Anda di halaman 1dari 4

1.

Beberapa Landasan Ekonomi Publik


Menurut Reksohadiprodjo, (2001: 1) Ekonomika Publik (Public Economics) yang pada
waktu lalu dikenal sebagai Keuangan Negara (Public Finance) adalah ilmu yang
membicarakan peranan pemerintah dalam perekonomian serta dampak kebijaksanaan
pemerintah bidang fiskal terhadap perekonomian, jadi ekonomika publik merupakan cabang
ilmu ekonomi yang membicarakan tentang kegiatan atau tindakan pemerintah serta cara
alternatif pemerintah membiayai pengeluarannya.
Masalah kunci perekonomian adalah masalah mikro (distribusi produksi, alokasi konsumsi)
dan masalah makro (pengangguran, inflasi, kapasitas produksi, pertumbuhan). Sistem
Perekonomian berkaitan dengan siapa (pemerintah atau bukan) atau bagaimana keputusan
ekonomi diambil (melalui perencanaan terpusat atau mekanisme harga). Pandangan-
pandangan tentang peran pemerintah dalam perekonomian semakin konvergen (cenderung
mendekat satu terhadap yang lain), yakni secara umum swasta harus mengambil peran utama
dalam pasar. Namun bila terjadi kegagalan pasar dan pemerintah berpotensi dapat
memperbaiki kegagalan tersebut, maka pemerintah memperbaiki kegagalan tersebut
sepanjang diyakini bahwa memang mampu.

2. Beberapa Faktor Kegagalan Pemerintah


a. Penanganan masalah ekonomi tidak rasional, lebih bersifat politis dan tidak ada kontrol.
b. Tidak adanya ukuran yang obyektif di dalam menilai sesuatu usaha atau hasil orang.
c. Arus barang mundur akibat kurangnya produksi dalam negeri.

3. Pengertian dan Ciri Barang Publik disertai dengan contoh mendasar


Barang publik adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh individu tertentu tidak akan
mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut. Selanjutnya, barang publik sempurna
didefinisikan sebagai barang yang harus disediakan dalam jumlah dan kualitas yang sama
terhadap seluruh anggota masyarakat.
Ciri utama barang publik adalah Tidak ada saingan (nonrivalrous) dan Tidak dapat
dikecualikan (nonexcludable).
Contoh barang public yaitu lampu jalan. Baik pengendara maupun penduduk setempat
mendapat manfaat dari lampu jalan. Penghuni mungkin dikenakan biaya untuk membeli dan
menyediakan lampu ini. Begitu juga dengan pengendara mobil atau motor yang melewati jalan
tersebut dapat menikmatinya tanpa membayar iuran.
4. Teori Pengeluaran Pemerintah ditinjau Aspek Makro
Dalam teori ekonomi makro, menurut Boediono (dalam Azwar 2016: 150) pengeluaran
pemerintah terdiri dari tiga pos utama yang dapat digolongkan menjadi:
a. Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa;
b. Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawai;
c. Pengeluaran pemerintah untuk transfer payment. Transfer payment bukan pembelian
barang atau jasa oleh pemerintah di pasar barang melainkan mencatat pembayaran atau
pemberian langsung kepada warganya yang meliputi misalnya pembayaran subsidi atau
bantuan langsung kepada berbagai golongan masyarakat, pembayaran pensiun,
pembayaran bunga untuk pinjaman pemerintah kepada masyarakat. Secara ekonomis
transfer payment mempunyai status dan pengaruh yang sama dengan pos gaji pegawai
meskipun secara administrasi keduanya berbeda.

5. Fungsi APBN ditinjau Apek Fiskal dan Aspek Manajemen


Kebijakan Fiskal merupakan tindakan yang diambil oleh Pemerintah dalam bidang
perpajakan dan anggaran belanja negara dengan tujuan untuk mempengaruhi pengeluaran
agregat ekonomi. Kebijakan fiskal dapat berupa kebijakan fiskal ekspansif dan kebijakan
fiskal kontraktif. Kebijakan fiskal ekspansif adalah kebijakan fiskal yang bertujuan
meningkatkan output perekonomian. Sebaliknya, kebijakan fiskal kontraktif bertujuan
mengurangi output perekonomian. Oleh karena itu, kebijakan fiskal juga merupakan
instrumen stabilisasi pemerintah. APBN sebagai instrumen utama kebijakan fiskal
memainkan peranan penting mendorong pencapaian target-target pembangunan yang telah
ditetapkan. Peranan tersebut sejalan dengan salah satu fungsi APBN sebagai alat menjaga
stabilitas dan akselerasi kinerja ekonomi. Untuk itu, kebijakan fiskal senantiasa diarahkan
untuk tercapainya pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, pengentasan
kemiskinan, namun dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
Sedangkan dalam aspek manajemen yaitu:
a. Anggaran sebagai Alat Perencanaan
Dengan adanya anggaran, organisasi tahu apa yang harus dilakukan dan ke arah mana
kebijakan yang dibuat.
b. Anggaran sebagai Alat Pengendalian 
Dengan adanya anggaran organisasi dapat menghindari adanya pengeluaran yang terlalu
besar (overspending) atau adanya penggunaan dana yang tidak semestinya
(misspending).
c. Anggaran sebagai Alat Kebijakan 
Melalui anggaran organisasi dapat menentukan arah atas kebijakan tertentu. 
d. Anggaran sebagai Alat Politik Dalam organisasi
Melalui anggaran dapat dilihat komitmen pengelola dalam melaksanakan program-
program yang telah dijanjikan.
e. Anggaran sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi 
Melalui dokumen anggaran yang komprehensif sebuah bagian atau unit kerja atau
departemen yang merupakan suborganisasi dapat mengetahui apa yang harus dilakukan
dan juga apa yang akan dilakukan oleh bagian atau unit kerja lainnya.
f. Anggaran sebagai Alat Penilaian Kinerja 
Anggaran adalah suatu ukuran yang bisa menjadi patokan apakah suatu bagian atau unit
kerja telah memenuhi target baik berupa terlaksananya aktivitas maupun terpenuhinya
efisiensi biaya.
g. Anggaran sebagai Alat Motivasi Anggaran dapat digunakan sebagai alat komunikasi
dengan menjadikan nilainilai nominal yang tercantum sebagai target pencapaian.

6. Pelaksanaan dan Realisasi APBN


Kita tentunya berharap APBN sebagai “uang kita” dapat dimanfaatkan secara efektif agar
fungsi ekonomi yang dimiliki APBN yakni fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi
stabilisasi berkonstribusi positif dalam menjadikan Indonesia yang lebih maju. Pelaksanaan
dana APBN ini sangat vital dan penting sekali, terlebih menjadi instansi yang
bertanggungjawab dalam pengeluran anggaran. Maka dari itu diharapkan Pejabat
Perbendaharaan Negara pada Satker dapat melaksanakan anggaran negara secara lebih tertib,
efisien, efektif, transparan dan akuntabel serta dapat terhindar dari masalah hukum maupun
terhindar dari temuan-temuan yang bersifat admnistratif.
Seperti yang telah dilakukan misalnya Pembinaan Pelaksanaan APBN Oleh Biro Keuangan
BUA MARI Di PA Sumenep. Tujuan Kunjungan Mahkamah Agung Tersebut adalah untuk
pembinaan dalam rangka tertib administrasi pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) dilingkungan BUA MARI. Selain itu pada kesempatan tersebut juga
diadakan tanya jawab dan cek data penyusunan laporan pertanggungjawaban tunjangan
kinerja dari pihak tim Biro Keuangan kepada Bendahara Pengeluaran, Bendahara
Penerimaan, Penandatangan SPM dan Sekretaris selaku Kuasa Pengguna Anggaran / Pejabat
Pembuat Komitmen. Hasil dari pembinaan, untuk pengelolaan angggaran, penatausahaan,
pembukuan dan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran sudah baik dan penilaian secara
keseluruhan 80%, sumber: pa-sumenep.go.id
Selanjutnya kita berharap APBN tetap menjadi stimulus penggerak roda perekonomian
nasional untuk terus tumbuh di saat berbagai tekanan akibat ketidakpastian geopolitik
internasional.

Anda mungkin juga menyukai