Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laut merupakan bagian tidak terpisahkan dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Karena laut merupakan perekat persatuan dari ribuan kepulauan nusantara yang terbentang
dari ujung Sumatera sampai ke Irian. Dua pertiga dari luas wilayah Indonesia terdiri dari laut
sehingga laut mempunyai arti dan fungsi strategis bagi bangsa dan negara Indonesia. Laut
juga memberikan kehidupan secara langsung maupun tidak langsung bagi jutaan rakyat
Indonesia.

Selama ini laut belum bisa dikelola dan dimanfaatkan secara optimal oleh daerah. Hal ini
disebabkan karena terbatasnya kewenangan daerah untuk melakukan pengelolaan wilayah
laut. Berbagai kewenangan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan
wilayah laut selama ini berada di tangan pusat.

Diberlakukannya Undang-undang No.22/1999 tentang Pemerintahan Daerah merupakan


titik awal dilaksanakannya konsep otonomi daerah di Indonesia. Kini UU ini direvisi menjadi
UU No. 32/2004, yang salah satunya mengatur penentuan dan penegasan batas wilayah di
laut. Untuk mendukung ini, Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan Peraturan Nomor 1
Tahun 2006 (selanjutnya disebut Permendagri) tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah.
UU No 32/2004 Pasal 18 ayat (4) menyebutkan bahwa kewenangan untuk mengelola
sumber daya di wilayah laut pada provinsi paling jauh 12 mil laut diukur dari garis dasar ke
arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan dan sepertiganya untuk wilayah
kewenangan laut kabupaten/kota.

Dengan kebijakan Otonomi Daerah tersebut Daerah Provinsi serta Daerah Kabupaten dan
Kota mempunyai kewenangan yang sangat luas untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakatnya dalam wilayah laut yang telah ditetapkan. Dengan kewenangan tersebut,
daerah berkewajiban dan bertanggung jawab untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakatnya melalui pengelolaan dan pemanfaatan wilayah laut tersebut.

Karena pentingnya masalah tersebut di atas, maka dibutuhkan kejelasan dalam hal
penetapan dan penegasan batas daerah agar pembagian daerah wewenang menjadi lebih
jelas sehingga kewenangan masing masing daerah dapat dilaksanakan dengan
semaksimal mungkin.

1.2 Deskripsi Daerah Penelitian


Kabupaten Selayar merupakan salah satu Kabupaten diantara 24 Kabupaten/Kota di Propinsi
Sulawesi Selatan yang letaknya di ujung selatan dan memanjang dari utara ke selatan.
Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822)

Daerah ini memiliki kekhususan, yakni satu-satunya Kabupaten di Sulawesi Selatan yang
seluruh wilayahnya terpisah dari daratan Sulawesi Selatan dan lebih dari itu wilayah
Kabupaten Selayar terdiri dari gugusan beberapa pulau sehingga merupakan suatu wilayah
kepulauan.

Gugusan pulau-pulau yang berjumlah 123 buah baik pulau-pulau besar maupun pulau-pulau
kecil yang membentang dari Utara ke Selatan. Secara geografis, Kabupaten Selayar berada
pada koordinat 5° 42' - 7 ° 35' Lintang Selatan dan 120 ° 15' - 122 ° 30' Bujur Timur yang
berbatasan dengan :

- Sebelah Utara dengan Kabupaten Bulukumba dan Teluk Bone

- Sebelah Timur dengan Laut Flores (Propinsi NTT)

- Sebelah Selatan dengan Propinsi NTT

- Sebelah Barat dengan Laut Flores dan Selat Makassar

Berdasarkan letak, Selayar merupakan kepulauan yang terletak diantara jalur alternatif
perdagangan internasional, yang menjadikan Selayar secara geografis sangat strategis
sebagai pusat perdagangan atau pengumpul dan distribusi baik secara nasional untuk
melayani Kawasan Timur Indonesia maupun pada skala internasional melayani negara-
negara di kawasan Asia. Selayar juga disebut kabupaten maritim, karena budaya dan mata
pencaharian penduduknya tidak lepas dari kelautan.

Kemudian sejalan dengan adanya dinamika dan aspirasi yang berkembang di masyarakat
Kabupaten Selayar yang menginginkan adanya perubahan nama Kabupaten Selayar menjadi
Kabupaten Maritim Selayar, yang dilandasi pemikiran bahwa Kabupaten Selayar yang
wilayahnya mencakup beberapa pulau besar dan pulau kecil yang berada di perairan Laut
Flores, perlu didorong untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya laut secara optimal
baik kepada pemerintahan daerah maupun kepada masyarakat setempat.

Berkaitan dengan hal tersebut, sesuai dengan Surat Bupati Kabupaten Selayar Nomor
135.8/17/I/08/Pemerintahan tanggal 22 Januari 2008 perihal Permohonan Persetujuan
Perubahan Nama Kabupaten Selayar Menjadi Kabupaten Kepulauan Selayar maka Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Selayar sepakat untuk mengubah nama melalui
Keputusan Nomor 05 Tahun 2008 tentang Persetujuan DPRD Kabupaten Selayar Terhadap
Perubahan Nama Kabupaten Selayar Menjadi Kabupaten Kepulauan Selayar.

Berdasarkan Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, perubahan nama daerah yang tidak mengakibatkan penghapusan suatu daerah,
ditetapkan dengan peraturan pemerintah, maka lahirlah Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 59 Tahun 2008 Tentang Perubahan Nama Kabupaten Selayar Menjadi
Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan.

Anda mungkin juga menyukai