuai dengan pola umum desentralisasi.
2) Bagian yang memadai dari sumber-sumber dana secara keseluruhan untuk membiayai
pelaksanaan fungsi-fungsi, penyediaan pelayanan dan pembangunan yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah.
3) Pembagian yang adil antar daerah atas pengeluaran pemerintah atau sekurang kurangnya
ada perkembangan ke arah itu. Suatu upaya perpajakan (tax effort) dalam memungut
pajak dan distribusi oleh pemda yang sesuai dengan yang adil atas beban keseluruhan
dari pengeluaran pemerintah dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai