Anda di halaman 1dari 18

NATAPRAJA

Jurnal Kajian Ilmu Administrasi Negara


Volume 4 Nomor 1 Tahun 2016 Halaman 31-48

BELANJA PUBLIK (EXPENDITURE ASSIGNMENT)


ANTARA MASALAH DAN EFEKTIVITAS ANGGARAN BELANJA

Neny Ayu Nourmanita1

ABSTRACT
This paper discusses the problems of public budgets, particularly in government
spending. The discussion will be more emphasized on aspects of government and discussed
about the issue of the effectiveness of public spending, especially in the case studies of
Magetan district. This paper used qualitative descriptive method. The collection of data
obtained through secondary data and analysis document. Data were analyzed with
interactive model, through data reduction, data presentation, and conclusion.Discussion of
the results shows that overall government spending and areas in Indonesia can not be said
to be healthy and in accordance with the needs of the community. Their dominance of
indirect expenditure in the form of personnel expenditure sector remains deeply embedded
in the budget. Both on the expenditure and the shopping area, both have similarities in
personnel expenditure dominance were very swollen. Besides government spending and
shopping area cannot provide the impact poverty reduction and improvement of people's
welfare.
Keywords: Public Expenditure, Government Budgets, APBD, APBN.

ABSTRAK
Tulisan ini membahas mengenai permasalahan anggaran publik, khususnya pada
pembelanjaan pemerintah. Pembahasan akan lebih dititik beratkan pada aspek belanja
negara/ belanja pemerintah dan dibahas mengenai permasalahan tentang efektivitas belanja
publik terutama dengan studi kasus di kabupaten Magetan. Tulisan ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Dimana pengumpulan data diperoleh melalui data sekunder
dan telaah dokumen. Data dianalisis dengan model interaktif, melalui reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa secara
keseluruhan belanja negara maupun belanja daerah di Indonesia belum dapat dikatakan
sehat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Adanya dominasi belanja tak langsung
yang berupa sektor belanja pegawai masih sangat melekat di anggaran belanja. Baik pada
belanja negara maupun pada belanja daerah, keduanya memiliki kesamaan dalam dominasi
belanja pegawai yang sangat membengkak. Selain itu belanja negara belum dapat
memberikan dampak pengurangan kemiskinan dan peningkatan kemakmuran rakyat.
Kata kunci: Belanja Publik, Anggaran Pemerintah, APBD.

1 Pascasarjana Manajemen dan Kebijakan Publik, Universitas Gadjah Mada.


email: neny.nourmanita@gmail.com

31
NATAPRAJA Vol. 4 No. 1, Mei 2016

PENDAHULUAN

Tulisan ini mendiskusikan tentang Anggaran dengan fungsi fiskal memiliki


permasalahan mengenai anggaran publik, hubungan yang kuat dengan peningkatan
khususnya pada pembelanjaan kesejahteraan rakyat. Aspek yang ada ini
pemerintah. Anggaran negara merupakan tertuang pada anggaran yang disusun
inti dari sistem keuangan negara. setiap tahunnya melalui Anggaran
Anggaran negara merupakan salah satu Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
alat politik fiskal untuk mempengaruhi maupun Anggaran Pendapatan dan
arah dan percepatan pendapatan nasional. Belanja Daerah (APBD).
Adapun mengenai anggaran yang akan
Dalam pembahasan ini akan lebih
digunakan tergantung pada keadaan
dititik beratkan pada aspek belanja negara/
ekonomi yang dihadapi. Dalam keadaan
belanja pemerintah. Belanja pemerintah
ekonomi yang normal dipergunakan
atau yang dikenal dengan pengeluaran
anggaran negara yang seimbang,
pemerintah, baik di pusat maupun di
kemudian dalam keadaan ekonomi yang
daerah merupakan salah satu faktor
deflasi biasanya dipergunakan anggaran
pendorong pertumbuhan ekonomi negara.
negara yang defisit dan sebaliknya dalam
Belanja publik ini akan digunakan
keadaan ekonomi yang inflasi
pemerintah baik pusat maupun daerah
dipergunakan anggaran negara yang
untuk membiayai segala aktivitas
surplus.
pelayanan dan pembangunan publik bagi
Anggaran negara memiliki tiga kesejahteraan masyarakat. Karena itu,
fungsi utama yang berupa fungsi alokasi, belanja publik yang dikenal sebagai salah
distribusi, dan stabilisasi. Ketiga fungsi ini satu instrumen kebijakan fiskal, dilakukan
harus terpenuhi untuk penyelenggaraan pemerintah di samping pos pendapatan
anggaran publik yang baik. Dalam pemerintah. Semakin besar belanja publik
anggaran publik, kebijakan anggaran yang dikeluarkan maka, yang diharapkan
dapat dilihat dari 3 aspek penting adalah makin meningkatkan kegiatan
anggaran yaitu Pendapatan Negara, perekonomian, baik di pusat maupun di
Belanja Negara dan Pembiayaan daerah (terjadi investasi pada bidang
Anggaran. Keterkaitan antara Pendapatan perekonomian). Di sisi lain, semakin besar
Negara, Belanja Negara dan Pembiayaan pendapatan yang dihasilkan dari pajak

3
Neny Ayu Nourmanita – Belanja Publik (Expenditure

atau penerimaan penerimaan yang dicapai. Pembiayaan keuangan negara


bersumber dari masyarakat, maka akan akan lebih terarah apabila dilakukan
mengakibatkan menurunnya kegiatan perumusan anggaran untuk menentukan
perekonomian. rencana kegiatan dengan sumber
pendapatan yang diperoleh. Anggaran
Namun, selama ini permasalahan
publik ini penting dilakukan, mengingat
mengenai pembelanjaan publik ini masih
dengan anggaran ini, maka akan
menjadi persoalan yang besar di
membantu pemerintah untuk menentukan
Indonesia. Baik belanja publik pemerintah
tingkat kebutuhan masyarakat dalam
pusat melalui Anggaran Pendapatan dan
pengalokasian uang negara.
Belanja Negara (APBN) maupun belanja
pemerintah daerah melalui Anggaran Anggaran digunakan pemerintah
Pendapatan dan Belanja Daerah, keduanya sebagai alat untuk mengarahkan
memiliki persoalan yang krusial. pembangunan sosial-ekonomi, menjamin
Permasalahan yang terjadi meliputi kesinambungan, dan meningkatkan
efisiensi dan efektivitas belanja publik, kualitas hidup masyarakat. Selain itu
korupsi pada anggaran belanja publik, dan anggaran diperlukan karena adanya
dampak belanja publik terhadap kebutuhan dan keinginan masyarakat yang
pengurangan kemiskinan dan peningkatan tak terbatas dan terus berkembang,
kemakmuran rakyat, serta penyerapan sedangkan sumber daya yang ada terbatas.
anggaran dalam belanja publik, menjadi Anggaran diperlukan karena adanya
persoalan yang harus segera diselesaikan masalah keterbatasan sumber daya
oleh Pemerintah. Fokus pembahasan ini (scarcity of resources), pilihan (choice),
hanya akan dibahas mengenai dan trade offs. Anggaran diperlukan untuk
permasalahan tentang efektivitas belanja meyakinkan bahwa pemerintah telah
publik terutama dengan studi kasus di bertanggung jawab terhadap rakyat.
kabupaten Magetan. Dalam hal ini anggaran publik merupakan
instrumen pelaksanaan akuntabilitas
Dalam penyelenggaran kegiatan
publik oleh lembaga-lembaga publik yang
pemerintahan, sangat diperlukan adanya
ada (Mardiasmo, 2005). Dengan
pembiayaan keuangan negara agar dalam
demikian, anggaran publik dapat
pelaksanaan kegiatan berjalan lancar
digunakan sebagai alat ukur atas
sesuai dengan target dan tujuan yang ingin

3
NATAPRAJA Vol. 4 No. 1, Mei 2016

kebijakan pemerintah dalam mengambil (Jamkesmas), dan lain-lain. Kemudian


mensejahterakan rakyatnya. dalam fungsi stabilisasi pemerintah
menjaga stabilitas ekonomi melalui
Dalam melaksanakan fungsi alokasi,
keseimbangan antara uang dan barang
pemerintah menyediakan barang-barang
maupun jasa yang beredar. Hal yang
publik yang ditujukan untuk
dilakukan pemerintah yaitu dalam bentuk
mengalokasikan sumber daya yang ada
melakukan subsidi terhadap beberapa
untuk memenuhi kepentingan bersama.
kebutuhan pokok masyarakat, misalnya
Hal yang dilakukan yaitu dengan
subsidi kebutuhan sembilan bahan pokok
melakukan pendanaan untuk berbagai
(sembako) dan subsidi Bahan Bakar
program dan kegiatan dan investasi,
Minyak (BBM).
seperti belanja untuk penyediaan berbagai
infrastruktur, maupun untuk membiayai Dalam pembentukan anggaran,
berbagai pengeluaran atau belanja barang pemerintah Indonesia melakukan
dan jasa (konsumsi) pemerintah. Dalam perumusan setiap satu tahun sekali dengan
menjalankan fungsi distributif negara mengajukan Anggaran Pendapatan dan
berperan dalam mengatur distribusi Belanja Negara (APBN) dari Presiden
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat untuk disetujui oleh Dewan Perwakilan
yang slah satunya diwujudkan dalam Rakyat (DPR). APBN berisikan daftar
bentuk pajak. Hal yang dilakukan yaitu sistematis dan terperinci yang memuat
dengan pemberdayaan kelompok rencana penerimaan dan pengeluaran
masyarakat yang berpenghasilan rendah, negara dalam satu tahun anggaran. Pola
kurang beruntung atau berkemampuan APBN dan realisasinya adalah untuk
ekonomi terbatas dengan membentuk melaksanakan tugas sehari-hari (rutin)
program-program pemberdayaan maupun dalam rangka pelaksanaan kegiatan
program bantuan. dibidang pemerintahan. APBN
mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan,
Program bantuan misalnya berupa
pengawasan, alokasi, distribusi, dan
Program Nasional Pemberdayaan
stabilisasi. Fungsi otorisasi mengandung
Masyarakat (PNPM), Bantuan
arti bahwa APBN menjadi dasar untuk
Operasional Sekolah (BOS), Gerakan
melaksanakan pendapatan dan belanja
Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA),
pada tahun yang bersangkutan.
Jaminan Kesehatan Masyarakat

3
Neny Ayu Nourmanita – Belanja Publik (Expenditure

Fungsi perencanaan mengandung penerimaan perpajakan, dan penerimaan


arti bahwa APBN menjadi pedoman bagi negara bukan pajak, serta penerimaan
manajemen dalam merencanakan kegiatan hibah. Penerimaan negara baik dari dalam
pada tahun yang bersangkutan. Fungsi negeri ataupun yang berasal dari luar
pengawasan mengandung arti bahwa negeri sangat penting bagi proses
APBN menjadi pedoman untuk menilai keberhasilan proses pembangunan
apakah kegiatan penyelenggaraan nasional, terutama penerimaan pemerintah
pemerintahan sesuai dengan ketentuan dari dalam negeri yaitu berupa
yang telah ditetapkan. Fungsi alokasi penerimaan pajak dan bukan pajak serta
mengandung arti bahwa APBN harus penerimaan migas dan non migas.
diarahkan untuk menciptakan lapangan
Sedangkan belanja negara atau
kerja/mengurangi pengangguran dan
pengeluaran pemerintah berupa Belanja
pemborosan sumber daya, serta
Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal,
meningkatkan efisiensi dan efektivitas
Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial,
perekonomian. Fungsi distribusi
dan Belanja Lain-lain serta tranfer ke
mengandung arti bahwa kebijakan APBN
daerah yang berupa pemberian dana
harus memperhatikan rasa keadilan dan
alokasi umum maupun dana alokasi
kepatutan. Fungsi stabilisasi mengandung
khusus pada daerah. Belanja negara
arti bahwa APBN menjadi alat untuk
dipergunakan untuk keperluan
memelihara dan mengupayakan
penyelenggaraan tugas pemerintahan
keseimbangan fundamental perekonomian
pusat dan pelaksanaan perimbangan
negara.
keuangan antara pemerintah pusat dan
Semua penerimaan yang menjadi daerah.
hak dan pengeluaran yang menjadi
Otonomi daerah yang berlaku di
kewajiban negara dalam tahun anggaran
Indonesia dengan dikeluarkannya Nomor
yang bersangkutan harus dimasukkan
32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah
dalam APBN. Dalam APBN berisikan
dan berlaku hingga saat ini dimaksudkan
rincian penerimaan negara dan rincian
untuk memberikan sebagian kewenangan
pengeluaran pemerintah yang berupa
pemerintah pusat kepada daerah untuk
belanja negara, serta pembiayaan
mengatur dan mengurus rumah tangganya
pemerintah. Penerimaan negara meliputi
sendiri. Pemberian otonomi daerah ini
penerimaan dalam negeri yaitu berupa

3
NATAPRAJA Vol. 4 No. 1, Mei 2016

juga diikuti oleh pemberian kewenangan Sama halnya dengan APBN,


dalam hal keuangan atau otomoney. Hal didalam struktur APBD terdiri dari tiga
ini menyebabkan pemerintah daerah aspek, yaitu pendapatan daerah, belanja
dituntut untuk memaksimalkan potensi daerah dan pembiayaan. Penerimaan yang
sumber daya keuangan yang dimiliki dimiliki daerah terdiri atas pendapatan
daerah untuk mendukung daerah dan pembiayaan. Pendapatan
penyelenggaraan pemerintahan. Daerah, daerah sendiri terdiri dari Pendapatan Asli
seperti halnya pemerintah Pusat harus Daerah (PAD); Dana Perimbangan; dan
membuat rancangan anggaran keuangan Lain-lain Pendapatan. Aspek belanja
untuk memetakan penerimaan daerah serta daerah terdiri dari belanja pegawai,
kebutuhan belanja daerah dalam belanja barang/ jasa, dan belanja modal.
penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Sedangkan komponen pembiayaan terdiri
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atas Sisa lebih perhitungan anggaran TA
merupakan rencana keuangan tahunan sebelumnya (SiLPA), pencairan dana
pemerintah daerah yang dibahas dan cadangan, hasil penjualan kekayaan
disetujui bersama oleh pemerintah daerah daerah yang dipisahkan, penerimaan
dan DPRD serta ditetapkan dengan pinjaman daerah, penerimaan kembali
Peraturan Daerah (UU No. 32 Tahun pemberian pinjaman, penerimaan piutang
2004). daerah.

Selain merupakan rencana keuangan


tahunan pemerintah daerah, APBD juga
METODE
merupakan instrumen dalam rangka
Tulisan ini menggunakan
mewujudkan pelayanan dan peningkatan
pendekatan kualitatif. Dimana
kesejahteraan masyarakat untuk
pengumpulan data diperoleh melalui data
tercapainya tujuan bernegara. Lingkup
sekunder dengan telaah dokumen. Data
anggaran menjadi relevan dan penting di
dianalisis dengan model interaktif, melalui
lingkungan pemerintah daerah. Hal ini
reduksi data, penyajian data, dan
terkait dengan dampak anggaran terhadap
penarikan kesimpulan. Kajian yang ada
kinerja pemerintah, sehubungan dengan
didukung dengan beberapa data empiris
fungsi pemerintah dalam memberikan
dan dielaborasikan untuk dapat
pelayanan kepada masyarakat.
menggambarkan efektifitas belanja publik.

3
Neny Ayu Nourmanita – Belanja Publik (Expenditure

HASIL DAN PEMBAHASAN modal. Terlebih pada tahun 2013,


Kondisi Belanja negara Indonesia: kenaikan yang cukup besar terjadi pada
Permasalahan yang di hadapi setiap anggaran belanja pemerintah. Tiap
Dalam pelaksanaan penganggaran tahunnya anggaran belanja modal
publik di Indonesia selama ini telah pemerintah pusat meskipun mengalami
berjalan secara terbuka dengan kenaikan besaran anggaran, namun masih
menggunakan prinsip anggaran berbasis belum lebih besar dari anggaran belanja
kinerja. Prinsip penganggaran ini pegawai. Permasalahan lain terkait dengan
dilakukan dengan mengaitkan setiap biaya belanja negara yaitu pelum maksimalnya
yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan penyerapan anggaran pemerintah. Selama
dengan manfaat yang dihasilkan. Namun, ini penyerapan anggaran pemerintah tidak
meski telah menerapkan prinsip ini, pada sesuai dengan target dan jadwal
kenyataannya anggaran yang ada selama pemerintah dalam pengalokasian
ini masih belum menyentuh kebutuhan anggaran. Penyerapan anggaran hingga 7
masyarakat. Kebutuhan tersebut baik Juni 2013 baru mencapai Rp 541,9 triliun
berupa kebutuhan mendasar bagi atau 32,2% dari pagu yang ditetapkan
masyarakat seperti pendidikan, kesehatan, dalam APBN tahun 2013 sebesar Rp
layanan sosial serta peningkatan 1.683 triliun. Realisasi serapan anggaran
kesejahteraan masyarakat secara merata. ini lebih rendah dibandingkan periode
APBN yang selama ini dibentuk oleh yang sama pada tahun lalu, yakni 34,1%.
pemerintah belum berpihak pada Penyerapan belanja yang hanya 32,2% itu
kebutuhan masyarakat. Hal ini dibuktikan juga jauh di bawah target pemerintah,
dengan masih tingginya belanja yakni 40%.
pemerintah dalam pembiayaan belanja tak
Pada dua tahun terakhir, realisasi
langsung berupa belanja pegawai
belanja modal dalam APBN terbilang
dibandingkan dengan pembiayaan dalam
rendah. Realisasi belanja modal pada
aspek barang/ jasa bahkan pada aspek
tahun 2013 bahkan jauh lebih rendah di
belanja modal.
bandingkan tahun sebelumnya. Bila per 7
Setiap tahun anggaran publik masih Juni 2012 realisasi belanja modal sudah
terbebani dengan anggaran belanja mencapai 16,4% maka per 7 Juni 2013
pegawai yang cukup besar melebihi belanja modal baru terserap 14,4% (Rp
anggaran yang digunakan untuk belanja 26,55 triliun), sekedar kilas balik,

3
NATAPRAJA Vol. 4 No. 1, Mei 2016

anggaran 2009 hanya terserap 91,8 persen, daerahnya. Permasalahan tersebut antara
lalu menjadi 90,9 % pada 2010. Dua tahun lain disebabkan daya dukung infrastruktur
berikutnya, penyerapan anggaran berkisar untuk menopang perkembangan kegiatan
pada 87 %. Penyerapan anggaran yang ekonomi belum tersedia secara memadai
tidak optimal 100% baik pada tingkat di seluruh wilayah secara merata.
pusat maupun daerah menjadikan Pentingnya peran infrastruktur yang
penumpukan anggaran pada akhir tahun memadai dalam pencapaian sasaran
dan tidak terpakainya anggaran (idle pembangunan dapat terlihat dalam
cash). Hal ini menyebabkan terjadinya beberapa hal sebagai berikut. Infrastuktur,
penggunaan anggaran yang sia-sia yang khususnya jaringan transportasi antar
justru digunakan oleh pemerintah dalam daerah, akan meningkatkan keterkaitan
pengadaan program-program yang tak dan keterhubungan antar daerah di
terencana untuk menghabiskan anggaran Indonesia. Hal ini diharapkan mampu
yang terlanjur dibuat. Selain itu dapat menciptakan peluang dan kesempatan
diketahui pada simpanan yang dimiliki yang lebih besar bagi pengembangan
daerah pada bank-bank daerah maupun kegiatan ekonomi masyarakat serta
umum karena sisa anggaran yang tidak aktivitas produksi.
terpakai.
Peningkatan aktivitas ekonomi dan
Selama ini permasalahan yang produksi akan menciptakan kesempatan
banyak dikeluhkan masyarakat dan perlu dan peluang kerja, peningkatan
untuk mendapatkan perhatian pada saat ini pendapatan, perbaikan taraf hidup dan
adalah terkait ketersediaan infrastruktur peningkatan kesejahteraan masyarakat.
untuk mendorong kegiatan dan Infrastruktur yang mendukung perbaikan
pemerataan hasil-hasil pembangunan. Hal komunikasi dan transportasi antar wilayah
ini merupakan tantangan tersendiri bagi di Indonesia akan menciptakan peluang
upaya pemerintah untuk mewujudkan pasar yang lebih besar bagi dunia usaha.
pembangunan yang merata. Di samping itu, ketersediaan infrastruktur
Pemerataan masih dirasakan yang merata akan lebih memberikan
kegiatan pertumbuhan yang masih jaminan yang lebih baik bagi penyebaran
terpusat di daerah tertentu, sementara hasil-hasil pembangunan ke seluruh
daerah lain masih belum mampu wilayah dan masyarakat, khususnya bagi
mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat di wilayah-wilayah terluar dan

3
Neny Ayu Nourmanita – Belanja Publik (Expenditure

terpencil. Pemerataan hasil pembangunan tidak sehat karena terjadi pemborosan


dan distribusi yang lebih merata akan yang luar biasa besar.
memberikan dampak positif bagi upaya
Anggaran belanja negara saat ini
pengendalian inflasi di berbagai wilayah
juga sangat tidak sesuai dengan apa yang
negara, yang juga merupakan faktor
dibutuhkan masyarakat. Belanja negara
penting bagi upaya menjaga tingkat
yang masih didominasi oleh belanja tak
pendapatan riil masyarakat.
langsung dari pada belanja langsung pada
Dari kondisi belanja negara yang aspek belanja pegawai dan kecilnya sektor
masih mengalami permasalahan tersebut belanja modal dan belanja barang/jasa
maka dapat diketahui bagaimana kondisi menjadikan belanja negara tidak memilki
belanja negara saat ini. Kondisi belanja keberpihakan kepada masyarakat. Salah
negara saat ini jauh untuk bisa dikatakan satu peningkatan kemakmuran masyarakat
sehat. Hal ini selain dikarenakan hanya dapat didorong oleh anggaran
banyaknya persoalan terkait dengan publik, dimana belanja modal (capital
belanja negara, juga dipengaruhi oleh spending) terus ditambah dan dikelola
masih didominasinya belanja negara saat dengan baik. Namun, struktur APBN saat
ini dalam aspek belanja tak langsung yang ini menunjukkan bahwa belanja modal
berupa belanja pegawai. sangat sulit ditingkatkan. Salah satunya
dibebani oleh belanja tak langsung yang
Belanja negara Indonesia banyak
berupa belanja pegawai yang tinggi.
digunakan untuk membiayai gaji para
Pegawai Negeri Sipil (PNS). Padahal Belanja negara yang sesuai dengan
kinerja banyak dari PNS tersebut yang kebutuhan masyarakat adalah belanja
kurang maksimal atau bahkan cenderung negara yang lebih memprioritaskan pada
mengecewakan. Para PNS yang di aspek belanja modal. Dimana belanja
gadang-gadang sebagai abdi masyarakat modal ini dapat dipergunakan oleh negara
pada kenyataannya justru banyak yang untuk membangun infrastruktur bagi
tidak produktif dan tidak benar-benar masyarakat. Infrastruktur dapat berupa
bekerja seperti tugas yang seharusnya. bangunan sekolah, jembatan, jalan raya,
Ketidaksesuaian antara anggaran belanja sistem irigasi, jaringan, dan sebagainya
pegawai yang dianggarkan dengan kinerja yang dapat dimanfaatkan masyarakat
PNS ini membuat belanja negara menjadi untuk pemerataan hasil pembangunan.

3
NATAPRAJA Vol. 4 No. 1, Mei 2016

Infrastruktur yang memadai juga dapat akan efektif apabila ditingkatkan besaran
mendorong peningkatan ekonomi di anggaran untuk peningkatan kemakmuran
daerah-daerah, mendekatkan komunikasi publik.
dan transportasi antar wilayah di
Indonesia yang berupa kepulauan. Kondisi Belanja Daerah: Studi Kasus di
Kabupaten Magetan
Cara terbaik untuk meningkatkan
Sama halnya dengan belanja negara,
kesejahteraan masyarakat atau hal yang
secara umum kondisi belanja daerah juga
seharusnya dilakukan pemerintah dengan
mengalami permasalahan. Permasalahan
kondisi belanja negara saat ini yaitu
yang dihadapi dalam belanja daerah
dengan membuat kebijakan anggaran yang
adalah masih dominannya belanja tidak
tepat yaitu dengan membuat kebijakan
langsung dibandingkan belanja langsung
anggaran yang pro rakyat. Maksudnya
dalam komposisi belanja daerah.
disini adalah dengan menyeimbangkan
Akibatnya, belanja langsung yang
pendapatan (baik negara/ daerah) dengan
digunakan untuk meningkatkan kuantitas
kebutuhan yang diperlukan. Misalnya
dan kualitas pemenuhan hak layanan dasar
apabila difokuskan pada hal belanja
dalam pelayanan publik bagi masyarakat
negara/ daerah maka perlu untuk
belum optimal.
melakukan menekan anggaran belanja
pegawai. Memang tidak mungkin untuk Selain itu masalah yang menyangkut
mengurangi gaji pegawai yang selama ini anggaran di daerah yaitu korupsi yang
jumlahnya terus membengkak, namun terjadi di tingkat daerah dalam
dapat dilakukan dengan menekan penggunaan anggaran belanja. Dana
pengeluaran dalam pemberian honorarium APBD banyak digunakan untuk politik
maupun biaya perjalanan dinas bagi uang bagi para pejabat, biaya prosedural
pegawai. politik dan dana lain-lain. Selain itu
Disamping itu, dengan lebih bentuk korupsi yang dilakukan di daerah
meningkatkan belanja modal pemerintah yaitu berupa banyaknya kepala daerah
agar pembangunan infrastruktur bagi yang menggunakan dana APBD untuk
masyarakat terus meningkat. Hal ini kepentingan pribadi dan kelompoknya
karena belanja modal pemerintah yang maupun bersama pihak swasta yang
berupa pembelian aset nilainya jangka menjadi rekanan bisnis atau proyek
panjang dan lebih dari 12 bulan sehingga penyelewengan anggaran.

4
Neny Ayu Nourmanita – Belanja Publik (Expenditure

Dari permasalahan yang ada di Berdasarkan profil APBD


daerah, menjadikan pertanyaan yang perlu Kabupaten Magetan tahun 2014 yang
untuk dijawab, mengenai bagaimana menunjukkan pendapatan yang diperoleh
efektivitas belanja daerah melalui APBD sebesar Rp. 1.340.179.611.736,00.
yang ada? apakah sesuai dengan Sedangkan besaran jumlah belanja
kebutuhan daerah yang bersangkutan seluruhnya sebesar
dalam pembangunan yang diharapkan Rp.1.403.496.525.571,00 yang terdiri dari
pada daerah yang bersangkutan?. Untuk belanja tidak langsung sebesar
menjawab pertanyaan mengenai Rp.905.060.206.071,00 dan belanja
efektivitas APBD melalui rincian tiga langsung sebesar Rp.498.436.319.500,00.
komponen dalam anggaran belanja Hal ini menunjukkan APBD tersebut
langsung, yaitu belanja pegawai, belanja diketahui mengalami defisit anggaran
modal, dan belanja barang/jasa perlu sebesar Rp.63.316.913.835,00. Data
dilakukan analisis terhadap suatu daerah. ringkasan APBD Kabupaten Magetan
Untuk itu akan dilakukan studi kasus sebagai berikut:
dengan melakukan analis pada APBD
Kabupaten Magetan.

4
NATAPRAJA Vol. 4 No. 1, Mei 2016

Data tersebut sebelumnya dapat masih relatif rendah. Hal ini berarti
dilakukan analisis efektivitas APBD pada efektivitas penggunaan anggaran untuk
Kabupaten Magetan yaitu bahwa APBD meningkatkan kesejahteraan masyarakat
tersebut belum dapat dikatakan efektif. di kabupaten Magetan juga masih relatif
Hal ini dilihat dari alokasi belanja tidak kecil dan menghambat pertumbuhan
langsung berupa gaji pegawai masih ekonomi daerah. Kemudian apabila
sangat tinggi daripada alokasi pada dilihat dari besarnya anggaran belanja
belanja langsungnya. Padahal belanja barang/jasa, anggaran sebesar Rp.
langsung berupa honorarium pegawai, 254.562.992.866,00 menunjukkan bahwa
belanja barang/ jasa dan belanja modal pemkab masih cenderung konsumtif
lebih penting dan dibutuhkan masyarakat dalam pengadaan barang dan jasa.
untuk digunakan dalam kegiatan-kegiatan
Penyerapan anggaran daerah
ekonomi untuk mendorong pertumbuhan
banyak dialokasikan untuk pengadaan
ekonomi daerah.
barang/jasa. Seharusnya pengadaan
Efektivitas anggaran daerah dapat barang dan jasa ini dilakukan dengan
diketahui dengan seberapa besar melakukan evaluasi dan pengkajian
pemerintah daerah mengalokasikan terhadap barang-barang inventaris yang
besaran nilai belanja untuk kepentingan tersedia baik dari sisi kondisi maupun
publik yang dapat digunakan secara umur ekonomisnya sehingga pengadaan
optimal untuk kegiatan ekonomi demi barang inventaris dapat dilakukan secara
kesejahteraan masyarakat. Dalam selektif sesuai kebutuhan masing-masing
permendagri dalam pedoman penyusunan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
APBD juga telah dijelaskan bahwa dalam
Namun, apabila dilihat rincian
penyusunan APBD harus ditekankan
anggaran belanja barang/ jasa ini ternyata
pada keberpihakan pada kepentingan
masih didominasi belanja barang/ jasa
masyarakat (publik) yang berupa belanja
bagi kepentingan pegawai pemkab
langsung daripada kepentingan aparatur
sendiri. Belanja kepentingan barang
(belanja tidak langsung).
pegawai ini berupa penggunaan fasilitas
Belanja modal kabupaten Magetan bagi pegawai berupa pemeliharaan
yang hanya sebesar 222.683.607.134,00 kendaraan dinas, biaya bensin, maupun
menunjukkan bahwa pengeluaran daerah asuransi kesehatan bagi PNS. Hal ini

4
Neny Ayu Nourmanita – Belanja Publik (Expenditure

tentu saja tidak berpengaruh dalam Belanja modal yang besaran


peningkatan kesejahteraan masyarakat. anggarannya hanya sebesar
Sehingga efektivitas anggaran belanja 222.683.607.134,00 akan menjadikan
barang/jasa masih terlampau besar yang kurangnya infrastruktur yang ada di
dianggarkan dan belum cukup efektif kabupaten Magetan. Kondisi ini akan
untuk meningkatkan kesejahteraan mempersulit akses masyarakat untuk
publik. memperoleh hak-hak pelayanan dasar
yang seharusnya mereka miliki. Hak
Dari analisis efektivitas anggaran
pelayanan dasar tersebut berupa layanan
diatas maka dapat diketahui bahwa
kesehatan, pendidikan, dan pelayanan
anggaran yang demikian tersebut
sosial.
cenderung tidak sehat dan kurang efektif
karena belanja pemkab masih sangat Maupun dalam layanan
terbebani oleh belanja pegawai dan admisnistrasi yang berupa perijinan, akta
mengesampingkan belanja modal untuk maupun lisensi yang kewenangannya
peningkatan kesejahteraan publik. diatur dan dikeluarkan oleh kabupaten
Sehingga kesejahteraan masyarakat di yang bersangkutan. Selain melakukan
kabupaten Magetan masih sulit untuk analisis mengenai efektivitas belaja
ditingkatkan apabila anggaran daerah daerah Kabupaten Magetan melalui
masih dibebani belanja pegawai yang APBD yang dimiliki, maka dapat pula
besaran anggarannya cenderung besar. dilihat kesesuaian kebutuhan kabupaten
dengan alokasi dana pada masing-masing
Seharusnya dilakukan peningkatan
dinas yang ada, data disajikan dalam
belanja modal dengan mengurangi
Tabel 2.
belanja pegawai yang berupa tunjangan
Dari data tersebut menunjukkan
dan belanja baran/jasa yang hanya untuk
bahwa dalam pengalokasian besaran
fasilitas pegawai pada besaran belanja
belanja pemerintah daerah sesuai dengan
tidak langsung tersebut. Dengan
urusan pemerintahan, alokasi pada dinas
meningkatkan belanja modal maka
yang mengurusi tentang pelayanan dasar
infrastruktur kabupaten dapat
mendapat porsi yang sesuai. Dimana
ditingkatkan dan investasi daerah dapat
porsi yang sesuai ini artinya mendapatkan
meningkat untuk kesejahteraan
porsi yang relatif cukup besar
masyarakat.
dibandingkan dengan dinas pengelola

4
NATAPRAJA Vol. 4 No. 1, Mei 2016

Tabel 2. Ringkasan Jumlah Belanja Kabupaten Magetan


Kab. Magetan
URUSAN PEMERINTAH DAERAH
Jumlah Belanja
Urusan Wajib 1.311.794.432.556
Pendidikan 653.018.707.863
Kesehatan 161.417.360.818
Pekerjaan Umum 138.500.487.192
Perumahan 8.450.000.000
Penataan Ruang 950.000.000
Perencanaan Pembangunan 6.349.444.200
Perhubungan 15.932.379.975
Lingkungan Hidup 15.715.095.850
Kependudukan dan Pencatatan Sipil 5.082.193.850
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
370.000.000
Anak
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 10.718.220.609
Sosial 6.375.452.000
Ketenagakerjaan 500.816.000
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 3.516.319.000
Penanaman Modal 1.590.000.000
Kebudayaan 1.963.000.000
Pemuda dan Olahraga 8.223.323.750
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 17.226.618.200
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat 239.378.837.724
Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Ketahanan Pangan 6.145.475.575
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 6.593.741.600
Statistik 175.000.000
Kearsipan 345.000.000
Komunikasi dan Informatika 1.491.974.950
Perpustakaan 1.764.983.400
Urusan Pilihan 91.702.093.015
Pertanian 47.786.425.891
Kehutanan 8.065.971.450
Energi dan Sumber Daya Mineral 160.000.000
Pariwisata 8.329.200.770
Kelautan dan Perikanan 3.451.223.400
Perdagangan 3.996.999.000
Industri 19.421.772.504
Ketransmigrasian 490.500.000
Jumlah Belanja 1.403.496.525.571
Sumber: Kabupaten Magelang (2015)
pelayanan yang bukan merupakan anggaran belanja sebesar
pelayanan dasar bagi masyarakat. Pada Rp.653.018.707.863,00 urusan pelayanan
dinas yang memberikan pelayanan dasar dasar kedua berupa kesehatan mendapat
seperti pendidikan mendapatkan jumlah jatah alokasi anggaran belanja sebesar

4
Neny Ayu Nourmanita – Belanja Publik (Expenditure

Rp.161.417.360.818,00 dan urusan kepantingan dasar masyarakat, justru


pekerjaan umum yang mengurus dalam pelayanan dalam perijinan, lisensi,
hal infrastruktur jalan jembatan ataupun pembuatan akta pada dinas
mendapatkan alokasi belanja sebesar Rp. kependudukan misalnya yang langsung
138.500.487.192,00 ketiga urusan ini berhubungan dengan kebutuhan
merupakan urusan pelayanan dasar yang masyarakat.
sangat dibutuhkan masyarakat telah
Besarnya anggaran tersebut
mendapatkan porsi yang cukup sesuai
sebaiknya dilakukan perombakan dan
dengan apa yang di emban oleh dinas
dialokasikan pada sektor yang lain.
terkait.
Karena apabila tidak, maka akan
Namun, yang menjadi poin menimbulkan korupsi yang mau tidak
penting yang perlu dicermati adalah pada mau akan terjadi karena besaranya
sektor pelayanan dasar seperti anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan
kependudukan dan pencatatan sipil, dinas dan kenyataannya dilapangan yang
sosial, keluarga berencana, perumahan, dibutuhkan masyarakat dalam hal
ketahanan pangan dan bahkan ketenaga pelayanan. Anggaran belanja yang tidak
kerjaan justru proporsi jumlah anggaran wajar ini sebaiknya dialokasikan pada
belanja yang diterima cenderung lebih beberapa urusan pilihan yang ada.
kecil atau bahkan sangat kecil Apabila dicermati, urusan pilihan yang
dibandingkan dengan sektor urusan ada pada kabupaten magetan
kesatuan bangsa dan politik dalam negeri menunjukkan potensi yang ada di
serta urusan otonomi daerah, kabupaten ini yaitu pada sektor pertanian.
pemerintahan umum, administrasi Kemudian pendukungnya yaitu pada
keuangan daerah, perangkat daerah sektor industri. Potensi kabupaten
kepegawaian dan persandian. Dua urusan magetan yang berada pada sektor
terakhir tersebut mendapat proporsi pertanian sudah seharusnya mendapatkan
belanja yang sangat besar dan bahkan perhatian yang besar untuk meningkatkan
cenderung tidak wajar sebesar perekonomian dan kesejahteraan
Rp.17.226.618.200,00 dan masyarakat di Magetan.
Rp.239.378.837.724,00. Padahal kedua
Hal yang perlu diperhatikan disini
urusan tersebut tidak banyak
yaitu apabila sektor pertanian menjadi
bersinggungan langsung dengan

4
NATAPRAJA Vol. 4 No. 1, Mei 2016

sektor yang utama di Kabupaten Magetan dan barang/jasa. Juga diakibatkan dari
maka tentu saja sektor pangan juga harus belum sesuainya anggaran yang
dikedepankan untuk mendapatkan ditetapkan dalam pengalokasian anggaran
anggaran belanja yang besar. Namun, belanja sesuai dengan potensi dan
apabila dilihat pada urusan wajib, kebutuhan yang diperlukan oleh
anggaran belanja daerah pada urusan masyarakat di Kabupaten Magetan.
ketahanan pangan mendapatkan proporsi
anggaran belanja yang kecil, yaitu hanya
sebesar Rp.6.145.475.575,00. Seharusnya SIMPULAN
anggaran untuk ketahanan pangan juga Secara keseluruhan belanja negara
saling terkait dengan sektor pertanian, maupun belanja daerah di Indonesia
karena usaha melakukan ketahanan belum dapat dikatakan sehat dan sesuai
pangan di kabupaten magetan harus dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini
ditingkatkan. Jika sektor pertanian tinggi disebabkan masih banyaknya persoalan
namun dari sektor dinas yang mengurusi yang masih belum mampu diatasi oleh
atau berwenang dalam hal ketahan pemerintah. Adanya dominasi belanja tak
pangan tidak melakukan upaya langsung yang berupa sektor belanja
dikarenakan kurangnya anggaran belanja pegawai masih sangat melekat di
pada dinas terkait, maka hal tersebut anggaran belanja kita. Baik pada belanja
tentu akan percuma. negara maupun pada belanja daerah,
keduanya memiliki kesamaan dalam
Maka, untuk menjawab
dominasi belanja pegawai yang sangat
pertanyaan “Apakah prioritas belanja di
membengkak. Persoalan lain yaitu belum
daerah sudah sesuai dengan kebutuhan
terserapnya anggaran belanja pemerintah
pembangunan di daerah yang
pusat maupun daerah dengan baik sesuai
bersangkutan?” jika dicermati sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini
dengan studi kasus pada daerah di
menyebabkan terjadinya kelebihan
kabupaten magetan tersebut jawabannya
anggaran yang tak jarang menimbulkan
adalah belum sesuai. Hal ini dikarenakan
korupsi di berbagai lini pemerintah, baik
di kabupaten magetan, proporsi belanja
kementerian, lembaga, badan usaha,
daerah selain masih didominasi oleh
hingga pada pemerintah daerah dari
belanja tak langsung pada sektor belanja
kepala daerah, birokrat publik, maupun
pegawai dan rendahnya belanja modal

4
Neny Ayu Nourmanita – Belanja Publik (Expenditure

kepala dinas. Kebocoran anggaran ini tak sangat diperlukan. Pemerintah daerah
hanya dari sektor belanja saja melainkan maupun pusat wajib memberikan
menyeluruh pula pada sektor pendapatan keterbukaan akan anggaran yang telah
yang diperoleh pemerintah pusat maupun dibuat dan besaran belanja yang
daerah. digunakan. Perlu dibuat laporan
Selain itu belanja negara dan pertanggungjawaban yang seluruh
belanja daerah belum dapat memberikan aktivitas pembelanjaan masyarakat dapat
dampak pengurangan kemiskinan dan mengetahui untuk ikut mengawasi
peningkatan kemakmuran rakyat. Hal ini jalannya pembiayaan belanja yang
karena kurangnya belanja modal yang dilakukan pemerintah. Partisipasi
dimiliki daerah untuk membangun masyarakat dalam pengawasan kinerja
infrastruktur untuk menghubungkan pemerintah dalam pembelanjaan
wilayah antar pulau di Indonesia, untuk anggaran perlu ditingkatkan. Jangan
memeratakan hasil pembangunan, sampai masyarakat baru ikut
mendorong peningkatan ekonomi berpartisipasi ketika anggaran belanja
masyarakat, menarik investor untuk yang digunakan pemerintah ditemukan
melakukan investasi pada daerah di telah terjadi penyelewengan anggaran.
Indonesia. Perlu dilakukan pembuatan Masyarakat perlu untuk terus memantau
anggaran belanja modal yang semakin apa yang dilakukan pemerintah dalam
tajam pada sektor ini. Belanja modal belanja publik.
yang tajam dapat digunakan untuk Peningkatan kapasitas dan
pelayanan dasar bagi masyarakat, dalam kapabilitas pemerintah dalam SKPD juga
hal pendidikan, kesehatan, pelayanan perlu ditingkatkan untuk melayani
sosial, dan infrastruktur. Dengan begitu masyarakat dalam pelayanan publik.
infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat Pengetahuan akan kebutuhan dasar
akan terpenuhi sehingga ekonomi akan masyarakat dalam pelayanan publik perlu
meningkat. Pemerintah daerah juga perlu untuk ditingkatkan oleh pemerintah.
melakukan peningkatan daya serap Dengan begitu, SKPD akan mengetahui
anggaran yang semakin besar untuk anggaran belanja yang perlu untuk
kepentingan pelayanan publik. ditingkatkan maupun diperbesar agar
Dalam hal ini transparansi dan pelayanan publik bagi masyarakat
keterbukaan pemerintah dalam anggaran terpenuhi. Dan pada akhirnya, yang

4
NATAPRAJA Vol. 4 No. 1, Mei 2016

terpenting adalah memperbaiki komposisi Perda APBD Tahun Anggaran 2014


APBN maupun APBD dengan lebih Kabupaten Magetan.pdf
menekankan pada kebijakan yang http://www.djpk.kemenkeu.go.id diakses
mendukung keberpihakan kepada tanggal 13 Juli 2014 pukul 9.56
masyarakat. Yaitu dengan membuat http://www.bps.go.id diakses tanggal 9
anggaran sesuai dengan kebutuhan, Juli 2014 pukul 11.16
potensi, dan lingkungan (Sumber Daya
Alam dan Sumber Daya ekonomi) serta
daya dukung infrastruktur yang ada pada
suatu wilayah tertentu. Jangan sampai
terjadi ketimpangan antara apa yang
menjadi kebutuhan pembangunan daerah
dengan anggaran belanja yang dibuat
oleh pemerintah, karena hal ini akan
menjadi bumerang yang tentu akan
merugikan masyarakat atas kebijakan
yang tidak pro pada kepentingan rakyat.

DAFTAR PUSTAKA
Kabupaten Magetan. 2013. Deskripsi
analisis APBD.
http://setkab.go.id/kawal-
apbn/penyerapananggarandanpert
umbuhanekonomi/html. diakses
pada 25 mei pukul 08.05
Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor
Publik. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Kementerian Keuangan RI. 2014. Nota
keuangan.

Anda mungkin juga menyukai