Anda di halaman 1dari 4

NAMA : KADEK ANDIKA WIRA PRAYOGA

KELAS : A3

NPP/NO.ABSEN : 30.1055/13

DOSEN PENGAMPU : Dr. Petrus Polyando, S.STP., M.Si

MATA KULIAH : MANAJEMEN PEMERINTAHAN DAERAH

PERTANYAAN

1. Mengapa penting pengelolaan keuangan daerah? Jelaskan secara konseptual berdasarkan


informasi yang saudara ketahui.
2. Apa Pengertian pengelolaan keuangan daerah?
3. Apa saja fungsi anggaran?
4. Apa tujuan Pengelolaan keuangan Daerah?
5. Bagaimana pengelolaan keuangan daerah saat ini, apakah sudah memenuhi asas dan
menjangkau kebutuhan masyarakat?

JAWABAN

1. Pengelolaan keuangan daerah menjadi penting karena menurut Prasetyo Budi (1994,
76) pengelolaan keuangan daerah bertujuan dalam membiayai berbagai kegiatan
program pembangunan dalam rangka pemerataan dan laju pertumbuhan daerah yang
seimbang dan sesuai dengan kemampuan keuangan daerahnya. J. Wayong dengan
mengutip pendapat dari D’Audiffiert menyatakan pentingnya pengelolaan keuangan
daerah sebagai berikut:
a. Bahwa pengelolaan keuangan mempunyai pengaruh yang begitu besar pada hari
kemudian pendudukan suatu sedaerah, sehingga kebijaksanaan yang ditetapkan pada
saat melakukan kegiatan itu dapat menyebabkan kemakmuran atau kelemahan,
kejayaan atau kejatuhan penduduk itu.
b. Bahwa kepandaian mengendalikan daerah tidak akan memberi hasil yang memuaskan
dan abadi tanpa cara pengendalian yang baik, terlebih tanpa kemampuan melihat
kemuka dengan penuh kebijaksanaan yang harus diarahkan pada melindungi dan
memperbesar harta daerah dengan mana semua kepentingan masyarakat daerah
sangat berhubungan.
c. Bahwa anggaran adalah alat utama pada pengendalian keuangan daerah, sehingga
rencana anggaran yang diperhadapkan pada DPRD haruslah tepat dalam bentuk dan
susunannya dengan memuat rancangan yang dibuat berdasarkan keahlian dengan
pandangan kemuka yang bijaksana

Mengenai pentingnya posisi keuangan daerah S. Pamudji menyatakan: “Pemerintah


daerah yang tidak dapat melaksanakan fungsinya secara efektif dan efisien tanpa biaya
yang cukup memberikan pelayanan pembangunan dan keuangan inilah yang merupakan
salah satu kriteria untuk mengetahui secara nyata kemampuan dalam mengurus rumah
tangganya sendiri.

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
pasal 1 ayat 2 menjelaskan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan
yang meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan Keuangan Daerah.
3. Fungsi anggaran antara lain sebagai berikut
a. Anggaran sebagai alat perencanaan
Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan
organisasi. Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang
akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil
yang diperoleh dan belanja pemerintah tersebut.
b. Anggaran sebagai alat pengendalian
Anggaran merupakan suatu alat yang esensial untuk menghubungkan antara
proses perencanaan dan proses pengendalian. Sebagai alat pengendalian, anggaran
memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintahagar
pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa
anggaran, pemerintah tidak dapat mengendalikan pemborosan-pemborosan
pengeluaran. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa presiden, menteri,
gubernur, bupati, dan manajer publik lainnya dapat dikendalikan melalui anggaran.
Anggaran sektor publik dapat digunakan untuk mengendalikan (membatasi
kekuasaan) eksekutif.
c. Anggaran sebagai alat kebijakan fiscal
Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan
ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik tersebut
dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah sehingga dapat dilakukan prediksi-
prediksi dan estimasi ekonomi. Anggaran dapat digunakan untuk mendorong,
memfasilitasi dan mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat
mempercepat pertumbuhan ekonomi.
d. Anggaran sebagai alat politik
Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan
keuangan terhadap prioritas tersebut. Pada sektor publik, anggaran merupakan
political toolsebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas
penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu. Oleh karena itu, pembuatan
anggaran publik membutuhkan political will, coalition building, keahlian
berorganisasi, dan pemahaman prinsip manajemen keuangan publik oleh para
manajer publik.
e. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi
Setiap unit kerja pemerintahan terlibat dalam proses penyusunan anggaran.
Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan.
Anggaran publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya
inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi. Disamping itu,
anggaran publik juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam
lingkungan eksekutif. Anggaran harus dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi
untuk dilaksanakan.
f. Anggaran adalah alat penilaian kinerja
Anggaran merupakan wujud komitmen dan budget holder (eksekutif) kepada
pemberi wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan berapa
yang berhasil ia capai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran
merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian.
g. Anggaran sebagai alat motivasi
Anggaran sebagai instrumen untuk memotivasi masyarakat manajemen agar
bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Agar dapat memotivasi, anggaran hendaknya
bersifat challenging but attainable atau demanding but achieveable. Maksudnya
adalah target anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi,
namun juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai.
h. Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik
Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan DPR/DPRD.
Masyarakat, LSM, Perguruan tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus
terlibat dalam proses penganggaran publik. Kelompok masyarakat yang terorganisir
akan mencoba mempengaruhi anggaran pemerintah untuk kepentingan mereka.
Kelompok lain dari masyarakat yang kurang terorganisasi akan mempercayakan
aspirasinya melalui proses politik yang ada. Pengangguran, tuna wisma dan kelompok
lain yang tak teroganisasi dengan mudah dan tidak berdaya mengikuti tindakan
pemerintah. Jika tidak ada alat untuk menyampaikan suara mereka, maka mereka
akan mengambil tindakan dengan jalan lain seperti dengan tindakan massa,
melakukan boikot, vandalisme dan sebagainya.
4. Pengelolaan keuangan daerah memiliki tujuan sebagai berikut
a. Tanggung jawab (accountability)
Pemerintah daerah harus mempertanggungjawabkan keuangannya
kepada lembaga atau orang yang berkepentingan yang sah. Lembaga atau
orang itu termaksud pemerintah pusat, DPRD, dan masyarakat umum. Adapun
unsur-unsur penting dalam tanggung jawab mencakup keabsahan yaitu tata cara
yang efektif untuk menjaga kekayaan keuangan dan barang serta mencegah
terjadinya penghamburan dan penyelewengan dan memastikan semua
pendapatannya yang sah dan benar-benar terpungut jelas sumbernya dan tepat
penggunaanya.
b. Mampu memenuhi kewajiban keuangan
Pengelolaan keuangan daerah harus ditata dan dikelola dengan baik dan
sedemikian rupa sehingga mampu melunasi semua kewajiban atau ikatan keuangan
baik jangka pendek, jangka panjang maupun pinjaman jangka panjang yang
telah ditentukan oleh APBD tiap-tiap daerah
c. Kejujuran
Hal-hal yang menyangkut pengelolaan keuangan dearah pada prinsipnya
harus diserakan kepada pegawai yang memiliki integritas dan betul-betul jujur ,dapat
dipercayasehingga pengelolaan keuangan daerah dapat bermanfaat bagi masyratkat
d. Hasil guna (effectiveness) dan daya guna (efficiency)
Merupakan tata cara mengurus keuangan daerah harus sedemikian rupa sehingga
memungkinkan program dapat direncanakan dan dilaksanakan sehingga memiliki
hasil yang berguna bagi masyarakat sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan
masyarakat untuk mencapai tujuan pemerintah daerah, pengelolaan keuangan
daerah ini sedapat mungkin dilakukan dengan biaya yang serendah-rendahnya
dan dalam waktu yang secepat-cepatnya.
e. Pengendalian
Para aparat pengelolah keuangan daerah, DPRD selaku pengawasan
legislatif, petugas pengawasan intern yang dalam hal ini Inspektorat Provinsi
Kabupaten/kota dan petugas pengawasan ekstern yang dalam hal ini
dilakukan olehBadan Pemeriksa Keuangan (BPK) harus melakukan
pengendalian dan pengawasan agar semua tujuanpengelolaan keuangan daerah
tersebut dapat tercapai.
5. Pengelolaan keuangan daerah saat ini menurut artikel dari Kompas.id yakni pengelolaan
keuangan daerah dinilai belum tepat sasaran. Sejauh ini, Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah lebih banyak digunakan untuk keperluan internal daerah, bukan ditujukan
untuk belanja yang terkait langsung dengan rakyat. Sebagian besar anggaran digunakan
untuk keperluan internal daerah, seperti gaji pegawai, serta belanja barang dan jasa
sementara belanja-belanja yang terkait langsung dengan rakyat sering dikesampingkan.
Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan, rata-rata alokasi belanja pegawai dalam
APBD mencapai 36 persen, belanja perjalanan dinas 13,4 persen, dan belanja jasa kantor
17,5 persen. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar belanja APBD habis
untuk urusan internal perangkat daerah. Hal ini menunjukkan pengelolaan keuangan
daerah lebih ditujukan untuk kebutuhan internal serta tidak terpenuhinya asas manfaat
untuk masyarakat dalam pengelolaan keuangan daerah

Anda mungkin juga menyukai