Menurut Richard A.Musgrave fungsi dan tujuan kebijakan anggaran belanja pemerintah
dibedakan atas 3, yaitu:
Dari fungsi-fungsi pemerintahan diatas yang masih perlu mendapat perhatian lebih yaitu
fungsi alokasi. Karena masih banyak kebutuhan publik yang pengalokasiannya belum
tepat. Yaitu banyaknya rencana pembangunan yang saat ini saya rasa belum
diperlukan. Karena negara ini baru mulai pulih dari masa pandemi, masih banyak
masyarakat yang sebelumnya terdampak seperti PHK besar-besaran yang masih
belum mendapat pekerjaan, semestinya itu yang menjadi fokus pemerintah juga untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dan juga untuk menghindari tindakan kriminal
yang mungkin terjadi karena himpitan ekonomi.
Menurut saya, kurang setuju dengan adanya anggaran defisit, dimana belanja negara
lebih besar dari pendapatan negara. Hal ini menjadikan negara berhutang untuk
menutupi biaya belanja. Dan juga berdampak pada harga-harga dipasaran, dan
menyebabkan inflasi. Selain itu juga berdampak pada melemahnya nilai tukar mata
uang rupiah, penurunan tingkat investasi asing, dan lain sebagainya.
Bagaimana upaya pemerintah Indonesia saat ini untuk menutup defisit anggaran?
Menurut anda, apakah upaya pemerintah dalam menutup deficit tersebut berbeda
dengan upaya pemerintah pada masa orde baru ?
Hal ini jelas berbeda dengan masa orde baru, dimana untuk mengatasi defisit dengan
menerapkan APBN berimbang dan dinamis dengan menerbitkan keuangan negara
serta mencari dana untuk membiayai pembangunan. Gangguan utama perekonomian
Indonesia pada pertengahan 1966 adalah hiperinflasi yang mencapai 650 persen.
Penyebabnya adalah defisit APBN yang besar dibiayai dengan cara pencetakan uang.
Sumber:
https://pustaka.ut.ac.id/reader/index.php?subfolder=ADPU4333-3/&doc=M2.pdf