Anda di halaman 1dari 2

NIM : 1201194327

Nama : Vanya Amabella Marsha Paramitha


Kelas : TI-43-11
Topik : Peran Pemerintah terhadap Perekonomian dan Defisit Spending Terhadap
Pengaruhnya Pendapatan Nasional dan Inflasi

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerintah dapat diartikan dengan sebuah organisasi yang bekerja dengan tugas
menjalankan suatu sistem pemerintahan dan wewenang, kekuasaan yang mengatur
kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pemerintah merupakan sebuah organisasi yang memiliki tugas
dan fungsi untuk mengelola sistem pemerintahan dan menetapkan kebijakan untuk
mencapai tujuan negara.

Pemerintah melakukan program diantaranya adalah pengeluaran anggaran biaya.


Namun jika berlebihan akan mengakibatkan defisit spending yang didefinisikan sebagai
selisih antara penerimaan negara dan pengeluarannya yang cenderung negatif, artinya
bahwa pengeluaran negara lebih besar dari penerimaannya. Bahasa ini lebih dikenal
dengan kekurangan anggaran biaya pemerintah.

Pemerintah juga berperan sebagai fungsi alokasi sumber daya, salah satunya
memajukan keadilan dengan menggunakan pajak dan program-program pengeluarannya
dan mendistribusikan kembali pendapatan kepada kelompok-kelompok khusus antara
lain pajak, subsidi, tunjangan, transfer pemerintah. Selain itu, pemerintah juga berperan
sebagai fungsi distribusi yang dapat membantu perkembangan stabilitas dan
pertumbuhan makroekonomi dalam mengurangi pengangguran dan iflasi stabil untuk
mendorong pertumbuhan melalui kebijakan fiskal dan moneter.

1.2 Fakta dan Fenomena


Tidak heran ada pemerintah yang belum sesuai dengan apa yang ingin dicapai untuk
tujuan tersebut. Salah satu contohnya ialah jika pemerintah salah mengambil langkah
terlalu mengeluarkan banyak pengeluaran atau anggaran biaya, maka akan terjadi defisit
dan berdampak pada inflasi.

Adapun dampak defisit terhadap pengangguran yang berarti penuruan tingkat


kesempatan kerja, sedangkan kesempatan kerja tergantung pada besarnya investasi
yang dilakukan baik oleh negara maupun masyarakat. Hal ini berjalan sehubungan
dengan naiknya tingkat bunga akibat dari anggaran negara yang defisit yang berjalan
seiring dengan penurunan gairah untuk berinvestasi, yang berarti banyak proyek-proyek
maupun perluasan proyek yang sudah ada tidak dapat dibangun sehingga berdampak
pada pemecatan tenaga kerja atau kurangnya tenaga kerja baru.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal dapat didefinisikan sebagai langkah-langkah pemerintah untuk
menstabilkan kondisi perekonomian suatu negara dengan cara membuat perubahan-
perubahan pada besarnya pengeluaran pemerintah / government expenditure atau
perubahan pada besarnya tingkat pemungutan pajak.
Tujuan utama kebijakan fiskal dalam ekonomi negara maju terutama untuk
menstabilkan jalannya roda perekonomian, sedangkan untuk negara berkembang adalah
untuk ikut mendorong pembangunan ekonomi yang stabil.
2.2 Inflasi
Pengeluaran negara yang melebihi penerimaannya berarti anggaran negara itu
ekspansif, artinya ada kecenderungan terhadap kenaikan harga-harga umum (inflasi).
Dengan inflasi mengakibatkan pengurangan penerimaan riil di satu pihak, tetapi justru
menambah pengeluaran di lain pihak, dan semuanya itu akan memperburuk posisi defisit
anggaran negara. Defisit anggaran dalam APBN 2001 direncanakan sebesar 3,7% dari PDB
atau sekitar Rp. 52 trilyun. Tetapi dalam perjalanannya defisit tersebut membengkak karena
pengeluaran-pengeluaran negara yang tidak diperkirakan sebelumnya, antara lain
pembayaran pinjaman luar negeri dan dampak-dampak lainnya.
2.3 Pajak
Salah satu upaya dalam perbaikan atau membiayai defisit negara adalah
meningkatkan penerimaan pajak. Pajak merupakan salah satu alat penstabil otomatik yang
utama. Adapun beberapa jenisnya yaitu pajak proporsional (pajak yang presentasi
pemungutannya sama besarnya dengan tingkatan pendapatan) dan pajak regresif
(presentasi pemungutannya bertambah besar apabila tingkat pendapatan meningkat).
2.4 Kritik dan Saran
Dengan adanya permasalahan diatas, pemerintah bisa melakukan upaya dari sisi
pengeluaran, yaitu mengurangi subsidi kepada konsumen, penghematan pada setiap
pengeluaran baik pengeluaran rutin maupun pembangunan, menseleksi sebgain
pengeluaran pembangunan sesuai prioritasnya, dan mengurangi pengeluaran program-
program yang tidak produktif dan tidak efisien agar terhindar dari inflasi.

BAB 3
KESIMPULAN
1. Dengan anggaran berimbang, apabila penerimaan melebihi pengeluarannya, maka
harus dipacu dengan tingkat pengeluaran untuk menyeimbangkan anggaran
tersebut. Percepatan itu akan menjurus pada pengeluaran-pengeluaran yang tidak
produktif dan dapat memicu KKN.
2. Defisit anggaran negara nampaknya pemecahannya mudah, yaitu dengan
menambah penerimaan dan/atau mengurangi pengeluaran. Sulitnya penambahan
penerimaan (pajak) mana yang dinaikkan, atau wilayah pengeluaran mana yang
diturunkan.

REFERENSI
https://pemerintah.net/arti-pemerintah/
https://www.bappenas.go.id/files/9013/4986/1928/kunarjo2__20091015125127__2354__0.p
df
http://eprints.ums.ac.id/71576/13/NASKAH%20PUBLIKASSI-B300.pdf

Anda mungkin juga menyukai